31 Mei 2014

Pemeliharaan Tuhan Sungguh Sempurna

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat bacaan : Mazmur 13: 1-6
Melihat sepak terjang kepahlawanan daripada Daud sungguh luar biasa. Dia adalah seorang pemberani, dimasa mudanya telah sanggung mengalahkan srigala, singa dan binatang buas lainnya yang hendak memangsa dua tiga ekor kambing domba yang digembalakannya. Bahkan namanya menjadi buah bibir diseluruh negeri Israel karena telah mengalahkan goliat. Bahkan karirnya semakin meningkat, namun disisi lain dia mengalami pergumulan yang sangat berat.
Dimana Daud diintimidasi bahkan dikejar-kejar oleh Saul dan hendak dibunuh, oleh karena Saul iri hati terhadap prestasi yang Daud peroleh. Selain dikejar-kejar oleh Saul, Daud juga berhadapan dengan bani Amalek yang merupakan musuh bangsa Israel, sehingga posisi Daud benar-benar terjepit. Dan akhirnya kehidupan Daud menjadi terombang-ambing tidak menentu, disertai suasana hati yang penuh dengan ketakutan. Daud tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menyampaikan keluhannya kepada Tuhan, katanya : “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

Saudara, bukankah hal ini terkadang juga terjadi terhadap anak-anak Tuhan ? yaitu diperhadapkan dengan situasi yang pelik ?. Tetapi yang menjadi pertanyaannya : apakah anak-anak Tuhan juga bertindak seperti yang dilakukan oleh Daud yaitu mengingat segala perbuatan yang telah Allah kerjakan dalam kehidupannya ? Dan apakah anak-anak Tuhan tetap melekat pada Tuhan yang  sumber dari segalanya ? jawabannya ada pada diri kita masing-masing.  Walaupun Daud sempat mengeluh kepada Tuhan atas segala sesuatu yang sedang terjadi pada dirinya, tetapi Daud masih tetap meyakini bahwa Allah sanggup melepaskan dari segala pergumulannya, terbukti pada peryataan yang tertuang dalam Mazmur 13:6 “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.”

Segala keluhan daripada Daud telah diakhiri dengan tindakan iman.  Daud sungguh percaya akan kasih setia Tuhan, dimana dia tiba-tiba ingat akan pertolongan Tuhan ketika ia sedang menghadapi srigala, singa maupun beruang yang mau menerkam domba-domba yang digembalakannya, dan dia ingat akan kemenangan yang dia raih saat berhadapan dengan goliat. Dari semua yang telah dialami oleh Daud memang sangat mustahil apabila dipandang secara manusiawi. Tetapi oleh karena turut campur tangan Tuhan maka tidak ada sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu apabila kita mengalami seperti Daud, biarlah kita mengingat mujizat Tuhan yang pernah terjadi dalam kehidupan kita.

Saudara, selain sikap percaya kepada Tuhan, ada beberapa sikap yang dilakukan oleh Daud ketika mengalami berbagai macam pergumulan, diantaranya : Daud senantiasa menanti-nantikan Tuhan. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, karena manusia mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu dengan instan tanpa ada perjuangan yang disertai dengan kesabaran. Dan melalui sikap inilah maka Daud dapat berkata : “Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Dan Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan.”   (Mazmur 40:2-4).

Apabila kita mengalami seperti Daud alami, maka kita perlu mengambil sikap seperti Daud yaitu percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan tetap menanti-nantikan Tuhan, sebab Tuhan tidak akan menunda-nunda untuk memberikan pertolongan, seperti firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 37:5-6 : “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.”  Dan orang yang menanti-nantikan Tuhan itu sama dengan membangun suatu hubungan yang akrab dengan Tuhan. Inilah yang dirindukan oleh Tuhan atas kehidupan anak-anakNya. Selain itu ada suatu rahasia bagi orang yang menanti-nantikan Tuhan, seperti yang tertulis dalam Yesaya 40:31 “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Oleh sebab itu, ketika kita mengalami pergumulan yang kelihatannya tidak kunjung padam, maka percayalah bahwa kita masih mempunyai harapan di dalam Tuhan, dan jangan sekali-kali menyalahkan keadaan ataupun orang lain; seperti kisah yang terdapat dalam Injil Yohanes 5. Dimana ada seorang yang lumpuh selama 38 tahun. Orang tersebut menanti-nantikan orang lain untuk menolongnya saat kolam Betesda itu mulai goncang oleh karena kedatangan malaikat. Tetapi tak seorangpun mempedulikan ia, karena setiap orang sibuk dengan kebutuhan mereka masing-masing, sehingga orang tersebut harus mengalami lumpuh yang berkepanjangan.
Akibat kondisi seperti inilah keputus asaan mulai menguasai orang tersebut, hal ini tampak ketika orang lumpuh itu memberi jawaban kepada Yesus. Dimana saat itu Yesus bertanya kepadanya : “maukah engkau sembuh?”. Tetapi, apa jawaban orang lumpuh itu ? ia menjawab : “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”

Yesus memahami keadaan orang itu, dan Yesus langsung berkata : “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” dan saat itu pula orang lumpuh itu disembuhkan. Demikian dengan kita, apabila saat ini mengalami kelumpuhan secara ekonomi, hubungan keluarga, pelayanan atau lain sebagainya, sehingga sempat terucap dari mulut kita : “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Maka saat ini biarlah kita tetap bersuka cita sebab pertolongan Tuhan segera tiba. Jangankan kelumpuhan; kematianpun Tuhan sanggup membangkitkan, seperti kisah daripada Lazarus. Yaitu ketika Lazarus sakit parah dan hampir mati, keluarganya mencari Yesus, tetapi saat itu Yesus sengaja tidak datang, sampai Lazarus meninggal dunia.
Bahkan hari pertama sampai hari ketiga Yesus tidak datang, dan hari keempat baru Yesus datang, padahal mayat daripada Lazarus sudah busuk dan dimakan belatung. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, sehingga terjadilah mujizat yang luar biasa, dimana Lazarus dibangkitkan dari kematiannya. Hal ini dilakukan oleh Yesus oleh karena Dia ingin menunjukkan kasihNya kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan serta memiliki hubungan yang  erat dengan Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

24 Mei 2014

Mengejar Hadirat Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Efesus 4:30 ”Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.”
Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan diusir dari taman eden maka mereka tidak bergaul lagi dengan Tuhan sebab mereka berada di luar taman eden. Sebenarnya Adam dan Hawa mendapat berkat dan perlindungan yang luar biasa, tetapi setelah mendengar suara iblis dan melakukan apa yang dikatakan oleh iblis maka mereka terusir keluar. Walaupun demikian kasih Tuhan terhadap manusia tidak pernah pudar. Oleh karena itu Tuhan masih mencari Adam dan Hawa.
Apabila kita melihat sejarah keturunan Adam dan Hawa, maka kita akan melihat bagaimana seseorang mulai memanggil nama Tuhan. Pada mulanya adalah Adam memiliki anak yaitu Kain dan Habel, namun Kain membunuh Habel, setelah habel dibunuh oleh Kain, Adam dan Hawa mempunyai anak lagi yaitu Zet (Kejadian 4:26) dan lahirlah anak laki-laki bagi Zet yang diberi nama Enos dan waktu itulah orang memanggil nama Tuhan (berdoa). Tuhan itu sangat mengasihi manusia bahkan mencari meskipun diluar taman eden. Lalu keturunan berikutnya adalah Henokh yaitu orang yang diangkat hidup-hidup oleh Tuhan (Kejadian 5:21-24).
 
Saudara, secara perorangan Enos memanggil nama Tuhan termasuk Henokh. Dan apabila kita meniliti lebih lanjut maka kita temukan orang-orang yang mencari Tuhan diantaranya Nuh (Kejadian 6:9). Nuh bergaul dengan Allah beserta istri dan anak-anaknya serta menantunya. Yang semula perorangan pada akhirnya keluarga, maka Nuh beserta keluarganya selamat dari air bah. Selanjutnya kita lihat Abraham, Ishak dan Yakub telah dipanggil oleh Tuhan. Yakub atau disebut Israel yang merupakan suatu bangsa. Jadi yang bergaul tidak hanya keluarga melainkan bangsa. Israel menyembah Allah melalui bait Allah yang terdiri ruang maha suci, ruang suci, dan halaman (Keluaran 40). Tetapi setelah Yesus lahir maka barangsiapa yang percaya kepadaNya akan diselamatkan. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia maka diberikan putraNya yang tunggal supaya barangsiapa (kata barangsiapa merupakan undangan yang luas) yang percaya diselamatkan. Kita termasuk orang yang berbahagia karena kita menerima keselamatan dari Tuhan, karena tidak seorangpun bisa mendapatkan keselamatan tanpa ditarik oleh Bapa di sorga.
Jadi secara perorangan, keluarga dan bangsa berhak menerima keselamatan asalkan percaya kepada Kristus. Kita mendapat anugerah Allah untuk bergaul dengan Tuhan. Yang lalu biarlah berlalu, tetapi saat ini biarlah kita mencari hadirat Tuhan dan bergaul denganNya. Ketika kita bergaul dengan Tuhan maka kita akan dilindungi dan diberkati Tuhan. Dengan hadirat di gereja ini maka kita akan diberkati. Pada waktu Musa turun di bait suci, mereka dilindungi dan diberkati di depan mata orang Israel. Perlindungan Tuhan itu sungguh nyata. Contoh obed edom adalah orang yang mengejar hadirat Tuhan.

Saudara, apabila kita membaca I Tawarikh 13:14 kisah daripada Obed Edom. Oleh karena tabut Allah maka keluarga Obed Edom diberkati. Hadirat Allah itu sangat penting bagi kita semua untuk masuk dalam tahun 2011. Ada 3 hal yang dapat kita pelajari mengenai kehidupan Obed Edom, yaitu :

1. Menghormati Hadirat Allah

Dalam Efesus 4:30 dikatakan, ”janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” maksudnya bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang dapat tertawa, bersukacita. Oleh karena itu marilah kita menghormati Roh Kudus. Lawan kata menghormati adalah tidak menghormati. Tidak menghormati itu berarti mengambil keuntungan dari orang lain tanpa mempedulikan perasaan yang dimiliki orang tersebut. Misal seorang pria tidak menghormati wanita, maka laki-laki itu akan mencari keuntungan bagi dia tanpa mempedulikan perasaan wanita tersebut. Jikalau kita tidak menghormati Tuhan berarti kita hanya menarik semua keuntungan dari Tuhan bagi dirinya sendiri tanpa mempedulikan perasaan Tuhan. Jikalau kita tidak menghormati Tuhan maka kita hidup sembarangan. Sedangkan orang yang menghormati Tuhan maka orang tersebut akan mengalami pemulihan yang luar biasa.

2. Haus dan lapar akan Tuhan

Miliki rasa lapar dan haus akan Tuhan. Sesungguhnya Roh Kudus tidak melegakan dahaga kita atau memuaskan rasa haus kita, tetapi justru ketika kita mengalami Roh Kudus, maka Roh Kudus akan membuat kita semakin haus dan lapar akan Dia. Demikian yang dialami oleh Obed Edom, dimana selama tiga bulan Obed Edom mengalami sesuatu yang luar biasa. Jamahan Roh Kudus membuat dia semakin rindu untuk masuk dalam hadirat Tuhan. Bagaimana orang bisa makan banyak apabila di dalam orang tersebut tidak ada nafsu makan atau rasa lapar. Untuk itu dibutuhkan adanya nafsu makan supaya seseorang dapat makan dengan puas. Sebagai contoh ada seorang koki yang memasak berbagai macam masakan, setelah dia selesai memasak maka koki tersebut memanggil beberapa orang untuk makan. Dan diantara satu orang bertanya kepada koki tersebut, ”mengapa bapa tidak turut makan ?”, lalu koki menjawab, “semua masakan ini yang memasak saya, dan saya rasa aku nggak perlu makan makanan ini. Aku cukup melihat saja karena aku terlalu lelah dan tidak ada nafsu makan.” Demikian kehidupan orang-orang yang terlalu disibukkan dengan hal-hal lahiriah saja, maka rasa lapar dan harus akan Tuhan tidak ada.

3. Mendekat hadirat Tuhan.

Apabila kita membaca dalam I Tawarikh 15:14-16, 18, 24, maka kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa dimana Obed Edom melakukan apa saja asalkan dia dapat dekat Tabut Allah, karena ketika dekat dengan Tabut Allah maka ada sukacita yang luar biasa. Yang perlu dibuat untuk tahun-tahun berikutnya biarlah kita mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti halnya Obed Edom ketika ia bersama Tabut Allah dan menghormatinya maka hidupnya dilindungi dan diberkati secara luar biasa. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

17 Mei 2014

Menabur Yang Baik

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Galatia 6:7-10 ” . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya, . . .” 
Setiap kita tentunya mengenal tentang hukum tabur tuai. Dan apa yang kita tabur pasti akan kita tuai, seperti  yang tertulis dalam Galatia 6:7-10 ” . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya, . . .”  Dalam hal ini pasti kita semua ingat salah satu pelajaran yang kita dapatkan di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama mengenai pelajaran ilmu alam, baik itu hukum Archimedes, hukum aksioma. Dan ada satu hukum alam yang tidak dapat dibantah, kecuali ada ditangan Tuhan sendiri yang bisa mengubah sebab mujizat yang terjadi dalam Alkitab kadang bertentangan dengan hukum ini.
Tetapi satu hukum yang sangat dikomform oleh Tuhan yaitu terdapat dalam Yohanes 12:24 ” . . . Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Hukum alam ini ada hubungannya dengan kehidupan walaupun itu tumbuh-tumbuhan tetapi ada kaitannya dalam kehidupan kita. Contoh : satu biji jagung dilempar ke tanah, maka dalam waktu satu dua minggu kita tidak melihat apa-apa tetapi minggu berikutnya muncul tunas dan selanjutnya tumbuhan jagung ini menjadi besar bahkan dalam waktu 3 bulan maka satu biji jagung ini menghasilkan beberapa buah, bahkan kita malas untuk menghitung jumlah biji jagung yang telah dihasilkan.

Orang yang tidak pernah menabur maka tidak ada sesuatu yang dilipatgandakan. Hal ini tidak berbicara soal meteri saja tetapi yang lebih utama adalah hal rohani. Oleh karena itu marilah kita menabur selama masih ada kesempatan. Kita akan menerima hasil yang lebih besar dari apa yang kita tabur. Bahkan ada pribahasa : apabila kita menabur angin maka kita akan menuai badai. Kalau kita memilih jalan yang baik yaitu jalan Tuhan maka kita akan menuai sesuatu yang baik pula dan itu dilipatgandakan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan berkata : Jangan sesat sebab Tuhan tidak dapat dipermainkan. Kalau kita baca Galatia 5:22-23, maka kita akan temukan sesuatu yang kita tuai yaitu buah roh. Buah roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Perlu kita ketahui bahwa orang tidak dapat menipu diri sendiri bahwa apakah kehidupan itu penuh dengan kasih, kemurahan (sesuatu yang baik) atau justru di masa tua kita tidak menuai sesuatu yang baik. Memang ada persoalan-persoalan lain tetapi ini adalah suatu hukum.
Untuk itu apabila kita masih ada kesempatan maka kita harus menanam. Langkah kita adalah langkah yang positif sehingga apa yang kita tanam adalah sesuatu yang baik. Hukum ini tidak bisa ditentang sehinggal hal ini mau tidak mau terjadi dalam kehidupan. Buah yang baik membawa kita pada suatu kebebasan dalam suatu hukum, sebab tidak ada hukum yang bisa menuduh kehidupan kita. Kita semua menerima janji-janji dari Tuhan. Keselamatan tidak hanya di dunia saja tetapi sampai pada kehidupan yang kekal.

Saudara, kita harus memperhatikan apa yang kita tanam. Hukum karma itu luar biasa, tetapi dalam nama Yesus hal itu bisa dirubah sebab dalam nama Yesus ada pengampunan. Perlu disadari bahwa dosa yang telah ditanam orang tua, maka kutuk itu bisa sampai pada kita, tetapi puji Tuhan pada saat ini kita sudah menerima kemurahan Tuhan, sehingga karma yang jelek itu tidak ada lagi. Tetapi mulai saat ini kita mulai menanam yang baik karena tanaman yang buruk sudah putus oleh darah Kristus. Sedang orang di luar Tuhan masih menuai taburan nenek moyangnya.

Dalam II Timotius 2:6 dikatakan bahwa seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama kali menikmati hasilnya. Dan seorang petani tidak boleh sekedar menanam tetapi harus bekerja dengan keras untuk menghasilkan yang baik. Suatu saat seseorang akan kehilangan kesempatan apabila orang tersebut tidak mempergunakan kesempatan yang ada. Pertama kali saya bertobat, saya tidak membiarkan kesempatan saya untuk menabur hilang begitu saja, tetapi saya gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya sehingga saya mengalami seperti saat ini. Kita sukses tidak hanya dalam dunia ini tetapi sampai selamanya yaitu pada kehidupan yang kekal. Saya (Pdt. Abraham Alex T.) ingat kisah nenek saya yang sakit, dan kondisinya tampaknya tidak ada harapan, tetapi ada dua anak anggota koor memanggil hamba Tuhan. Kemudian hamba Tuhan itu berdoa dan tumpang tangan. Lalu nenek saya bangun dan bercerita bahwa ia bermimpi harus minum segelas susu lalu dia minum, dan sejak itu ia sembuh.
Setelah nenek saya sembuh maka kakek saya bertobat dan langsung membangun gereja Pentakosta di Jl. Sentanan Mojokerto. Dan melalui satu gereja menjadi belasan gereja. Kemudian apa yang dilakukan oleh kakek saya dilanjutkan oleh ibu saya. Selanjutnya kakek saya pindah ke Surabaya bertemu dengan Pdt. Ishak Leo dan disitulah kakek saya menabur. Demikian halnya dengan apa yang saya lakukan. Saya membangun 14 gereja di Mojokerto. dan lima tahun kemudian saya menuai di Surabaya, selanjutnya saya menabur lagi dan seterusnya. Kalau kita menabur baik maka tanaman kita menjadi baik. Walaupun banyak badai maupun ulat yang mulai ada pada pohon itu tetapi kita percaya apabila tanamana kita baik maka pohon itu akan tetap hidup dan berbuah. Selain bekerja keras, apabila kita mengharapkan tuaian yang besar maka tanaman yang kita tanam harus besar pula, seperti yang tertulis dalam II Korintus 9:6.

Saudara, setelah ibu saya menabur beberapa gereja dan semua anak-anaknya sudah berkeluarga; suatu saat ia berkata “tugasku sudah selesai dan anak-anakku sudah dewasa, sekarang waktunya aku pulang.” Lalu pembantu saya berkata, “jangan ngomong begitu bu, itu tidak baik.” Selanjutnya ibu saya berkata, “aku harus pulang, karena aku percaya apabila aku dipanggil Tuhan, anak-anakku akan diberkati Tuhan.” Kemudian ibu saya pulang ke rumah kakak saya yang menjadi dokter di Jl. WR. Supratman. Dan jam 10.00 WIB, ibu saya tidur sampai jam 18.30 WIB, kemudian saya datang ke rumah kakak saya, lalu ibu saya pamit dan tidak lama kemudian ibu saya dipanggil Tuhan. Dan apa yang dikatakan oleh ibu saya, sekarang telah terbukti bahwa saya diberkati. Dan setelah saya diberkati saya tidak tinggal diam, tetapi saya harus menabur terus, karena saya percaya bahwa anak cucu saya akan diberkati. Oleh sebab kita sebagai umat Tuhan yang diberkati marilah kita perhatikan jumlah yang kita tabur. Biarlah kita menabur apa yang ada pada kita, dan jangan sampai kita berusaha membuat ada untuk dapat ditabur yaitu dengan cara hutang supaya kita bisa menabur (II Korintus 8:12).
Kita percaya bahwa Tuhan memberikan benih setiap kita. Dan apabila kita menaburnya maka kita akan menuai, selanjutnya jikalau kita sudah menuai janganlah kita tinggal diam tetapi marilah kita terus menabur. Firman Tuhan berkata, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN” (Kejadian 26:12). Jangan merasa puas terhadap keadaan kita saat ini tetapi marilah kita tetap menabur dan menuai. Dan saat kita menabur jangan seperti gambling (judi) tetapi kita menabur dengan ketulusan hati. Apabila kita membaca I Korintus 3:6 maka disitu dijelaskan bahwa Allah yang memberi pertumbuhan dari apa yang kita tabur. Untuk itu hubungan kita dengan Tuhan jangan sampai lepas. Sebab apabila kita lepas maka apa yang kita tanam akan sia-sia sebab kita tidak akan pernah menuai. Oleh sebab itu janganlah kita berhenti untuk menabur, karena semuanya ada waktunya yaitu menuai secara luar biasa. Amin.Sumber: http://www.bethanygraha.org

11 Mei 2014

Mengatasi Kekuatiran

Mengatasi Kekuatiran
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Matius 6:31-33
"Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?  Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya  , maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. "
Dengan melambungnya harga barang-barang teruma kebutuhan pokok maupun kebutuhan yang lainnya. Maka hal ini membuat banyak orang berpikir lebih keras, yaitu bagaimana dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Kalau beberapa tahun lalu harga emas kurang lebih hanya beberapa ribu, sedangkan sekarang tiga sampai dengan empat ratus ribu rupiah; jadi kenaikannya berlipat-lipat. Menghadapi situasi ekonomi yang demikian kadang-kadang kita tidak siap. Dan berapa banyak anak-anak Tuhan mengalami kekuatiran terhadap banyak hal. Baik sebagai seoraang pengusaha atau sebagai karyawan biasa. Gaji yang kita terima tiap bulan seolah-olah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan keadaan yang demikian membuat kita kuatir atas kebutuhan yang semakin meningkat. Ada dua tahap supaya kita tidak kuatir :

1. Dengan pengertian

Tuhan menjelaskan dengan pengertian yaitu apabila burung di udara tidak menanam atau menabur tetapi dipelihara Tuhan, demikian halnya dengan bunga bakung yang ada di ladang, walaupun tidak memintal tetapi didandani Tuhan begitu rupa bahkan melebihi indahnya pakaian raja Salomo. Apalagi kita sebagai umatNya, kita pasti dipelihara dan dicukupi segala kebutuhan kita oleh Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 6:26-29, ”Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? . . . . . .”
Untuk itu jangan kuatir, sebab apa yang kita kuatirkan belum tentu terjadi; dan seandainya terjadi prosentasinya sangat kecil yaitu cuma lima persen. Dampak daripada kekuatiran adalah seseorang menjadi putus asa dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan hidupnya. Firman Tuhan berkata : ”Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Matius 6:27). Berapa banyak orang bunuh diri karena kuatir, mereka tidak berani menghadapi kenyataan hidup sebab mereka tidak memiliki pengertian tentang kebenaran firman Tuhan.

2. Mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya

Walaupun kita telah mendapat pengertian supaya tidak kuatir tetapi kadang-kadang terselip rasa kuatir saat menghadapi persoalan. Lalu bagaimana kita bebas dari kekuatiran sepenuhnya ? kita harus mengambil suatu tindakan seperti yang firman Tuhan katakan : ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Jadi, kalau kita mencari maka di dalamnya ada tindakan meminta. Kalau kita mencari maka kita akan mendapat, apabila kita mengetuk maka pintu akan dibukakan. Setiap kita tentunya dilengkapi dengan iman untuk mendapatkan, dan kita diberi kekuatan harap supaya apa yang kita cari kita dapatkan, dan kita diberi kasih supaya apa yang kita ketuk maka pintu dibukakan.
Lalu apa arti kerajaan Allah ? Pada jaman purba, Musa membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan jumlah kurang lebih tiga juta orang di padang belantara, tetapi Tuhan hadir karena Ia mengasihi umatNya. Pada siang hari ada tiang awan dan pada malam hari ada tiang api sehingga mereka tidak kepanasan atau kedinginan. Suasana pada waktu itu seperti yang tertulis dalam Wahyu 7:9-17. Itulah suasana kerajaan surga yang suatu saat kita dapatkan. Kerajaan Allah tidak ada lapar maupun haus. Orang yang mati di padang gurun karena mereka bersungut-sungut dan tidak percaya kepada Tuhan. Demikian orang Kristen yang tidak percaya, tidak berharap dan tidak mengasihi Tuhan akan mati di “tengah jalan”.
Pada jaman Salomo ia beribadah kepada Tuhan, maka Tuhan hadir dan para imam tidak tahan akan hadirat Tuhan sehingga mereka rebah. Ketika Tuhan hadir, maka Salomo diberkati luar biasa termasuk seluruh negeri diberkati. Bukankah diri kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita (I Korintus 16:19-20). Kekayaan Salomo sungguh luar biasa, sehingga pada jaman itu tidak ada raja satupun yang memiliki kekayaan seperti yang dimiliki oleh Salomo.

Saudara, carilah kerajaan Allah terlebih dahulu, sebab di sorga tidak ada kekuatiran, karena semuanya ditanggung oleh Tuhan. Kerajaan Allah itu bisa turun, malahan Tuhan mengajarkan kita berdoa untuk mengundang kerajaan Allah turun ke bumi seperti yang tertulis dalam Matius 6:9 ” . . .” Hampir semua umat beragama mereka berpuasa, bersemedi untuk manunggal dengan Tuhan. Padahal tidak ada seorangpun bisa manunggal dengan Roh Allah kecuali percaya kepada Yesus Kristus, sebab firman Tuhan katakan bahwa di bawah kolong langit tidak ada nama yang dapat menyelamatkan kecuali dalam nama Yesus.
Sehingga akibatnya yang manunggal dengan mereka adalah roh-roh yang memiliki daya rendah. Oleh karena itu mereka banyak yang menjadi dukun atau paranormal. Jadi dimana Tuhan menunjuk suatu tempat menjadi tahtaNya maka disitulah kerajaan Allah ada. Kalau kita baca Matius 16:18-19, maka kita dapatkan pengakuan Simon “ . . .” Bumi ini adalah milik Allah, tetapi iblis dibumi merusak tatanan hidup. Tetapi kalau kita percaya secara pribadi bahwa tubuh kita adalah bait Allah maka kita akan diberkati. Untuk percaya itu tidak mudah, tetapi kita harus mencari dan mengetuk. Apabila kita baca di dalam Wahyu 3:20 ” . . .”

Efesus 3:14-20 berkata bahwa baik yang ada di sorga maupun di bumi telah menerima nama Yesus. Kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pasti hidupnya bebas dari kekuatiran. Dan perlu kita ketahui pula bahwa Allah bertahta di atas puji-pujian seperti yang tertulis dalam Mazmur 22:4.
Pada tahun 1971 anak saya lahir dalam kondisi cacat. Sebab ketika dia lahir yang keluar kakinya terlebih dahulu, sehingga otaknya kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan. Sampai usia 5 tahun anak saya masih belum bisa berjalan maupun berbicara, akhirnya saya berdoa dan berpuasa. Dan suatu saat Tuhan bertanya, “where is my address ?”(dimanakah alamatKu?). Saya menjawab “disebelah kanan Allah Bapa.” Tuhan berkata : “Aku ini di dalam kamu.” Lalu saya kaget mendengarkan jawaban itu. Saudara, padahal saat itu saya sudah melayani Tuhan selama tujuh tahun tetapi saya masih belum mengerti akan hal ini. Saya kira Allah Bapa itu lebih besar dan Allah Anak kurang besar dan Allah Roh Kudus biasa saja. Padahal kuasa, kekayaan dan kemuliaan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus itu sama.
Setelah mengetahui alamat Tuhan ada dalam diri saya maka saya berdoa dan berkata kepada Tuhan, “kalau anak saya cacat seperti ini maka saya tidak akan melanjutkan pelayanan ini” akhirnya Tuhan menjawab, “creat him” (cipta dia). Lalu saya mulai berkata kepada anak saya, “berjalan nak” kemudian saya katakan lagi kepada anak saya, “berbicara nak” akhirnya lambat laun anak saya bisa berjalan maupun berbicara. Saudara, apabila Tuhan telah melakukan mujizat yaitu dua ekor ikan dan lima ketul roti dapat memberikan makan lima ribu orang dan orang buta sejak lahir dapat melihat, maka saya percaya pula bahwa anak saya pasti dipulihkan. Demikianlah dalam kehidupan kita apabila berbagai pergumulan dan sekarang masih belum mendapat jawaban maka tetaplah bersabar dan jangan kuatir.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

3 Mei 2014

Kebun Anggur Yang Subur

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
 
Yesaya 5:1 ”Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya : Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur”
Disini menggambarkan pemandangan kebun anggur yang indah dan subur. Kebun anggur ini telah dirawat sedemikian rupa. Baik itu dipupuk, dicangkul,dibuang batu-batunya bahkan diberi menara jaga sehingga tampak tertata rapi. Dan anggur yang ditanam adalah anggur pilihan. Kebun anggur tersebut diperlakukan dengan baik supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya adalah buah anggur yang masam.
Yang dimaksud kebun anggur itu adalah bangsa Israel. Allah telah memperlakukan bangsa Israel secara luar biasa, dan Allah rindu bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, namun kenyataannya justru sebaliknya. Yang dilakukan bangsa Israel yaitu perbuatan yang membuat sedih hati Allah dan menimbulkan murka Allah turun atas bangsa Israel. Mereka telah mengalami berbagai macam mujizat, tetapi hati mereka tetap keras bagaikan batu.

Yesaya 5:5-7 ”Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu : Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, . . . . . . . ” Tindakan yang diambil oleh Allah bukan karena Ia benci terhadap kebun anggurNya (Israel) tetapi hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat perhatian terhadap kebun anggurNya, sebab kalau kita perhatikan dalam Yesaya 5:1 keadaan kebun anggurnya sangat berbeda dengan keadaan kebun anggur pada ayat yang ke 5-6. Pada ayat yang pertama, kebun anggurnya dijaga, dirawat, dipupuk, diberi menara jaga dan ditata dengan baik, tetapi pada ayat yang ke 5 & 6 menerangkan bahwa kebun anggurnya penuh dengan semak belukar dan tidak subur. Demikian Tuhan memandang terhadap gerejaNya sekarang ini. Apakah gereja ini merupakan kebun anggur yang bagus dan subur, serta bertunas dan menghasilkan buah yang baik. Atau sebaliknya apakah gereja sekarang ini menjadi kebun anggur yang penuh dengan semak belukar.Tentunya kita semua rindu kita menjadi kebun anggur yang bagus, subur serta menghasilkan buah anggur yang manis dan banyak.

Supaya menjadi kebun anggur yang bagus dan subur, maka ijinkanlah diri kita ditata oleh Tuhan karena Tuhan telah memanggil kita untuk dijadikan orang-orang kudus dan untuk melakukan perkara yang besar bersama Allah, seperti yang tertulis dalam  I Korintus 1:2-3, ”. . . . mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.”  Setelah menjadi orang yang telah dikuduskan, maka segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan kehendakNya karena kita diperhatikan oleh banyak saksi. Untuk itu marilah kita menanggalkan beban dan dosa yang telah merintangi kita untuk menghasilkan buah yang baik bagi Tuhan. Dan semuanya itu kita lakukan dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita menuju kesempurnaan (Ibrani 12:1-2).

Begitu pula iman yang kita miliki harus mengalami pertumbuhan dan tidak boleh statis, karena apabila iman statis maka kita tidak akan melihat mujizat dan karya Allah yang luar biasa. Memang pada mulanya bahwa iman yang besar itu diawali dari iman yang kecil. Bukan berarti iman yang kecil itu tidak perlu, karena firman Tuhanpun menuliskan bahwa apabila kita memiliki iman sebesar biji sesawi maka kita dapat memindahkan gunung. Tetapi bagaimanapun juga iman harus mengalami pertumbuhan, sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis : Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17).
Apabila iman kita mengalami pertumbuhan, maka kita akan menjadi berkat bagi banyak orang, seperti biji sesawi yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, maka sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Matius 13:31). Wujud dari pertumbuhan iman itu sendiri yaitu apabila iman tersebut disertai dengan perbuatan, sebab iman tidak tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17).

Pertumbuhan iman kita mulai dari iman yang kecil sampai menjadi iman yang besar, tidak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Korintus 3:16). Dan kita dapat mengetahui kehendak Allah dalam kehidupan ini juga melalui tuntunan Roh Kudus, sebab Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (I Korintus 2:10). Dan setiap orang yang didalam dirinya ada Roh Kudus, maka orang itu akan mendapatkan wahyu, sehingga muncul suatu inspirasi yang dapat diwujudkan secara nyata (II Korintus 9:10). Tetapi apabila orang itu tidak memberi kesempatan kepada Roh Kudus untuk berkarya dalam dirinya maka orang itu tidak akan mengalami perubahan di dalam hidupnya dan tidak akan pernah merasakan kuasa Allah, meskipun menjadi orang Kristen bertahun-tahun. Jangan sekali-kali memadamkan atau mendukakan Roh Kudus, sebab apabila kita melakukannya maka hal itu sama dengan menghancurkan diri kita sendiri.

Sejalan dengan pertumbuhan iman, kita juga harus menabur dalam pekerjaan Tuhan. Dan apa yang kita tabur tidak harus selalu berupa uang atau harta, tetapi bisa juga waktu, tenaga, pikiran ataupun hal-hal yang lain. Yang jelas apa yang kita tabur adalah sesuatu yang dapat mendukung dalam pekerjaan Tuhan. Jangan engkau memandang keadaan sekitarmu apabila engkau menabur. Sebab tuaian yang besar ada di hadapan kita. Memang saat kita menabur tidak selalu lancar, kadang-kadang saat kita menabur disertai dengan air mata, seperti yang firman Tuhan katakan : ”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:5-6).

Tetapi perlu kita ingat, bahwa apa yang kita tabur tidak akan sia-sia, tetapi akan kembali dengan berlipat ganda bahkan sampai seratus kali lipat sesuai dengan pertumbuhan iman kita. Untuk itu janganlah kita putus asa, sebab apa yang tidak pernah kita dengar ataupun kita lihat, bahkan apa yang tidak pernah timbul dalam hati kita, semuanya akan disediakan Allah. Seperti contohnya Ishak, walaupun dalam masa kekeringan ia tetap menabur, dan hasilnya luar biasa. Kisah ini dapat kita baca dalam Kejadian 26:12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan.” Dengan demikian, maka kita akan disebut orang yang berhasil, bahagia dan penuh dengan damai sejahtera. Amin.Sumber: http://www.bethanygraha.org

Kembangkan Talentamu

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan : Matius 25:14-30
"Karena setiap orang yang mempunyai  , kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya" (ayat 29)
Dalam perikop ini kita akan membahas mengenai suatu kepercayaan daripada seorang majikan terhadap hamba-hambanya. Dimana majikan tersebut mempercayakan suatu harta kepada mereka. Adapun pemberian harta tersebut bervariasi jumlahnya; yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang seorang lain lagi satu telenta. Semuanya itu diberikan menurut kesangupannya masing-masing. Dan perlu diketahui bahwa 1 (satu) talenta itu nilainya besar sekali yaitu 6000 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari.

Saudara, perumpamaan tentang talenta ini bukankah tidak bedanya dengan kehidupan kita. Dimana setiap orang percaya tentunya diberikan suatu kepercayaan oleh Tuhan untuk mengembangkan talenta yang sudah diberikan; baik itu satu talenta, dua talenta atau lima talenta. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita mau bertanggungjawab untuk mengembangkan kepercayaan yang sudah Tuhan berikan. Dan apa yang sudah Tuhan berikan itu berdasarkan kesanggupan kita masing-masing. Talenta yang Tuhan berikan itu bisa berupa harta/kekayaan, kepandaian, ketrampilan dan lain sebagainya. Oleh karena itu marilah kita semakin giat melakukan atau mengembangkan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Sistim kerajaan Allah berbeda dengan kerajaan dunia begitu pula sebaliknya, sistim kerajaan dunia lain dengan kerajaan Allah. Kita sebagai umat Tuhan telah masuk dalam sistim kerajaan Allah. Karena sejak kita bertobat maka kita percaya bahwa hidup kita mutlak dari berkat Tuhan dan bukan karena usaha kita, walaupun beberapa orang merasa bahwa harta yang dimiliki merupakan hasil usahanya. Lalu, apa bukti bahwa segala sesuatu yang ada pada manusia adalah titipan daripada Tuhan ? Mari kita membaca dalam Pengkhotbah 5:14, ”Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.” Jadi, apabila seseorang dilahirkan dengan tidak membawa satu peser uangpun demikian pula apabila dipanggil Tuhan, maka tak sepeserpun mereka membawa, karena semuanya itu karena titipan dari Tuhan.

Kalau kita merasa berbahagia atau berhasil dalam Tuhan bahkan sampai turun temurun, itu semuanya hanya dipercayakan menurut kesanggupan kita. Kesanggupan tiap-tiap orang berbeda, ada yang sanggup memegang satu triliun, satu milyar, ratusan juta dan lain sebagainya. Dan apabila ada seseorang hanya sanggup memegang satu juta kemudian menerima ratusan juta, biasanya ada kencenderungan untuk gagal dalam mengelolahnya, sehingga mereka lupa diri dan melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Tetapi bukan berarti seseorang tidak bisa mengalami perubahan untuk semakin meningkat, karena segala sesuatu ada masanya. Apabila ia dapat dipercaya dalam perkara kecil maka ia akan dipercayakan dalam perkara yang lebih besar. Demikian pertumbuhan Gereja Bethany Indonesia yang telah mengalami suatu siklus mulai dari Mojokerto, Manyar, Nginden bahkan sampai Menara Doa. Apabila kita baca dalam II Korintus 9:10, maka kita tahu bahwa Allah memberikan benih untuk dilipatgandakan.
Oleh sebab itu janganlah kita malas, seperti yang tertulis dalam Amsal 6:9-11, ”Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu ? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”
Ketika saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) dari Mojokerto ke Surabaya tidak mempunyai apa-apa. Dan di Surabaya saya hanya bisa sopir mobil. Sehingga siang jadi pendeta sedangkan malamnya jadi sopir bemo sampai Madiun. Dan suatu hari Tuhan memberikan hikmat untuk mengambil daun lumbu, karena saat itu di Manyar banyak tanaman lumbu, sebab wilayah Manyar masih sawah. Kemudian saya belanja bumbu lengkap di pasar Keputeran untuk mengolah daun lumbu yang sudah dipotong untuk dijadikan makanan yang disebut “buntil.” Sehingga dalam jangka waktu satu tahun saya bisa membeli mobil.
Dan suatu saat Tuhan memberikan hikmat yaitu untuk membuat bedak dari kulit telor. Biasanya kulit telur dibuang oleh pabrik roti, tetapi saya ambil, lalu saya bersihkan kemudian ditumbuk sehingga menjadi bedak kulit telor. Melalui kesaksian ini biarlah seluruh umat Tuhan hendaknya memaksimalkan talentanya, maka Tuhan akan memberkati berlipatkaliganda. Memang berkat Tuhan itu bertambah ”step by step” (langkah demi langkah).
Saudara, apabila Tuhan telah memberikan benih/modal pada kita, maka janganlah lupa kita untuk menabur, sebab apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Mungkin saudara menabur keahlian saudara, atau kemampuan yang lainnya, atau harta saudara. Firman Tuhan berkata : ”Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya”(Amsal 3:9-10). Muliakanlah Tuhan dengan harta adalah sistim kerajaan sorga. Sebab itu kita harus teliti karena kita akan diangkat oleh Tuhan.
Apabila kita mempunyai karakter yang baik, setia dan jujur, itu merupakan modal bagi kita. Saudara modal jujur saja diberkati, apalagi setia dan bersikap baik. Dalam hal kejujuran, misalnya dalam perusahaan kalau kita jujur maka semua orang percaya kepada kita. Sebagai karyawan apabila setia maka kita akan diberkati, dan itu semua sama dengan mempermuliakan nama Tuhan, dan berkat Tuhan itu meningkat setapak demi setapak, seperti anak tangga yang terus naik. Kalau kita sanggup dalam satu pekerjaan maka kita akan ditambah pekerjaan yang lain. Kalau kita perhatikan orang yang diberi satu talenta, ia menganggap bahwa tuannya adalah tuan yang kejam, sehingga ia tidak dapat melipat gandakan apa yang dipercayakannya, karena talenta yang dipercayakannya justru disimpan. Padahal apabila ia tidak malas dan mau mengembangkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan maka ia akan mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification