13 Februari 2017

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…." (Ibrani 12:2)
Kalau kita merenungkan peristiwa yang dialami oleh Ayub, maka hal tersebut akan menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Dimana semua keluh-kesah dan penderitaan yang Ayub alami, seperti tidak ada artinya bila dibandingkan dengan pemulihan yang Allah berikan kepadanya. Namun untuk mencapai semuanya itu dibutuhkan sebuah ketekunan untuk tetap bertahan di jalan Tuhan. Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang diterjemahkan dengan bertekun/sabar, yaitu hypomone dan makrothymia. Tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda. Hypomone berarti suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian atau penderitaan. Sedangkan makrothymia berarti suatu sikap untuk menghargai atau memberi keluasan kepada orang lain (tidak tergesa-gesa bertindak). Contoh kata makrothymia adalah 2 Petrus 3:15, "Anggaplah kesabaran (makrothymia) Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat….". Sedangkan kata "bertekun" pada Yakobus 5:11 adalah hypomone yang merupakan suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian. Memang, tidak ada yang menyenangkan saat ujian berlangsung. Tak ada manusia yang menyukai penderitaan dalam setiap ujian hidup manusia. Tetapi inilah cara Allah membentuk anak-anak-Nya. 
Penulis Ibrani mengisyaratkan bahwa setiap anak Tuhan, mau atau tidak mau, semuanya harus terjun dalam pertandingan iman. Di dalam pertandingan ini, ketekunan adalah syarat utama bila kita ingin menyeleseikan pertandingan iman itu dengan baik, seperti yang  tertulis dalam Ibrani 12:1 "….dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita". Sedangkan pada ayat 2 memberikan kunci bagi keberhasilan ketekunan kita, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus….". Ketekunan yang bertahan hingga finish adalah kedisiplinan dan terus memandang kepada Yesus. Mengapa banyak orang Kristen gagal menjalani kehidupan ini? Penyebabnya adalah karena mata mereka tidak lagi memandang kepada Yesus. Mereka mengalihkan pandangan mereka kepada manusia atau dunia ini. Saat persoalan melanda, mereka terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak lagi mendengar doa mereka saat mereka berseru-seru. Mereka tidak sabar menunggu jawaban Allah. Oleh sebab itu apapun yang terjadi dalam hidup ini, persoalan apapun yang sedang kita hadapi atau seberat apapun persoalan kita, biarlah Yesus saja yang menjadi alasan kita untuk tetap bertahan menjalani kehidupan ini ! Dan ketekunan adalah modal utama untuk mencapai pemulihan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification