23 Februari 2014

Mengasihi Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat bacaan: 1 Korintus 8:3 “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.”
Setiap orang tentunya pernah mengungkapkan kasih kepada Tuhan baik melalui perkataan atau melalui sebuah pujian.
Tetapi kasih yang sesungguhnya apabila diwujudkan melalui perbuatan. Dan kali ini kita akan belajar untuk membuktikan bahwa kita mengasihi Tuhan, diantaranya :

 

 1. Adanya Hubungan Yang Intim Dengan Yesus

Dalam 1 Korintus 8:3 berkata, “Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” Bagaimana kita tahu kita dikenal oleh Allah? Banyak orang memiliki pandangan yang salah yaitu merasa dikenal Allah padahal tidak. Matius 7:22-23 berkata, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Kepada siapa Yesus mengucapkan kalimat ini? Yaitu kepada tiga kelompok orang. Pertama, orang yang menyebut Yesus Tuhan (orang Kristen), kedua, orang yang bernubuat (orang Kristen yang sudah melayani), ketiga, orang yang mengusir setan dan melakukan mujizat (orang Kristen yang ada karunia kuasa).

Mengapa mereka tidak dikenal Tuhan ? Karena mereka tidak tahu apa yang menjadi kemauan Tuhan. Dan bagaimana mereka tahu apa yang menjadi kemauan Tuhan kalau tidak membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Jadi kita dikenal atau tidak oleh Tuhan tergantung sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan. Kalau kita tidak intim dengan Tuhan maka itu merupakan “kejahatan di mata Tuhan.” Dia sudah memberikan segalanya kepada kita termasuk nyawanya, tetapi kita tidak intim dengan Dia, maka hal ini adalah “jahat.” Kasih yang terbesar atas kehidupan kita ketika Ia mati di atas kayu salib, dikubur dan pada hari ketiga bangkit. Salib merupakan lambang kasih yang memerdekakan kita semua. Hari-hari kita disibukkan dengan kegiatan pelayanan maupun ibadah, itu memang baik, tetapi belum cukup kalau tidak memiliki hubungan yang intim dengan Yesus. Hubungan semacam ini ibarat hubungan suami dan istri yaitu selalu ada keintiman, karena mereka adalah satu, dan dengan keintiman maka keluarga tersebut akan tetap utuh. Demikian halnya kita dengan Tuhan adalah satu.

2. Taat Kepada Tuhan.

Setiap orang yang ingin memiliki kasih yang sempurna kepada Tuhan, apabila orang tersebut menuruti segala perintah/firmanNya, seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 2:5 : “Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.” Tuhan mengajarkan kita taat kepadaNya, sebenarnya untuk kepentingan kita juga, salah satu contoh : mengenai “perpuluhan”, seperti yang tertulis dalam Maleakhi 3:10 yakni “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku . . .” Dan saat kita memberikan apa yang menjadi milik Tuhan maka ada dampak yang luar biasa, sebab pada kalimat dan ayat berikutnya dikatakan : “. . . . ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” Memang dalam hal ini tidak banyak orang yang mau taat. Tetapi bagi kita yang meresponi dan mau bertindak, maka kita akan menerima apa yang tidak pernah kita lihat dan tidak pernah timbul dalam hati kita akan disediakan oleh Allah.

Memang, jalan untuk menuju kehidupan itu sangat sempit, dan hanya sedikit orang yang dapat menemukannya. Tetapi jalan menuju kebinasaan sangat lebar, dan banyak orang yang menjalaninya. Dan mengenai hal ini dapat kita lihat dari beberapa contoh yang ditulis dalam Alkitab, misalnya : kisah Nuh, dimana pada waktu air bah memenuhi bumi, hanya delapan orang yang selamat yaitu keluarga Nuh. Semuanya ini disebabkan ketaatan Nuh terhadap perintah Tuhan, walaupun sementara dia mentaati perinah Tuhan telah mendapat banyak ejekan atau olokan dari banyak orang, bahkan dikatakan bahwa Nuh sudah gila karena membangun bahtera di atas gunung.  Contoh yang lain yaitu dua belas pengintai yang mengintai tanah kanaan, tetapi hanya dua orang yand dapat memasuki tanah Kanaan, dan masih banyak contoh-contoh yang lain.

3. Saling Mengasihi.

1 Yohanes 4:11 berkata, “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Dan pada ayat 20 dikatakan, “Jikalau seorang berkata : Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
Kita akan lihat juga mengenai akibat bagi orang yang membenci saudaranya; firman Tuhan berkata : “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.” (I Yohanes 3:15). Kalau kita membenci satu orang, bukan hanya kita tidak mungkin membuktikan kita mengasihi Tuhan, tetapi kita juga tidak memiliki hidup yang kekal. Untuk itu biarlah kita berhenti untuk membenci, menjelekkan dan berkata buruk untuk orang lain. Karena kehidupan kita yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah terbit. Semua manusia di muka bumi ini tidak ada yang benar, mereka telah berbuat dosa sehingga telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh kasih karuni Allah, yaitu dengan mengorbankan putraNya yang tunggal (Yesus Kristus), maka kita mendapat pengampunan dan keselamatan kekal. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

17 Februari 2014

Belajar Dari Kehidupan Abraham

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Galatia 3:26-29 ”… Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”
Saudara, apabila kita yakin bahwa diri kita adalah milik Kristus, tentunya kita harus hidup seperti Kristus hidup. Tetapi apabila kita tidak seperti Dia hidup maka ada pertanyaan besar apakah kita benar-benar milik Kristus. Sebelum kita meneliti lebih dalam lagi mengenai pokok pembahasan pada ayat bacaan diatas, maka terlebih dahulu kita membaca dalam Kejadian 4:26 ” . . . . . . Waktu itulah orang memanggil nama Tuhan.” Sebagai acuan daripada pembahasan tersebut. Dimana pada kitab Kejadian pasal 4, telah kita temukan suatu keadaan dimana pada zaman itu tidak seorangpun memanggil nama Tuhan, tetapi sejak keturunan Set orang mulai memanggil nama Tuhan. Untuk itu apabila seseorang memanggil nama Tuhan, hal ini menandakan bahwa orang tersebut ingat akan penciptanya. Sedangkan apabila kita membaca dalam Kejadian pasal 5, maka kita akan menemukan bahwa keturunan Adam umurnya bisa mencapai sampai 900 tahun, tetapi diantara keturunannya hanya sedikit yang memanggil nama Tuhan. Setiap orang yang memanggil nama Tuhan maka keturunannya akan ditulis dalam silsilah, selain itu mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah. Sebagai contoh adalah Abraham. Ia disebut sebagai bapa orang beriman karena Abraham termasuk orang yang “memanggil nama Tuhan” (beribadah kepada Allah).

Demikian pula dengan kita, saat ini juga memanggil nama Tuhan, maka kita masuk dalam silsilah keturunan Abraham atau disebut anak-anak Allah, sehingga kita berhak menerima janji-janji Allah yang diberikan kepada Abraham, seperti yang tertulis dalam Galatia 3:29.
Perlu diketahui bahwa Abraham hidup pada 2000 tahun yang lalu sebelum Yesus lahir, sedangkan kita hidup setelah Yesus hidup dibumi pada 2000 tahun yang lalu. Kalau kita anak Allah, maka kita tidak sekedar menerima janji-janji Allah tetapi menerima hak waris juga. Walaupun Abraham termasuk manusia purba tetapi dia tergolong orang yang luar biasa. Selama Abraham hidup, ia mengalami keberhasilan, kebahagiaan dan damai sejahtera. Memang, pada waktu Abraham menerima janji-janji Allah, ia tidak langsung menikmati janji-janji tersebut tetapi ia mengawali dengan iman yang kecil.

Ada beberapa kebenaran yang perlu kita pahami dalam kehidupan Abraham untuk menjadi orang yang diberkati Tuhan secara luar biasa, diantaranya :

Pertama: Mendirikan Mezbah Bagi Tuhan

Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan berfirman : ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya (Kejadian 12:7).
Abraham mendirikan mezbah bagi Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi kapanpun dan dimanapun Abraham berada ia senantiasa mendirikan mezbah bagi Tuhan. Inilah salah satu bukti pertumbuhan iman Abraham. Sehingga tidak heran kalau ia diberkati secara luar biasa (Kejadian 13:18). Setelah imannya mengalami pertumbuhan, imannya menjadi semakin kuat, setelah menjadi kuat imannya menjadi besar, dan pada akhirnya imannya menjadi sempurna. Karena imannya yang sempurna maka Abraham disebut sebagai bapa orang beriman.
Ada hal penting yang perlu kita perhatikan dalam mendirikan mezbah bagi Tuhan, yaitu janganlah kita mendirikan mezbah sekedar saja atau asal-asalan karena hal ini tidak memiliki dampak apa-apa. Tetapi sebaliknya, kalau kita benar-benar menghormati kehadiran Tuhan saat membuka mezbah bagi Dia maka berkat Tuhan akan tercurah atas kita. Salah satu contoh, yaitu kisah Obed-Edom. II Samuel 6:11 ”Tiga bulan lamanya tabut Tuhan tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.”

Kedua : Meyakini Bahwa Allah Adalah Sumber Segalanya

Pada pasal 13 dijelaskan bahwa pada saat Abraham berpisah dengan Lot karena gembala ternak mereka bertengkar, maka Lot disuruh Abraham untuk memilih tempat yang ia kehendaki. Akhirnya Lot memilih tempat yang dipandangnya indah, subur dan damai yaitu Sodom dan Gomorah. Sedangkan Abraham harus mencari tempat lain, tetapi Abraham tidak kuatir sedikitpun karena ia tahu bahwa Allah adalah sumber dari segalanya. Apabila memberkati anak-anakNya tidak mengenal waktu atau musim, tetapi Ia memberkati bagi mereka yang senantiasa tinggal dalam kasih Tuhan. 
Bersamaan dengan berjalannya waktu, Abraham tetap setia mendirikan mezbah bagi Tuhan, sedang Lot sebaliknya. Ia tidak mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan, dan ia tidak mengandalkan Tuhan selaku sumber dari segalanya, tetapi ia justru mengandalkan berkat yang sedang ia dapatkan atau sedang asyik menikmati berkat yang ada. Sehingga pada akhirnya ia harus mengalami kehancuran. Anak-anak Lot moralnya rusak, bahkan sampai melakukan perbuatan yang tidak wajar terhadap ayahnya sendiri. Sehingga pada akhirnya kota Sodom dan Gomorah dimusnahkan Tuhan karena kebobrokan moral orang Sodom dan Gomorah termasuk anak-anak Lot bahkan istri Lot sampai menjadi tiang garam. Berbeda dengan kehidupan Abraham, ia semakin hari semakin diberkati dan semakin kaya raya.

Ketiga : Memberikan Perpuluhan

Kejadian 14:20 ” . . . . . . lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.”
Abraham menyadari bahwa sepersepuluh dari hasil usahanya adalah milik Tuhan, oleh sebab itu Abraham mengembalikannya kepada Tuhan sebagai tanda ketaatannya terhadap Tuhan. Lalu, bagaimana dengan kita ? apakah kita juga taat untuk mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan ? Perpuluhan bukan dinilai dari besar atau kecilnya jumlah yang diberikan tetapi hal ini berbicara tentang ketaatan kita terhadap perintah Tuhan. Dan Abraham talah mentaati apa yang sudah menjadi ketetapan Tuhan sehingga Abraham diberkati Tuhan secara luar biasa. Bahkan pada waktu Tuhan minta supaya Abraham memberikan putranya sebagai persembahan, ia hanya melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, tanpa ada alasan atau perdebatan Abraham tidak segan-segan menyerahkan putranya sebagai persembahan walaupun ia menantikan seorang putra memakan waktu yang cukup lama bahkan ia mendapatkannya dalam usia yang sudah lanjut. Mengapa Abraham berani melakukan hal ini ? karena Abraham tahu bahwa Allah yang ia sembah adalah Jehovah Jireh (Allah yang menyediakan). Sampai pada akhir hidup Abraham Tuhan tetap memberikan keberhasilan, kebahagiaan dan damai sejahtera. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 Februari 2014

Pemeliharaan Tuhan Tidak Perlu Diragukan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : Mazmur 23:1-6
TUHAN, gembalaku yang baik

"Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.  Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;  Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.  Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."
Keadaan dunia tidak semakin baik, berbagai macam gejolak dan krisis melanda banyak negara termasuk negara kita, dan dibarengi bencana alam di berbagai tempat. Keadaan seperti ini tidak hanya dialami oleh orang-orang diluar Tuhan tetapi juga dialami oleh anak-anak Tuhan. Walaupun demikian, Allah tidak akan sekali-kali meninggalkan anak-anakNya, karena Dia tetap memelihara anak-anakNya yang senantiasa bergaul dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Ketika seseorang bergaul karib dengan Allah, maka orang tersebut sedang membangun suatu hubungan yang di dalamnya terkandung unsur iman, harap dan kasih (I Korintus 13:13). Agar kita benar-benar melihat dan merasakan atau mengalami pemeliharaan Tuhan, maka kita harus memahami dari ketiga unsur-unsur yang terdapat dalam hubungan kita dengan Tuhan, yaitu :

1. Iman

Ada alasan yang mendasar, mengapa harus dengan iman saat kita bergaul dengan Allah ? sebab dalam Ibrani 11:6 telah dikatakan : “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Jadi, orang yang hendak bergaul dengan Allah harus dengan iman, sebab jika tidak dengan iman, maka orang tersebut tidak akan berkenan kepada Allah. Perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam cara yang dilakukan orang untuk dapat bergaul dengan Allah, tetapi apakah cara-cara yang digunakan dapat menjangkau Allah ? Yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah bukanlah cara atau sikap lahiriah kita, tetapi sikap hati kitalah yang menentukan kita dapat bergaul dengan Allah yaitu iman kita.

Salah satu contoh orang yang datang kepada Tuhan dengan iman dan imannya sanggup memulihkan kehidupannya adalah seorang wanita yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahan. Ketika wanita ini mendengar bahwa Yesus sedang melintasi daerah dimana ia tinggal, maka ia berusaha bertemu dengan Yesus. Usaha atau tindakan yang dilakukan oleh wanita ini adalah didasari oleh kekuatan imannya, sebab di dalam Markus 5:28 dikatakan : “asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh.” Saat wanita ini menjamah atau menyentuh jubah Yesus, sebenarnya tidak ada bedanya dengan orang banyak yang juga menyentuh jubah Yesus, tetapi yang membedakan jamahan antara orang banyak dengan wanita tersebut adalah imannya. Orang banyak datang kepada Yesus, bahkan sempat menyentuh jubah Yesus tetapi tidak didasari oleh iman, tetapi wanita itu datang serta menyentuh jubah Yesus didasari oleh iman.

Oleh sebab itu apabila kita bergaul dengan Allah marilah kita dasari dengan iman, karena iman merupakan landasan kita untuk bergantung kepada Allah. Dan Tuhan mau supaya iman kita mengalami pertumbuhan seperti yang terjadi pada murid-murid Yesus. Dimana suatu saat Yesus melatih iman daripada murid-muridNya dengan cara menyuruh mereka pergi mendahului Yesus ke seberang. Ketika ditengah-tengah perjalanan tiba-tiba perahu mereka diserang oleh angin sakal (Matius 14:22-33), sehingga hal ini membuat murid-muridNya takut, meskipun mereka adalah seorang nelayan yang ahli dalam bidang pelayaran. Tetapi Yesus tidak membiarkan mereka, Ia segera menolong mereka. Dalam kepanikannya mereka menyangka bahwa Yesus adalah hantu karena Ia berjalan di atas air, tetapi Tuhan berkata : “jangan takut ini Aku (Yesus)”. Kadang-kadang angin sakal diijinkan menghempas kehidupan kita, namun janganlah kita takut karena Allah sedang melatih iman kita.

2. Pengharapan

Yeremia 17:5-7 “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! . . . ., diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Setelah kita baca ayat diatas, maka kita akan menemukan pernyataan yang kontradiksi. Karena pada ayat lima dikatakan terkutuklah orang …,sedangkan ayat ke tujuh dikatakan diberkatilah orang …. Jadi “terkutuk” atau “diberkati” itu tergantung kita dalam menaruh pengharapan.
Apabila kita mengandalkan atau menaruh harapan pada kekuatan kita termasuk kakayaan, kedudukan ataupun jabatan, maka kita termasuk orang yang terkutuk, tetapi apabila kita menaruh harapan kita pada Tuhan, maka kita termasuk orang yang diberkati Tuhan. Dan orang yang berharap pada Tuhan, hidupnya sangat berharga dihadapanNya. Oleh sebab itu letakkanlah pengharapan kita kepada Tuhan, karena pengharapan itu merupakan sauh yang kuat seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:19-20. Karena dengan demikian maka apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, kita sanggup menyelesaikannya dan senantiasa memperoleh kemenangan.

3. Kasih

Walaupun kondisi tubuh kita semakin merosot, tetapi apabila kita melekat pada Tuhan maka pengharapan kita akan melangkah lebih lanjut yaitu melangkah dalam kasih, sebab yang terbesar dari ketiga hal ini adalah kasih (I Korintus 13:13). Sebab kekuatan kasih mengalahkan segalanya termasuk maut, seperti yang tertulis dalam Kidung Agung 8:6-7 “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.” Dan kita akan melihat dampak daripada kasih yang ada dalam kehidupan kita saat bergaul dengan Allah yaitu keselamatan jiwa kita, seperti yang tertulis dalam I Petrus 1:8-9 “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.”
Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan tidak akan menjauh dari kehidupan kita, apabila kita hidup dalam iman, harap dan kasih. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

3 Februari 2014

True Love

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat bacaan :
”Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
(I Yohanes 4:10)
Allah mengasihi bukan yang orang yang suci karena semua orang telah kehilangan kemuliaan Allah. Untuk itu Allah memberikan kasih yang sejati supaya kita diselamatkan. Yesus telah diutus untuk mati dan menyatakan kasihNya, kasih Allah Bapa di dalam AnakNya. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang mengorbankan nyawanya bagi sahabatnya, terlebih pada orang-orang berdosa seperti kita, itulah kasih yang sejati, yaitu kasih yang tanpa syarat. Seperti yang tertuang di dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kasih yang dimaksud disini seperti yang tertulis dalam Kidung Agung 8:6-7.

Untuk itu marilah kita mengasihi Dia, sebab Dia terlebih dahulu mengasihi kita. Orang yang bergaul dengan Tuhan seperti Henokh dia akan diangkat hidup-hidup, Nuh yang bergaul dengan Tuhan diselamatkan, demikian pula Abraham telah bergaul dengan Tuhan, dan hamba-hamba Tuhan lainnya. Kalau kita perhatikan di dalam Alkitab dimana para hamba-hamba Tuhan karena bergaul dengan Tuhan maka mereka selamat. Karena di bumi ini mereka sudah bergaul dengan Tuhan. Satu-satunya jalan yaitu dalam nama Tuhan Yesus. Karena di bawah kolong langit tidak ada orang selamat dan tidak ada orang dapat bergaul dengan Tuhan kecuali dalam nama Tuhan Yesus.
Kita tidak bisa membayangkan betapa indahnya ketika manusia di taman Eden dapat bergaul dengan Tuhan. Dimana mereka berjalan-jalan di taman Eden dan telah mendengar langkah Tuhan. Selain itu mereka dalam keadaan yang sangat diberkati, baik itu emas, berbagai permata dan lain sebagainya; yang pasti semua ada padanya. Kemuliaan ada pada diri Adam maupun Hawa, tetapi setelah mereka berbuat dosa maka kemuliaan itu hilang, dan akhirnya mereka diusir dari taman Eden dan mereka mencari nafkah dengan susah payah, dan manusia makin lama-makin jahat, sampai Tuhan putuskan untuk menghapus manusia, kecuali keluarga Nuh yang berkenan. Kasih telah hilang, yang kita cari saat ini adalah kasih yang sejati. Jadi tatkala kasih itu hilang dunia menjadi kacau. Tetapi puji Tuhan, Allah tetap kasih adanya. Dia mengasihi kita dengan kasih yang sejati.


Kasih itu kekal, saudara dikasihi Tuhan meskipun kita berbeda-beda tingkat rohaninya , mulai dari domba, akhirnya menjadi anak, menjadi tunangan dan akhirnya menjadi mempelai wanita. Untuk itu apabila jadi domba, janganlah menjadi domba yang hilang; dan apabila menjadi anak maka jadilah anak yang manis. Jikalau menjadi tunangan jangan meninggalkan kasih mula-mula. Selanjutnya apabila kita sudah menjadi mempelai maka yang ada adalah kasih sejati untuk selama-lamanya. Mari kita membaca dalam Roma 8:15-16 ”Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.” Berdasarkan ayat di atas menunjukkan bahwa yang terpenting adalah Roh Allah, sebab tatkala Allah menghembuskan nafasNya kepada Adam sehingga Adam seperti citra Allah, karakter Allah, dan juga mempunyai kasih, namun setelah dibujuk oleh iblis maka ia kehilangan kemuliaan Allah, tetapi ketika Adam dan Hawa berbuat dosa maka mereka ditinggalkan oleh Roh Allah, kasih tidak ada, sedangkan jaman kisah rasul-rasul jemaat Tuhan dihembuskan nafas lagi, kemudian kasih Allah ada. Dengan demikian Tuhan kembali mencintai kita, supaya kita diberi roh yang dihembuskan, sehingga kita tidak ada roh ketakutan, tetapi Roh yang membuat kita menjadi anak-anak Allah, akhirnya meningkat lagi menjadi tunangan dan mempelai. Roh Kudus menjamin kita sampai selamat, apapun keadaan kita. Mungkin kita ditegur oleh Tuhan dengan sakit, dengan bangkrut tetapi sadarilah bahwa kita sudah dipimpin oleh Roh, dan akhirnya kita selamat. Seperti  yang telah dikatakan dalam Roma 8:35-39, bahwa kalau Roh Kudus sudah ada pada kita, maka kita mempunyai banyak pengalaman yang luar biasa, bahkan sampai hari ini Tuhan telah memimpin kita.


Saudara apabila kita membaca dalam I Korintus 15:50-55, maka kita akan tahu bahwa ketika Tuhan Yesus datang kita diubah, walaupun kita tidak tahu kapan Dia datang, tetapi yang pasti kita akan diubah. Dan bagi yang sudah meninggal akan dibangkitkan (I Tesalonika 4:13-17). Dan semuanya ini terjadi oleh karena kasih. Kalau iman hanya sesaat, pengharapan itu waktu yang panjang, sedangkan kasih itu selama-lamanya. Untuk itu sebagai peringatan bagi hamba-hamba Tuhan yang mendapat karunia dan diurapi Tuhan milikilah kasih sebab tanpa kasih seperti gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing (I Korintus 13:1-3). Sedangkan kalau kita membaca dalam Keluaran 12:6-7, di dalamnya telah dijelaskan bahwa domba paskah, dimana selama 14 hari dikurung, setelah dikurung kemudian disembelih lalu darahnya dibubuhkan di jenang pintu maksudnya bagi orang Israel yang di jenang pintunya ada darah domba maka maut tidak dapat masuk, tetapi sekarang saudara bukan darah domba tetapi darah Tuhan Yesus. Sehingga kita akan diluputkan dari maut, dan berkata : “hai maut dimanakah sengatmu.” Mungkin di tahun yang lalu kita seperti seorang tawanan, namun percayalah di tahun 2014 kita mendapat kemenangan. Jika kita membaca dalam Ezra 6:19, telah dikatakan : ”Dan pada tanggal empat belas bulan pertama mereka yang pulang dari pembuangan merayakan Paskah.”

Yang dimaksud dipembuangan yaitu ditawan. Jadi di tahun 2014 tidak ada yang ditawan kemiskinan maupun sakit penyakit. Anak domba pasha atau paskah itu artinya salvation, dilalui dari pembuangan dan tidak ada yang ditawan; untuk itu patut kita rayakan. Karya Tuhan itu sungguh luar biasa atas umatNya, walaupun orang Israel dibantai hebat sekali tetapi oleh karena kasih tulang-tulang yang sudah kering dibangkitkan kembali setelah dinubuatkan oleh Yehezkiel, dimana dari tulang tumbuh otot dan daging sampai menjadi tentara yang besar (Yehezkiel 45:21) dan kisah yang lain adalah orang Israel telah diluputkan dari pembantaian Haman, namun diselamatkan melalui perjuangan Ester sebagai ratu, lalu mereka merayakan paskah (Ester 9:19). Dari semua peristiwa luar biasa yang telah terjadi itu semata-mata oleh kasih yang sejati yaitu kasih dari Allah, Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification