3 Juni 2017

Bagi Allah Tidak Ada Yang Mustahil

Bagi Allah Tidak Ada Yang Mustahil

"Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!.."
(Yesaya 54 : 1a) 
Jika kita membaca serta meneliti apa yang tertulis dalam Yesaya 54, khususnya pada ayat pertama, maka kita akan menemukan suatu kalimat yang berbunyi : “Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! . . .” Dalam hal ini, bukan saja berbicara tentang mereka yang tidak mempunyai anak karena mandul, tetapi ada pesan penting yang disampaikan kepada bangsa Israel ketika berada dalam pembuangan di Babel. Menggunakan kata mandul disini tentunya punya alasan yang kuat, karena arti daripada kata mandul dalam adat istiadat Israel yaitu orang yang paling terkutuk atau termasuk manusia yang sungguh-sungguh ditinggalkan oleh Tuhan. Jadi orang yang mandul itu sangat mustahil untuk mempunyai anak, karena sudah tertutup kesempatannya untuk mempunyai anak. Tetapi dalam ayat pertama Tuhan ingin menyatakan bahwa Tuhan mampu membuat jalan diluar dugaan manusia. Itulah yang ingin disampaikan ditengah-tengah masyarakat Israel yang ada di Babel, karena mereka merasa bahwa tidak ada tanda-tanda maupun kekuatan untuk keluar dari Babel.
Apabila Tuhan sudah menyatakan bahwa Ia mampu membuat jalan diluar dugaan manusia, maka pernyataan inilah yang harus menjadi suatu landasan kepercayaan umat Allah. Salah satu contoh orang yang mandul adalah Sarah. Ketika Sarah usianya sudah lanjut, ada seorang hamba Allah yang berkata bahwa ia akan mempunyai seorang anak. Tetapi Sarah justru menertawakan akan hal itu, karena hal ini adalah sesuatu yang mustahil. Jika m anusia menganggap bahwa hal itu mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Oleh sebab itu, apabila firman Allah disampaikan seperti yang dilakukan oleh Yesaya terhadap bangsa Israel maka perlu adanya suatu sikap yaitu sikap iman. Kekristenan bukanlah sebuah agama yang hanya berbicara sekedar moral atau etika, tetapi berbicara tentang kebenaran. Selama seseorang hidup dalam kebenaran, maka segala sesuatu yang dilakukan pasti berhasil karena Allah turut bekerja di dalamnya. Memang, sementara kita menghadapi kenyataan terasa sangat berat, namun kebenaran itu akan memerdekakan kita. Percayalah ! bersama Tuhan tidak ada yang mustahil. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

26 Mei 2017

Menjadi Rumah Doa

Menjadi Rumah Doa

“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu" 
I Korintus 3:16-17 
Apabila kita membaca Injil Matius 21:12-17, maka kita menemukan kisah yang tidak asing bagi kita. Tetapi mari kita me-review kembali bagaimana Allah mengajarkan kita untuk menghormati bait Allah. Tuhan Yesus telah bertindak tegas terhadap orang-orang yang menggunakan bait Allah sebagai tempat berjual beli atau transaksi lainnya. Dia tidak mau kompromi terhadap orang-orang yang menyalahgunakan bait Allah. TindakanNya yang menunjukkan cintaNya terhadap umatNya. Sebenarnya orang-orang yang berjual beli di dalam Bait Allah itu tahu bahwa rumah Tuhan atau bait Allah hanya digunakan untuk beribadah dan bukan untuk hal-hal yang lain, sebab rumah Tuhan adalah kudus. Tetapi, oleh karena mereka mendapat keuntungan dari apa yang mereka lakukan, maka mereka tidak mengindahkan lagi mengenai hal kekudusan. Selain itu para imam-imam tidak melarang mereka yang sedang berjualan di bait Allah, tetapi justru mereka mendukung, sebab para imam-imam juga mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang berjualan di bait Allah. Dalam keempat Injil kisah ini ditulis, terutama dalam Injil Yohanes 2:13, telah diceritakan secara detail. Kisah ini tidak hanya terjadi di jaman Tuhan Yesus, karena hingga saat ini keadaan semacam ini masih berlangsung.
Bait Allah tidak berbicara soal bangunan atau gedung, tetapi bait Allah berbicara mengenai kehidupan kita. Karena dalam I Korintus 3:16-17 dikatakan : “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Didalam ayat ini sudah jelas, bahwa apabila kita membinasakan bait Allah maka Allah akan membinasakan kita. Dalam pengertian bahwa hidup ini tidak hanya mengejar sesuatu yang lahiriah saja, sebab sesuatu yang lahiriah hanya bersifat sementara, tetapi hal-hal yang rohanilah yang akan membawa kita dalam kekekalan. Oleh karena itu janganlah kita kecewa saat Allah memperingatkan kepada kita dengan berbagai macam cambukan; sebab ketika Allah mencambuk kita, sebenarnya Ia menyatakan kasih sayangNya kepada kita; karena Allah tidak mau melihat kita binasa. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

14 Mei 2017

Lakukanlah Pekerjaan Yang Besar!

Lakukanlah Pekerjaan Yang Besar!

”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”  1 Korintus 15:58
Setiap orang percaya mempunyai peluang untuk melakukan pekerjaan Allah yang besar, guna kelangsungan pelebaran kerajaan Allah di muka bumi ini. Untuk dapat mewujudkannya tidak dapat diperoleh secara otomatis melainkan melalui perjuangan yang besar pula. Dan tentunya kita diperhadapkan dengan berbagai rintangan, namun hal itu semua jangan sampai menyurutkan semangat kita dalam melayani Tuhan, seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Korintus, ”. . . banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” 
Rasul Paulus bisa tetap teguh dalam menghadapi tantangan yang besar, karena ia hanya memandang upah sorgawi yang akan dia terima. Hal ini menunjuk kepada suratnya yang disampaikan kepada jemaat di Roma, ”Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18). Untuk itu kita harus belajar melalui kehidupan rasul Paulus dalam melayani Tuhan, meskipun banyak rintangan dan goncangan yang begitu hebat namun tetap optimis bahwa apa yang telah diperjuangkan pasti memperoleh kemenangan yang gilang gemilang. 
Memang, sementara kita berjuang terhadap apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita tidak sedikit meneteskan air mata, tetapi semuanya diperhitungkan oleh Allah. Karena segala jerih payah kita tidak sia-sia dalam melayani Tuhan, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 15:58,”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Bahkan apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1 Korintus 2:9). Oleh sebab itu, jangan sia-siakan peluang yang diberikan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang besar bersama Tuhan, sebab upah dari Tuhan telah menanti kita, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 Mei 2017

Teruslah Berjuang!

Teruslah Berjuang!

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Kisah Para Rasul 4:12,
Sebagai ahli waris kerajaan Allah, tentunya kita juga akan memerintah bersama-sama dengan Kristus. Untuk memenuhi target tersebut maka diperlukan sebuah standar yang sangat tinggi yaitu, “ hidup serupa dan segambar dengan Kristus”. Hal ini memang mustahil, tetapi bersama Tuhan tidak ada yang mustahil selama kita berada di bawah pimpinan Tuhan. Jadi jelas bahwa keselamatan dalam standar ini hanya ada di dalam Kristus, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 4:12, Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”
Perlu kita ingat bahwa yang diajak memerintah oleh Tuhan Yesus adalah mereka yang mau percaya dan menderita bersama-sama dengan Dia sejak di bumi ini. Sebab firmanNya berkata : ”Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Roma 8:17). Yang dimaksud menderita bersama Kristus, yaitu ketika kita menjalani hidup ini sesuai dengan kebenaran Allah maka kita akan banyak mengalami penderitaan, karena tidak sejalan dengan sistem dunia yang sedang berlangsung. Bahkan dunia membenci kita walaupun tanpa ada pelanggaran, tetapi jangan lupa apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu” (Yohanes 15:18).
Untuk itu kita harus berbahagia, dengan alasan kita adalah anak-anak Allah yang dipilih oleh Allah. Selanjutnya, sungguh beralasan jika sebuah kemuliaan hanya pantas diberikan kepada orang-orang yang tidak menyayangkan nyawanya, maksudnya mempertaruhkan seluruh kehidupannya termasuk keinginan jiwanya; dan hal inipun merupakan sebuah penderitaan, tetapi penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita nanti (Roma 8:18). Oleh sebab itu teruslah berjuang untuk mencapai standar yang sudah Allah tentukan bagi anak-anakNya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

3 Mei 2017

Tetaplah Berjaga Dan Berdoa

Tetaplah Berjaga Dan Berdoa

 “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”  (Lukas 21:34-36)
Dalam ayat bacaan di atas telah memberikan nasehat yang cukup serius, sebab keadaan dunia tidak semakin baik. Dimana situasi jaman telah menggiring seseorang untuk jauh dari kasih karunia Allah. Sehingga yang menjadi sentral kehidupan manusia termasuk orang-orang percaya bukanlah Tuhan lagi, melainkan dunia; termasuk yang ada di dalamnya, diantaranya : keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, padahal semuanya itu bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia yang berada dalam kekuasan si jahat. Untuk itu nasehat untukberjaga-jaga dan berdoatelah disampaikan agar setiap orang percaya tidak jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan dan perlilaku kita tidak seperti yang dilakukan oleh dunia, tetapi sesuai dengan kehendak Allah yang tertuang dalam firmanNya.
Selain itu kita harus mengembangkan hubungan kita dengan Allah secara intensif agar terbangun hubungan yang intim. Karena tanpa berdoa, maka kita akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan kita datangnya hanya dari Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa di depan kita banyak terdapat berbagai macam pencobaan dan masalah; baik ekonomi, keamanan, politik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kita diminta untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa agar Roh Kudus senantiasa memimpin kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak demikian kita akan mudah jatuh dalam berbagai pencobaan karena iblis begitu cerdik untuk memperdaya umat manusia. Dan perlu kita ketahui bahwa kejatuhan kita kadang-kadang bukan dari banyaknya persoalan atau masalah, tetapi justru saat kita sedang diberkati; karena kita mulai merasa aman dalam usaha, pekerjaan, keluarga kita atau karir kita, padahal itu merupakan kelengahan kita. Tetapi apabila kita senantiasa berdoa, yang berarti membangun hubungan yang erat dengan Tuhan, maka Roh Kuduslah yang menjadi jaminan atas hidup kita supaya tetap selamat. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Hidup Dipimpin Roh Allah

Hidup Dipimpin Roh Allah

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Matius 5:48
Surat rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Roma telah mengingatkan bahwa kita telah dimerdekakan oleh Kristus melalui pengorbananNya di atas kayu salib, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang merdeka atau terlepas dari cengkraman kuasa dosa. Walaupun demikian, bukan berarti secara otomatis kita tidak dapat dikuasai lagi oleh iblis dan dosa. Sebab kemerdekaan yang sudah Tuhan berikan kepada kita harus dipertanggungjawabkan dengan jalan hidup menurut pimpinan Roh Allah yang akan membawa kita hidup dalam kesempurnaan, seperti yang tertulis dalam Matius 5:48, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Memang secara manusia hal ini adalah mustahil, tetapi selama kita mau hidup dipimpin Roh Allah, maka apa yang mustahil bagi manusia tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, karena kita adalah anak-anakNya (Roma 8:14). Dan sebagai anak Allah tentunya kita tidak mau diperhamba oleh dosa, walaupun hal itu menguntungkan secara lahiriah karena semuanya itu berujung pada maut. Sekali lagi ditegaskan bahwa pembebasan Tuhan Yesus atas kita dari cengkeraman Iblis dan dosa memanggil kita untuk hidup menurut roh, karena orang hidup menurut daging tidak akan berkenan kepada Allah (Roma 8:8). Dan orang yang hidup menurut roh dapat memiliki kesempatan kembali untuk memiliki keberadaan seperti sebelum manusia jatuh dalam dosa.  
Untuk mengaplikasikan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Allah tentunya tidak mudah, namun harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh karena pertaruhannya adalah seluruh kehidupan kita. Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus bukan sesuatu yang mudah. Justru setelah menjadi orang percaya, hidup kita menjadi terasa lebih berat, karena harus belajar hidup menurut Roh, sedangkan di sisi lain kita masih hidup dalam daging yang selalu bertentangan dengan keinginan Roh. Tetapi ingat, sekalipun berat di dunia ini, namun pada akhirnya kita memperoleh pembenaran yang kita harapkan (Galatia 5:5). Oleh sebab itu, jangan sia-siakan anugerah kesempatan yang Tuhan berikan untuk hidup dipimpin Roh Allah, karena segala sesuatu yang kita perjuangkan tidak akan sia-sia dan semuanya diperhitungkan oleh Tuhan, Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

16 April 2017

Tetap Rendah Hati Dan Sabar

Tetap Rendah Hati Dan Sabar

“Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10) ”
Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi segala kejahatan. Bahkan iblispun mengakui bahwa Ayub adalah orang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia termasuk orang yang kaya raya. Tetapi kesemuanya itu tidak membuat Ayub bebas dari suatu masalah atau tindasan. Persoalan tetap Ayub alami; dan persoalan yang Ayub alami tidak hanya dalam segi ekonomi saja (Ayub 1:13-20), tetapi seluruh aspek kehidupannya. Namun ada sikap yang harus kita teladani dari Ayub yaitu ia tidak mengeluh maupun bersungut-sungut, bahkan kata-kata makian, hujatan terhadap Tuhan maupun terhadap orang lain tidak keluar dari mulutnya. Walaupun ia diolok-olok oleh teman-teman dekatnya bahkan istrinyapun ikut mengolok-olok dia (Ayub 2:9). Tetapi yang keluar dari mulut Ayub adalah puji-pujian bagi Allah dan doa permohonan supaya Allah tetap mengampuni teman-temannya dan juga istrinya. 
Dan sebagai akibat tindakan daripada Ayub adalah  “Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10) ” Dan tentunya peristiwa ini tidak hanya menyangkut pemulihan masalah ekonomi atau kebutuhan hidup melainkan Ayub menjadi orang yang teruji, sebab dia berkata : ”. . . seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”
Setelah Ayub dipulihkan ia tidak balas dendam atau dengki, baik terhadap sahabat-sahabatnya maupun terhadap istrinya, karena ia yakin bahwa tindasan yang sedang ia alami tidak keluar dari rencana Allah, tetapi justru membentuk ia pada suatu kesempurnaan.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita, maukah kita belajar untuk tetap rendah hati dan sabar saat mengalami persoalan atau tindasan ? Dan apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan melindungi dan memagari kita walaupun kita berada dalam suatu keadaan yang terpuruk sekalipun ?. Jika kita mau belajar seperti Ayub dan tetap percaya bahwa Allah melindungi, memagari dan berada dipihak kita, maka berkat Allah akan melimpah-limpah dalam kehidupan kita. Untuk itu, siapkan dirimu untuk masuk dalam proses Tuhan, Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 April 2017

Rindu Akan Allah

Rindu Akan Allah

Mazmur 42:2, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”
Kerinduan akan Allah telah diungkapkan oleh pemazmur, yang ditulis dalam Mazmur 42:2, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa kehidupan rusa ada ketergantungan terhadap keberadaan sungai. Sehingga dapat dikatakan bahwa sungai merupakan bagian daripada kehidupa rusa. Demikian halnya dengan kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki ketergantungan yang sangat kuat terhadap Allah, bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan hidup melainkan pribadiNya. Karena pribadiNyalah yang akan membawa kita dalam kesempurnaan. Jangan sampai kerinduan terhadap Dia di dorong oleh keinginan-keinginan untuk memuaskan hawa nafsu kita, tetapi oleh ketulusan hati kita. Sebelum kita merindukanNya terlebih dahulu Dia yang merindukan kita sebagai milikNya. Namun sayang, milikNya kerap kali menolaknya.
Kalau kita melihat kisah daripada Daud, dimana Daud adalah sosok hamba Tuhan yang rindu akan Tuhan sehingga ia dapat menuliskan mazmur-mazmurnya. Yang menjadi pertanyaan adalah “sejauh manakah kita rindu akan Allah ?  apakah kita rindu begitu mendalam terhadap Dia ketika kita dalam kesesakan atau mengalami pergumulan hidup ? atau sebaliknya ketika kita hidup dalam kecukupan tidak ada sedikitpun rasa rindu terhadap Tuhan. Saudara, firmanNya berkata : ”Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat !” (Yesaya 55:6). Alasannya kita mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, maksudnya selama ada kesempatan jangan kita sia-siakan karena kesempatan-kesempatan yang kita miliki merupakan anugerahNya. Untuk itu, jangan menyepelekan anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita, karena apabila pintu anugerah itu sudah tertutup maka kita akan terpisah dari Allah untuk selama-lamanya.
Mari kita meresponi kerinduan Allah dengan antusias. Bukankah kerinduanNya untuk bersama dengan kita sampai Ia rela memberikan nyawaNya sebagai tebusan. Allah telah memberikan waktu bagi kita selama 24 jam tanpa jedah waktu walau hanya sedetik, dan kasihNya terus-menerus dilimpahkan pada kita. Dari kesemuanya itu, masihkah kita tidak ada rasa rindu akan Allah ? Bangkitkan rasa lapar dan haus akan Dia, sebab orang yang haus dan lapar akan kebenaran akan dipuaskan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

3 April 2017

Berjalan Dalam Rancangan Allah

Berjalan Dalam Rancangan Allah

Yeremia 29:11 : ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” 
Seperti yang kita ketahui dan yakini bahwa manusia telah jatuh dalam dosa, sehingga manusia kehilangan kemuliaan Allah (gambar diri Allah). Dengan demikian manusia ingin membangun kembali hubungan dengan Allah yang telah rusak dengan caranya sendiri. Hal ini tidak mungkin terjadi karena Allah adalah kudus. Dan semuanya ini hanya bisa dikerjakan oleh tangan Allah sendiri dengan memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Barangsiapa percaya kepadaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Percaya disini bukan hanya sekedar pernyataan melalui mulut bibir kita atau suatu konsep dalam pikiran kita, melainkan kita menyerahkan kehidupan kita terhadap obyek yang kita percayai. Dengan kata lain kita menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita di dalam kendali atau kekuasaan Allah. Baik itu keluarga, pekerjaan atau usaha, pelayanan dan lain sebagainya, seperti yang tertulis dalam Kolose 3:23 : ”Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Ayat ini menunjukkan bahwa seluruh gerak langkah kita hanya untuk kemuliaan Tuhan.
Maka disinilah dapat dikatakan bahwa kita hidup dalam rancangan Allah. Bukankah rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, seperti yang tertulis dalam Yeremia 29:11 : ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Ayat ini tentunya tidak hanya menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan hidup kita selama di bumi ini, melainkan pada masa yang akan datang yaitu memasuki negeri yang tidak berzaman, dimana negerinya tidak dibangun oleh tangan manusia melainkan oleh Allah sendiri. Dan kita hidup bahagia bersama-sama dengan Allah termasuk orang-orang kudusNya. Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:15-16). Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Hargailah Kesempatan Yang Ada!

Hargailah Kesempatan Yang Ada!

Ibrani 12:8, “Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.” 
Apabila kita membaca Alkitab khususnya dalam Perjanjian Lama, maka berkali-kali kita menemukan kalimat "Allah murka" atau "murka-Nya menyala-nyala". Tanpa pengertian yang benar, kita tidak akan mengerti kesempurnaan Allah dalam kasih dan murka-Nya. Kasih dan murka Allah tidak dapat dipisahkan.
Ada perbedaan yang sangat besar antara kemarahan/murka Allah dengan manusia. Persamaan penggunaan kata "murka" atau "marah" bagi Allah dan manusia, dapat menyesatkan pengertian kita tentang kebenaran ini. Camkan, kemarahan Allah  merupakan ekspresi kasih-Nya kepada manusia. Suatu manifestasi kekudusan-Nya yang tidak dapat mentoleransi setiap dosa. Sebab terang dan gelap, kekudusan dan kecemaran, kemuliaan dan dosa, tidak dapat disatukan. Jika Allah menghajar atau memberi ganjaran kepada kita merupakan wujud dari cintaNya terhadap kita, seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:8, “Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.” Yang dimaksud anak-anak gampang adalah anak-anak yang tidak sah. Karena hanya anak yang sah berhak menjadi ahli waris. Sekali lagi bahwa kemarahan Allah tidak dapat disamakan dengan kemarahan manusia.
Ada perbedaan yang cukup mendasar pengertian murka Allah dalam Perjanjian Lama dan Baru. Mengapa dalam Perjanjian Lama, sepertinya Allah "gampang" marah? Mengapa murka-Nya mudah sekali menyala? Allah tidak akan sampai menumpahkan murkaNya secara menyala-nyala bila kedaulatan dan kekudusan-Nya tidak terusik. Bila dosa mencapai puncaknya dalam bentuk pemberontakan, Allah tidak segan-segan menumpahkan penghakiman-Nya seketika itu juga (Bilangan 25:1-4; Yosua 7:1-26). Allah itu adil, bila hukum yang telah disampaikan-Nya dilanggar, harus ada konsekuensinya.Tetapi mengapa kita tidak melihat "api menyambar" menghukum orang-orang fasik yang terang-terangan menghina Allah pada zaman sekarang? Inilah yang disebut zaman anugerah! Yesus telah datang sebagai korban yang disempurnakan, sehingga seluruh jagad ditudungi kasih Allah (Ibrani 10). Allah sengaja seolah-olah berlaku "masa bodoh" dengan orang-orang demikian, supaya pada masa anugerah yang berlimpah-limpah ini, semua orang beroleh kesempatan untuk bertobat ! Oleh sebab itu selama masih ada kesempatan berjuanglah terus untuk hidup dalam kebenaran. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

21 Maret 2017

Rindu Suara Allah Yang Sejati

Rindu Suara Allah Yang Sejati

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Matius 7 : 15) 
Di jaman modern seperti saat ini, berapa banyak umat umat Tuhan merindukan suara dan kehendak Allah yang sejati ? Pada umumnya mereka memilih untuk mendengar hal-hal yang menyenangkan bagi diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan. Hal ini juga terjadi pada jaman raja Israel yaitu Ahab dan nabi-nabinya dimana mereka hanya mau menerima hal-hal yang bisa memuaskan hati dan telinga mereka. Berbeda dengan raja Yehuda yaitu Yosafat dan nabi Mikha mewakili umat Allah yang masih murni hatinya di hadapan Allah. Mereka senantiasa menginginkan suara Allah yang sejati. Mereka menguji nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak Allah yang sejati. Untuk itu mereka tidak memilih apa yang menyenangkan hati dan telinga mereka sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun suara Tuhan keras dan berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan Mikha memilih untuk mendengarkannya daripada berita baik yang palsu.
Suara dan jawaban Tuhan tidak selalu enak didengar, namun berisi kebenaran. Raja Ahab bukan saja hanya ingin mendengarkan berita-berita baik, tetapi menghukum Mikha yang selalu menyampaikan kebenaran dari Tuhan. Karena mengabaikan peringatan Tuhan yang keras, Ahab benar-benar tewas dalam pertempuran dengan bangsa Aram. Raja Yosafat yang dijadikan umpan musuh diluputkan Allah karena hatinya melekat kepada Allah. 
Di dalam Injil Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras hamba-hamba Tuhan palsu yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka bukanlah seturut perintah Allah melainkan menarik perhatian orang untuk diri sendiri. Mereka tidak membawa kita semakin mengenal Allah melainkan menjauh. Mereka sendiri adalah golongan tersesat seperti Raja Ahab dan nabi-nabinya. 
Sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak Allah yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan dengan menyelesaikan secara tanggungjawab, dan dari sana kita akan menemukan pertolongan dan mujizat Tuhan. Di dalam menerima Firman Tuhan, adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. Namun, terimalah peringatan tersebut jika firman itu berbicara kepada kita, sebab Tuhan menghendaki kebaikan bagi anak-anakNya. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

13 Maret 2017

Mari Belajar Firman Tuhan!

Mari Belajar Firman Tuhan!

 "Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu" (Matius 4:23). 
Seiring dengan perkembangan jaman yang begitu pesat, baik itu dibidang teknologi maupun pengetahuan. Tidak menutup kemungkinan keadaan tersebut akan menggiring seseorang, termasuk anak-anak Tuhan untuk menjadi orang yang konsumeris terhadap perkembangan yang ada sejalan dengan semangat jaman. Untuk itu sebagai anak-anak Tuhan harus dibekali dengan kebenaran firman Tuhan yang memadahi, supaya tidak terseret dengan arus dunia. Untuk itu sebagai orang Kristen tidak cukup hanya mendengarkan khotbah di gereja saja ?  Mendengarkan khotbah memang penting, tetapi ada unsur lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu membentuk iman yang tangguh - melalui pengajaran! Banyak orang Kristen mengabaikan program-program pengajaran Alkitab di gereja - seperti SOM (Sekolah Orientasi Melayani) di gereja Bethany. Mereka beranggapan, mendengarkan khotbah dan membaca Alkitab di rumah sudah cukup. Jikalau semua orang Kristen beranggapan demikian, Alkitab perlu dirombak dan dicetak ulang dengan menghapus jabatan pengajar (guru) pada 5 jawatan dalam tubuh Kristus (Efesus 4:11, 12).   
Ada 3 hal yang Yesus kerjakan semasa pelayanan-Nya di bumi. Matius katakan: "Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu" (Matius 4:23). Mengajar, memberitakan Injil, dan menyembuhkan adalah 3 hal yang Yesus kerjakan dengan seimbang. Banyak orang hanya memperbincangkan mujizat-Nya saja dan mengabaikan yang lain. Menerima Injil dan menerima mujizat, sama pentingnya dengan menerima pengajaran !
Apabila kita memiliki pengertian yang dangkal akan firman Tuhan, maka bisa dipastikan bahwa kita tidak akan sanggup menghadapi tipu daya iblis dan arus dunia ini. Pikirkan sejenak, seandainya Tuhan Yesus tidak memiliki pengertian yang dalam akan firman - ketika setan menyerang dengan menggunakan ayat-ayat firman Tuhan - keselamatan hanyalah cerita kosong. Tetapi karena Dia sendiri adalah Firman, maka setan tidak berdaya menghadapi-Nya. Oleh sebab itu, selama masih ada kesempatan milikilah semangat atau gairah untuk menggali kebenaran Firman Tuhan melalui fasilitas yang telah disediakan dalam gereja serta bacalah buku-buku rohani yang berbobot. Pilihlah buku / literatur yang "sehat" untuk dikosumsi. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Tuhanlah Tempat Sandaran Kita

Tuhanlah Tempat Sandaran Kita

“….mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatannya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia" (2 Tawarikh 16:9)
Berapa banyak orang percaya ketika menghadapi pergumulan dalam hidup tidak bersandar kepada Tuhan. Justru mereka bersandar kepada dunia ini; baik itu harta, kekayaan, kedudukan atau jabatan. Padahal langkah tersebut telah melukai hati Tuhan. Seperti halnya raja Asa ketika dalam keadaan terdesak dia bersandar pada kekuatan bangsa Aram. Padahal di dalam firmanNya telah dikatakan : “….mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatannya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia" (2 Tawarikh 16:9). Dalam hal ini Asa telah berlaku bodoh sehingga ia harus menanggung resikonya sendiri. Ayat ini menegaskan bahwa pertolongan dari Tuhan  sesungguhnya sudah tersedia dan siap dicurahkan kalau saja Asa mencari Tuhan. Allah tidak pernah mengabaikan umat-Nya dan Ia siap menolong mereka. Tetapi, raja Asa termasuk orang-orang yang mengaku Kristen telah meremehkan Allah dan menganggap kekuatan manusia lebih bisa diandalkan. Hal ini adalah suatu ironi yang berlanjut bahkan pada saat Asa diperingatkan oleh nabi Hanani dan pada saat ia sakit. Asa menunjukkan kebebalannya dengan menolak peringatan Allah. Bahkan ia mencari pertolongan tabib-tabib daripada mencari pertolongan Tuhan. Persoalannya bukan sekedar ia bersandar pada para tabib, tetapi kesalahannya yang terbesar adalah sikap hati yang keliru dengan meremehkan kemampuan Allah. Akhirnya Allah menyerahkan dia pada konsekuensi pilihannya sendiri. Allah tidak menyertai maupun menolongnya lagi. 
Adakah seorang ayah yang senang jika anak kandungnya sendiri lebih percaya dan bergantung pada ayah orang lain daripada ayahnya sendiri ? Adakah seorang ibu yang tidak sedih jika anak kandungnya tidak mengakuinya sebagai ibunya ? Begitu pula Tuhan. Jika kita sebagai anak-anak-Nya lebih bersandar pada kekuatan lain selain diri-Nya, maka akan mendukakan Dia. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah bukti nyata bahwa janji Allah telah disediakan bagi kita yang percaya pada-Nya. Allah Bapa adalah Allah yang dekat dengan umat-Nya dan ia menginginkan kita untuk bersandar kepada-Nya lebih dari apapun. Oleh sebab itu Bersandarlah pada Allahmu yang telah terbukti kehebatan-Nya ! Allah adalah sandaran hidup kita yang kokoh.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

27 Februari 2017

Terbuka Di Hadapan Tuhan

Terbuka Di Hadapan Tuhan

Ibrani 4:13, ”Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab"
Hari ini kita akan belajar seperti Daud yang memberikan diri untuk dikoreksi oleh Allah, agar dia tetap berkenan di hadapanNya; seperti yang tertulis dalam Mazmur 7:9 ". . . hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas" Permintaan Daud supaya Allah menghakimi atau mengujinya adalah tindakan yang hampir tidak pernah dilakukan oleh orang-orang. Sikap Daud yang sangat berhati-hati untuk mengikut hukum Tuhan adalah tindakan yang mendasari keberaniannya untuk "menantang" Tuhan supaya menghakiminya. Biasanya orang yang bersalah tidak akan berani berkata seperti Daud. Malahan mereka akan menyembunyikan diri dari hadirat Tuhan, seperti Adam dan Hawa yang menyembunyikan diri setelah mereka melanggar firman Tuhan (Kejadian 3:10).
Padahal segala sesuatu tidak ada yang tersembunyi di mata Tuhan, seperti yang tertulis dalam Ibrani 4:13, ”Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab". Tak ada satu perkarapun yang terlalui tanpa pengawasan Allah. Kita bisa menyembunyikan rahasia dari suami / isteri, saudara, teman, atau siapa saja. Tetapi kita tak dapat menyembunyikannya dari hadapan Allah. Kasus perselingkuhan yang terekspos di surat kabar adalah sebagian kecil dari kasus-kasus serupa yang belum tesingkap. Mereka berpikir tindakan mereka aman-aman saja. Bahkan sampai mereka masuk liang lahat, perselingkuhan mereka terbungkus rapi. Mereka bodoh bila beranggapan demikian, sebab Allah Yang Mahakuasa tidak pernah melepaskan pandangan-Nya dari gerak-gerik mereka. Allah akan memperkarakan semuanya itu saat pengadilan-Nya digelar.
Oleh sebab itu, hargai anugerah dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk hidup sesuai firmanNya, sebab Yesus telah membawa reformasi total ke dunia ini. Ia telah datang sebagai Juru Selamat yang mendamaikan umat manusia dengan Allah. Ketakutan untuk menghadap Allah telah sirna, sebab pengorbanan Kristus telah menguduskan kita. Penulis Ibrani berkata: "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat . . . . " (Ibrani 10:22). Sebab itu jangan menyimpan dosa lagi sebab segala sesuatu terbuka di hadapan Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

21 Februari 2017

Kendalikan Amarahmu !

Kendalikan Amarahmu !

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa : janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis” (Efesus 4:26, 27)
Dalam sepanjang kehidupan manusia tidak lepas dari unsur marah. Kata ini memilki lima huruf yang sering menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Gara-gara "marah", suami isteri dapat bercerai. Gara-gara "marah", manusia saling membunuh. Gara-gara "marah", negara-negara saling berperang. Gara-gara yang sama pula, tombol nuklir bisa ditekan! Dalam hal marah sepertinya manusia tidak dapat melepaskan diri darinya !   
Kemarahan yang tidak terkontrol dan tidak pada tempatnya merupakan tindakan yang bersifat destruktif. Alkitab memberikan batas waktu marah yang "tidak membahayakan" kepada orang percaya,"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa : janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis” (Efesus 4:26, 27). Ternyata kemarahan tidak hanya membahayakan kesehatan saja, tetapi juga dapat membahayakan kerohanian kita juga. Batas waktu bagi kemarahan adalah "sebelum matahari terbenam". Sebagian teolog berkata bahwa batas waktu itu adalah 24 jam. Sebagian lagi berkata, batas waktu itu dapat ditafsirkan secara hurufiah. Artinya memang sebelum tenggelamnya matahari, kemarahan itu harus dapat diatasi. Sebab menjelang manusia tidur, biasanya tidak ada aktivitas yang dikerjakan. Saat-saat itu amarah manusia dapat mendorong mereka merancangkan sesuatu yang jahat dalam pikiran mereka. Bukankah kejahatan yang kita rancang kepada orang lain adalah ketika kita berada di tempat tidur ? Bukankah iblis juga ikut memegang andil besar dalam membantu manusia merancangkan dosa ? Saat kita marah yang tidak terkendali, iblis sudah mengincar di pintu hati kita.
Tidak semua marah berarti negatif. Misalkan anak kita melakukan kesalahan, kita perlu marah supaya mereka tahu bahwa mereka salah. Allah juga dapat marah. Tetapi kemarahan-Nya adalah kemarahan yang kudus - tidak dapat disamakan dengan kemarahan manusia.
Apakah kita menyimpan kemarahan yang terpendam selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun? Kemarahan seperti itu dapat "berkerak" menjadi akar kepahitan (kebencian). Seperti yang tertulis dalam Mazmur 37:8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” Kadang lebih sukar mengendalikan kemarahan dari pada mengendalikan kuda liar. Oleh sebab itu bereskan semuanya itu di hadirat Tuhan ! Amin.        Sumber: http://www.bethanygraha.org

13 Februari 2017

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…." (Ibrani 12:2)
Kalau kita merenungkan peristiwa yang dialami oleh Ayub, maka hal tersebut akan menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Dimana semua keluh-kesah dan penderitaan yang Ayub alami, seperti tidak ada artinya bila dibandingkan dengan pemulihan yang Allah berikan kepadanya. Namun untuk mencapai semuanya itu dibutuhkan sebuah ketekunan untuk tetap bertahan di jalan Tuhan. Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang diterjemahkan dengan bertekun/sabar, yaitu hypomone dan makrothymia. Tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda. Hypomone berarti suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian atau penderitaan. Sedangkan makrothymia berarti suatu sikap untuk menghargai atau memberi keluasan kepada orang lain (tidak tergesa-gesa bertindak). Contoh kata makrothymia adalah 2 Petrus 3:15, "Anggaplah kesabaran (makrothymia) Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat….". Sedangkan kata "bertekun" pada Yakobus 5:11 adalah hypomone yang merupakan suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian. Memang, tidak ada yang menyenangkan saat ujian berlangsung. Tak ada manusia yang menyukai penderitaan dalam setiap ujian hidup manusia. Tetapi inilah cara Allah membentuk anak-anak-Nya. 
Penulis Ibrani mengisyaratkan bahwa setiap anak Tuhan, mau atau tidak mau, semuanya harus terjun dalam pertandingan iman. Di dalam pertandingan ini, ketekunan adalah syarat utama bila kita ingin menyeleseikan pertandingan iman itu dengan baik, seperti yang  tertulis dalam Ibrani 12:1 "….dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita". Sedangkan pada ayat 2 memberikan kunci bagi keberhasilan ketekunan kita, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus….". Ketekunan yang bertahan hingga finish adalah kedisiplinan dan terus memandang kepada Yesus. Mengapa banyak orang Kristen gagal menjalani kehidupan ini? Penyebabnya adalah karena mata mereka tidak lagi memandang kepada Yesus. Mereka mengalihkan pandangan mereka kepada manusia atau dunia ini. Saat persoalan melanda, mereka terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak lagi mendengar doa mereka saat mereka berseru-seru. Mereka tidak sabar menunggu jawaban Allah. Oleh sebab itu apapun yang terjadi dalam hidup ini, persoalan apapun yang sedang kita hadapi atau seberat apapun persoalan kita, biarlah Yesus saja yang menjadi alasan kita untuk tetap bertahan menjalani kehidupan ini ! Dan ketekunan adalah modal utama untuk mencapai pemulihan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

6 Februari 2017

Duduk Bersama Kristus

Duduk Bersama Kristus

"dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga" (Efesus 2:6).
Inilah rahasia besar yang harus diketahui oleh semua orang kudus-Nya bahwa Allah menempatkan gereja-Nya pada posisi yang istimewa. Allah menyatakan melalui Rasul Paulus: "dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga" (Efesus 2:6). Ayat ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah telah melakukannya. Allah telah menempatkan gereja bersama-sama dengan Kristus. Allah tidak melakukannya nanti atau setelah dunia kiamat. Tetapi sekarang ini, orang percaya sedang duduk bersama-sama dengan Kristus. 
Kita harus tahu bahwa kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus ke sorga telah meluluhlantakkan penguasa dunia dan "para kroninya". Iblis telah dikalahkan! "Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka" (Kolose 2:15). Iblis takut dan gemetar dengan berita salib. Kematian Yesus di kayu salib adalah awal petaka setan. Ia mengira telah mengalahkan Anak Allah. Dan ketika Yesus bangkit dari kematian, ketika terdengar sorakan sukacita di sorga, teriakan gembira penghuni kerajaan kegelapan berubah menjadi ratapan. Yesus telah menang!
Kemenangan Kristus inilah yang telah didelegasikan kepada gereja-Nya. Ia memberikan kuasa atau otoritas kepada gereja untuk menginjak ular dan kalajengking (Lukas 10:19). Kemenangan telah menjadi milik gereja-Nya. Sayangnya, banyak anak Tuhan yang tidak mengerti kebenaran ini, sehingga mereka menganggap perlu untuk berperang melawan iblis. Kita memang harus waspada terhadap tipu daya iblis. Tetapi perjuangan yang kita kenal bukanlah berperang dalam arti untuk menentukan siapakah yang menang.
Allah telah meninggikan gereja-Nya. Dengan mendudukkan gereja bersama-sama dengan Kristus, mengisyaratkan bahwa otoritas Allah telah menjadi milik orang benar. Bahkan dengan berani Yohanes berkata: "Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah" (1 Yohanes 5:5) ? Inilah jaminan kemenangan kita yaitu iman kita !. Oleh sebab itu, janganlah takut dan gentar dalam menjalani hidup ini sebab Allah telah menyediakan kemenangan atas kita, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

30 Januari 2017

Mempercantik Manusia Batiniah

Mempercantik Manusia Batiniah

Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap salama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu (1 Petrus 1:24, 25)
Kata ”mempercantik” dalam judul di atas bukan semata-mata menyangkut hal gender tertentu, melainkan adanya usaha mendandani manusia batiniah kita supaya berkenan kepada Allah. Karena segala sesuatu ada waktunya, berkenaan keadaan dalam dunia ini sifatnya hanya sementara,  termasuk kehidupan kita. Walaupun demikian, tidak semua orang bisa menerima kenyataan tersebut. Hal ini telah terbukti; contohnya manusia berupaya untuk mengulur-ulur proses penuaan. Berbagai kosmetik maupun teknologi kedokteran menawarkan berbagai cara untuk menunda penuaan. Tapi sampai kapan dapat ditunda ? Takdir tidak bisa dielakkan bahwa semua manusia akan menjadi tua dan akhirnya mati. Tidak salah jika Petrus mengutip perkataan nabi Yesaya: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap salama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu" (1 Petrus 1:24, 25). Firman Tuhan adalah kekal! Dan Injil yang disampaikan melalui pemberitaan firman membawa kekekalan bagi semua orang yang percaya kepada Yesus.  
Rasul Paulus adalah orang yang tidak takut dengan penuaan, hal ini tersirat dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Meskipun secara lahiriah tubuhnya semakin lemah karena digerogoti usia tua, tetapi manusia batiniah (roh)-nya semakin dibaharui dari sehari ke sehari (2 Korintus 4:16). Manusia rohaninya semakin perkasa di dalam Tuhan. Inilah kondisi normal setiap orang benar dan ini merupakan ciri-ciri orang yang berhasil mengembangkan persekutuan dengan Tuhan. 
Apakah kita tidak puas dengan keadaan tubuh jasmani kita saat ini ? sampai kita mengkosumsi makanan suplemen untuk menunda proses penuaan? Pada dasarnya, tidak ada larangan kita melakukan hal-hal itu, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang menjadi motivasi kita? Apakah kerinduan kita "mempercantik" rohani kita melebihi jasmani kita? Bukankah manusia rohani kita akan kembali kepada Tuhan, sedangkan manusia jasmani kita kembali ke tanah? Belajarlah puas dengan keadaan kita dan utamakan untuk "mempercantik" manusia batiniah kita ! Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

22 Januari 2017

Jangan Keraskan Hatimu !

Jangan Keraskan Hatimu !

"….jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa…..Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" (Ibrani 3:13, 15)
Bangsa Israel adalah bangsa yang terkenal dengan bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, dan berkepala batu (Keluaran 32:9; Yesaya 48:4). Berkali-kali Tuhan bermaksud memimpin mereka dalam kebenaran, tetapi mereka selalu menyimpang. Mereka telah lama hidup dalam perbudakan, bahkan mereka mulai kurang mengenal jati diri mereka. Ketika Allah mengeluaran mereka dari tanah perbudakan, mereka justru curiga bahwa Tuhan hanya akan membinasakan mereka di padang gurun. Mereka lebih memilih hidup dalam perbudakan daripada menjadi orang yang merdeka; hal ini tampak dari segala keluh kesah mereka yang disampaikan kepada Musa (Bilangan 11:5).
Firman Tuhan berkata: "….jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa…..Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" (Ibrani 3:13, 15). Tegar hati adalah perkara yang jahat di mata Tuhan. Orang yang tegar hati, keras kepala, dan berkepala batu adalah orang yang sulit atau tidak bisa diajak bicara. Orang demikian bila sedang berjalan ke arah barat, maka sulit sekali mengubahnya ke timur. Suara hatinya telah menjadi tumpul sehingga suara Allah tidak terdengar lagi. Ataupun terdengar, tapi dianggap angin yang dibiarkan berlalu begitu saja. 
Dosa adalah sebab utama mengapa banyak anak Tuhan hidup dalam ketegaran hati. Orang yang diperingati untuk tidak berbuat dosa tapi terus melakukannya, hatinya akan menjadi tumpul dan lama-kelamaan mengeras seperti batu. Mereka mulai mengajak beradu argumentasi dengan Tuhan. Dan mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, misalnya kumpul kebo dianggapnya kemajuan zaman atau korupsi dianggapnya sebagai kebudayaan bahkan memukul isteri dianggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa dinasihati. Meskipun mereka pernah mendengar suara lembut dalam hatinya yang menegur saat berbuat salah ? mereka mengabaikan peringatan tersebut. Oleh sebab itu, apabila suara hatimu berbicara untuk tidak melakukan hal yang jahat maka Jangan abaikan peringatan seperti itu ! Mengabaikan sekali saja, cukup untuk mengundang dosa-dosa lainnya. Bertobatlah dan lembutkan hati kita supaya suara-Nya kembali terdengar ! dan kita pasti selamat. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Jagalah Hatimu!

Jagalah Hatimu!

Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau 
(Mazmur 119:11)
Firman Tuhan telah menasehatkan : jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Lalu, bagaimanakah caranya menjaga hati dari “polusi” dunia ? Daud berkata: "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau" (Mazmur 119:11). Mengisi hati dengan firman adalah cara untuk menjaga hati supaya tetap bersih. Iblis tahu kebenaran ini. Ia tahu di mana tempatnya firman. Karena itulah, dia berusaha mati-matian untuk dapat mencuri firman dari hati-hati orang benar! "….iblis lalu mengambil firman dari hati mereka…." (Lukas 8:12). Inilah masalah yang timbul bagi banyak orang Kristen. Mereka menyerap firman, tetapi juga mengizinkan iblis mencuri firman Allah.
Sebelum manusia jatuh di dalam dosa, “hati” adalah sesuatu yang kudus. Tetapi ia menjadi tercemar ketika dosa masuk. Hati manusia cenderung berbuat dosa. Hati adalah sumber kejahatan manusia: "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat" (Matius 15:18).  Tuhan tahu betapa rusaknya hati manusia. Begitu parah kerusakannya, sehingga hati tidak dapat "direparasi" lagi. Selama manusia masih mempunyai hati yang diturunkan dari manusia pertama, ia tidak dapat sinkron dengan hukum Allah. Tidak ada cara lain bagi Allah kecuali menggantinya dengan yang baru. Tahukah kita bahwa ada tiga hal yang terjadi selama proses kelahiran kembali ? Firman-Nya berkata: "Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu…...rohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu…." (Yehezkiel 36:26-27). Oleh sebab itu firman Tuhan memperingatkan supaya kita menjaga hati. Bila hati kita mulai dihinggapi iri dengki, percabulan, tamak, dan sebagainya, waspadalah, karena hati kita mulai tercemar. Jangan kotori hati baru kita dengan dosa. Berdoalah seperti Paulus agar Allah menjadikan mata hati kita terang untuk mengerti perkara-perkara Ilahi. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

8 Januari 2017

Misteri Ilahi

Misteri Ilahi

Tuanku apakah akhir dari segala hal ini?" Tetapi ia menjawab: "…..firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman…. (Daniel 12:8, 9). 
Allah tidak menyingkapkan semua rahasia-Nya kepada makhluk-Nya, karena hal itu merupakan bagian dari kedaulatan Allah. Seperti halnya Daniel ketika mendapatkan suatu rahasia tentang akhir jaman, ia sempat bertanya : "Tuanku apakah akhir dari segala hal ini?" Tetapi ia menjawab: "…..firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman…." (Daniel 12:8, 9). Allah tidak menyingkapkan semua rahasia kepada Daniel, karena sebagian firman lagi akan Allah singkapkan pada akhir zaman.
Kristus adalah rahasia atau misteri terbesar yang Allah telah ungkapkan kepada umat manusia (Roma 16:25). Sampai Abraham, Musa, Yesaya, dan nabi-nabi lain juga bertanya-tanya, siapakah penyelamat umat manusia yang akan Allah kirim ke dunia ? Yesus adalah jawabannya - Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (1 Timotius 3:16). Kehidupan kita juga dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Sehingga timbul pertanya dalam hati manusia “mengapa hal ini terjadi menimpa kami, Tuhan ? mengapa Engkau izinkan kami menderita? mengapa  kami harus dijarah? mengapa ? dan mengapa ?.” Ada kalanya jawaban itu datang saat itu juga. Atau kadang-kadang baru beberapa hari, minggu, bulan, tahun, bahkan tidak sedikit hanya tinggal sebuah misteri! Satu prinsip yang harus dicamkan adalah: Allah tidak pernah berbuat salah! Satu kesalahan saja yang pernah Ia buat, cukup membatalkan-Nya sebagai Allah semesta alam. Namun banyak orang Kristen menyalahkan Tuhan karena beberapa hal. Ada yang mengatakan Tuhan itu tidak adil, tidak perhatian, tidak perduli, dsb. Bukankah dengan menyalahkan Tuhan berarti kita meragukan bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam? Bertobatlah dan cabut perkataan yang meragukan bahwa Dia adalah Allah!
Ada beberapa alasan mengapa Tuhan tidak menjawab pertanyaan kita. Pertama, karena telinga rohani kita telah menjadi tumpul sehingga kita tidak mendengar suara Allah.  Dan yang kedua, karena memang Allah merahasiakannya, sebab merahasiakan sesuatu adalah kemuliaan-Nya (Amsal 25:2).
Bila kita menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab, ubahlah pertanyaan itu menjadi ucapan syukur kepada-Nya. Sebab iblis dapat memakai pertanyaan yang belum terjawab itu menjadi bumerang bagi kita. Oleh sebab itu, tumbuh kembangkanlah imanmu sampai kita hanya dapat berkata : Tuhan tidak dapat berbuat salah, karena Dialah Allah yang sempurna, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification