21 Desember 2015

Kompromi Membawa Petaka

Kompromi Membawa Petaka

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 
(2 Korintus 6:14)

Dalam dunia bisnis maupun politik kita mengenal apa yang disebut dengan kompromi. Dalam situasi tertentu kompromi dapat menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Lantas dapatkah kompromi diterapkan dalam dunia kekristenan ? Saya rasa sulit sekali menemukan keuntungan dalam dunia kompromi bagi kekristenan. Bahkan sebaliknya, kompromi hanya akan menghasilkan petaka. Tetapi masih saja ditemukan orang-orang Kristen yang berusaha mendirikan doktrin baru dengan menggabungkan beberapa unsur dunia ke dalam konteks kebenaran. Mungkinkah gelap dan terang dapat bersatu (2 Korintus 6:14) ? Itulah sepenggal kalimat yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.
Misalnya, kita lihat contoh Yusuf yang tinggal di dalam rumah Potifar. Yusuf yang setiap hari kadang berduaan dengan istri Potifar bukannya tidak sadar akan bahaya yang dapat mengancam kemurnian hatinya. Bagaimana tidak? Setiap hari istri Potifar menggodanya. Perlukah Yusuf melakukan kompromi ? Seandainya Yusuf berkompromi terhadap dosa maka ia akan mendapatkan hadiah-hadiah dari istri Potifar. Ketika ujian terhadap hati nuraninya itu tiba, dimana istri Potifar memaksanya untuk tidur dengannya, maka ia hanya mempunyai satu pilihan yaitu melarikan diri.
Sejarah akan berubah apabila Yusuf mengambil sikap kompromi. Yusuf tidak akan dapat mencapai mimpi yang Tuhan berikan. Yusuf akan menjadi pecundang sepanjang masa. Tetapi justru karena sikapnya yang tidak mengenal kompromi itu, ia terhindar dari petaka. Dan akhirnya Yusuf dapat mencapai mimpinya yaitu menjadi orang nomor dua di Mesir. Walaupun prosesnya begitu panjanga tetapi komitmen untuk hidup dalam kebenaran telah dipegang teguh.
Waspadalah, karena dari kompromi yang kecil akan berkembang menjadi kompromi yang besar. Jadi ambillah sikap anti kompromi terhadap dosa, supaya kita tidak menyesal di kemudian hari.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Menuju Kanaan

Menuju Kanaan

Sekarang yang penting adalah berdiri sebagai pemenang yang memegang janji-janji Allah. Kita harus membuktikan bahwa hidup di dalam Kristus itu penuh dengan pengalaman nyata dan indah.  Raihlah Kanaan dan nikmati keindahan negerinya.
Saudara, perjalanan bangsa Israel merupakan gambaran perjalanan hidup kita meraih janji-janji Allah. Janji-janji Allah bisa surga, kesembuhan, kecukupan, pertolongan, kekuatan, dan kemuliaan. Sebagaimana orang Israel banyak yang gugur di padang gurun, begitu juga dengan orang Kristen. Perjalanan bangsa itu amat berat bukan karena panasnya padang gurun atau banyaknya rintangan, tetapi yang menjadi masalah adalah keraguan, ketidakpercayaan, ketidaksabaran, dan ketidaksetiaan bangsa itu mengikuti perintah Tuhan. Saya yakin apabila bangsa itu mengikuti perintah Tuhan dengan segenap hati, maka perjalanan mereka akan terasa ringan.
Alkitab berisi ribuan janji Allah. Tetapi coba hitung dengan jari Anda, berapa yang telah digenapi dalam hidup Anda. Kadang kita kurang berani meyakini janji Allah tersebut. Kadang kita terlalu “rohani” sampai-sampai mau mengklaim atas janji Allah itu kita tidak berani. Misalnya saja kesembuhan. Kita sudah cukup lama memegang keyakinan bahwa sakit adalah cara Allah menjadikan kita kudus dan semakin berkenan kepada-Nya. Apakah itu benar? Tidak! Tetapi saya percaya kalau sakit bisa dijadikan Allah untuk memuliakan nama-Nya. Bagaimana caranya? Bisa Anda menerima kesembuhan. Yesus kerap kali menyembuhkan orang sakit pada masa pelayanan-Nya. Kalau sakit adalah kehendak Allah, maka seharusnya Yesus tidak perlu melakukan kesembuhan-kesembuhan pada masa Ia hidup di bumi. Begitu kan logikanya? Tetapi yang benar, kesembuhan adalah kehendak Allah untuk Anda. Ini adalah janji Allah untuk memberikan kita tubuh yang sehat supaya kita dapat melayani-Nya.
Begitu juga kalau Anda hidup selalu dalam kekurangan. Kita mempunyai Bapa yang kaya raya, masakan Ia tidak mencukupi kebutuhan kita? Dan kalau kita selalu kekurangan di mana ketidakberesannya? Masalahnya terkadang ada pada kita yang kurang mengerti akan firman Tuhan. Dia adalah Yehova Jireh – Allah yang mencukupi. Sebagaimana Dia mencukupi kebutuhan bangsa Israel di padang gurun, Dia juga akan mencukupi kebutuhan Anda.
Sekarang yang penting adalah berdiri sebagai pemenang yang memegang janji-janji Allah. Kita harus membuktikan bahwa hidup di dalam Kristus itu penuh dengan pengalaman nyata dan indah.  Raihlah Kanaan dan nikmati keindahan negerinya.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 Desember 2015

Iman yang Diuji

Iman yang Diuji

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. . . . .” (Yakobus 1:2-4).
Saudara, iman Abraham tidak hanya diuji ketika ia harus menyerahkan Ishak sebagai korban, tetapi pertama kali Allah memanggil Abraham, itupun sudah termasuk ujian. Sebab Allah berkata, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu” (Kejadian 12:1). Abraham harus pergi meninggalkan sanak saudaranya dan pergi ke suatu tempat yang ia tidak ketahui. Namun ia taat dan imannya terbukti teguh.
Setelah Ishak, anak yang dijanjikan oleh Allah itu dilahirkan, ujian terhadap imannya datang lagi. Perhatikan bahwa ujian ini terjadi setelah Ismael diusir dari rumahnya. Dengan demikian Abraham hanya mempunyai satu pengharapan melalui Ishak supaya janji Allah digenapi dalam hidupnya. Tetapi kini Allah memintanya untuk mengorbankan anak satu-satunya tersebut.
Kali ini Abraham dengan setia mengikuti perintah Tuhan. Persoalannya sebenarnya tidak semudah itu. Apakah di benak Abraham tidak timbul bermacam-macam pikiran ? Apakah di dalam pikiran Abraham tidak ada saling adu argumentasi ? Oh itu pasti terjadi. Tetapi oleh ketaatannya Abraham layak disebut ‘sahabat Allah’ sebab ia akhirnya taat mengikuti perintah Tuhan. Meskipun perjalanan menuju tempat pengorbanan yang Tuhan perintahkan itu harus ditempuh selama 3 hari perjalanan. Namun selama 3 hari itu ia harus bertahan pada pendiriannya untuk taat kepada suara Tuhan. Dan ia berhasil!
Kita disebut dengan keturunan Abraham secara rohani. Dan itu berarti Abraham mewariskan iman kepada kita. Dalam hidup ini ada kalanya Allah menguji kita seperti Abraham, meskipun ujian tersebut tidak seberat yang dialami oleh Abraham. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita setia pada suara Tuhan ataukah kita mengabaikan suara Tuhan ? Yakobus berkata dalam suratnya, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. . . . .” (Yakobus 1:2-4).
Cepat atau lambat ujian itu pasti datang. Tetapi orang yang setia akan dengar-dengaran terhadap suara Tuhan dan mentaatinya.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

1 Desember 2015

Bertekunlah Di Dalam DIA!

Bertekunlah Di Dalam DIA!

Roma 5:3-4
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus selalu baru dan mengalir setiap hari. Untuk itu perhatikan dengan seksama bagaimana hidup kita! Sebab saat ini kita sedang masuk ke dalam era akhir zaman. Pengaruh dunia sekuler demikian maraknya, belum lagi tantangan dan persoalan yang kita hadapi, sehingga tatkala kita lengah, maka hal itu bisa saja menggeser iman kita,  apalagi jika kita tidak bersungguh-sungguh. Jangan menjadi terlena tetapi waspadalah, jangan sampai terbawa oleh arus dunia. Tanda-tanda akhir zaman sudah mulai digenapi. Allah berkehendak supaya hidup kita berkenan kepada-Nya, bukan untuk suatu masa tertentu tetapi untuk seterusnya. Lalu bagaimana supaya kita berkenan? Salah satu kuncinya adalah bertekun di dalam Dia. Bertekun itu artinya rajin dan setia untuk terus hidup didalam firman-Nya dan mengerjakan firman-Nya setiap saat,dan hidup mengandalkan Tuhan.
Ada banyak alasan mengapa kita harus bertekun? Karena selama  kita menumpang di dunia ini, kita masih bertemu dengan masalah dan tantangan baik besar maupun kecil, dari yang mudah sampai dengan yang sukar.  Dan kalau kita diijinkan untuk menghadapi masalah, bahkan masuk ke dalam kesengsaraan, maka hal ini dimaksudkan supaya kita bertekun di dalam Dia, sebab ketekunan itu akan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan kepada Allah (Roma 5:3-4). Dan apabila ketekunan itu menjadi buah yang matang, hal itu akan menghantar kita kepada kesempurnaan. Karenanya iman yang kita miliki harus kita dikerjakan dan dibangun dengan penuh ketekunan .
Kita harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada iman kita kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri  ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada dengan berlimpah-limpah,  maka kita akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan kita kepada Yesus Kristus (2 Petrus 1:5-8). Pada akhirnya ketekunan kita sebagai orang-orang kudus-Nya akan menghantar kita masuk ke Yerusalem baru.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Iman Mengalahkan Dunia

Iman Mengalahkan Dunia

 “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai  iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung  ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20)
Suatu ketika Tuhan Yesus  sedang  mengajar murid-murid-Nya, pada kesempatan itu ia sampaikan tentang iman sebesar biji sesawi. Biji sesawi itu sangat kecil dibandingkan dengan biji-bijian dari sayuran lainnya. Ia memberikan perumpamaan kepada para murid: “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai  iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung  ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20). Ia menyampaikan tentang kekuatan dan kedahsyatan iman apabila hal itu dimiliki oleh setiap orang percaya. 
Hal ini disampaikan-Nya karena disadari bahwa orang percaya akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Tuhan Yesus mengingatkan setiap orang percaya untuk tetap teguh dan kuat, karena kita adalah anak-anak Allah. Allah mau atsmosfir keilahian melingkupi hidup setiap orang percaya; Allah mau karakter Kristus nampak dalam kehidupan kita sehari-hari, kebenaran menjadi barisan depan dan kemuliaan Tuhan menjadi barisan belakang (Yesaya 58:8); Allah mau kasih-Nya begitu nyata pada anak-anak-Nya supaya nyata bahwa kita adalah anak-anak Allah; dan Allah mau supaya kita menguasai dunia, bukannya dikuasai oleh dunia, sebab firman-Nya  semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia (1 Yohanes 5:4). 
Lalu dengan apa orang percaya mengalahkan dunia? Jawabannya adalah dengan iman. Iman itu adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. Iman itu sebuah kekuatan mahadahsyat yang Tuhan taruh dalam setiap hati orang percaya. Sekarang tinggal kita mau mengaktifkannya atau tidak, mau bertindak atau tidak. Sebab iman tanpa  tindakan adalah iman yang mati. Karena itu pada saat mengajar Ia menekankan walaupun iman itu sebesar biji sesawi, tetapi jika diaktifkan sangat dahsyat ledakannya. Jadi penuhi hati kita dengan kasih dan kebenaran-Nya, sebab iman itu muncul dan aktif pada saat kita hidup di dalam kebenaran dan menyatakan kasih Allah sepanjang hari. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang  percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? (1 Yohanes 5:5).
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Indahnya Pengampunan Allah

Indahnya Pengampunan Allah

Sekalipun  dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi  putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18).
Ketika sebuah pengadilan mulai menjatuhkan vonis hukuman mati kepada terdakwa yang telah melakukan kejahatan besar. Maka orang tersebut tidak memiliki harapan atas masa depannya karena kematian telah menantinya, walaupun hati kecilnya ada secuil harapan. Dan tatkala pengharapannya terkabul dapat dipastikan orang yang mendapatkan kebebasan  akan bersukacita.
Demikian juga dengan kita, sebelum mengenal Yesus Kristus, kita seperti orang yang berada di dalam rumah tahanan, bahkan juga seperti orang yang sakit kusta yang berada dalam pengasingan, dan kondisinya sangat menjijikkan. Sebelum bertobat kita adalah orang yang sedang terbelenggu oleh dosa, dan tidak mungkin bisa bebas karenanya, tetapi karena begitu besar kasih Allah, Ia datang  ke dunia, menderita dan mati di atas kayu salib, untuk menebus dosa-dosa kita, dan Allah  katakan: “Sekalipun  dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi  putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18).
Bahkan kepada  setiap orang yang menerima-Nya diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Sungguh indahnya pengampunan yang diberikan Tuhan   kepada kita. Ia menebus kita bukan dengan darah domba tetapi dengan darah-Nya sendiri. Lebih daripada itu kita juga diizinkan untuk mengenal Allah dan hidup bersekutu dengan-Nya, ini adalah puncak dari indahnya pengampunan Tuhan. Allah mau supaya kita tetap kokoh dan terus menjaga predikat yang Tuhan berikan kepada kita, jangan mau digeser atau beranjak dari predikat kita, sebab dunia hari-hari ini sedang tenggelam dengan segala keinginannya, tetapi kita haruslah hidup di dalam indahnya pengampunan Allah dengan tidak menyia-nyiakan waktu yang Tuhan berikan kepada kita. Waktu terus berjalan dan dunia cepat berubah, tetapi Tuhan kita Yesus Kristus tidak pernah berubah dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Pengampunan-Nya sangat indah, melebihi harta benda yang kita miliki, melebihi kedudukan dan jabatan yang sedang kita duduki, sebab sia-sialah orang memiliki segala sesuatu di dunia ini tetapi tidak mendapatkan pengampunan-Nya, sebaliknya berbahagialah sekalian orang yang hidup di dalam pengampunan-Nya.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

FirmanNya Berkuasa

FirmanNya Berkuasa

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15).
Saudara, perlu kita ingat atau ketahui bahwa di dalam FirmanNya ada kuasa yang tak terbatas ! Kalau kita menganggap bahwa Alkitab yang kita baca itu tidak lebih dari sebuah buku biasa, maka hal ini merupakan kesalahan besar. Alkitab telah terbukti mengubah hidup jutaan bahkan milyaran manusia dari berbagai kalangan, termasuk saudara dan saya. Masih banyak lagi manusia yang telah diubahkan oleh perkataan firman Tuhan, baik melalui perkataan maupun tulisan. 
Timotius adalah contoh manusia lainnya yang hidupnya telah dibentuk oleh firman Tuhan. Paulus berkata kepada Timotius, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus” (2 Timotius 3:15).
Siapakah yang paling bertanggung jawab dalam kehidupan Timotius? Alkitab menyebutkan ibunya (2 Timotius 1:5). Bertahan-tahun Timotius dibentuk oleh firman Tuhan, dan akhirnya ia menjadi pemuda yang gagah perkasa di dalam Kristus. Firman itu telah membawanya kepada hidup yang kekal dan hidup yang berkemenangan.
Lalu bagaimana dengan orang tua zaman sekarang? Jangankan mau mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya, menegur saja mungkin jarang dilakukan, sebab jadwalnya padat! Jadi jangan disalahkan kepada anak muda bila akhirnya mereka terjerumus dalam kenakalan yang menjurus pada kriminalitas. Lebih parah lagi jiwa mereka terhilang, sebab mereka mengalami apa yang dinamakan dengan krisis firman Tuhan. Tidak ada yang mengajarkan firman Tuhan kepada mereka. 
Saudara, kita harus punya keyakinan bahwa firman Tuhan itu amat berkuasa. Sejak dini, ajarkan firman Tuhan ini kepada anak-anak kita, meskipun kelihatannya mereka tidak mengerti, tetapi saya yakin roh mereka dapat mencerna firman Tuhan. Niscaya anak-anak kita akan bertumbuh menjadi pahlawan-pahlawan Kerajaan Allah yang menjadi kebanggaan Allah Bapa di surga. Untuk itu janganlah tunda-tunda waktunya, sebab tidak ada kesempatan yang kedua ! amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

26 Oktober 2015

Tetaplah Berjaga-jaga!

Tuhan Yesus berkata, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32). Hal ini disampaikan supaya setiap kita senantiasa berjaga-jaga, kita tidak perlu tahu kapan; baik hari maupun tanggal kedatanganNya yang kedua kalinya, tetapi yang pasti bahwa Dia akan datang untuk menjemput orang-orang yang sudah siap sedia menyambut kedatanganNya yang kedua kali.
Bila Yesus berkata bahwa kedatangan-Nya itu seperti pencuri (biasanya pencuri itu datang pada malam hari), apakah hari-hari ini kita sudah memasuki fase malam hari? Ada banyak buku yang mencoba menguatkan kedatangan Tuhan dengan membeberkan bukti-bukti seperti perang, gempa bumi, penyakit-penyakit maut, nabi palsu, dsb, tetapi masih belum dapat memberikan kepuasan kepada para penanti kedatangan Tuhan. Banyak anak Tuhan yang bingung dengan analisa-analisa dan penafsiran-penafsiran beraneka ragam. Daripada bingung sebaiknya kita berpegang pada perkataan Tuhan, “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba. Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu pulang, menjelang malam, atau tengah malam, atau larut malam, atau pagi-pagi buta” (Markus 13:33-35).
Yesus jelas sekali berkata bahwa kita tidak tahu waktu dan masanya. Tetapi kita harus waspada setiap saat, setiap waktu, setiap hari, setiap menit, bahkan setiap detik, supaya kedatangan Tuhan itu tidak mengagetkan kita. Kalau Anda masih santai dan tidak ada gairah rohani sama sekali, dosa sudah mengincar di depan pintu hati Anda. Kebanyakan anak Tuhan terlalu capek dalam rohani dan jasmani lalu mengabaikan persekutuan dengan Tuhan. Akhirnya mereka tidak berjaga-jaga. Mereka hidup nyaman dalam dosa dengan harapan bahwa kedatangan Tuhan masih lama! Tetapi camkan bahwa Yesus bisa datang esok……..! Siapa tahu?
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Kediaman Kekal di Sorga

ediaman Kekal di Sorga

Written by Multimedia Bethany Graha
Firman Tuhan berkata : “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia” (2 Korintus 5:1)
Tanpa diragukan lagi bahwa “tempat kediaman di bumi” bukan berbicara mengenai rumah yang ada gentingnya yang setiap hari kita tinggali, tetapi berbicara mengenai tubuh kita. Sebab manusia itu adalah roh yang mempunyai jiwa dan tinggal di dalam tubuh. Lalu tempat kediaman kekal apakah yang Allah sediakan bagi kita?
Saya percaya ini berbicara mengenai tubuh kemuliaan. Anda ingat ketika Adam dan Hawa sebelum jatuh di dalam dosa, mereka mengenakan tubuh kemuliaan, sebab sebelum mereka jatuh di dalam dosa mereka tidak merasa bahwa diri mereka telanjang. Namun setelah mereka jatuh di dalam dosa, pertama kali yang mereka sadari adalah ketelanjangan mereka.
Allah bermaksud mengingatkan kita semua bahwa hidup kita di bumi ini sementara. Umur kita ada batasnya. Kecantikan kita ada waktunya. Ketampanan kita juga dibatasi oleh waktu. Sebab tubuh yang kita tinggali sekarang ini adalah bangunan sementara. Dan semua orang yang ada di dunia ini pasti mengalami apa yang namanya “terbongkarnya bangunan sementara”.
Saudara, berbahagialah bila Anda sudah dilahirkan kembali. Sebab Allah menyediakan bagi kita tempat kediaman kekal di surga. Kematian yang dialami oleh orang benar hanyalah proses “take off” menuju kemuliaan Allah di surga. Cepat atau lambat kita semua akan mengalaminya.
Kalau begitu, marilah kita memfokuskan hidup kita yang terutama kepada perkara-perkara di atas. Perhatikan perhiasan manusia batiniah Anda. Seperti Paulus katakan, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Kor. 4:18). Orang benar yang tahu rahasia ini akan lebih mengkonsentrasikan hidupnya untuk memperhatikan perkara-perkara rohani. Bagaimana dengan Anda?

17 Oktober 2015

Menuju Kemuliaan

Saudara, Allah mempunyai rencana yang pasti bagi kita: kemuliaan bagi anak-anaknya. Seperti firman Tuhan katakan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya” (Roma 8:28-30).
Apapun yang terjadi dalam hidup kita tidak akan mengubah fakta bahwa Allah akan mempermuliakan kita ! selama kita berada di jalur Tuhan. Dan perlu kita ketahui segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita tidak ada yang kebetulan. Seperti halnya kisah daripada Lidia yang berdagang kain ungu di Filipi. Tidak secara kebetulan disana ia dapat mendengarkan Paulus berkhotbah. Dan ia bertobat! Begitu juga dengan kejadian-kejadian yang menimpa hidup kita tidak ada yang kebetulan. Jikalau saat ini kita sedang dalam berbagai pergumulan, maka ketahuilah bahwa penderitaan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima, seperti yang tertulis dalam Roma 8:18, ”Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”Allah telah meletakkan rencana-Nya dalam hidup kita supaya kemuliaan menjadi tujuan akhir hidup kita.
Kalau Anda mengira bahwa masalah-masalah berat yang menimpa Anda adalah kutukan dari Tuhan, mungkin Anda perlu evaluasi diri. Kalau Anda berbuat dosa, Anda memang dalam masalah besar. Tetapi kalau Anda yakin bahwa Anda benar tetapi tetap saja tertimpa musibah, bersyukurlah sebab Anda sedang berada dalam jalur menuju kemuliaan Allah, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Sahabat Sejati

Seperti yang telah kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain atau teman, satu dengan yang lain saling ketergantungan. Namun ada yang lebih dekat dari seorang teman, yaitu sahabat. Kita bisa mencurahkan isi hati kita hanya kepada sahabat, meskipun disisi lain ada keterbatasan; baik oleh ruang maupun oleh waktu. Tetapi kita punya sahabat yang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan kehebatannya tidak ada yang menyamainya yaitu Tuhan Yesus. Bahkan Dia berkata, “….. Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yohanes 15:15). Yesus menyebut kita sahabat dan Dia telah menyampaikan sesuatu kepada kita tentang apa yang didengar dari Bapa, itulah yang dikatakan-Nya kepada kita.
Sekarang Tuhan mengajak Anda untuk menjadi sahabat-Nya. Tuhan siap mendengar semua yang menjadi masalah Anda. Ia siap menampung semua keluh kesah Anda. Tidak hanya itu saja Ia dapat memecahkan semua masalah yang Anda hadapi. Apakah Sahabat kita ini telah teruji sebagai Sahabat yang baik. Ya! Dia sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Dia sengaja seperti “mengulur-ulur” waktu untuk menolong kita, tetapi sesungguhnya Dia berfirman, “Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau” (Yesaya 41:13).
Saudara, Tuhan tidak lalai memperhatikan keadaanmu. Ia tidak acuh terhadap persoalan yang Anda hadapi. Kalau Anda bertanya, “Mengapa Tuhan membiarkan aku mengalami penderitaan seperti ini?” itu berarti Yesus rindu Anda menjadi sahabat yang kuat dan kokoh menghadapi berbagai gelombang kehidupan. Bukankah Allah menguji kita di dalam dapur api kesengsaraan (Yesaya 48:10)? Tetapi, sampai kapan kita bebas dari segala persoalan ini? Sampai Allah memandang bahwa Anda layak menjadi anggota Kerajaan Allah. Yesus adalah sahabat kita yang setia. Dia selalu bersama-sama dengan Anda! Percayalah!
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Ceritakan Kebaikan Tuhan!

Kebaikan Tuhan tidak bisa diukur hanya sebatas berkat yang telah kita terima, karena kebaikan Tuhan itu sifatnya multak. Seandainya kita mengalami kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan hati kita maka ketahuilah bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan. Yang pasti Allah itu sungguh luar biasa. Ia selalu datang menolong kita dan memberikan rahmat-Nya setiap hari kepada kita. Doa-doa kita pun dijawab dengan ajaib oleh Tuhan. Tetapi apa balasan kita kepada-Nya? Biasanya permohonan kita yang telah dijawab akan dilanjutkan dengan permohonan “jilid 2”, “jilid 3”, “jilid 4”, dst.
Dan terkadang kita lupa mengucap syukur maupun menceritakan kebaikan Tuhan. Bukankah pemazmur berkata : ”Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya !” (Mazmur 103:2). Lihatlah kisah tentang sepuluh orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus (Lukas 17:11-19). Dari sepuluh orang kusta, yang kembali kepada Tuhan untuk mengucap syukur dan berterima kasih hanya ada satu orang. Dan Tuhan bertanya, “Di manakah yang sembilan orang itu?…… Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah” (ayat 17, 18)? Apa sih susahnya yang sembilan itu berkata setidak-setidaknya, “Terima kasih Tuhan Yesus!”?
Saudara, Tuhan memberikan bibir dan lidah ini supaya kita memuliakan Tuhan dan menceritakan kebaikan Tuhan. Kalau Anda mendengar perintah : Beritakanlah Injil !, mungkin Anda cukup “bergidik”, sebab memberitakan Injil bukanlah perintah yang menyenangkan. Bagaimana kalau Anda diminta untuk menceritakan apa yang Tuhan telah perbuat dalam hidup Anda? Tidak susah bukan? Anda tidak harus masuk sekolah Alkitab terlebih dahulu untuk melakukannya. Bukan berarti sekolah Alkitab tidak penting, tetapi lakukanlah dari hal yang kecil. Karena melalui hal yang kecil maka kita akan sanggup melakukan hal-hal yang besar. Oleh karena itu tetaplah setia sebab itulah yang dikehendaki Tuhan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Temukan yang Terhilang

Saudara, adalah kerinduan Allah bahwa semua manusia diselamatkan. Dan bila ada yang terhilang, hal ini akan membuat hatiNya menjadi sedih yang begitu mendalam, sehingga Ia harus mencarinya sampai ditemukan kembali. Karena Dia tidak ingin seorangpun binasa. Dalam Lukas pasal 15, secara khusus Tuhan memberikan perumpamaan tentang perhatian Allah yang besar kepada manusia yang terhilang. Tidak cukup dengan perumpamaan tentang “domba yang hilang”, tetapi dilanjutkan juga dengan “dirham yang hilang, dan “anak yang hilang”.
Jangan dikira orang-orang yang bertampang “mengerikan” dengan tubuh penuh tato dan mulut bau alkohol adalah musuh-musuh Allah. Itu salah besar. Sebab mereka adalah target dari “misi penyelamatan domba yang hilang”. Allah mencari orang-orang seperti itu untuk diselamatkan. Dan gereja sebagai tangan dan kaki Allah punya tanggungjawab untuk menghampiri dan menyelamatkan mereka. Itu berarti Anda dan saya mempunyai kewajiban untuk menyampaikan berita bahwa Allah mengasihi mereka dan menghendaki mereka kembali ke pelukan Bapa yang penuh kasih. Janganlah berpangku tangan dan santai saja.
Jangan cuma terkagum-kagum dengan kisah-kisah menakjubkan hamba-hamba Tuhan besar. Maksudnya, jangan jadi penonton, tetapi jadilah pemain yang baik, supaya nama Tuhan dipermuliakan di jagad raya ini. Dengan banyak jiwa yang dimenangkan maka semakin dekat pula kedatang Tuhan untuk memberika upah buat setiap orang tetap setia menjalankan amanat agung Tuhan.
Tetapi di manakah domba yang hilang itu? Kalau hati Anda belum tercelik, Anda tidak akan dapat menemukan domba yang hilang itu. Atau kalau hati Anda terlena dengan kemewahan dunia ini domba yang hilang tidak akan mendapatkan perhatian Anda. Bukalah, bukalah hati Anda supaya Anda dapat melihat jutaan jiwa manusia yang sedang berjalan menuju neraka. Bangkitlah gereja Tuhan dan selamatkan mereka !
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Nahkoda yang Handal

Dalam mengarungi kehidupan ini tentunya tidak lepas dengan berbagai gelombang dan badai kehidupan. Sehingga terkadang kita mulai putus asa untuk melanjutkan perjalan hidup kita. Dan berapa banyak anak-anak Tuhan yang mengalami ”karam kapal.” Oleh karena itu serahkanlah kemudi kehidupanmu kepada Sang ”Nakhoda” yang handal yaitu Tuhan Yesus. Sebab banyak orang Kristen yang tidak konsisten menyerahkan kemudinya. Apabila keadaan dalam keadaan baik-baik saja, mereka enggan meminta Yesus memimpin hidup mereka. Mereka merebut kemudi yang dipegang oleh Tuhan. Tetapi, manakala badai datang, mereka segera berseru-seru kepada Tuhan. Mereka berteriak, “Tolong Tuhan, perahuku hampir tenggelam!” Dan syukurlah, meskipun Anda telah mengabaikan Dia, namun Dia masih mau bergegas menolong Anda. 
Saudara, hidup kita ibarat perahu di tengah lautan, dengan gelombang kecil? Tidak! Dengan gelombang besar dan seringkali badai besar datang. Kalau kita tidak mempunyai nakhoda yang dapat diandalkan bagaimana perahu kita dapat bertahan di tengah lautan? Bagaimana kita dapat selamat sampai di tujuan? 
Dan saat ini, Yesus, Sang Nakhoda handal itu menawarkan kepada Anda untuk menjadikan Dia sebagai Nakhoda dalam hidup Anda. Ia tidak meminta sepeser dari harta Anda untuk pembayarannya. Ia juga tidak menuntut gaji bulanan. Apa yang Ia minta hanyalah kesetiaan Anda. Ia meminta Anda mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan Anda. Dan bila Anda melakukannya, Sang Nakhoda akan segera mengambil kemudi Anda. Apabila ditemukan bagian-bagian perahu yang rusak atau bocor, Ia akan memperbaikinya dengan hati-hati. Ia akan menambal luka-luka dalam hidup Anda. Ia akan memulihkan keadaan Anda yang telah hancur porak-poranda karena badai kehidupan.
Bila Yesus bertanya kepada Anda sekarang, “Maukah kaujadikan Aku sebagai Nakhoda hidupmu?” Apa jawaban Anda?
Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 September 2015

Dapatkan yang Terbaik

Dalam kesempatan ini, ada satu pertanyaan yang berkaitan dalam kehidupan kita yaitu manakah yang paling penting: batu permata atau hati yang penuh kemurahan? Mungkin saudara mempunyai jawaban yang berbeda-beda, tetapi saya katakan pada saudara bahwa mempunyai hati yang mulia jauh lebih penting dari permata mulia.
Perlu kita ketahui bahwa cara pandang dan cara berpikir kita dengan orang dunia sangatlah bertolak belakang. Mereka mengejar hal-hal yang kelihatan seperti kesenangan materi, tetapi kita mengejar hal-hal yang tak kelihatan, karena yang tak kelihatan itu kekal. Mereka mengejar keuntungan dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk memuaskan hawa nafsunya, namun kita menggunakan harta untuk kemuliaan nama Tuhan. Sayangnya, banyak orang Kristen yang mengikuti cara orang-orang dunia. Mereka mencari harta permata dan mengabaikan hati yang mulia.
Paulus berkata, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:18).
Alkitab memberikan prioritas yang benar. Mendahulukan perkara-perkara yang tak kelihatan, barulah perkara-perkara yang kelihatan.
Saudara, kita adalah manusia rohani yang telah mengalami pembaharuan di dalam Kristus. Ciri manusia yang mengalami pembaharuan adalah memikirkan hal-hal dari roh. Seperti Alkitab katakan, “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh” (Roma 8:5).
Jangan dibalik! Jangan biarkan hawa nafsu Anda menguasai diri Anda. Latihlah manusia rohani Anda supaya manusia rohani Anda menjadi kuat. Dengan berdiam di dalam hadirat Tuhan, dengan merenungkan firman Tuhan, dan dengan memenuhi pikiran kita dengan firman Tuhan, kita akan mampu memberikan prioritas kepada hal-hal rohani.
Begitu juga bila Anda berdoa meminta kekayaan. Sebelum Anda meminta kekayaan kepada Tuhan, mintalah terlebih dahulu kekayaan rohani, hati yang suka memberi, dan hati yang rela berkorban. Kalau tidak, kekayaan itu akan menjadi jerat yang mencelakakan. Dapatkan yang terbaik dari Tuhan!
Sumber: http://www.bethanygraha.org

6 September 2015

Merdeka Bersama Yesus

Dalam Bulan Agustus bangsa Indonesia merayaan hari kemerdekaan. Dengan kemerdekaan kita bebas untuk menentukan dan membangun masa depan yang lebih baik. Walaupun demikian krisis ekonomi, korupsi, kriminalitas, dan berbagai persoalan tak kunjung reda, apakah ini merupakan gambaran negara yang merdeka ? Oleh karena itu Tuhan menawarkan kemerdekaan yang tidak dapat diberikan oleh dunia, seperti firmanNya berkata : “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan MEMERDEKAKAN kamu” (Yohanes 8:32).
Kita boleh bangga karena hidup di negara yang menyerukan kebebasan bagi warganya. Atau bangga hidup di negara lain yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan warganya. Kenyataannya ? tidak sepenuhnya demikian. Sebab berjalan ke pasar saja dihantui oleh perasaan takut. Mengapa ? Karena takut ditodong, dirampok, diculik, dibunuh, dan lain sebagainya. Tetapi Yesus menawarkan kemerdekaan yang nyata. Kemerdekaan itu dapat Anda miliki bila Anda mengetahui kebenaran. Apakah atau siapakah kebenaran itu? Yesus berkata, “….. Akulah jalan dan KEBENARAN dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Selama ribuan tahun manusia dibelenggu oleh kuasa kegelapan. Tak ada satu kekuatan yang mampu membebaskan manusia darinya. Sampai Anak Allah datang dan mati di kayu salib supaya manusia dibebaskan dari belenggu maut (Ibrani 2:14, 15). Inilah berita kemerdekaan yang sebenarnya! Dan setiap orang yang belum mengenal kebenaran, ia adalah orang yang terbelenggu. Orang percaya tidak seharusnya berada dalam belenggu ini lagi.
Kenyataannya, masih banyak ditemukan orang percaya yang menyerah kepada kuasa kegelapan. Mereka tertipu oleh tipu daya si jahat sehingga mereka terbelenggu lagi oleh kuasa kegelapan. Lihat saja orang Kristen yang masih senang mabuk-mabukan, “mengoleksi” WIL, menipu sana sini, dan berbagai perbuatan memalukan lainnya. Itu menandakan bahwa orang tersebut masih terbelenggu dan belum merdeka. Oleh sebab itu terimalah kemerdekaan dari Yesus, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Harapanmu Tidak Hilang

Adakah pengharapan di tengah kekacauan dan pergumulan yang hebat? Masih adakah pengharapan untukku ? Anda bertanya-tanya seperti ini ? Jangan putus asa, karena sesungguhnya pengharapan Anda tidaklah hilang. Murid-murid Tuhan menghadapi keputusasaan yang dalam ketika melihat Tuhan Yesus mati di kayu salib dan dikuburkan. Pengharapan mereka seperti terkubur bersama dengan tubuh Yesus di dalam kubur-Nya. Dengan tatapan kosong mereka berhimpun bersama-sama dalam rumah yang terkunci rapat (Yoh. 20:19).
Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Hidup tidak ada artinya lagi. Harapan mereka kini pupus bersamaan dengan kematian Sang Guru. Tetapi semuanya itu berakhir dengan kebangkitanNya, sehingga pengharapan mereka dipulihkan. Saudara, apakah Anda kehilangan pengharapan? Apakah bisnis Anda hancur, rumah tangga Anda berantakan, dan kehidupan Anda tinggal puing-puing ? Kalau Anda merasakan seperti ini, firman Tuhan memberikan jaminan bahwa pengharapan Anda tidak hilang. Firman Tuhan berkata, “Karena masa depan sungguh ADA, dan harapanmu TIDAK AKAN HILANG” (Ams. 23:18).
Dan dengan penuh keyakinan Paulus berkata, “Semoga Allah, SUMBER PENGHARAPAN, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu BERLIMPAH-LIMPAH DALAM PENGHARAPAN” (Rm. 15:13). Ayo, janganlah memandang kepada perkara-perkara duniawi saja yang cuma tampak di depan mata. Kalau bisnis Anda hancur lalu Anda putus asa dan Anda menganggap bahwa pengharapan Anda hilang, berarti Anda cuma berkonsentrasi pada perkara duniawi saja. Anda melupakan pengharapan yang Tuhan sediakan buat anak-anak-Nya. Anda masih mempunyai jiwa yang jauh lebih berharga dari segalanya. Karena begitu berharganya jiwa Anda, Yesus rela disalibkan supaya jiwa Anda diselamatkan. Persoalan apa pun boleh terjadi dalam hidup Anda, namun pengharapan Anda di dalam Dia tidak berubah. Allah tidak pernah mengubah atau menarik pengharapan yang disediakan bagi anak-anak-Nya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

17 Agustus 2015

Tetap Berdiri Tegap !

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar   yang benar di depan banyak saksi.
1 Timotius 6 : 12
Dalam berbagai pergumulan, kita harus memiliki sikap untuk tetap berdiri tegap. Apa yang sedang kita gumulkan saat ini, sebenarnya itu adalah suatu pertempuran. Karena kita sedang bertempur mempertahankan iman kita (bhs Ingg: fight the good fight of faith - 1 Timotius 6:12). Saat peperangan berkecamuk, betapa seringnya iman kita goyah, seperti yang dialami Petrus ketika tubuhnya mulai tenggelam ke dalam air danau Galilea (Matius 14:22-33); seperti Elia saat dikejar-kejar oleh Izebel; seperti Daud saat dikejar-kejar Saul (Mazmur 57).   
Saudara, pertempuran apapun yang sedang kita hadapi  sakit-penyakit, persoalan, masalah, dan berbagai pergumulan hidup lainnya  janganlah kita gentar menghadapinya. Sebab Allah berjanji untuk menyertai kita (Mazmur 46:8; Yesaya 41:10; Matius 28:20).
Kesadaran akan penyertaan Tuhan atas kehidupan kita, itulah yang membuat kita mampu untuk menghadapi segala pergumulan yang ada. Dan dengan keyakinan kita dapat berkata : ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Mengapa kita sering gagal untuk menyeselaikan pergumulan yang sedang berlangsung ? karena kita enggan untuk berjuang. Bukankah hidup ini adalah perjuangan.
Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan dan tidak ada hadiah tanpa pertandingan. Mari kita belajar menjadi orang Kristen yang dewasa. Sebab menjadi tua itu hal otomatis tetapi menjadi dewasa adalah suatu pilihan. Hanya orang Kristen dewasalah yang dapat mengerti maksud dan kehendak Tuhan. Dengan demikian janganlah tawar hati ketika melakukan suatu pertempuran, karena firmanNya menasehatkan kita : ”Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Amsal 24:10). Untuk itu hendaklah kita tetap berdiri tegap dan jangan tawar hati, sebab ”pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia . . . .” (I Korintus 10:13). Ingat ! Kemenangan telah menanti Saudara, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

10 Agustus 2015

Kasih-Nya Tak Berubah

Betapa indahnya mendengarkan kisah mengenai kasih. Kalau Anda ingin mendengarkan kisah kasih yang paling mulia, paling agung, dan paling menakjubkan, adalah kisah salib! Kisah ini melampaui alam logika manusia. Mengapa begitu? Sebab kalau ada orang mau berkorban untuk orang benar itu masuk akal. Tetapi Kristus mati bukan untuk orang benar, tapi untuk orang durhaka, orang jahat, pembunuh, pelacur, dan semua orang berdosa. Mereka setiap hari mengancurkan hati Bapa. Namun, Bapa justru mengutus AnakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menyelamatkan mereka. Hal ini membuktikan dan menunjukkan kepada umat manusia bahwa Ia sangat mengasihi mereka.
Melalui Nabi Yeremia, Allah mengungkapkan kasih-Nya, “….. Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku MELANJUTKAN kasih setia-Ku kepadamu” (Yeremia 31:3). Perhatikan kata melanjutkan. Oh Haleluya! Allah terus melanjutkan untuk mengasihi kita. Tak ada satupun kekuatan, kuasa, apa saja dan siapa saja yang akan menghentikan Allah mengasihi kita. Ia akan terus dan terus mengasihi kita.
Kalau kasih suami, istri, anak, bahkan orang tua, dapat berubah, tapi kasih Allah tidak pernah berubah. Ia tidak peduli dengan keadaan Anda. Mungkin dulu Anda adalah orang yang kaya, sehingga Anda memberikan korban harta yang banyak kepada Tuhan. Tapi kini Anda hanyalah seorang melarat yang tidak mempunyai apa-apa. Teman-teman menjauh, keluarga tidak peduli, malahan suami / istri kabur. Dunia seolah-olah membuang Anda! Dalam keadaan seperti ini, Anda janganlah resah dan bersedih. Sebab Allah Yang Maha-Kuasa tetap setia untuk terus mengasihi Anda. Janganlah iblis menipumu dengan berkata bahwa Tuhan tidak mengasihi engkau lagi.
Jagalah persekutuanmu dengan Tuhan. Supaya kesadaran bahwa Allah mengasihi Anda begitu kuat dalam hati Anda. Kesadaran ini akan memberikan semangat kepada Anda untuk hidup dan melakukan kehendak Alllah. Berbahagialah manusia yang mengerti kasih Allah ini! Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Jadilah Penuai

Waktu berjalan begitu cepat, apakah Anda sudah melakukan apa yang Tuhan Yesus pesankan, yaitu menuai jiwa-jiwa dan mengabarkan Injil Kerajaan Allah? Kalau belum, kapan Anda mau melakukannya? Nanti saja, besok, atau tahun yang akan datang? Yang menjadi pertanyaan, apakah tahun yang akan datang masih dapat Anda lalui? Kita memasuki milenium baru milenium ketiga. Apakah Yesus akan datang lagi pada milenium ini dalam rentang waktu 1.000 tahun lagi hingga milenium keempat? Bagaimana kalau Yesus datang 1.000 tahun lagi? 500 tahun lagi? 10 tahun lagi? 1 tahun lagi? Atau bulan ini? Saudara, tak seorang pun yang tahu kapan Ia datang. Yesus hanya berpesan, “Berjagalah dan bekerjalah selama hari masih siang (namun sudah mendekati senja hari)!” Lihatlah, ladang-ladang telah menguning, tapi di manakah para penuainya? Terompet panen raya telah ditiup dan genderang musim tuaian telah ditabuh, saat itu Anda sedang berada di mana? Mengingat saat-saat ini, adalah masa yang tidak menentu?
Mungkin masih banyak alasan yang Anda berikan, tapi yang jelas dalam hal ini adalah kesiapan dan kemauan Anda sendiri. Kalau Anda masih bersikeras untuk tidak melakukannya, itu semua memang tergantung pada Anda. Jangan menyesal kalau saatnya telah tiba dan hanya orang-orang yang mencintai Tuhan dan menjadi pelaku firman saja yang mendapat upah besar di surga (Kolose 3:24). Mulai saat ini, buatlah sebuah komitmen kepada Tuhan kalau Anda ingin menjadi pelaku firman. Nggak usah tunggu waktu besok atau lusa, tetapi hari ini, lakukan! Beri yang terbaik untuk Tuhan, karena hidup ini amat singkat sekali. Lalu bagaimana untuk memulainya? Mudah saja, renungkan dan pikirkan siapa saja yang belum bertobat di dalam keluarga Anda. Mulailah menulis nama-nama yang belum bertobat, doakan setiap hari, dan biasakan diri Anda dengan senantiasa memiliki kerinduan untuk berdiam di bawah kaki Tuhan dan berdoa kepada-Nya! Karena doa orang benar sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16). Jangan putus asa, meskipun untuk satu jiwa saja Anda harus berdoa puluhan tahun. Sepertinya tidak ada hasil, namun sebenarnya Allah sedang mengutus malaikat-Nya untuk menjawab doa Anda. Mungkin malaikat itu sedang menghadapi hadangan iblis dan pasukannya seperti kasus malaikat yang hendak menemui Daniel, tetapi dihadang oleh kuasa kegelapan (Daniel 10:12, 13).
Saudara, tingkatkan jam-jam persekutuan Anda dengan Tuhan. Jangan mempercayai setiap ramalan, apa pun bentuk ramalan itu. Mungkin Anda adalah orang yang menyukai dunia perekonomian dan senang membaca analisa para pakar ekonomi. Tetapi, ini pun janganlah Anda percaya seratu persen, karena gejolak yang terjadi pada dunia ini dapat memutarbalikkan segala ramalan. Sebaliknya, pertajam telinga rohani Anda dan bersiaplah untuk mendengarkan suara-Nya. Kami mengingatkan lagi tentang ladang yang sudah menguning ini. Allah mengirimkan Anda dan saya untuk bekerja di ladang-Nya. Sudahkah Anda mengayunkan sabit dan menuai jiwa-jiwa? Kalau belum, mengapa tidak Anda lakukan sekarang juga? Janganlah kita menunda, selama masih ada kesempatan lakukan dengan sekuat tenaga, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

30 Juli 2015

Membangun Yerusalem

Ayat bacaan : Zakharia 2:1-13

Kitab Zakharia pasal dua merupakan sebagian dari serangkaian penglihatan yang Tuhan berikan kepada Nabi Zakharia. Zakharia (artinya: "Tuhan mengingat") adalah seorang nabi muda yang mendapatkan satu seri penglihatan dari Tuhan. Penglihatan-penglihatan ini menyampaikan berita Mesianik, berita tentang Kristus yang akan memerintah, berita tentang kedatangan-Nya yang kedua kali, dan berita tentang Kerajaan Seribu Tahun yang penuh dengan kemuliaan-Nya. Nabi ini dipakai Tuhan untuk membangkitkan kembali semangat orang-orang yang berhenti membangun Yerusalem, karena ancaman, tekanan, dan intimidasi. Yerusalem berbicara tentang Kerajaan Allah dan juga tentang kehidupan rohani kita. Allah memerintahkan kepada kita untuk membangun kembali Yerusalem. Tuhan menghendaki kita membangun kembali kehidupan rohani, juga rumah tangga kita.
Inilah kabar baik bagi kita! Janganlah membiarkan Yerusalem atau kehidupan rohani kita menjadi reruntuhan. Untuk itu kita harus sadar bahwa diri kita bukan miliki kita sendiri melainkan milik Allah, seperti yang tertulis dalam I Korintus 6:20, ”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” Barangsiapa menjalankan hidup ini asal-asalan tanpa memperhatikan hukum Allah, maksudnya tidak hidup selaras dengan kebenaran firman Allah, maka sebenarnya kita tidak menghargai kebaikan Tuhan yang telah memberikan seluruh apa yang Dia miliki bahkan nyawaNya. Kitab ini menceritakan bahwa ada malaikat yang memegang tali ukuran (Zakharia 2:1). Untuk melakukan pembangunan, syarat pertama yang harus dilakukan oleh seorang ahli bangunan adalah melakukan pengukuran. Ayat ini berbicara tentang persiapan pembangunan oleh malaikat Allah.
Maksudnya adalah malaikat yang akan mengukur hidup kita, kesetiaan kita, iman, pengharapan dan kasih kita kepada Tuhan. Berarti, Ia akan membangun hidup kita kembali. Dalam Mazmur 147:2a dikatakan: "Tuhan membangun Yerusalem…..", berarti Tuhan akan membangun hidup kita. Kalau saat ini malaikat Tuhan sedang mengukur kita melalui gesekan-gesekan, baik itu dengan anak, istri, saudara, mertua, kerabat, teman kerja, rekan pelayanan atau yang lainnya, percayalah ini merupakan suatu pertanda baik. Semuanya itu merupakan suatu pertanda bahwa Allah sedang membangun kehidupan rohani kita. Saudara, begitu kita menjadi anak Tuhan, maka kita akan diukur oleh banyak orang. Orang-orang akan menilai penampilan, kesetiaan, dan ketekunan kita mengikut Yesus Kristus, karena kita adalah surat yang terbuka, seperti yang tertulis dalam II Korintus 3:2-3, ”Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.” Berita selanjutnya adalah, “……Berlarilah, katakanlah kepada orang muda yang di sana itu, demikian: Yerusalem akan tetap tinggal seperti padang terbuka oleh karena banyaknya manusia dan hewan di dalamnya” (Zakharia 2:4).
Kota Yerusalem yang dibangun itu ternyata dikatakan seperti padang terbuka - padang yang luas, karena terlalu banyaknya manusia dan hewan. Kelimpahan akan terjadi di Yerusalem, sampai tidak muat ! Semua itu terjadi oleh karena karya Allah yang besar. Dengan demikian apakah kita meragukan pemeliharaanNya yang sempurna ?. Perlu kita ketahui bahwa Allah tidak pernah lalai akan janjiNya, sebab firmanNya berkata : ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (II Petrus 3:9). Dan setiap firman yang keluar dari mulutNya tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi akan terlaksana seperti yang diperintahkanNya. Berikutnya, apabila seperti padang terbuka, maka Yerusalem adalah kota tanpa tembok. Tapi tembok perlindungan disediakan Tuhan, karena Allah sendiri yang menjadi tembok berapi di sekeliling kota itu (Zakharia 2:5). Kemuliaan Allah sendiri yang akan memagari Yerusalem. Inilah yang dimaksud dengan berita menggembirakan itu, bahwa hadirat Tuhan akan memagari hidup kita. Yesus Kristus adalah kemuliaan kita ! Hal ini menunjukkan bahwa Allah ada dipihak kita, dan apabila Allah dipihak kita maka siapakah yang dapat melawan kita ? jawabannya : TIDAK ADA.
Kekuatan Allah janganlah diukur dengan kekuatan yang ada dalam dunia ini, karena tidak ada apa-apanya dengan kekuatan Allah. Karena segala sesuatu terjadi berada di bawah kendali Tuhan. Dan apabila kita mengandalkan apa yang ada dalam dunia ini kita akan menjadi terkutuk. Gereja juga tidak boleh dibatasi dengan tembok. Kalau gereja dengan tembok, maka jumlahnya akan terbatas. Maksudnya kita tidak boleh terpaku hanya oleh ruang lingkup atau golongan maupun kelompok kita saja, melainkan kita harus memiliki konsep supaya umat Tuhan yang terus bertambah tanpa dibatasi oleh tembok. Bukan berarti bila tanpa tembok Tuhan tidak menjaga umat-Nya, justru sebaliknya Tuhan akan menjaga kota tanpa tembok itu dengan malaikat yang berapi, penuh dengan kemuliaan Allah. Roh Kudus seperti api dan juga Ia adalah kemuliaan Allah yang akan memenuhi hidup kita. Firman Tuhan berkata : “Bersorak-sorailah dan bersukarialah, hai puteri Sion, sebab sesungguhnya aku datang dan diam di tengah-tengahmu, demikianlah firman Tuhan; dan banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan pada waktu itu dan menjadi umat-Ku dan Aku akan diam di tengah-tengahmu.” (Zakharia 2:10-11a). Izinkan Tuhan membangun hidup kita!
Janganlah kita membatasinya, sebab Tuhan kita tidak terbatas dan Dia mempunyai rencana yang besar atas masing-masing kehidupan kita. Orang yang tidak menyadari bahwa di dalam dirinya ada rencana Allah yang besar maka orang tersebut tergolong orang yang sangat malang. Oleh sebab itu berilah dirimu untuk digarap oleh Tuhan sesuai dengan rancanganNya semula yaitu menjadi manusia yang sempurna seperti Allah yang adalah sempurna, dan hal ini tidak berlebihan karena Dia sendiri yang berkata di dalam Matius 5:48, ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

16 Juli 2015

Tetap Menantikan Tuhan

Ayat bacaan : Mazmur 40:2-4

Istilah menanti-nantikan Tuhan adalah suatu rangkaian daripada ibadah. Contoh yang sederhana misalnya, doa kita belum dijawab oleh Tuhan, maka kita menanti-nantikan jawabannya, atau misalnya kita belum diurapi maka kita menantikan urapan Roh Kudus. Orang yang menanti-nantikan Tuhan pasti cepat atau lambat akan menerima jawaban dari Tuhan, asalkan kita menantikannya dengan sabar dan setia. Dalam menanti-nantikan Tuhan tidak hanya sekedar saat kita membutuhkan pertolonganNya, tetapi kita menanti-nantikan Tuhan juga terhadap kedatanganNya yang kedua kali.
Dalam hal penantian kedatangan Tuhan tidak hanya dilakukan oleh kita saja, tetapi dilakukan juga oleh bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa Israel. Namun ada perbedaan antara kita dengan bangsa Israel. Dimana bangsa Israel saat ini sedang menantikan kedatangan Mesias, padahal Mesias sudah datang ke dunia ini dua ribu tahun yang lalu yaitu Yesus Kristus. Mereka benar-benar tidak tahu bahwa Mesias sudah datang, dan Ia akan datang kembali untuk menjadi hakim yang adil. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang sudah mati, apakah mereka termasuk orang yang menantikan Tuhan ? ya. Sebab dalam I Tesalonika 4:16 dikatakan : “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit. ” Hal ini menunjukkan bahwa sementara sangkakala Allah belum berbunyi, maka orang yang sudah mati berada dalam penantian. Dan jikalau orang yang sudah mati akan dibangkitkan pada saat sangkakala Allah berbunyi, lalu bagaimana dengan orang yang masih hidup ?.
Bagi orang yang masih hidup akan diangkat hidup-hidup seperti Henokh dan Elia. Dari pernyataan ini mungkin kita bisa berkata : “ini adalah janji khayalan.” Tetapi perlu kita ketahui bahwa segala sesuatu yang difirmankanNya pasti akan digenapi. Selain itu sejarah membuktikan bahwa mereka yaitu Henokh dan Elia telah diangkat hidup-hidup. Memang, untuk menggapai iman seperti ini sangat sukar, tetapi kita harus percaya bahwa kuasaNya tidak berubah sampai selama-lamanya. Dalam hal penantian, gereja diumpamakan sebagai istri, sedangkan Kristus diibaratkan sebagai kepala atau suami. Antara suami dan istri tentunya saling menantikan untuk dapat senantiasa bergaul. Demikianlah hubungan kita dengan Tuhan. Tidak hanya kita yang menantikan Tuhan, tetapi Tuhan juga yang menanti-nantikan kita. Bagaimanakah semangat Tuhan dalam menantikan kita ? semangat Tuhan dalam menantikan kita itu seperti sebuah kisah yang terdapat dalam Lukas 15:20 “. . . . . Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Dari sini kita tahu bahwa orang yang saling menanti-nantikan itu memiliki muatan kangen atau kerinduan yang kuat, selain ada muatan kasih.
Demikian halnya dengan ibadah; bahwa ibadah itu harus ada muatan kerinduan. Dan untuk lebih jauh lagi, kita melihat kerinduan Allah terhadap kita tidak sekedar ingin bertemu, tetapi lebih dari itu Ia ingin kita berada dimana Ia berada seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:3 “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Jadi menanti-nantikan Tuhan pada setiap jam, menit bahkan detik merupakan sesuatu yang indah sekali, tetapi menanti-nantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali itu, kita perlu melihat peta jaman. Didalam Injil Matius 24:32, dikatakan : ““Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Apa yang dimaksud dengan “tariklah dari perumpamaan pohon ara ?”. Untuk dapat mengetahui maksud dari ayat ini, maka kita harus tahu sejarah dari Israel. Di mana klimaks daripada Israel hanya sampai pada jaman Salomo.
Setelah Salomo negara itu hancur, maka raja Nebukadnesar menguasainya, kemudian Darius, Alexandri, dan sampai pada akhirnya bangsa Roma yang masuk, sehingga Israel tidak punya negara lagi. Dan ketika Tuhan Yesus berada di dunia, murid-muridNya sempat bertanya : “apakah Engkau akan memulihkan kerajaan Israel pada waktu ini ?”. Lalu Yesus menjawab : ”tidak perlu engkau tahu”. Jadi kerajaan Israel tidak dibangun pada waktu Tuhan Yesus ada di dunia, sebab apabila kerajaan Israel dibangun atau dipulihkan pada jaman Tuhan Yesus, maka kita tidak ada kesempatan untuk mendapat kasih karuniaNya. Dan sementara Israel belum dipulihkan Injil tetap diberitakan baik di Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi, karena hal ini merupakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Israel dipulihkan oleh Tuhan justru pada dua ribu tahun kemudian yaitu tahun 1948, dimana negara Israel mulai muncul dengan klimaks kesukaran yang luar biasa pada waktu di Jerman. Ketika itu enam juta orang Israel dibantai, dimasukkan gas, dibunuh, ditembak. Setelah kejadian itu berlangsung, maka Tuhan mulai memulihkan keadaan Israel.
Pada tahun 1948 yang lalu tunas (Israel) ini telah muncul, sebagai gambaran pohon ara yang sudah ditebang, dan kini mulai bersemi dan berkembang. Dan apabila saat ini kita sedang mendengar deru perang, bencana alam, gempa bumi, kelaparan dan kejadian-kejadian yang menghebohkan, maka perlu kita ketahui bahwa semuanya itu merupakan awal dari penderitaan menjelang zaman baru, tetapi bagi mereka yang tetap bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat, dan setelah Injil Kerajaan Allah sudah diberitakan di seluruh dunia dan menjadi kesaksian bagi bangsa, maka barulah tiba kesudahannya (Matius 24:6-14) Oleh sebab itu janganlah kita undur dari iman kita karena kita termasuk orang yang akan masuk dalam kehidupan yang kekal. Marilah kita senantiasa menanti-nantikan Tuhan, karena orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Amin
Sumber: http://www.bethanygraha.org

11 Juli 2015

Ingat Tiga Hal Penting !

Ayat bacaan : ”Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” Kisah Rasul 1:10-11
Dalam pembacaan firman Tuhan di atas, maka kita akan menemukan hal-hal penting atas peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, diantaranya :

1. Dia Pergi Menyediakan Tempat Bagi Kita

Ketika Yesus terangkat ke sorga, Dia telah berjanji akan menyediakan tempat bagi kita. Itulah yang akan diperbuat oleh Tuhan saat Dia pergi, seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:1-3, ” . . . Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”
Hal ini sudah dijanjikan 2000 tahun yang lalu. Kelihatannya janji ini sia-sia karena cukup lama, tetapi kalau kita membaca II Petrus 3:8-9, maka kita akan tahu bahwa 1000 tahun sama dengan 1 hari Tuhan. Kita percaya bahwa Dia akan kembali menjemput kita semua. Inilah pengharapan yang belum kita nikmati untuk saat ini, tetapi suatu saat akan kita nikmati. Tempat yang disediakan oleh Tuhan adalah tempat yang baik. Seperti gambaran dari pada Adam dan Hawa dimana mereka disediakan tempat yang baik tetapi mereka terusir keluar karena dosa yang telah mereka perbuat. Eden adalah gambaran surga itu sendiri.

2. Dia Pergi Supaya Roh Kudus Itu Turun

Untuk Menyertai Kita Pada saat Yesus terangkat ke sorga, Ia tidak meninggalkan umatnya sendirian, tetapi Dia mengirim Roh Kudus untuk menolong kita, seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:16-17a, ”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Penyertaan Tuhan itu meterai (Mazmur 139:6-12). Penyertaan Tuhan dalam wujud Roh Kudus telah dimeteraikan dalam kehidupan kita. Ia sebagai penolong, penghibur dan kekuatan kita, bahkan sampai kedunia orang mati Dia tetap beserta kita.
Secara tubuh kita menjadi lemah tetapi Roh Tuhan itu menyertai kita sampai di dunia orang mati. Kalau kita membaca II Raja-raja 13:14a, maka kita akan menemukan sebuah kisah yang membuktikan penyertaan Tuhan yaitu kisah daripada Elisa. Dimana saat itu Elisa sakit dan akhirnya mati. Memang tubuh ini harus mati, sebab yang ditebus adalah roh dan jiwa kita, sedangkan tubuh ini masih terjual oleh dosa. Demikian yang dialami oleh Elisa, walaupun Elisa penuh kuasa untuk melakukan mujizat, tetapi dia sakit dan mati (ayat 20-21). Meskipun Elisa sudah mati, bahkan menjadi tulang belulang, tetapi Roh Allah tetap menyertainya. Hal ini dibuktikan ketika suatu saat ada orang meninggal dan hendak dikuburkan tetapi mereka bertemu dengan gerombolan orang Moab yang kerap kali merampok maka mayat tersebut dicampakan pada kuburan Elisa tetapi mayat tersebut terkena tulang Elisa maka orang mati itu bangkit kembali. Hal ini bukan berarti kita percaya akan mistik, tetapi ini semua membuktikan bagaimana Roh Allah tetap menyertai orang yang percaya kepada Yesus. Dan perlu kita ketahui bahwa penyertaan Roh Allah sampai ke dunia orang mati tidak hanya dialami oleh Elisa, tetapi kita alami juga karena kita percaya kepada Tuhan Yesus. Tuhan itu menyertai kita dimanapun kita berada. Tuhan pergi ke surga supaya Roh penolong itu menyertai kita semua.

3. Tuhan Yesus Datang Kembali

Mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali tidak seorangpun tahu kecuali Bapa, seperti yang tertulis dalam Matius 24:29-36 ”. . . Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” Walaupun tak seorangpun tahu kapan kedatangan Tuhan yang kedua, tetapi tanda-tanda kedatangan Tuhan ada. Bangsa Israel tercerai berai, seolah-olah dihukum Tuhan. Tetapi 1948 mulai berkumpul, ribuan tahun tercerai berai dan dijajah. Sejak jaman Roma nasib bangsa itu tidak menentu. Firman mengatakan kalau pohon ara itu mulai bertunas maka musim panas sudah dekat.
Ayat 34 dikatakan bahwa angkatan ini tidak akan lenyap kalau semuanya belum terjadi. Langit akan berlalu tetapi perkataan Tuhan tidak akan berlalu. Bangsa Israel sudah bangkit, hal ini menandakan waktu kedatangan Tuhan sudah dekat. Dalam kitab Yehezkhiel dikatakan bahwa Yesus akan turun di bukit Zaitun dan bukit Zaitun akan terbelah. Secara manusia hal itu mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak mustahil. Saudara berbagai tanda-tanda telah dinyatakan bahwa Yesus akan segera datang. Baik itu terjadinya perang, gempa bumi, peristiwa-peristiwa perubahan alam yang tidak lazim, dan banyak tanda-tanda lainnya. Apakah hal itu kita anggap sebagai sesuatu yang wajar ? sehingga kita tidak berjaga-jaga atas kedatangan Tuhan yang kedua kalinya.
Memang, mengenai waktu kedatanganNya tidak disampaikan secara rinci (hari, tanggal dan tahun). Oleh karena itu kita harus berjaga-jaga sebab kedatangan Tuhan tidak disangkakan, seperti yang tertulis dalam I Tesalonika 5:1-11. Saudara, kita tidak hidup dalam kegelapan tetapi dalam terang Allah, karena Roh Allah memimpin kita. Meskipun persoalan banyak tetapi Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan kita, Dia membuat kita tetap bertahan. Penderitaan yang sedang kita hadapi tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima dari Tuhan. Kalau kita kena persoalan biarlah kita tetap bersukacita, baik itu persoalan rumah tangga, ekonomi dan lain sebagainya hendaknya kita harus tetap bersukacita, dengan hati yang menyembah yang disertai ucapan syukur. Tidak seperti bangsa Israel yang senantiasa bersungut-sungut mespkipun mengalami banyak mujizat. Dengan demikian marilah kita terus mendandani manusia batin kita menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

6 Juli 2015

Menjadi Hamba Allah

Setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat, maka dia disebut pula sebagai hamba Allah, dan sebagai hamba Allah tentunya memiliki beberapa kriteria sebagai berikut, diantaranya :

1. Mengerti peringatan-peringatan Tuhan

Tidak semua orang mau menerima sebuah peringatan walaupun demi kebaikannya. Ada banyak alasan mengapa seseorang tidak mau diperingatkan, alasannya : karena merasa nyaman, menyangkut harga diri dan lain sebagainya, bahkan hal ini sudah mendarah daging dalam hidupnya. Memang, ketika seseorang keluar dari kebiasaan itu tidak mudah apalagi kita sudah dibelenggu oleh kebiasaan tersebut. Keadaan seperti ini tidak terjadi hanya pada orang-orang awam saja, termasuk orang-orang yang terlibat dalam kegiatan rohani (rohaniawan) contoh kisah Tuhan Yesus pada waktu membersihkan bait Allah (Yohanes 2:14-22). Mereka melakukan kegiatan jual beli di bait suci sebenarnya mereka tahu bahwa hal itu tidak patut, namun karena apa yang dilakukan itu menghasilkan keuntungan, mereka tidak peduli meskipun hal tersebut melukai hati Allah.
Oleh karena itu ketika Tuhan Yesus datang dan melihat bait suci digunakan sebagai tempat yang tidak semestinya maka Dia marah besar; semua meja dan berbagai fasilitas yang digunakan untuk kegiatan tersebut dijungkir balikkan. Saudara, untuk mengerti peringatan Tuhan dibutuhkan suatu kepekaan, sedangkan kepekaan dibangun melalui pendekatan (doa). Sebagai contoh, kita tidak dapat memahami orang lain apabila kita tidak pernah berkomunikasi dengan orang tersebut, untuk itu yang biasanya memahami perasaan seseorang adalah seorang sahabat karena mereka senantiasa berkomunikasi, baik itu mencurahkan isi hati maupun menyampaikan gagasan atau ide yang ada dalam dirinya. Dengan demikian maka lambat laun orang tersebut mulai peka apa yang menjadi kemauan atau jalan pikiran daripada sahabatnya. Begitu pula kita terhadap Tuhan; bagaimana mungkin kita dapat mengerti apa yang menjadi kemauan dan peringatan-peringatannya kalau kita jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan Tuhan.
Seandainya sering atau bahkan senantiasa berkomunikasi tetapi berapa banyak anak Tuhan mendominasi dalam berdialog atau berdoa kepada Tuhan. Maksudnya, orang tersebut lebih banyak berbicara yang isinya hanya berbagai tuntutan atau permintaan kepada Tuhan. Meskipun meminta kepada Tuhan itu sah-sah saja, tetapi apabila itu hanya untuk kepentingan diri sendiri maka hal tersebut tidak pantas karena Tuhan juga punya keinginan atas kehidupan kita yaitu mengerti peringatan-peringatannya. Kebanyakan seseorang ingin Tuhan memahami akan dirinya namun tidak pernah mau berusaha untuk memahami Tuhan. Untuk itu kita sebagai anak-anak Tuhan marilah memiliki kepekaan supaya dapat mengerti peringatan Tuhan. Dengan demikian kita akan semakin dewasa dan bijaksana.

2. Mau diajar ketetapan-ketetapan Tuhan

Saudara, apa yang telah menjadi ketetapan Tuhan biarlah menjadi konsumsi bagi jiwa kita (Mazmur 1). Namun hal ini tidak mudah kita lakukan. Kita lebih suka mengkonsumsi atau menerima informasi yang tidak kaitnya dengan pertumbuhan jiwa kita, justru yang kita konsumsi adalah hal-hal yang bisa merusak jiwa kita. Karena firman Tuhan berkata : Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Hal ini bukan berarti kita tidak boleh memperoleh informasi dari luar, namun yang perlu kita perhatikan adalah porsinya. Apabila kita keluar dari ketetapan maka kita berdosa (hamartia). Namun hal ini dipandang sepele oleh banyak orang, padahal ini yang menentukan keadaan masa depan kita. Memang, sementara kita diajar ketetapan-ketetapan Tuhan tidak mendatangkan sukacita melainkan dukacita, tetapi setelah itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Kalau kita ingin bebas dari ketetapan-ketetapan Tuhan maka kita akan disebut sebagai anak-anak gampang, yaitu anak Tuhan yang mudah diombang-ambingkan oleh keadaan dunia yang semakin hari semakin tidak menentu. Bukankah kita tahu bahwa dunia ini sedang menuju kehancuran tetapi kalau kita mau diajar dengan ketetapan Tuhan maka kita akan selamat. Karena ketetapan Tuhanlah yang akan membawa kita hidup dalam kesempurnaan, dan itulah yang dikehendaki oleh Bapa di surga. Seperti yang tertulis dalam Matius 5:48, ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Memang, untuk menjadi sempurna itu mustahil, tetapi ingat apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Allah. Dari kesemuanya ini pemazmur pun mengungkapan bahwa ketetapan Tuhan menjadi kesukaan dalam hidupnya, seperti yang tertulis dalam Mazmur 119:16, ”Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Saudara, kalau kita enggan diajar oleh ketetapan-ketetapan Tuhan maka secara tidak sadar dunia ini yang dikuasai oleh iblis akan memberikan ketetapan-ketetapan untuk dipatuhi, sehingga pada akhirnya akan menyeret kita dan dibawa kepada kebinasaan dan kita terpisah dengan Allah selama-lamanya.

3. Mendapat kekuatan dari Tuhan

Saudara, kekuatan ini akan kita dapatkan ketika senantiasa menanti-nantikan Tuhan, seperti yang tertulis dalam Yesaya 40:31, ”tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Kekuatan disini tidak dapat kita pahami secara mistik seperti kalau kita melihat sebuah film-film yang menunjukkan suatu kekuatan yang biasanya ditampilkan berupa cahaya, api, asap dan lain sebagainya. Melainkan kekuatan ini merupakan suatu kemampuan untuk menyikapi segala situasi dunia ini. Hal ini tidak lepas dari sikap kita dalam meresponi peringatan maupun ketetapanNya.
Sebagai contoh : apabila kita dekat dengan pembesar (Lurah, Camat, Walikota, Gubernur bahkan Presiden) maka kita memiliki kekuatan (power) yang besar walaupun secara fisik tubuh kita kecil. Demikian kehidupan kita yang penuh keterbatasan, tetapi apabila kita bersama Tuhan maka kita akan melakukan perkara-perkara yang besar. Dan seseorang yang tidak mau menerima peringatan dan ketetapan Tuhan, ciri-cirinya adalah mengandalkan kekuatan manusia atau diri sendiri, padahal firman Tuhan berkata dengan tegas, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yeremia 17:5), tetapi ”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7). Oleh sebab itu berbahagialah setiap kita yang menjalani hidup ini dengan mengandalkan kekuatan Tuhan karena disitulah kita akan memperoleh kemenangan demi kemenangan sehingga kita disebut sebagai umat lebih daripada pemenang. Dengan demikian, jadilah hamba Tuhan yang berkenan kepadaNya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

26 Juni 2015

Teladan Yesus

Ayat bacaan : “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” Roma 8:29
Saudara dalam ayat bacaan diatas terdapat kata-kata : “sulung diantara banyak saudara.” Maksudnya yaitu : adanya suatu hal yang patut diteladani. Lalu, apakah yang perlu kita teladani pada pribadi Yesus dalam posisi sebagai manusia ?. Sebenarnya banyak hal yang perlu diteladani, tetapi kali ini kita belajar beberapa hal yang harus kita teladani. Untuk itu, kita harus mengerti apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus selama berada di dalam dunia ini. Walaupun Dia adalah Allah yang menjadi manusia 100%, tetapi kuasa ilahi tetap ada di dalam diriNya. Memang, selama di dalam dunia ini, Tuhan Yesus menempatkan diriNya menjadi manusia biasa, namun Dia memiliki sifat kepemimpinan yang luar biasa. Dia tidak sekedar memberikan/mengajar sebuah teori saja, melainkan Dia memberikan teladan yang sempurna sampai pada kematianNya dan kebangkitanNya; dan itu merupakan kemenangan serta kesuksesan hidupNya. Dari beberapa hal yang perlu kita teladani pada pribadi Tuhan Yesus, diantaranya :

Pertama, Penguasaan Diri

Ketika Yesus hendak melakukan pelayananNya, terlebih dahulu Ia mempersiapkan diriNya dengan cara masuk ke padang gurun selama 40 hari 40 malam. Dan selama 40 hari di padang gurun, Yesus masuk dalam proses pembentukan dalam hal penguasaan diri (Matius 4:1-11). Sehingga Ia sanggup mengalahkan pencobaan yang akan Dia hadapi. Pencobaan pertama, Yesus belajar mengenai penguasaan diri, khususnya dalam hal “nafkah/makanan.” Memang dalam posisi keilahianNya tidak ada sesuatu yang sulit untuk mengubah batu menjadi roti, tetapi pada waktu itu Yesus memposisikan dirinya sebagai manusia, dan Dia tidak mau melakukannya. Maka Dia berkata : “Manusia bukan hidup dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah.”
Pencobaan kedua, Yesus disuruh menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah. Tetapi dalam posisi manusia, Dia berkata : “jangan mencobai Tuhan Allahmu.” Pencobaan ketiga, Yesus diperlihatkan dengan gemerlapnya dunia, dan semuanya akan diberikan kepada Yesus asalkan Yesus mau menyembah kepada iblis sekali saja. Tetapi Yesus belajar menguasai diriNya untuk tidak terjerat dalam hal keserakahan; maka Dia berkata : “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Saudara, berapa banyak orang Kristen yang jatuh dalam berbagai macam pencobaan, dan menyerahkan hidupnya dalam kekuasaan iblis. Dan semua itu dilakukan semata-mata untuk mendapatkan nafkah, kekuasaan maupun kekayaan. Mereka tidak menyadari bahwa akhir dari semuanya itu adalah kebinasaan. Sebab orang yang tidak bisa mengusai diri ibarat membuat lobang/celah bagi iblis untuk masuk dan merusak kehidupannya. Oleh karena itu, marilah kita mempersiapkan diri untuk masuk dalam proses penguasaan diri, supaya apa yang ditelandankan Yesus kepada kita tidak sia-sia tetapi mengahasilkan buah ilahi. Tetapi perlu kita ingat pula, bahwa ketika kita masuk dalam proses itu kita tidak dapat lepas dari kekuatan Roh Kudus. Maka dari itu jangan sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus, tetapi kita senantiasa menghormati, dan memberi keluasaan untuk berkuasa dalam kehidupan kita. Saudara, setelah Yesus mengusir iblis, maka iblis meninggalkan Dia dan malaikat Allah datang melayani Dia (Matius 4:11). Artinya, kita akan dicukupkan dengan segala kebaikan Allah dan kita dilayani oleh malaikat-malaikat Allah.

Kedua, Mempertahankan Indentitas Diri-Nya

Keluaran 3:14 berkata, “Firman Allah kepada Musa: "Aku adalah Aku." Lagi firman-Nya: "Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu." Dalam bahasa Inggris dikatakan “The Real Man” atau “manusia seutuhnya.” Sebagai manusia seutuhnya tentunya tidak ada hal-hal dari luar yang mencemari. Misalnya : apabila seseorang sudah dikuasai oleh hawa nafsu dan dikuasai iblis, maka manusia tersebut tidak lagi menjadi manusia yang utuh karena adanya intervensi (ikut campur) dari pihak luar yang membawa pada penyimpangan dari ketetapan Allah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah (the real man) karena iman di dalam Yesus Kristus (Galatia 3:26). Salah satu contoh tokoh Alkitab yang sanggup mempertahankan identitas dirinya dan tidak mau dicemari oleh pihak-pihak luar adalah Musa. Musa sungguh-sungguh bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dia tidak mau melangkah/mengambil keputusan jikalau bukan Tuhan yang menyuruhnya. Maka dari itu, Musa diberi kepercayaan untuk membawa umat Tuhan dalam jumlah yang besar (+ 3.600.000 orang) untuk keluar dari tanah perbudakan. Bahkan Musa disebut sebagai seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi (Bilangan 12:3).

Ketiga, Membangun Hubungan Antara Pribadi Dengan Pribadi

Tatkala kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, maka Tuhan akan memberikan pewahyuan dalam diri kita. Sehingga hidup kita benar-benar berada dalam rancangan Allah yang mulia. Lalu, sejauh mana hubungan kita dengan Allah, selain adanya hubungan yang erat ? Kita harus memiliki hubungan dengan Allah yang dimuati dengan kasih karena itu merupakan hukum yang terutama, seperti yang Tuhan Yesus katakan : “ . . . . Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (Matius 22:36-38). Kekuatan hubungan ini dimulai dari hubungan antar sesama. Misalnya hubungan antara suami-istri.
Apabila hubungan suami-sitri ini tidak benar, maka tidak mungkin diantara mereka dapat membangun hubungan yang kuat dengan Tuhan, sebab terhadap yang kelihatan saja mereka tidak sanggup melakukannya, apalagi yang tidak kelihatan. Dan jikalau ada seseorang berkata : “aku mengasihi Allah”, tetapi tidak bisa mengasihi sesamanya (suami/istri), maka orang tersebut telah mendustai dirinya sendiri. Untuk itu perlu kita ketahui bahwa ketika kita tidak sanggup/mampu membangun hubungan yang benar dengan sesama maka sebenarnya kita sedang membuat celah bagi iblis untuk masuk. Oleh sebab itu, melalui beberapa uraian diatas, biarlah kita semakin sungguh-sungguh dalam meneladani pribadi Yesus, supaya kita tetap layak disebut sebagai anak-anak Allah dan Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Di Pihak Tuhan

Ayat bacaan : Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita ? Roma 8:31
Seperti yang tertulis pada kalimat terakhir dalam bacaan di atas, dikatakan : “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita ?” jawabannya pasti tidak TIDAK ADA. Dan semua orang yang mengaku dirinya Kristen meyakini bahwa Allah ada di pihaknya. Pengakuan semacam ini tidak salah, namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita juga berada di pihak Tuhan ?. Untuk itu dalam kesempatan ini kita akan belajar memahami mengenai dampak ketika Allah berada di pihak kita dan kita berada di pihaknya Tuhan. Karena tidak selalu orang yang mengaku dirinya Kristen atau anak Tuhan itu berada di pihak Tuhan. Sedangkan orang yang berada dipihak Tuhan tentunya mengasihi Tuhan, karena sadar bahwa dirinya adalah milik Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 6:19-20, ” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” dan wujud orang yang mengasihi Tuhan yaitu suka melakukan apa yang menjadi kemauan Tuhan tanpa ada syarat apapun. Karena banyak orang melakukan kehendak Tuhan supaya hidupnya diberkati, jauh dari sakit penyakit, keluarganya harmonis maupun bebas dari segala persoalan hidup.
Saudara, tidakkah kita sadar bahwa kita adalah anak-anak Allah yang pasti dipelihara oleh Bapa kita di sorga, seperti yang tertulis dalam Matius 6:31-32, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Seandainya kita harus mengalami pergumulan hidup, baik itu masalah ekonomi, sakit penyakit, masalah rumah tangga atau persoalan lainnya bukankah itu semua adalah kasih karunia, karena kita diberi kesempatan untuk menyatakan kasih kita yang murni kepadaNya. Jikalau kita mengasihi Tuhan hanya dalam kondisi yang baik-baik saja atau diberkati, maka hal itu tidak ada ubahnya dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Memang, sementara kita mengalami pergumulan rasanya tidak nyaman buat jiwa kita, tetapi semuanya itu terjadi supaya kita timbul seperti emas yang dimurnikan. Dan orang yang berada dipihak Tuhan adalah orang yang tidak mencintai dunia ini, karena jikalau seseorang mencintai dunia, maka kasih Allah tidak ada pada orang itu. Dan orang yang menjadi sahabat dunia adalah seteru Allah. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (I Yohanes 2:16). Bukankah kondisi semacam ini masih banyak menguasai anak-anak Tuhan antara lain keinginan daging; maksudnya tindakan-tindakan yang hanya memuaskan hawa nafsu yang mencemarkan manusia rohani kita, dan hal itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dan keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya (Roma 8:7). Sedangkan keinginan mata adalah hal-hal yang membangkitkan hawa nafsu kita, karena pada dasarnya manusia tidak puas terhadap apa yang mereka lihat; keinginan-keinginan liar manusia itulah yang akan menjerat seseorang, sehingga banyak orang tidak bisa mengucap syukur, misalnya : sudah punya rumah satu, ingin tambah lagi yang lebih besar, dan sudah punya rumah besar ingin yang lebih besar lagi. Atau sudah punya mobil, ingin dua mobil, sudah punya dua ingin tiga mobil dan seterusnya. Dari contoh tersebut tentunya akan timbul pertanyaan : “Apakah salah kita punya semuanya itu ?” jawabannya tidak salah.
Tetapi yang menjadi pertanyaan : ”Apakah hal itu sesuai dengan kebutuhan kita atau hanya memuaskan keinginan kita ?”. Saudara keinginan manusia itu seperti sumur yang tidak ada dasarnya, karena diisi berapapun tidak akan pernah cukup. Untuk itu marilah belajar untuk memuaskan keinginan Tuhan dalam kehidupan kita. Selanjutnya adalah keangkuhan hidup; berapa banyak orang Kristen tidak mencari pujian dari Tuhan, melainkan pujian dari manusia. Sehingga berbagai macam cara dilakukan untuk mendapat perkenanan di hadapan manusia tidak di hadapan Allah. Misalnya, mendandani manusia lahiriahnya dengan berbagai “atribut atau asesoris” supaya mendapat hormat dari manusia. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenakan semuanya itu, tetapi apabila itu hanya untuk mencari penghormatan di hadapan manusia maka hal itu melukai hati Allah. Oleh karena itu marilah kita hidup berpadanan dengan kebenaran firman Tuhan yang membawa kita untuk hidup berkemenangan, bukankah kita orang yang terpanggil ditetapkan sebagai umat lebih dari pemenang.
Saudara, berikutnya adalah orang yang berada di pihak Tuhan, hidupnya berorientasi terhadap perkara-perkara yang di atas bukan di bumi, maksudnya adalah perkara-perkara yang bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan, karena segala apa yang ada di bumi akan dibinasakan. Dan saat ini kita harus menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Allah melalui kebenaran firman Tuhan yang kita selidiki maupun penyampaian firman Tuhan yang kita terima di gereja. Walaupun demikian bukan berarti kita mengabaikan tanggungjawab di bumi ini. Karena setiap manusia; baik orang yang mengenal Tuhan atau tidak, tentunya punya tanggungjawab yang sama atas diri mereka masing-masing. Namun bedanya adalah kita yang percaya kepada Tuhan Yesus berada dalam proses untuk dikembalikan kepada rancangan Allah semula yaitu hidup sama seperti Kristus, karena pada mulanya manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Akibat pelanggaran manusia maka terpisah dan keluar dari rancangan Allah. Untuk itu Allah mempunyai inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan dengan memberikan putraNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai korban penebusan. Dan kita yang sudah diselamatkan punya tanggungjawab terhadap orang-orang yang belum mengenal Tuhan untuk kita bawa kepada Kristus supaya mereka juga diselamatkan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”. Perjalanan hidup kita tidak hanya sebatas di bumi saja, tetapi berlanjut pada kekekalan. Jadi, selama masih ada kesempatan marilah kita mendandani manusia batiniah kita dan berani menyatakan bahwa kita ada dipihak Tuhan agar layak menyambut kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

22 Juni 2015

Masih Ada Harapan

Ayat bacaan : Rut 1 : 1 - 22

Melalui kisah di atas kita mendapat pembelajaran dalam menjalani kehidupan pada saat ini. Karena di luar dugaan manusia segala sesuatu bisa terjadi, tetapi bukan berarti kita hanya pasrah terhadap keadaan, melainkan kita harus tetap bertahan dan berjuang, sebab di dalamnya kita dapat melihat karya Allah yang luar biasa dinyatakan dalam kehidupan kita. Seperti yang kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Manusia merencanakan tetapi Tuhanlah yang menentukan setiap jalan kehidupan manusia, hal ini bukan berarti kita hanya menerima nasib, karena nasib itu kita yang menentukan, dan tentunya apa yang kita lakukan sejalan dengan kehendak Tuhan. Kembali pada kisah di atas; dimana Naomi telah putus asa terhadap keadaan hidupnya, karena apa yang telah diharapkan telah tiada, baik itu suaminya maupun kedua anaknya laki-laki. Sehingga yang dia rasakan hanya sebuah kesedihan yang menemani hidupnya. Hal ini bisa kita lihat ketika ia kembali ke Bethlehem, saat dia ditegur sapa oleh teman-temannya, Naomi menjawab : ”Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.” (Rut 1:20-21).
Saudara, setiap orang tentunya tidak menginginkan keadaan seperti yang Naomi alami. Tetapi hal itu bisa saja terjadi kepada setiap orang tanpa memandang bulu. Lalu, bagaimana jikalau kita yang mengalami ?, apakah kita juga mencurigai atau bahkan menuduh bahwa Tuhanlah yang menyebabkan semuanya itu terjadi ?. Memang, untuk menerima kenyataan seperti itu tidak mudah bahkan terasa sangat berat. Tetapi perlu kita ketahui bahwa setiap pergumulan yang kita alami atas seijin Tuhan, tentunya bukan tanpa alasan Tuhan mengijinkan semuanya itu terjadi. Allah tahu persis keadaan kita dan Dia tidak tinggal diam ketika kita mengalaminya, firmanNya berkata :”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(I Korintus 10:13). Untuk itu kuatkan dan teguhkanlah hatimu ketika engkau menghadapi pergumulan, jangan tawar hati karena ketika kita tawar hati maka kecillah kekuatan kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa Allah kita adalah Bapa yang hebat; sebagai bapa yang hebat tidak akan membiarkan anak-anaknya menjadi anak yang kolokan atau manja. Karena anak yang suka dimanja, ketika dewasa akan menjadi manusia yang rapuh dalam menjalani roda kehidupan. Dengan demikian bagaimana dapat menjadi terang atau garam dunia, karena dunia kehilangan figur yang dapat menjadi teladan mereka. FirmanNya berkata : ”Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” Yang pasti Allah mempunyai rancangan yang luar biasa atas kehidupan kita karena masa depan kita sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang. RancanganNya yang besar disini bukan berbicara hidup berkelimpahan secara materi atau hidup tanpa pergumulan melainkan mengembalikan kita pada rancanganNya yang semula yaitu hidup sama seperti Kristus, dengan kata lain hidup yang berkualitas atau bernilai.
Berapa banyak orang memberikan nilai terhadap dirinya sendiri atau bahkan orang lain atas dasar apa yang mereka lihat yaitu fasilitas yang dikenakan, hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenakan fasilitas yang bagus. Tetapi kalau hal itu menjadi ukurannya dan dianggap memberikan nilai dirinya, maka sebenarnya kita sedang tersesat atau jauh dari rancangan Tuhan. Karena perlu kita ketahui bahwa apapun kondisi atau keadaan kita, Dia tetap mengasihi kita karena kita sungguh berharga di mataNya. Sebagai bukti kasihNya yang besar ialah Dia rela memberikan nyawaNya untuk menebus kita dari kebinasaan. Oleh sebab itu jangan anggap rendah kasih dan pengorbananNya. Apabila kita menghargai dan meresponi akan kasih karunia Tuhan maka segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita. Yang dimaksud menghargai dan meresponi disini yaitu ketika kita menerapkan kehidupan Kristus di dalam kehidupan kita. Hal itu memang kelihatannya mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil selama kita mau untuk berusaha mencapainya. Saudara, terbatasnya pengenalan kita terhadap Allah akan membuat kita tidak berpengharapan. Dan pengharapan disini tentunya bukan sekedar pengharapan di bumi, terlebih itu pengharapan kita di masa yang akan datang yaitu dalam kekekalan, karena itu merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Bukankah hidup dalam dunia ini hanya sementara, seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:14, ”kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Maksud dari ayat ini adalah bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara dan waktunya cukup singkat. Jadi, tidak ada sesuatu yang dapat kita banggakan; baik itu harta kekayaan, kedudukan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya karena pada akhirnya semuanya itu akan kita tinggalkan namun bukan berarti kita gegabah terhadap semuanya itu.
Seandainya semuanya itu dipercayakan kepada kita semata-mata hanya untuk kemuliaan Tuhan dan bukan kebanggaan diri kita sendiri. Karena ada sesuatu yang kita banggakan yaitu ketika kita masih diberi kesempatan untuk berbenah diri dalam mempersiapkan kedatangan Anak Manusia yang kedua kali. Segala apa yang kita miliki di bumi ini bisa dalam sekejap lenyap tetapi harta surgawi kekal selama-lamanya. Memang hal ini kurang atau tidak menarik bagi orang-orang yang mencintai dunia ini. Dan perlu diingat orang yang mencintai dunia maka di dalam dirinya tidak ada kasih Bapa. Untuk itu marilah kita menaruh harapan kita hanya kepada Yesus, karena Dia telah menyediakan suatu negeri yang tidak berjaman dan tidak dibangun oleh tangan manusia tetapi oleh tangan Allah sendiri. Oleh sebab itu jangan kecil hati atau putus asa sebab masih ada harapan dalam kehidupan ini dan kita tidak dibiarkan sendiri, sebab yang maha agung dan maha mulia yaitu Allah pencipta langit dan bumi besarta dengan kita, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification