22 Desember 2012

Persembahkan Yang Terbaik

Persembahkan Yang Terbaik
Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 21 December 2012 12:21
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Dalam peringatan hari kelahiran sang juru selamat, beberapa hal yang harus kita pelajari dan pahami melalui kehidupan orang majus. Dimana mereka telah mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi Yesus. Adapun persembahan yang diberikan oleh orang majus kepada Yesus adalah emas, kemenyan dan mur.

1. Emas : emas adalah gambaran dari iman yang murni dan teruji,

seperti yang tertulis dalam I Petrus 1:3-7 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”

Apabila saat ini kita sedang mengalami berbagai macam pergumulan yang tak kunjung padam, biarlah kita tetap tabah sebab Allah sedang memurnikan dan menguji iman kita. Dan apabila kita telah lulus dalam menjalani ujian tersebut maka apa yang tidak pernah kita pikirkan atau timbul dalam hati kita akan dinyatakan dalam kehidupan kita yaitu puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. Ingatlah bahwa pergumuluan atau ujian yang sedang kita hadapi tidak sebanding dengan anugerah yang akan kita terima. Oleh sebab itu kuatkan dan teguhkanlah hati kita, karena dengan iman yang murni kita akan tetap berkenan kepada Tuhan.


2. Kemenyan : kemenyan adalah gambaran daripada pengharapan.

Setiap orang tentunya memiliki pengharapan; baik orang yang sudah menerima Yesus maupun orang yang belum menerima Yesus. Tetapi pengharapan orang yang diluar Yesus adalah sia-sia (Amsal  10:28), karena semuanya tidak ada kepastian, sedangkan pengharapan anak-anak Tuhan memiliki kepastian, seperti yang tertulis dalam Amsal 23:18 “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
Pengharapan anak-anak Tuhan adalah sauh yang kuat  yang dilabuhkan sampai di belakang tabir; dimana di belakang tabir terdapat Tabut Perjanjian dengan kata lain bahwa Tabut Perjanjian berada di ruang maha suci. Dan di ruang maha suci harus ada kemenyan yang terus menyala dan memberikan bau yang harum. Demikian halnya dengan kita; walaupun kita akan memasuki tahun yang baru penuh dengan tantangan dan pencobaan atau persoalan yang lainnya, biarlah kita tetap menyembah Tuhan bagaikan kemenyan yang terus menyala. Jangan sampai ada sungut-sungut atau kekecewaan maupun kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita, melainkan penyembahan yang menyenangkan hati Tuhan.
Dan biarlah di tahun yang baru tidak ada alasan untuk lari dari Tuhan sebagai ungkapan putus asa kita, tetapi biarlah kita tetap pegang janji Tuhan karena apa yang telah difirmankanNya tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi semuanya akan terlaksana. Sebagaimana janjiNya terhadap Abraham yang disertai dengan sumpah, seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:13-20 “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya : Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak. Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”  Untuk itu, tetaplah bersukacita dalam memasuki tahun baru sebab tahun mendatang adalah tahun penuh kemenangan.


3. Minyak Mur : Minyak mur merupakan gambaran dari kekuatan kasih, walaupun minyak mur itu sendiri memiliki kaitan dengan kematian karena minyak mur digunakan untuk mengurapi orang mati.

Kalau kita membaca dalam Yohanes 19:39, dikatakan : “Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.” Jadi, melalui penjelasan di atas biarlah kasih kita kepada Tuhan tetap untuk selamanya.  Dan kekuatan kasih itu sungguh luar biasa karena firman Tuhan berkata : . . . . karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6). Hal ini terbukti bagaimana Tuhan mengasihi kita sampai Ia rela mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita. Dan kasih Tuhan telah mengalahkan segalanya seperti yang yang diungkapkan oleh rasul Paulus : “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ?” (Roma 8:35).

Oleh sebab itu biarlah kita belajar mengasihi Tuhan lebih sungguh-sungguh. Dan dalam mengasihi Tuhan kita akan belajar dari orang majus ini, yaitu iman yang teruji (emas), pengharapan yang panjang sabar (kemenyan) dan kasih yang murni (minyak mur) sebab Dia adalah raja di atas segala raja, dan Dia adalah Anak Allah. Mungkin timbul pertanyaan mengapa Dia disebut Anak Allah ? Kalau kita tarik kebelakang garis keturunan daripada Yesus maka Dia termasuk keturunan Abraham. Ada empat belas keturunan dari Yesus sampai pada jaman pembuangan di Babel, dan dari pembuangan di Babel sampai Daud ada empat belas keturunan.
Dan dari Daud sampai Abraham ada empat belas keturunan, jadi jumlahnya empat puluh dua keturunan yang telah disusun rapi. Lalu ditarik kembali lebih jauh, maka kita tahu bahwa Yesus bukan hanya keturunan Abraham tetapi Ia juga keturunan Adam. Dan yang perlu kita ketahui dan percayai bahwa Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:1-14).
Jadi Yesus bukanlah tokoh agama maupun nabi tetapi Dia adalah Tuhan. Yesus adalah Tuhan yang nyata, oleh sebab itu janganlah kita ragu-ragu, percayalah bahwa Dia adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan namaNya suci. Untuk itu persembahkanlah sesuatu yang terbaik bagi Dia. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org

21 Desember 2012

Serahkan Segala Kuatirmu KepadaNya

Serahkan Segala Kuatirmu KepadaNya
Written by Multimedia Graha Bethany   
Monday, 17 December 2012 13:37
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

” . . . . . , Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? . . . . .”

(Matius 6:25-34)
Setiap orang tentunya pernah mengalami rasa kuatir dalam hidupnya, termasuk kita. Sedangkan kekuatiran itu sendiri disebabkan oleh karena kita tidak dapat melihat apa yang akan terjadi maupun yang  sedang terjadi di depan kita. Oleh karena itu Allah memberikan jaminan atas hidup kita melalui firmanNya, katanya : Masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18).
Dan hal yang dikuatirkan tentunya berbeda-beda; baik itu kuatir dalam hal studi, ekonomi, atau masa depan. Padahal  sebenarnya perasaan kuatir itu muncul bukan diakibatkan oleh besar atau kecilnya suatu tantangan maupun persoalan yang sedang atau akan kita dihadapi, tetapi adanya suatu kecenderungan untuk mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Dan kekuatiran merupakan suatu kegagalan seseorang dalam menghadapi tantangan sebelum melakukan peperangan. Apalagi tahun demi tahun keadaan dunia tidak semakin membaik dan ditambah dengan informasi-informasi yang terhadang justru membuat orang merasa tidak ada harapan untuk melihat masa depan. Apabila kita mendengar atau membaca, bahkan melihat dari berbagai sumber berita baik itu melalui media elektronik maupun media cetak, dimana para ekonom telah memprediksikan bahwa di tahun-tahun mendatang keadaan manusia semakin memprihatinkan baik ditinjau dari sudut ekonomi, keamanan, politik maupun keadaan alam. Maka banyak orang akan semakin kuatir dalam menjalani hidup ini. Dan keadaan ini tidak dialami oleh orang dunia saja, tetapi beberapa orang yang mengaku anak Tuhanpun mengalami hal yang demikian; sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk menatap dan mendapatkan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan.

Saudara, perlu kita ketahui bahwa orang yang kuatir adalah orang yang takut. Dan apabila orang tersebut sudah takut, maka dia akan mengalami stress, bahkan pikirannya menjadi kosong, sehingga pada akhirnya kuasa kegelapan bisa mengusainya dan orang tersebut akan bertindak aneh-aneh. Sebab kekuatiran merupakan celah dalam kehidupan manusia yang memberikan kesempatan bagi iblis untuk menggagalkan tujuan hidup manusia termasuk orang-orang  yang mengaku anak Tuhan. Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita juga turut meyakini apa yang telah diprediksikan oleh para ekonom maupun peramal ? atau sebaliknya, kita semakin sungguh-sungguh atau bersemangat dalam menjalani hidup ini bersama Tuhan ?.
Firman Tuhan menasehatkan bahwa “orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang . . . .” (Wahyu 21:8). Oleh sebab itu janganlah kita kuatir terhadap apapun juga, karena Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan khususnya bagi mereka yang mengasihi Dia.
Bahkan untuk menyatakan jaminan pemeliharaanNya, Tuhan membandingan kita dengan bunga bakung, dimana bunga bakung itu tidak bekerja dan tanpa memintal namun didandani oleh Allah sedemikian rupa, walaupun hari ini ada dan besok dibuang (Matius 6:28-29). Dalam ayat tersebut terdapat kata “tidak bekerja”, hal ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja, tetapi yang dimaksud dari ayat ini adalah menunjukkan betapa besar kasih Allah yang diberikan kepada kita, sebab bunga bakung yang mekar sebentar saja dipelihara begitu rupa apalagi kita adalah ciptaan yang paling mulia diantara segala ciptaanNya. Dan apabila pencobaan itu datang menimpa kita maka percayalah bahwa pencobaan-pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita, sebab pencobaan-pencobaan itu adalah pencobaan biasa yang justru akan membentuk iman percaya kita kepada Allah.

Tuhan telah berjanji bukan hanya menyertai kita, tetapi Tuhan juga berjanji kepada kita untuk hal-hal yang baik. Markus 10:28-31 mengisyaratkan kepada kita bahwa Tuhan sanggup memberkati orang percaya dengan berkat yang berlipat-lipat dan hidup yang kekal. Inilah upah untuk kita. Untuk itu kita percaya bahwa hari depan, Dia akan memberkati kita secara luar biasa. Oleh karena itu kita harus betul-betul lepas dari kekuatiran. Kalau kita terjerat dengan dosa ini, maka kita dipersamakan dengan penyembah berhala dan seorang sundal. Saat kita lepas dari kekuatiran, maka kita akan dipakai Tuhan dalam segala cara.
Setiap orang memang ingin mencapai masa depan yang gilang gemilang, tetapi kalau sudah diselipkan kekuatiran, maka orang tersebut telah merancang suatu kegagalan atas hidupnya dan telah merusak rencana atau harapannya. Bagaimana kita bisa tahu bahwa orang yang kuatir itu sedang merancang kegagalan dalam hidupnya ? Kalau kita membaca firman Tuhan yang terdapat dalam Matius  6:27, telah dikatakan : “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwa orang yang kuatir tidak dapat menambah sehasta pada jalan hidupnya, padahal satu hasta itu hanya 45 sentimeter, sedangkan jalan hidup yang harus ditempuh manusia itu tidak terukur jaraknya (panjang).
Dari ayat ini kita bisa tahu, bahwa hidup manusia tidak akan berarti apabila di dalam hidupnya ada kekuatiran, khususnya untuk masa depan. Dan bukankah Allah telah berfirman, yaitu dalam Amsal 23:18 : “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Jadi, sekarang tidak ada alasan untuk kuatir dalam menghadapi hidup ini khususnya di tahun-tahun yang mendatang, sebab meskipun seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu (Mazmur 91:7), karena Tuhan adalah tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita.

Jikalau dalam beberapa penjelasan di atas yang telah menasehatkan kita agar tidak kuatir, mungkin dalam diri kita timbul pertanyaan : “bagaimana aplikasi untuk mempercayai Allah supaya kita tidak mengalami kekuatiran?” menyerahkan segala kekuatiran kita dan mengawali segala sesuatu di dalam Dia, sebab di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk dia (Kolose 1:16).
Jadi segala sesuatu yang kita lakukan harus berdasarkan kehendak Allah, karena segala rancanganNya atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan; dan bukankah itu yang kita rindukan. Oleh karena itu, kita diingatkan  sekali lagi untuk tidak kuatir atau takut dalam menjalani hidup hari-hari ini, tetapi kita semakin bersemangat dalam memasuki tahun-tahun mendatang, terlebih itu dalam melayani Tuhan, karena berkatNya siap dicurahkan atas kita. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

10 Desember 2012

Tetap Berjaga-jaga Dan Berdoa

Tetap Berjaga-jaga Dan Berdoa
Written by Multimedia Graha Bethany   
Sunday, 09 December 2012 08:02
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia  akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
(Lukas 21:34-36)
Setelah kita membaca ayat-ayat diatas, maka kita akan menemukan kata-kata nasehat yang berbunyi : “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa”. Kata-kata nasehat ini disampaikan agar kita tidak jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, karena keadaan dunia ini tidak semakin baik, tetapi semakin buruk/jahat. Dan kata berjaga-jaga ini mengarah pada perilaku kita supaya segala sesuatu yang kita lakukan tidak seperti yang dilakukan oleh dunia, tetapi sesuai dengan kehendak Allah seperti yang tertuang dalam firmanNya.
Sedangkan kata “berdoa”, itu menekankan pada hubungan kita terhadap Tuhan. Karena tanpa berdoa, maka kita akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan kita datangnya hanya dari Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa di depan kita terdapat berbagai macam cobaan dan masalah; baik itu keadaan perekonomian, keamanan, politik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kita diminta untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Karena secara tidak sadar kadang-kadang kita terpancing dengan sifat serakah, kemabukan dunia dan pesta pora.
Dan apabila kita masuk dalam di dalamnya maka kedatangan Tuhan yang tiba-tiba itu akan menjadi seperti suatu jerat bagi kita. Perlu kita ingat juga, bahwa kejatuhan kita kadang-kadang bukan dari banyaknya persoalan/masalah, tetapi justru saat kita sedang diberkati; karena kita mulai merasa aman dalam usaha, pekerjaan, keluarga kita, padahal itu merupakan kelengahan kita. Tetapi apabila kita senantiasa berdoa, yang berarti berhubungan dengan Roh Kudus maka Roh Kuduslah yang menjadi jaminan atas hidup kita supaya tetap selamat (Efesus 1).

Lalu, sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa ? jawabannya adalah : sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Dari jawaban ini mungkin timbul pertanyaan lain yaitu : kapan Tuhan Yesus datang kedua kalinya ?. untuk tepatnya mengenai tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan itu merupakan rahasia daripada Allah Bapa, tetapi yang jelas tanda-tandanya sudah dinyatakan. Oleh karena itu, sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba. 
Beberapa tanda yang perlu kita ketahui mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, diantaranya :

Pertama, Israel sudah mulai berkembang. (Matius 24:32-35)

Setelah bangsa Israel dijajah dari berbagai macam bangsa, Israel menjadi hancur dan tidak mempunyai negara sampai pada akhirnya Israel mengalami klimaks kesukaran yang luar biasa pada akhir Perang Dunia ke-II, dimana terdapat kurang lebih enam juta orang Yahudi di Jerman dibantai. Setelah itu Tuhan mulai mendengar ratapan bangsa Israel, dan keadaannya dipulihkan kembali (Inilah yang dikatakan seperti pohon ara yang bertunas). Dan kita tahu bahwa bangsa Israel saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

Kedua, Adanya Perang (Matius 24:6-8)

Seperti penglihatan daripada Daniel yang menceritakan bahwa ada domba yang tanduknya melingkar, ini adalah bangsa Media-Persia. Lalu muncullah kambing yang mempunyai satu tanduk yang aneh diantara kedua matanya, kambing ini terbang tanpa menginjak tanah dan menyerang domba itu, sehingga terjadilah peperangan. Maka dari sinilah terjadi pemusnahan sampai kepada akhir zaman. Peperangan “Media-Persia” kepada orang “Yunani” ini tidak akan pernah habis sampai kepada akhir zaman. Bangsa-bangsa lain juga akan terlibat dalam peperangan ini. Peperangan ini didasari oleh kedengkian dan dendam

Ketiga, Muncul Banyak Nabi Palsu (Matius 24:11-13)

Banyak hamba-hamba Tuhan yang memiliki motivasi pelayanan tidak diperintah Tuhan. Pelayanan mereka adalah menurut hawa nafsunya untuk mendapatkan kedudukan, kekayaan dan lainnya. Mereka bahkan duduk dalam kepengurusan gereja dan berpolitik di dalam gereja. Mereka bahkan membunuh perkembangan gereja itu sendiri. Saat ini juga beberapa aliran gereja yang jelas-jelas sesat dibebaskan untuk berkembang.

Keempat, Moral Manusia yang sudah Runtuh. (Matius 24:37-39)

Pada zaman Nuh moral manusia sudah runtuh. Mereka asal kawin dan mengawinkan. Kadang-kadang kita melihat suatu negara keadaannya sangat baik, tetapi di dalamnya terdapat kebijakan yang dapat menikahkan laki-laki dengan laki-laki. Bahkan ada suatu desa yang memperbolehkan penduduknya telanjang. Keadaan moral manusia dalam Kitab Kejadian pasal 6, sangat rendah dan itu sedang menimpa dunia saat ini. Untuk itu tetap berjaga-jaga dan berdoa agar kita luput dari semuanya ini.
Walaupun kita secara jasmani, sebagai anak-anak Tuhan memiliki Kerajaan Allah, tetapi yang perlu kita waspadai, saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh goncangan. Berjaga-jaga dan berdoalah. Milikilah hubungan dengan Roh Allah. Jangan sampai kita terseret dan terpancing dengan arus dunia ini. Kita percaya bahwa Roh Allah sanggup memelihara dan memberkati kita. Dia akan memberikan kuasa-Nya dan meluputkan kita dari segalanya.

Kelima, Orang Israel Bertobat (Roma 11:25)

Memang Injil akan diberitakan di seluruh dunia. Kalau Israel bertobat, maka anugerah untuk orang di luar Israel habis. Saat ini orang Israel sudah tidak tegar tengkuk lagi. Mereka sudah ada yang menerima Injil. Kalau ini sudah menjadi suatu kebangunan rohani maka kuota untuk orang di luar Isral akan habis. Semua orang di Indonesia tahu siapa Yesus itu, tetapi seberapa banyak yang meresponi Injil Kristus. Syukur bagi kita yang sudah merespon Injil Kristus. Jangan lepaskan kasih karunia Kristus. Kita adalah termasuk jumlah yang telah diselamatkan oleh Yesus.

Keenam, Pengangkatan (Matius 24:40-44)

Kita berdoa agar kita semua diangkat Tuhan bersama-sama. Dan hal ini bukan merupakan sebuah dongeng, tetapi ini adalah kenyataan.
Oleh sebab itu, Firman Tuhan mengingatkan sekali lagi supaya kita tetap berjaga-jaga dan berdoa, sebab kedatanganNya yang kedua kali tidak lama lagi. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

6 Desember 2012

Hidup Baru Yang Terpelihara

Hidup Baru Yang Terpelihara


Written by Multimedia Graha Bethany   
Saturday, 01 December 2012 14:32
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
(I Petrus 1:3-5)
Surat Petrus yang pertama ini ditujukan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus (termasuk kita), dan bukan terhadap orang yang belum percaya. Ia mengingatkan kepada semua orang percaya bahwa oleh karena kasih dan rahmatNya kita mengalami mujizat yang luar biasa yaitu kelahiran baru. Dan mengapa kelahiran baru disebut sebagai mujizat yang luar biasa ?
sebab kelahiran baru merupakan syarat utama untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Hal ini juga disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada pemimpin agama Yahudi yaitu Nikodemus, sebagai peringatan bahwa setiap orang yang mau masuk kedalam kerajaan Allah harus mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3-7). Salah satu contoh murid Tuhan yang mengalami kelahiran baru adalah Simon, dimana ketika ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, maka Yesus berkata : “berbahagialah engkau Simon, karena bukan engkau yang menyatakan itu tetapi oleh karena kemurahan Allah yang membuat engkau menyatakan demikian. Dan sekarang engkau bukan lagi Simon tetapi Petrus.” Dulu Simon adalah manusia alamiah (manusia yang penuh dengan kelemahan), tetapi setelah ia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia menjadi manusia baru dan namanya menjadi Simon Petrus.

Istilah kelahiran baru ini tidak hanya terjadi pada jaman perjanjian baru saja, tetapi pada jaman perjanjian lamapun, hal ini juga terjadi. Tatkala Tuhan memanggil Abraham untuk menjadi bapa segala bangsa, maka terlebih dahulu telah terjadi kelahiran baru (perubahan karena menerima panggilan Tuhan). Dimana yang dahulunya Abram menjadi Abraham, Sarai menjad Sara, kemudian Yakub menjadi Israel. Dan bukan berarti perubahan nama yang menentukan kita menjadi manusia baru, tetapi karena kita meresponi panggilan Tuhan untuk menerima kemurahanNyalah yang membuat kita mengalami kelahiran baru.

Kemurahan Allah dalam perjanjian lama hanya bersifat perorangan, tetapi pada jaman perjanjian baru, kemurahan Allah diberikan kepada seluruh umat manusia yang menerima serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja; seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 3:16 “ . . . . . . . , supaya barangsiapa percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kata “barangsiapa” menunjuk kepada setiap orang. Istilah serta pengertian lahir baru tidak ada di agama manapun, walaupun segala sesuatu yang diajarkan agama tersebut adalah baik. Sebab istilah serta pengertian kelahiran baru ini hanya ada ketika seseorang menjadi percaya di dalam nama Tuhan Yesus, sehingga orang  tersebut mendapatkan predikat sebagai manusia rohani. Manusia alamiah dan manusia rohani ini tidak terpisah karena kita masih tinggal dalam dunia ini.

Lalu, bagaimana dua pribadi/dimensi dipelihara Tuhan ? Kedua dimensi ini tetap dipelihara Tuhan, selama kita tetap melekat pada firmanNya. Dan terpeliharanya manusia alamiah kita akan dipengaruhi manusia rohani kita, karena bukan manusia alami kita yang dapat merubah manusia rohani kita. Oleh karena itu manusia rohani kita harus selalu mendapatkan makanan dan minuman, supaya manusia rohani kita tetap hidup. Dan bagaimanakah manusia rohani kita mendapatkan makanan dan minuman ?. manusia rohani kita akan mendapatkan makanan apabila kita senantiasa datang kepada Tuhan Yesus (dalam pengertian membangun hubungan yang intim dengan Tuhan) Sebab Tuhan Yesus berkata : "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; . . .” (Yohanes 7:37-39). Dan di dalam  Injil Yohanes 6:35&37 juga dikatakan :  "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Hal ini menunjukkan bahwa manusia rohani kita benar-benar terpelihara oleh kasih dan rahmatNya, supaya manusia rohani kita tetap hidup.

Dan perlu kita ketahui pula bahwa yang tinggal dalam kerajaan sorga adalah manusia rohani kita dan bukan manusia alamiah; seperti yang terulis dalam I Korintus 15:50 “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.  Oleh sebab itu, marilah kita memberikan manusia rohani kita untuk dipelihara oleh Tuhan, karena apabila manusia rohani kita terpelihara maka manusia alamiah kita juga turut terpelihara. Kita lihat contoh kisah daripada Obed-Edom; ketika ia menghormati lawatan Tuhan, dengan hadirnya Tabut Perjanjian di rumahnya selama tiga bulan, maka selama itu pula Obed-Edom beserta seluruh isi rumahnya diberkati oleh Tuhan. Demikian dengan kehidupan kita; selama kita menghormati dan dipenuhi oleh Roh Kudus maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti berhasil.
Hadirnya Roh Kudus itu sama dengan hadirnya Tabut Perjanjian yang terjadi di jaman perjanjian lama. Ketika Musa bersama tiga juta orang, dengan memikul Tabut Perjanjian maka segala rintangan yang mereka hadapi dapat mereka selesaikan bahkan saat mereka menghadapi peperangan, mereka memperoleh kemenangan yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan Tuhan itu nyata ketika kita berada dalam hadirat Tuhan. Oleh sebab itu kita patut berbangga apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, karena dengan keberadaannya maka kita juga akan mendapatkan pelayanan daripada malaikat, seperti yang tertulis dalam Ibrani 1:14 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”.
Karena demikian besar kasih dan rahmatNya untuk memelihara kita, maka kita harus tetap menjaga kerohanian kita untuk mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan; tetapi bukan berarti kita mengabaikan manusia alamiah kita. Karena kedua-keduanya harus tetap kita jaga supaya segala anugerahNya bagi kita tidak sia-sia. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification