21 Maret 2017

Rindu Suara Allah Yang Sejati

Rindu Suara Allah Yang Sejati

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Matius 7 : 15) 
Di jaman modern seperti saat ini, berapa banyak umat umat Tuhan merindukan suara dan kehendak Allah yang sejati ? Pada umumnya mereka memilih untuk mendengar hal-hal yang menyenangkan bagi diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan. Hal ini juga terjadi pada jaman raja Israel yaitu Ahab dan nabi-nabinya dimana mereka hanya mau menerima hal-hal yang bisa memuaskan hati dan telinga mereka. Berbeda dengan raja Yehuda yaitu Yosafat dan nabi Mikha mewakili umat Allah yang masih murni hatinya di hadapan Allah. Mereka senantiasa menginginkan suara Allah yang sejati. Mereka menguji nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak Allah yang sejati. Untuk itu mereka tidak memilih apa yang menyenangkan hati dan telinga mereka sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun suara Tuhan keras dan berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan Mikha memilih untuk mendengarkannya daripada berita baik yang palsu.
Suara dan jawaban Tuhan tidak selalu enak didengar, namun berisi kebenaran. Raja Ahab bukan saja hanya ingin mendengarkan berita-berita baik, tetapi menghukum Mikha yang selalu menyampaikan kebenaran dari Tuhan. Karena mengabaikan peringatan Tuhan yang keras, Ahab benar-benar tewas dalam pertempuran dengan bangsa Aram. Raja Yosafat yang dijadikan umpan musuh diluputkan Allah karena hatinya melekat kepada Allah. 
Di dalam Injil Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras hamba-hamba Tuhan palsu yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka bukanlah seturut perintah Allah melainkan menarik perhatian orang untuk diri sendiri. Mereka tidak membawa kita semakin mengenal Allah melainkan menjauh. Mereka sendiri adalah golongan tersesat seperti Raja Ahab dan nabi-nabinya. 
Sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak Allah yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan dengan menyelesaikan secara tanggungjawab, dan dari sana kita akan menemukan pertolongan dan mujizat Tuhan. Di dalam menerima Firman Tuhan, adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. Namun, terimalah peringatan tersebut jika firman itu berbicara kepada kita, sebab Tuhan menghendaki kebaikan bagi anak-anakNya. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification