Bertekunlah Di Dalam Tuhan
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…." (Ibrani 12:2)
Kalau kita merenungkan peristiwa yang dialami
oleh Ayub, maka hal tersebut akan menjadi pembelajaran dalam kehidupan
kita sebagai anak-anak Tuhan. Dimana semua keluh-kesah dan penderitaan
yang Ayub alami, seperti tidak ada artinya bila dibandingkan dengan
pemulihan yang Allah berikan kepadanya. Namun untuk mencapai semuanya
itu dibutuhkan sebuah ketekunan untuk tetap bertahan di jalan Tuhan.
Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang diterjemahkan dengan bertekun/sabar, yaitu hypomone dan makrothymia. Tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda. Hypomone berarti suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian atau penderitaan. Sedangkan makrothymia berarti suatu sikap untuk menghargai atau memberi keluasan kepada orang lain (tidak tergesa-gesa bertindak). Contoh kata makrothymia adalah 2 Petrus 3:15, "Anggaplah kesabaran (makrothymia) Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat….". Sedangkan kata "bertekun" pada Yakobus 5:11 adalah hypomone yang
merupakan suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian. Memang, tidak
ada yang menyenangkan saat ujian berlangsung. Tak ada manusia yang
menyukai penderitaan dalam setiap ujian hidup manusia. Tetapi inilah
cara Allah membentuk anak-anak-Nya.
Penulis Ibrani mengisyaratkan bahwa setiap anak Tuhan, mau
atau tidak mau, semuanya harus terjun dalam pertandingan iman. Di dalam
pertandingan ini, ketekunan adalah syarat utama bila kita ingin
menyeleseikan pertandingan iman itu dengan baik, seperti yang tertulis
dalam Ibrani 12:1 "….dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita". Sedangkan pada ayat 2 memberikan kunci bagi keberhasilan ketekunan kita, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus….".
Ketekunan yang bertahan hingga finish adalah kedisiplinan dan terus
memandang kepada Yesus. Mengapa banyak orang Kristen gagal menjalani
kehidupan ini? Penyebabnya adalah karena mata mereka tidak lagi
memandang kepada Yesus. Mereka mengalihkan pandangan mereka kepada
manusia atau dunia ini. Saat persoalan melanda, mereka terburu-buru
mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak lagi mendengar doa mereka saat
mereka berseru-seru. Mereka tidak sabar menunggu jawaban Allah. Oleh
sebab itu apapun yang terjadi dalam hidup ini, persoalan apapun yang
sedang kita hadapi atau seberat apapun persoalan kita, biarlah Yesus
saja yang menjadi alasan kita untuk tetap bertahan menjalani kehidupan
ini ! Dan ketekunan adalah modal utama untuk mencapai pemulihan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.