22 Desember 2012

Persembahkan Yang Terbaik

Persembahkan Yang Terbaik
Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 21 December 2012 12:21
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Dalam peringatan hari kelahiran sang juru selamat, beberapa hal yang harus kita pelajari dan pahami melalui kehidupan orang majus. Dimana mereka telah mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi Yesus. Adapun persembahan yang diberikan oleh orang majus kepada Yesus adalah emas, kemenyan dan mur.

1. Emas : emas adalah gambaran dari iman yang murni dan teruji,

seperti yang tertulis dalam I Petrus 1:3-7 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.”

Apabila saat ini kita sedang mengalami berbagai macam pergumulan yang tak kunjung padam, biarlah kita tetap tabah sebab Allah sedang memurnikan dan menguji iman kita. Dan apabila kita telah lulus dalam menjalani ujian tersebut maka apa yang tidak pernah kita pikirkan atau timbul dalam hati kita akan dinyatakan dalam kehidupan kita yaitu puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya. Ingatlah bahwa pergumuluan atau ujian yang sedang kita hadapi tidak sebanding dengan anugerah yang akan kita terima. Oleh sebab itu kuatkan dan teguhkanlah hati kita, karena dengan iman yang murni kita akan tetap berkenan kepada Tuhan.


2. Kemenyan : kemenyan adalah gambaran daripada pengharapan.

Setiap orang tentunya memiliki pengharapan; baik orang yang sudah menerima Yesus maupun orang yang belum menerima Yesus. Tetapi pengharapan orang yang diluar Yesus adalah sia-sia (Amsal  10:28), karena semuanya tidak ada kepastian, sedangkan pengharapan anak-anak Tuhan memiliki kepastian, seperti yang tertulis dalam Amsal 23:18 “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
Pengharapan anak-anak Tuhan adalah sauh yang kuat  yang dilabuhkan sampai di belakang tabir; dimana di belakang tabir terdapat Tabut Perjanjian dengan kata lain bahwa Tabut Perjanjian berada di ruang maha suci. Dan di ruang maha suci harus ada kemenyan yang terus menyala dan memberikan bau yang harum. Demikian halnya dengan kita; walaupun kita akan memasuki tahun yang baru penuh dengan tantangan dan pencobaan atau persoalan yang lainnya, biarlah kita tetap menyembah Tuhan bagaikan kemenyan yang terus menyala. Jangan sampai ada sungut-sungut atau kekecewaan maupun kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita, melainkan penyembahan yang menyenangkan hati Tuhan.
Dan biarlah di tahun yang baru tidak ada alasan untuk lari dari Tuhan sebagai ungkapan putus asa kita, tetapi biarlah kita tetap pegang janji Tuhan karena apa yang telah difirmankanNya tidak akan kembali dengan sia-sia, tetapi semuanya akan terlaksana. Sebagaimana janjiNya terhadap Abraham yang disertai dengan sumpah, seperti yang tertulis dalam Ibrani 6:13-20 “Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya : Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak. Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.”  Untuk itu, tetaplah bersukacita dalam memasuki tahun baru sebab tahun mendatang adalah tahun penuh kemenangan.


3. Minyak Mur : Minyak mur merupakan gambaran dari kekuatan kasih, walaupun minyak mur itu sendiri memiliki kaitan dengan kematian karena minyak mur digunakan untuk mengurapi orang mati.

Kalau kita membaca dalam Yohanes 19:39, dikatakan : “Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.” Jadi, melalui penjelasan di atas biarlah kasih kita kepada Tuhan tetap untuk selamanya.  Dan kekuatan kasih itu sungguh luar biasa karena firman Tuhan berkata : . . . . karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6). Hal ini terbukti bagaimana Tuhan mengasihi kita sampai Ia rela mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita. Dan kasih Tuhan telah mengalahkan segalanya seperti yang yang diungkapkan oleh rasul Paulus : “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang ?” (Roma 8:35).

Oleh sebab itu biarlah kita belajar mengasihi Tuhan lebih sungguh-sungguh. Dan dalam mengasihi Tuhan kita akan belajar dari orang majus ini, yaitu iman yang teruji (emas), pengharapan yang panjang sabar (kemenyan) dan kasih yang murni (minyak mur) sebab Dia adalah raja di atas segala raja, dan Dia adalah Anak Allah. Mungkin timbul pertanyaan mengapa Dia disebut Anak Allah ? Kalau kita tarik kebelakang garis keturunan daripada Yesus maka Dia termasuk keturunan Abraham. Ada empat belas keturunan dari Yesus sampai pada jaman pembuangan di Babel, dan dari pembuangan di Babel sampai Daud ada empat belas keturunan.
Dan dari Daud sampai Abraham ada empat belas keturunan, jadi jumlahnya empat puluh dua keturunan yang telah disusun rapi. Lalu ditarik kembali lebih jauh, maka kita tahu bahwa Yesus bukan hanya keturunan Abraham tetapi Ia juga keturunan Adam. Dan yang perlu kita ketahui dan percayai bahwa Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:1-14).
Jadi Yesus bukanlah tokoh agama maupun nabi tetapi Dia adalah Tuhan. Yesus adalah Tuhan yang nyata, oleh sebab itu janganlah kita ragu-ragu, percayalah bahwa Dia adalah Tuhan di atas segala Tuhan dan namaNya suci. Untuk itu persembahkanlah sesuatu yang terbaik bagi Dia. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org

21 Desember 2012

Serahkan Segala Kuatirmu KepadaNya

Serahkan Segala Kuatirmu KepadaNya
Written by Multimedia Graha Bethany   
Monday, 17 December 2012 13:37
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

” . . . . . , Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? . . . . .”

(Matius 6:25-34)
Setiap orang tentunya pernah mengalami rasa kuatir dalam hidupnya, termasuk kita. Sedangkan kekuatiran itu sendiri disebabkan oleh karena kita tidak dapat melihat apa yang akan terjadi maupun yang  sedang terjadi di depan kita. Oleh karena itu Allah memberikan jaminan atas hidup kita melalui firmanNya, katanya : Masa depanmu sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18).
Dan hal yang dikuatirkan tentunya berbeda-beda; baik itu kuatir dalam hal studi, ekonomi, atau masa depan. Padahal  sebenarnya perasaan kuatir itu muncul bukan diakibatkan oleh besar atau kecilnya suatu tantangan maupun persoalan yang sedang atau akan kita dihadapi, tetapi adanya suatu kecenderungan untuk mengandalkan kekuatan diri sendiri.
Dan kekuatiran merupakan suatu kegagalan seseorang dalam menghadapi tantangan sebelum melakukan peperangan. Apalagi tahun demi tahun keadaan dunia tidak semakin membaik dan ditambah dengan informasi-informasi yang terhadang justru membuat orang merasa tidak ada harapan untuk melihat masa depan. Apabila kita mendengar atau membaca, bahkan melihat dari berbagai sumber berita baik itu melalui media elektronik maupun media cetak, dimana para ekonom telah memprediksikan bahwa di tahun-tahun mendatang keadaan manusia semakin memprihatinkan baik ditinjau dari sudut ekonomi, keamanan, politik maupun keadaan alam. Maka banyak orang akan semakin kuatir dalam menjalani hidup ini. Dan keadaan ini tidak dialami oleh orang dunia saja, tetapi beberapa orang yang mengaku anak Tuhanpun mengalami hal yang demikian; sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk menatap dan mendapatkan masa depan yang penuh dengan kebahagiaan.

Saudara, perlu kita ketahui bahwa orang yang kuatir adalah orang yang takut. Dan apabila orang tersebut sudah takut, maka dia akan mengalami stress, bahkan pikirannya menjadi kosong, sehingga pada akhirnya kuasa kegelapan bisa mengusainya dan orang tersebut akan bertindak aneh-aneh. Sebab kekuatiran merupakan celah dalam kehidupan manusia yang memberikan kesempatan bagi iblis untuk menggagalkan tujuan hidup manusia termasuk orang-orang  yang mengaku anak Tuhan. Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita juga turut meyakini apa yang telah diprediksikan oleh para ekonom maupun peramal ? atau sebaliknya, kita semakin sungguh-sungguh atau bersemangat dalam menjalani hidup ini bersama Tuhan ?.
Firman Tuhan menasehatkan bahwa “orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang . . . .” (Wahyu 21:8). Oleh sebab itu janganlah kita kuatir terhadap apapun juga, karena Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan khususnya bagi mereka yang mengasihi Dia.
Bahkan untuk menyatakan jaminan pemeliharaanNya, Tuhan membandingan kita dengan bunga bakung, dimana bunga bakung itu tidak bekerja dan tanpa memintal namun didandani oleh Allah sedemikian rupa, walaupun hari ini ada dan besok dibuang (Matius 6:28-29). Dalam ayat tersebut terdapat kata “tidak bekerja”, hal ini bukan berarti kita tidak perlu bekerja, tetapi yang dimaksud dari ayat ini adalah menunjukkan betapa besar kasih Allah yang diberikan kepada kita, sebab bunga bakung yang mekar sebentar saja dipelihara begitu rupa apalagi kita adalah ciptaan yang paling mulia diantara segala ciptaanNya. Dan apabila pencobaan itu datang menimpa kita maka percayalah bahwa pencobaan-pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita, sebab pencobaan-pencobaan itu adalah pencobaan biasa yang justru akan membentuk iman percaya kita kepada Allah.

Tuhan telah berjanji bukan hanya menyertai kita, tetapi Tuhan juga berjanji kepada kita untuk hal-hal yang baik. Markus 10:28-31 mengisyaratkan kepada kita bahwa Tuhan sanggup memberkati orang percaya dengan berkat yang berlipat-lipat dan hidup yang kekal. Inilah upah untuk kita. Untuk itu kita percaya bahwa hari depan, Dia akan memberkati kita secara luar biasa. Oleh karena itu kita harus betul-betul lepas dari kekuatiran. Kalau kita terjerat dengan dosa ini, maka kita dipersamakan dengan penyembah berhala dan seorang sundal. Saat kita lepas dari kekuatiran, maka kita akan dipakai Tuhan dalam segala cara.
Setiap orang memang ingin mencapai masa depan yang gilang gemilang, tetapi kalau sudah diselipkan kekuatiran, maka orang tersebut telah merancang suatu kegagalan atas hidupnya dan telah merusak rencana atau harapannya. Bagaimana kita bisa tahu bahwa orang yang kuatir itu sedang merancang kegagalan dalam hidupnya ? Kalau kita membaca firman Tuhan yang terdapat dalam Matius  6:27, telah dikatakan : “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwa orang yang kuatir tidak dapat menambah sehasta pada jalan hidupnya, padahal satu hasta itu hanya 45 sentimeter, sedangkan jalan hidup yang harus ditempuh manusia itu tidak terukur jaraknya (panjang).
Dari ayat ini kita bisa tahu, bahwa hidup manusia tidak akan berarti apabila di dalam hidupnya ada kekuatiran, khususnya untuk masa depan. Dan bukankah Allah telah berfirman, yaitu dalam Amsal 23:18 : “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” Jadi, sekarang tidak ada alasan untuk kuatir dalam menghadapi hidup ini khususnya di tahun-tahun yang mendatang, sebab meskipun seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu (Mazmur 91:7), karena Tuhan adalah tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita.

Jikalau dalam beberapa penjelasan di atas yang telah menasehatkan kita agar tidak kuatir, mungkin dalam diri kita timbul pertanyaan : “bagaimana aplikasi untuk mempercayai Allah supaya kita tidak mengalami kekuatiran?” menyerahkan segala kekuatiran kita dan mengawali segala sesuatu di dalam Dia, sebab di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk dia (Kolose 1:16).
Jadi segala sesuatu yang kita lakukan harus berdasarkan kehendak Allah, karena segala rancanganNya atas hidup kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan; dan bukankah itu yang kita rindukan. Oleh karena itu, kita diingatkan  sekali lagi untuk tidak kuatir atau takut dalam menjalani hidup hari-hari ini, tetapi kita semakin bersemangat dalam memasuki tahun-tahun mendatang, terlebih itu dalam melayani Tuhan, karena berkatNya siap dicurahkan atas kita. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

10 Desember 2012

Tetap Berjaga-jaga Dan Berdoa

Tetap Berjaga-jaga Dan Berdoa
Written by Multimedia Graha Bethany   
Sunday, 09 December 2012 08:02
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia  akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
(Lukas 21:34-36)
Setelah kita membaca ayat-ayat diatas, maka kita akan menemukan kata-kata nasehat yang berbunyi : “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa”. Kata-kata nasehat ini disampaikan agar kita tidak jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, karena keadaan dunia ini tidak semakin baik, tetapi semakin buruk/jahat. Dan kata berjaga-jaga ini mengarah pada perilaku kita supaya segala sesuatu yang kita lakukan tidak seperti yang dilakukan oleh dunia, tetapi sesuai dengan kehendak Allah seperti yang tertuang dalam firmanNya.
Sedangkan kata “berdoa”, itu menekankan pada hubungan kita terhadap Tuhan. Karena tanpa berdoa, maka kita akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan kita datangnya hanya dari Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa di depan kita terdapat berbagai macam cobaan dan masalah; baik itu keadaan perekonomian, keamanan, politik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kita diminta untuk senantiasa berjaga-jaga dan berdoa. Karena secara tidak sadar kadang-kadang kita terpancing dengan sifat serakah, kemabukan dunia dan pesta pora.
Dan apabila kita masuk dalam di dalamnya maka kedatangan Tuhan yang tiba-tiba itu akan menjadi seperti suatu jerat bagi kita. Perlu kita ingat juga, bahwa kejatuhan kita kadang-kadang bukan dari banyaknya persoalan/masalah, tetapi justru saat kita sedang diberkati; karena kita mulai merasa aman dalam usaha, pekerjaan, keluarga kita, padahal itu merupakan kelengahan kita. Tetapi apabila kita senantiasa berdoa, yang berarti berhubungan dengan Roh Kudus maka Roh Kuduslah yang menjadi jaminan atas hidup kita supaya tetap selamat (Efesus 1).

Lalu, sampai kapan kita harus berjaga-jaga dan berdoa ? jawabannya adalah : sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Dari jawaban ini mungkin timbul pertanyaan lain yaitu : kapan Tuhan Yesus datang kedua kalinya ?. untuk tepatnya mengenai tanggal, hari dan tahun kedatangan Tuhan itu merupakan rahasia daripada Allah Bapa, tetapi yang jelas tanda-tandanya sudah dinyatakan. Oleh karena itu, sekali lagi ditekankan supaya kita berjaga-jaga dan berdoa sebab hari Tuhan itu datangnya secara tiba-tiba. 
Beberapa tanda yang perlu kita ketahui mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, diantaranya :

Pertama, Israel sudah mulai berkembang. (Matius 24:32-35)

Setelah bangsa Israel dijajah dari berbagai macam bangsa, Israel menjadi hancur dan tidak mempunyai negara sampai pada akhirnya Israel mengalami klimaks kesukaran yang luar biasa pada akhir Perang Dunia ke-II, dimana terdapat kurang lebih enam juta orang Yahudi di Jerman dibantai. Setelah itu Tuhan mulai mendengar ratapan bangsa Israel, dan keadaannya dipulihkan kembali (Inilah yang dikatakan seperti pohon ara yang bertunas). Dan kita tahu bahwa bangsa Israel saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

Kedua, Adanya Perang (Matius 24:6-8)

Seperti penglihatan daripada Daniel yang menceritakan bahwa ada domba yang tanduknya melingkar, ini adalah bangsa Media-Persia. Lalu muncullah kambing yang mempunyai satu tanduk yang aneh diantara kedua matanya, kambing ini terbang tanpa menginjak tanah dan menyerang domba itu, sehingga terjadilah peperangan. Maka dari sinilah terjadi pemusnahan sampai kepada akhir zaman. Peperangan “Media-Persia” kepada orang “Yunani” ini tidak akan pernah habis sampai kepada akhir zaman. Bangsa-bangsa lain juga akan terlibat dalam peperangan ini. Peperangan ini didasari oleh kedengkian dan dendam

Ketiga, Muncul Banyak Nabi Palsu (Matius 24:11-13)

Banyak hamba-hamba Tuhan yang memiliki motivasi pelayanan tidak diperintah Tuhan. Pelayanan mereka adalah menurut hawa nafsunya untuk mendapatkan kedudukan, kekayaan dan lainnya. Mereka bahkan duduk dalam kepengurusan gereja dan berpolitik di dalam gereja. Mereka bahkan membunuh perkembangan gereja itu sendiri. Saat ini juga beberapa aliran gereja yang jelas-jelas sesat dibebaskan untuk berkembang.

Keempat, Moral Manusia yang sudah Runtuh. (Matius 24:37-39)

Pada zaman Nuh moral manusia sudah runtuh. Mereka asal kawin dan mengawinkan. Kadang-kadang kita melihat suatu negara keadaannya sangat baik, tetapi di dalamnya terdapat kebijakan yang dapat menikahkan laki-laki dengan laki-laki. Bahkan ada suatu desa yang memperbolehkan penduduknya telanjang. Keadaan moral manusia dalam Kitab Kejadian pasal 6, sangat rendah dan itu sedang menimpa dunia saat ini. Untuk itu tetap berjaga-jaga dan berdoa agar kita luput dari semuanya ini.
Walaupun kita secara jasmani, sebagai anak-anak Tuhan memiliki Kerajaan Allah, tetapi yang perlu kita waspadai, saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh goncangan. Berjaga-jaga dan berdoalah. Milikilah hubungan dengan Roh Allah. Jangan sampai kita terseret dan terpancing dengan arus dunia ini. Kita percaya bahwa Roh Allah sanggup memelihara dan memberkati kita. Dia akan memberikan kuasa-Nya dan meluputkan kita dari segalanya.

Kelima, Orang Israel Bertobat (Roma 11:25)

Memang Injil akan diberitakan di seluruh dunia. Kalau Israel bertobat, maka anugerah untuk orang di luar Israel habis. Saat ini orang Israel sudah tidak tegar tengkuk lagi. Mereka sudah ada yang menerima Injil. Kalau ini sudah menjadi suatu kebangunan rohani maka kuota untuk orang di luar Isral akan habis. Semua orang di Indonesia tahu siapa Yesus itu, tetapi seberapa banyak yang meresponi Injil Kristus. Syukur bagi kita yang sudah merespon Injil Kristus. Jangan lepaskan kasih karunia Kristus. Kita adalah termasuk jumlah yang telah diselamatkan oleh Yesus.

Keenam, Pengangkatan (Matius 24:40-44)

Kita berdoa agar kita semua diangkat Tuhan bersama-sama. Dan hal ini bukan merupakan sebuah dongeng, tetapi ini adalah kenyataan.
Oleh sebab itu, Firman Tuhan mengingatkan sekali lagi supaya kita tetap berjaga-jaga dan berdoa, sebab kedatanganNya yang kedua kali tidak lama lagi. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

6 Desember 2012

Hidup Baru Yang Terpelihara

Hidup Baru Yang Terpelihara


Written by Multimedia Graha Bethany   
Saturday, 01 December 2012 14:32
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
(I Petrus 1:3-5)
Surat Petrus yang pertama ini ditujukan bagi orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus (termasuk kita), dan bukan terhadap orang yang belum percaya. Ia mengingatkan kepada semua orang percaya bahwa oleh karena kasih dan rahmatNya kita mengalami mujizat yang luar biasa yaitu kelahiran baru. Dan mengapa kelahiran baru disebut sebagai mujizat yang luar biasa ?
sebab kelahiran baru merupakan syarat utama untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Hal ini juga disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada pemimpin agama Yahudi yaitu Nikodemus, sebagai peringatan bahwa setiap orang yang mau masuk kedalam kerajaan Allah harus mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3-7). Salah satu contoh murid Tuhan yang mengalami kelahiran baru adalah Simon, dimana ketika ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, maka Yesus berkata : “berbahagialah engkau Simon, karena bukan engkau yang menyatakan itu tetapi oleh karena kemurahan Allah yang membuat engkau menyatakan demikian. Dan sekarang engkau bukan lagi Simon tetapi Petrus.” Dulu Simon adalah manusia alamiah (manusia yang penuh dengan kelemahan), tetapi setelah ia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia menjadi manusia baru dan namanya menjadi Simon Petrus.

Istilah kelahiran baru ini tidak hanya terjadi pada jaman perjanjian baru saja, tetapi pada jaman perjanjian lamapun, hal ini juga terjadi. Tatkala Tuhan memanggil Abraham untuk menjadi bapa segala bangsa, maka terlebih dahulu telah terjadi kelahiran baru (perubahan karena menerima panggilan Tuhan). Dimana yang dahulunya Abram menjadi Abraham, Sarai menjad Sara, kemudian Yakub menjadi Israel. Dan bukan berarti perubahan nama yang menentukan kita menjadi manusia baru, tetapi karena kita meresponi panggilan Tuhan untuk menerima kemurahanNyalah yang membuat kita mengalami kelahiran baru.

Kemurahan Allah dalam perjanjian lama hanya bersifat perorangan, tetapi pada jaman perjanjian baru, kemurahan Allah diberikan kepada seluruh umat manusia yang menerima serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja; seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 3:16 “ . . . . . . . , supaya barangsiapa percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kata “barangsiapa” menunjuk kepada setiap orang. Istilah serta pengertian lahir baru tidak ada di agama manapun, walaupun segala sesuatu yang diajarkan agama tersebut adalah baik. Sebab istilah serta pengertian kelahiran baru ini hanya ada ketika seseorang menjadi percaya di dalam nama Tuhan Yesus, sehingga orang  tersebut mendapatkan predikat sebagai manusia rohani. Manusia alamiah dan manusia rohani ini tidak terpisah karena kita masih tinggal dalam dunia ini.

Lalu, bagaimana dua pribadi/dimensi dipelihara Tuhan ? Kedua dimensi ini tetap dipelihara Tuhan, selama kita tetap melekat pada firmanNya. Dan terpeliharanya manusia alamiah kita akan dipengaruhi manusia rohani kita, karena bukan manusia alami kita yang dapat merubah manusia rohani kita. Oleh karena itu manusia rohani kita harus selalu mendapatkan makanan dan minuman, supaya manusia rohani kita tetap hidup. Dan bagaimanakah manusia rohani kita mendapatkan makanan dan minuman ?. manusia rohani kita akan mendapatkan makanan apabila kita senantiasa datang kepada Tuhan Yesus (dalam pengertian membangun hubungan yang intim dengan Tuhan) Sebab Tuhan Yesus berkata : "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; . . .” (Yohanes 7:37-39). Dan di dalam  Injil Yohanes 6:35&37 juga dikatakan :  "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Hal ini menunjukkan bahwa manusia rohani kita benar-benar terpelihara oleh kasih dan rahmatNya, supaya manusia rohani kita tetap hidup.

Dan perlu kita ketahui pula bahwa yang tinggal dalam kerajaan sorga adalah manusia rohani kita dan bukan manusia alamiah; seperti yang terulis dalam I Korintus 15:50 “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.  Oleh sebab itu, marilah kita memberikan manusia rohani kita untuk dipelihara oleh Tuhan, karena apabila manusia rohani kita terpelihara maka manusia alamiah kita juga turut terpelihara. Kita lihat contoh kisah daripada Obed-Edom; ketika ia menghormati lawatan Tuhan, dengan hadirnya Tabut Perjanjian di rumahnya selama tiga bulan, maka selama itu pula Obed-Edom beserta seluruh isi rumahnya diberkati oleh Tuhan. Demikian dengan kehidupan kita; selama kita menghormati dan dipenuhi oleh Roh Kudus maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti berhasil.
Hadirnya Roh Kudus itu sama dengan hadirnya Tabut Perjanjian yang terjadi di jaman perjanjian lama. Ketika Musa bersama tiga juta orang, dengan memikul Tabut Perjanjian maka segala rintangan yang mereka hadapi dapat mereka selesaikan bahkan saat mereka menghadapi peperangan, mereka memperoleh kemenangan yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan Tuhan itu nyata ketika kita berada dalam hadirat Tuhan. Oleh sebab itu kita patut berbangga apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, karena dengan keberadaannya maka kita juga akan mendapatkan pelayanan daripada malaikat, seperti yang tertulis dalam Ibrani 1:14 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”.
Karena demikian besar kasih dan rahmatNya untuk memelihara kita, maka kita harus tetap menjaga kerohanian kita untuk mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan; tetapi bukan berarti kita mengabaikan manusia alamiah kita. Karena kedua-keduanya harus tetap kita jaga supaya segala anugerahNya bagi kita tidak sia-sia. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

25 November 2012

Tetap Memelihara Hubungan Dengan Tuhan

Tetap Memelihara Hubungan Dengan Tuhan


Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 22 November 2012 13:41
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:16)

Berbahagialah setiap kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, sebab ia akan disebut sebagai anak-anak Allah. Kalau dahulu yang disebut sebagai anak-anak Allah hanya, Abraham, Ishak dan Yakub (Israel) saja. Namun dalam perkembangan selanjutnya Israel menolak Yesus, akhirnya mereka “dipotong.” Ibarat pohon zaitun yang dipotong dari pokoknya. Dengan demikian maka kita adalah carang liar yang mulai dicangkok pada pokok zaitun yang penuh getah, karena kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat.

“Getah” merupakan gambaran kekayaan Allah yang akan kita terima. Untuk itu kita yang telah dicangkokkan dan sudah berbuah harus berhati-hati, karena kita diselamatkan semata-mata oleh karena kemurahan Allah, sedangkan Israel diselamatkan oleh karena mereka adalah kekasih Allah. Berhubung Israel menolak Tuhan maka mereka dipotong dan kita yang menerimanya dapat melekat pada pokok zaitun (Roma 11:17-23). Oleh sebab itu kita harus menghargai kemurahan Tuhan ini dan menghormati Tuhan dengan apa yang kita alami sampai hari ini.
Kita harus belajar bagaimana di dalam diri kita keluar aliran-aliran hidup. Kita percaya bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita yang merupakan harta di dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7). Tuhan tidak mau kita menjadi anak yang “terhilang” dan juga bukan seperti anak “sulung” yang sudah berada di rumah Bapa tetapi tidak menikmati kekayaan Bapanya. Apabila hak waris sudah ada pada kita, maka cepat atau lambat Tuhan pasti memberkati kita, namun jangan lupa memperhatikan hidup kita setiap harinya untuk tetap selalu bersyukur kepada-Nya, walaupun tubuh bertambah lemah, tetapi batiniah kita dibaharui setiap hari.

Kita harus tahu apa itu berkat rohani dan juga berkat jasmani. Yang kelihatan itu bersifat sementara, tetapi yang tidak kelihatan kekal selama-lamanya. Ingat, jangan sampai kita ditebang oleh karena kedegilan dan kesombongan kita. Sejarah Perjanjian Lama bisa menjadi bagian hidup kita. Kita harus tahu kapan Abraham, Ishak, dan Israel diberkati dan kapan mereka tidak diberkati. Yerusalem di bumi ini merupakan gambaran hidup kita. Yerusalem selalu ingin dihancurkan oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang Israel/Yerusalem merusak dirinya sendiri. Daud yang berbuat dosa menjadikan hidupnya dan kerajaan Israel hancur. Tetapi Yerusalem mengalami damai sejahtera saat dia beribadah dengan baik.
Suatu saat Nebukadnezar menjadi penguasa yang sangat besar pengaruhnya di bumi ini. Tetapi ia menjadi sombong dan membuat patung untuk disembah (Daniel 4:20-23). Nebukadnezar adalah seorang yang seharusnya mengucap syukur kepada Tuhan. Ia lupa diri dan akhirnya dia ditebang, tetapi untung tunggulnya masih ada. Nebukadnezar menjadi sama dengan binatang yang makan rumput sampai dengan tujuh masa. Baru setelah bertobat, ia dikembalikan ke asalnya (Daniel 4:28-37).

Sejarah  di atas berbicara tentang keangkuhan dan pertobatan. Kita harus menjaga agar tetap dalam posisi menjadi anak Allah dan diberkati. Jangan sampai kita dipotong dari pokok zaitun tersebut. Jangan karena kekilafan kita dan jatuh dalam dosa, lalu kita dipotong seperti Nebukadnezar yang hilang ingatan dan makan rumput.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Kita ingin mendapatkan Kerajaan Surga yang kekal itu. Mungkin  saat ini kita merasakan urapan Tuhan yang luar biasa, tetapi ingat jangan sampai kita jatuh. Kita yang suka berdoa, jauh lebih aman dibandingkan yang tidak suka berdoa. Tariklah seluruh isi keluarga kita untuk berdoa. Jagalah rumah tangga kita agar tetap utuh. Kita memang diberkati dengan cukup tetapi jangan menjadi serakah. Kaya itu ada maknanya, tetapi jangan sampai kita diperhamba oleh harta itu. Yang penting Yerusalem kita menjadi sejahtera. Orang-orang zaman purba tidak pernah putus asa untuk menetap pada pokok zaitun. Demikian juga dengan kita jangan sampai kita kehilangan kasih mula-mula.

Kita perlu memelihara hubungan kita dengan Tuhan. Wahyu 6:6 berkata, “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata : Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” Ini menggambarkan dunia yang bertambah buruk, tetapi keadaan anak-anak Allah justru bertambah baik dan akan terjadi penuaian yang besar. Untuk itu “anggur” dan “minyak” jangan dirusak. Kisah Para Rasul 2:37 berkata, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain : Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Hanya dengan bertobat kita akan menerima Roh Kudus. Untuk itu hargai perjamuan kudus, yaitu tubuh dan darah Yesus, yang setiap kali kita lakukan.

Roma 11:25  berkata, “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jangan sampai kita yang masuk hitungan “jumlah” tersebut lalu dipotong dan digantikan orang lain. Tetapi kita percaya, sekali kita dicangkokkan, maka kita akan dicangkokkan sampai selama-lamanya. Hari-hari ini kita harus lebih berjaga-jaga. Kita tidak bisa bermain-main lagi dalam ibadah kita. Kita percaya bahwa sampai hari ini jasmani dan rohani kita tetap terpelihara semata-mata oleh kasih karunia Tuhan. Demikian juga, hari-hari ini terjadi transformasi hanya dengan “simple Gospel” yaitu penginjilan hanya dengan hal-hal sederhana, yaitu penebusan tubuh dan darah Kristus dan urapan Roh Kudus. Oleh sebab itu persiapkan dirimu dan tetap melekat pada “pokok zaitun,” sebab kegerakan masal akan terjadi yaitu adanya penuaian besar-besaran. Dan apabila kita lepas atau dipotong dari “pokok zaitun” maka kita tidak akan melakukan maupun menikmati tuaian yang besar. Sebab itu jangan keraskan hati, tetapi bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat. Amin.
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

22 November 2012

Percaya Kepada Yesus

Percaya Kepada Yesus


Written by Multimedia Graha Bethany   
Saturday, 17 November 2012 22:45
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat bacaan : Matius 16:15-19
“Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Pada ayat bacaan di atas menceritakan tentang percakapan antara Yesus dengan murid-muridNya. Dan saat itu Yesus mengajukan pertanyaan kepada murid-muridNya, kataNya : “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini ?” dari sekian banyak murid, yang menjawab hanya Simon, jawabnya : “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup !” Ini merupakan pengakuan Simon yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, dan saat itu Yesus belum disalib dan dibangkitkan. Dengan pengakuan tersebut, maka dalam diri Simon mengalami perubahan; hal ini dapat lihat ketika Yesus berkata : “engkau adalah Petrus (batu karang) dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.” Jadi, dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, berarti kita dapat “menutup pintu neraka” dan “membuka pintu sorga.”

Dan perlu kita ingat bahwa tak seorangpun dapat mengaku Yesus adalah Tuhan jikalau Roh Kudus tidak diberikan kepada kita. Keselamatan merupakan suatu anugerah dari Allah, seperti tertulis dalam Yohanes 3:16 : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Jadi setiap kita yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka meterai Roh Kudus diberikan kepada kita.

Saudara, mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai akibat daripada seseorang yang percaya kepada Yesus :

1. Dapat Membuka Pintu Sorga (Matius 16:19)

Tak seorangpun dapat membuka pintu sorga kecuali orang tersebut mempunyai kunci kerajaan sorga, dan tak seorangpun dapat memiliki kunci kerajaan sorga kecuali orang tersebut percaya kepada Yesus. FirmanNya juga menegaskan bahwa tidak ada seorangpun dapat datang kepada Bapa tanpa melalui Aku (Yohanes 14:6).
Jadi berbahagialah bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita. Walaupun demikian kerapkali kita tidak mempercayai segala apa yang Tuhan firmankan, sehingga kita mudah jatuh dalam dosa ketidak percayaan. Hal ini juga terjadi pada murid-murid Yesus pada waktu itu. Meskipun Yesus sudah empat kali menjelaskan bahwa Mesias akan dibunuh dan bangkit pada hari ketiga, tetapi mereka masih belum memahami apa yang telah dikatakan oleh Yesus. Empat kali penyampaian Yesus mengenai kematian dan kebangkitanNya ditulis dalam Matius 16:21 (penyampaian pertama), kemudian penyampaian kedua ditulis dalam Matius 17:22-23a, selanjutnya Matius 20:17-19 (Penyampaian ketiga) dan terakhir terdapat pada Matius 26:1-5 (Penyampaian Keempat).
Dan salah satu murid Yesus yang bernama Tomas tidak percaya bahwa Yesus benar-benar bangkit. Sehingga untuk meyakinkan bahwa Yesus telah bangkit, ia memohon untuk mencucukan jarinya kedalam lobang tangan Yesus yang dipaku dan lambungNya yang ditikam. Keadaan seperti ini sangat membuat sedih hati Tuhan karena sudah diberitahu berulang-ulang belum percaya bahkan mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri juga masih belum percaya. Tetapi firman Tuhan menasehatkan kita, bahwa berbahagialah bagi mereka yang belum pernah melihat Yesus secara fisik tetapi percaya kepadaNya (I Yohanes 1:8).

2. Mengerjakan Pekerjaan Seperti Yang Yesus Kerjakan

Untuk percaya kepada Tuhan itu tidak mudah, karena ada harga yang harus dibayar yaitu melakukan apa yang Yesus lakukan, seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:12-14, bahkan dalam ayat lain juga ditegaskan bahwa apabila kita mengaku percaya Yesus, maka kita wajib hidup seperti Yesus hidup, seperti yang tertulis dalam  I Yohanes 2:6 : “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Selain kita melakukan apa yang sudah diteladankan Yesus, kita juga melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib seperti yang Yesus lakukan.
Beberapa contoh mujizat yang pernah dilakukan oleh Yesus diantaranya menyembuhkan orang yang lumpuh, sehingga dapat berjalan; orang buta melihat, orang bisu berbicara, sanggup memberi makan lima ribu orang dengan lima ketul roti dan dua ekor ikan (Yohanes 6:1-15), lalu orang tuli mendengar, mengubah air menjadi anggur (Yohanes 2:12); bahkan orang mati dibangkitkan (Yohanes 11:1-4) dan lain sebagainya. Apabila kita membuat tabel mengenai mujizat yang telah Yesus lakukan maka tercatat sangat banyak. Dan mujizat-mujizat yang Yesus pernah lakukan ini sudah dinyatakan melalui beberapa hamba Tuhan. Dan hal ini pun dapat kita alami juga, asalkan kita mau hidup sama seperti Yesus hidup.

3. Hidup kita diubahkan

Saat kita belum percaya Yesus, kita berada dibawah kutuk dosa. Dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Tetapi, ketika percaya Yesus maka hidup kita diubahkan dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang besar. Salah satu contoh, adalah kehidupan Paulus. Pada mulanya dia adalah seorang yang menentang akan Kekristenan, dan ia menganiaya umat Tuhan (pengikut Kristus); bahkan ia tidak segan-segan untuk membunuhnya.
Namun setelah ia bertemu dengan Yesus dan percaya kepadaNya, maka perubahan yang dahsyat telah dialami oleh Paulus.
Kesaksian : Sebelum saya (Pdt. Alex) belum bertobat saya memiliki temperamen yang sangat keras, bahkan sudah menikah masih temperamen itu masih ada. Jadi segala sesuatu yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan hati/kemauan maka emosilah yang timbul; tetapi puji Tuhan, setelah percaya Yesus sungguh-sungguh karakter yang keras itu mulai diubah sedikit demi sedikit, sehingga hidup kami benar-benar berubah. Dan melalui perubahan inilah Tuhan memakai hingga sampai saat ini.
Saudara, masihkan kita ragu tentang keberadaan Yesus ? atau masihkah kita menuntut bukti-bukti yang tampak oleh mata kita ? rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Korintus, “ . . sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat . .” (II Korintus 5:7). Amin.
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

12 November 2012

Ketika Berada Di Sion

Ketika Berada Di Sion


Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 08 November 2012 10:34
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi.”

(Yoel 3:17)
Sion adalah tempat yang kudus karena merupakan tempat kediaman Allah. Selain tempat kediaman Allah, di Sion terdapat harta benda yang luar biasa, diantaranya : keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat, pengetahuan dan takut akan Tuhan (Yesaya 33:5-6). Orang-orang luar tidak dapat masuk di gunung Sion, tetapi bagi orang Israel Sion adalah tempat bergaulnya dengan Tuhan.
Tetapi sayangnya sampai saat ini bangsa Israel sedang menanti-nantikan kedatangan Mesias yang pertama kali, dan mereka masih beranggapan bahwa Allah masih menyembunyikan wajahNya terhadap kaum Israel, hal ini terjadi karena mata rohani bangsa Israel masih buta; karena sebenarnya Mesias telah datang dua ribu tahun yang lalu. Dan jikalau saat ini kita telah percaya kepada Kristus, maka itu merupakan anugerah yang terbesar. Karena pada dasarnya keselamatan hanya diberikan pada orang Israel dan pemimpin-pemimpinnya. Tetapi oleh karena bangsa Israel tegar tengkuk terhadap didikan Tuhan dan memberontak terhadap perintah Tuhan, maka keselamatan itu diberikan juga kepada orang diluar Israel termasuk kita.
Terbukti dengan kehadiran Tuhan Yesus dimuka bumi untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadaNya, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Di dalam Perjanjian Baru, Sion gambaran gereja Tuhan yaitu tempat dimana umat Tuhan bergaul dengan penciptanya. Dan perlu kita ketahui bahwa posisi kita saat ini berada di Sion. Namun yang menjadi pertanyaan adalah “mengapa kita sering dikejutkan oleh berbagai macam kejadian walaupun kita sudah tinggal di Sion ?” untuk menjawab pertanyaan ini mari kita melihat keadaan kita yang sesungguhnya, “apakah kita benar-benar berprilaku seperti orang-orang yang seharusnya tinggal di Sion atau kita berperilaku seperti bangsa Israel yang tidak menghormati akan kehadiran Tuhan ?”
Hal ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang tubuhnya berada di gereja tetapi hati dan pikirannya melayang kemana-mana sehingga saat beribadah sikap hatinya sungguh jauh dari hadapan Tuhan. Tidak heran apabila sering kita temui orang yang terus menerus berbicara atau membahas sesuatu yang tidak karuan atau mereka sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, sedangkan sementara mereka berada dalam suasana ibadah, dan tidak jarang pula kita jumpai orang tidur dengan nyenyak, saat ibadah masih berlangsung. Dan ada juga yang terbiasa datang ibadah terlambat serta pulang lebih awal sebelum ibadah selesai. Inilah gambaran orang-orang yang tidak menghargai tempat kudus Tuhan atau tidak menghormati akan kehadiran Tuhan. Padahal kalau dihitung secara waktu, kita hanya beribadah kurang lebih dua jam (tinggal di Sion), sedangkan selebihnya kita gunakan untuk aktifitas diri kita.
Walaupun tindakan seperti ini tidak merugikan orang lain tetapi hal ini sama dengan melukai hati Tuhan. Oleh karena itu, jangan heran apabila orang-orang semacam ini akan dikejutkan dengan keadaan yang tiba-tiba, yang merupakan murka Allah. Saat ini adalah masa penampian, dan tidak ada waktu lagi untuk main-main dalam Kekristenan. Untuk itu biarlah kita sadar dengan apa yang sedang terjadi disekeliling kita. Apabila kita menengok kembali peristiswa di Yerusalem yang mana keadaan masyarakatnya berlaku fasik, sehingga Tuhan harus mencurahkan murkanya, seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 22:29-31, ”Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum. Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”

Lalu, apakah dampaknya jikalau kita menghormati akan kehadiran Tuhan saat kita berada di Sion (beribadah di gereja). Kita akan menerima apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; karena semua itu yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (I Korintus 2:9). Dan sebagai bukti yang nyata dapat kita lihat dari beberapa contoh yang terdapat dalam Alkitab, salah satunya adalah kisah Obed Edom, dimana selama tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya (II Samuel 6:11). Kehadiran Tabut Tuhan di rumah Obed Edom itu tidak dibiarkan begitu saja, tetapi Obed Edom begitu menghormatinya karena dia tahu disitulah Tuhan hadir. Dan lebih indah lagi mengenai janji Tuhan dapat kita lihat di dalam Mazmur 127:2b ”sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
Ini bukan berarti Tuhan mengajar kita untuk bermalas-malasan, tetapi ini membuktikan besarnya kasih Tuhan terhadap orang yang dicintaiNya. Dan apabila kita ingin menjadi orang yang dicintai oleh Tuhan maka kita harus menghormati Roh Kudus atau tidak mendukakan Roh Kudus; karena apabila kita tidak menghormati atau mendukakan Roh Kudus maka kita sedang menyakiti hati Tuhan. Sedangkan kisah berikutnya yaitu tentang orang yang menghormati akan kehadiran Tuhan adalah Daud, dimana ketika ia mengangkut Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom untuk dibawa ke kota Daud, disana diceritakan bahwa apabila pengangkat-pengangkat tabut Tuhan itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan.
Ini membuktikan bahwa Daud menghormati kehadiran Tuhan dengan begitu rupa, sehingga pada akhirnya Daud beserta rakyatnya memperoleh berkat berupa harta benda yang terdapat di Sion, yaitu keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat, pengetahuan dan takut akan Tuhan.
Saudara, melalui beberapa uraian di atas biarlah menjadi bekal dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya apa yang menjadi rancangan Tuhan atas hidup kita benar-benar menjadi kenyataan. Amin
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

3 November 2012

Menghormati Roh Kudus

Menghormati Roh Kudus


Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 02 November 2012 14:40
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32)
Kita mengucap syukur kepada Tuhan, karena sepanjang tahun ini Allah menyertai dan memberkati kita. KasihNya tetap dicurahkan atas hidup kita, untuk itu kita perlu optimis untuk menjalani tahun-tahun yang akan datang walaupun tantangan semakin berat. Jangan sekali-kali dari mulut kita keluar perkataan sungut-sungut, karena hal itu menunjukkan bahwa kita tidak lagi mempercayai penyertaan Tuhan atas hidup kita; terlebih itu kita telah mendukakan Roh Kudus.
Sebagai gambaran orang yang senantiasa bersungut-sunggut dalam menjalani hidupnya adalah bangsa Israel ketika keluar dari Mesir menuju Kanaan. Perilaku bangsa Israel benar-benar mendukakan hati Tuhan, walaupun mereka telah mengalami banyak mujizat dalam hidup mereka. Mulai keluar dari Mesir, melintasi laut kolsom, bahkan orang Mesir memberi beberapa bekal kepada bangsa Israel saat meninggalkan tanah Mesir supaya kutuk Allah tidak ada di Mesir.
Sementara bangsa Israel dalam perjalanan, Allah tetap menyertai bangsa Israel, dan saat mereka membutuhkan makanan, maka Allah menurunkan manna; ketika mereka membutuhkan daging, maka Allah mengirim burung puyuh, dan berbagai mujizat yang lainnya. Dan suatu saat mereka sampai pada salah satu tempat dimana air minum tidak ada; walaupun ada air tetapi tidak dapat diminum karena air di tempat itu rasanya pahit. Maka mereka mulai bersungut-sungut. Dalam kondisi seperti ini, sebenarnya mereka tidak punya alasan untuk bersungut-sungut, sebab Allah telah berjanji untuk melindungi dan memberkati mereka.
Seandainya air yang mereka dapati itu rasanya pahit, mereka dapat berdoa kepada Tuhan untuk mengadakan mujizat yaitu air yang pahit diubah menjadi air yang tawar. Namun mereka terlalu mudah untuk marah atau bersungut-sungut.
Ada suatu rahasia yang perlu kita ketahui yaitu bahwa orang yang bersungut-sungut itu sama dengan memadamkan Roh Kudus. Dan bagi orang yang memadamkan/mendukakan Roh Kudus akan terlepas dari perlindungan dan berkat Allah. Mari sejenak kita lihat nasehat firman Tuhan yang terdapat dalam I Tesalonika 5:19 “Janganlah padamkan Roh”. Maksud dari memadamkan Roh yaitu tidak menganggap eksistensi (keberadaan) Roh Allah dalam diri kita. Padahal Roh Allah itu memberi jalan keluar ketika kita menghadapi jalan buntu.
Tetapi manusia memiliki kecenderungan menggunakan kekuatan diri sendiri dalam menghadapi persoalan. Sedangkan firman Tuhan berkata “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan !”  dan dalam Ibrani 10:35-39 juga menasehatkan : “Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” Jadi, Allah melindungi  maupun memberkati kita bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah; tetapi apabila kita tidak menganggap akan pribadiNya, maka kita akan terlepas berkat maupun penyertaanNya, sebab Allah tidak pernah memaksa terhadap setiap orang, tetapi Ia senantiasa memberi kesempatan bagi yang berharap kepadaNya.

Ada beberapa perilaku yang bersifat memadamkan/mendukakan Roh Kudus selain bersungut-sungut diantaranya : kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah mapun tindakan kejahatan lainnya, seperti yang tertulis dalam Efesus 4:30-31. Selain dari apa yang tertulis diatas yaitu mengenai perilaku yang mendukakan Roh Kudus, ada perilaku lain yang juga mendukakan Roh Kudus yaitu jatuh bangun dalam dosa. Hal ini bisa kita lihat dalam kisah seorang lumpuh yang telah disembuhkan Tuhan Yesus dimana Yesus menegur kepada orang tersebut ketika bertemu di Bait Allah, kataNya : “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
Disini terdapat suatu kalimat peringatan“jangan berbuat dosa lagi”. Mengapa terdapat peringatan untuk tidak berbuat dosa lagi ? Sebab orang yang berbuat dosa lagi itu sama dengan mendukakan Roh Kudus, selain itu keadaan orang tersebut akan semakin buruk dari keadaan sebelumnya. Oleh sebab itu, janganlah kita membuat hati Tuhan sedih dengan mendukakan RohNya. Dan contoh kisah yang lain yaitu orang yang diampuni dari dosanya ketika kedapatan berbuat zinah. Dimana Tuhan Yesus memperingatkan perempuan itu, katanya “. . . . . Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:10-11). Selain ada kata-kata “jangan berbuat dosa lagi” ada kata-kata lain yang di dalamnya tersirat suatu nasehat dengan maksud yang sama yaitu “jangan berbuat dosa lagi”, yaitu terdapat dalam Markus 8:25 mengenai kisah seorang buta yang telah dicelikkan matanya oleh Tuhan Yesus. Disana Tuhan Yesus menasehatkan kepada orang tersebut, katanya : “jangan masuk ke kampung!” .
Kampung yang dimaksud dalam cerita ini adalah kampung Betsaida, dimana kampung Betsaida ini seperti halnya suatu komplek; yang didalamnya penuh perjudian, pelacuran dan juga termasuk kumpulan orang-orang asusila yang lain. Dan disitu Tuhan Yesus memperingatkan kepada orang yang baru disembuhkan dari kebutaannya untuk tidak masuk dalam lingkungan tersebut, tetapi langsung kembali ke rumahnya, supaya orang itu tidak terpengaruh lagi oleh lingkungan tersebut. Sebab firman Tuhan berkata : “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (I Korintus 15:33). Dan orang yang terjerumus kembali dalam dosa, itu sama dengan mendukakan Roh Kudus, sehingga perlindungan Allah hilang dari orang tersebut.

Beberapa nasehat diatas bertujuan supaya kita senantiasa menghormati Roh Kudus. Sebab orang yang suka mendukakan Roh Kudus akan terlepas dari perlindungan Allah. Disamping itu, apabila orang tersebut tidak segera bertobat maka suatu saat orang tersebut akan menghujat Roh Kudus, dan sebagai akibatnya adalah kematian kekal, sebab firman Tuhan menasehatkan “Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak” (Matius 12:31-32). Jadi apabila tidak ada pengampunan, maka ratap dan kertak gigi yang akan dialami selamanya. Amin
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

26 Oktober 2012

Mempergunakan Kesempatan Yang Ada

Mempergunakan Kesempatan Yang Ada


Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 25 October 2012 18:13
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” (1 Korintus 16:9)

Sebuah kesempatan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, walaupun ada kesempatan yang lain. Namun untuk kesempatan yang sama tidak akan terulang kembali. Dan setiap orang pasti mendapatkan kesempatan dalam hidupnya untuk melakukan perkara-perkara yang berarti, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, namun yang terutama adalah untuk Tuhan.
Sebab setiap manusia yang lahir dalam dunia ini bukan secara kebetulan, tetapi oleh karena rencana dan kehendak Tuhan yang luar biasa. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang mendapat kesempatan dari Tuhan untuk melakukan perkara yang besar dan penting adalah Paulus. Pada mulanya Paulus adalah orang yang seharusnya mendapat murka Allah, karena dia telah menganiaya umat Tuhan. Namun oleh karena kasih Allah, maka Paulus mendapat kesempatan dari Allah untuk bertobat dan masuk dalam rencana Allah yang besar. Lalu, bagaimanakah respon Paulus terhadap kesempatan yang ia terima dari Tuhan ? Paulus meresponi dengan sungguh-sungguh, karena ia menganggap bahwa kesempatan ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan ia sempat berkata : “apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8). Dari pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa ia merasa sangat beruntung, karena mendapat kesempatan untuk dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan raja, dan ia menganggap bahwa hal ini merupakan segala-galanya bagi dia. Lalu, bagaimanakah dengan kita ? apkah kita juga meresponi dengan sungguh-sungguh atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, atau sebaliknya ?

Saudara, kalau kita perhatikan berapa banyak orang Kristen kurang antusias terhadap kesempatan yang Tuhan berikan untuk melakukan perkara yang besar dan penting, bahkan justru banyak yang merasa bahwa diri mereka tidak berharga atau bahkan mereka mensia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi. Hal ini terjadi karena didasari latar belakang mereka yang menganggap bahwa kesempatan yang Tuhan tidak menguntungkan (secara materi). Apabila seseorang sudah merasakan hal yang demikian, berarti orang tersebut tidak menghargai kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia. Memang, setiap orang tidak lepas dari permasalahan, baik itu orang beriman maupun orang-orang yang tidak beriman.
Lagipula firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan mulus senantiasa, tetapi firman Tuhan berjanji bahwa setiap orang yang bergantung kepada Tuhan akan mendapatkan kekuatan, sehingga mereka sanggup menyelesaikan persoalan yang ada.
Kalau kita melihat sejarah daripada Yehezkiel, maka kita akan mendapatkan suatu pelajaran yang berharga dalam hidupnya yaitu ketika dia berada dalam keadaan terbuang. Banyak hal yang menekan pribadi Yehezkiel yang masih muda. Seolah-olah seperti awan tebal yang terbuat dari tembaga dan tidak dapat ditembus, dan seolah-olah tidak ada kesempatan untuk melakukan sesuatu, yaitu kemerdekaan bagi bangsa Israel. Tetapi puji Tuhan, Yehezkiel memiliki suatu pengalaman dengan Tuhan, sehingga ia bisa menembus tantangan itu. Setiap kesempatan demi demi kesempatan yang telah Tuhan berikan tidak ia sia-siakan, melainkan ia pergunakan dengan sebaik-baiknya tanpa melewatkan satu kesempatan.

Saudara, ada beberapa hal yang membuat Yehezkiel berhasil dalam melakukan pekerjaan yang besar dan penting. Dan keberhasilan itu telah didasari oleh suatu respon yang sungguh-sungguh terhadap kesempatan yang Tuhan berikan. Dan beberapa hal yang dimaksud adalah :

1. Visi.

Yehezkiel memiliki visi yang kuat untuk membebaskan bangsanya. Memang, terkadang keadaan secara fisik bisa menghalangi orang untuk mencapai visi, tetapi Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Yang berarti Roh Kudus memberikan jaminan kepada kita untuk mencapai visi tersebut. Oleh karena itu jangan sampai kita memadamkan, mendukakan atau bahkan menghujat Roh Kudus.

2. Mendengar Firman Tuhan.

“Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." (Yehezkiel 2:1) Artinya, Yehezkhiel telah siap mendengar perintah Tuhan. Apabila seseorang sudah mendapat visi, maka Tuhan tidak memberikan mimpi saja, tetapi Dia juga memberi Firman. Dan perlu kita ingat, bahwa langkah-langkah kita bukan lagi langkah keinginan manusia, tetapi langkah yang dikehendaki/ditentukan oleh Tuhan (1 Korintus 2:9-11). Memang, perintah Tuhan terkadang tidak mungkin dapat untuk dilakukan dengan kekuatan manusia, tetapi bagi orang yang memiliki Roh Kudus pasti mengerti pikiran Allah. Selanjutnya, dia akan mendapat hikmat dari Tuhan untuk sanggup melakukan perintahNya.

3. Melakukan perintah Tuhan tepat pada sasarannya.

Yehezkhiel 2:3 berbunyi, “Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga.” Terkadang kita diperintahkan kepada sesuatu yang bertentangan dengan diri kita, tetapi justru itulah yang tepat pada sasarannya. Hal semacam inilah terkadang membuat manusia enggan atau tidak mau meresponi akan kesempatan yang Tuhan berikan walaupun kesempatan tersebut berujung pada suatu keberhasilan.

4. Terus Melangkah (Yehezkiel 2:6-7).

Kalau kita masuk dalam suatu sasaran, kita seringkali patah semangat karena melihat kondisi dan situasi sekeliling kita, tetapi biarlah kita tetap memegang janji Tuhan, serta tetap percaya bahwa dengan kemampuan yang Tuhan berikan, kita akan terus melangkah untuk melakukan kehendakNya walaupun berada di tengah-tengah onak dan duri, sebab Tuhan memberikan kuasa untuk mengalahkannya.
Melalui penjelasan di atas, biarlah kita menjadi lebih bijaksana dalam mempergunakan waktu yang ada, sebab kesempatan tidak bisa diulang kembali. Dan apabila kita benar-benar mempergunakan kesempatan yang Tuhan berikan, maka kita tidak akan mengalami kekecewaan melainkan kita akan memperoleh kebahagiaan. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

24 Oktober 2012

Tumpukan Batu dan Dosa

Tumpukan Batu dan Dosa

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Mikha 7:19
==================
"Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."


Renovasi sebuah jembatan memerlukan banyak batu-batu berukuran besar. Karena itu batu-batu besar itu pun membuat jalan terganggu untuk waktu yang cukup lama. Setiap hari saya melewatinya dan melihat batu-batu itu menumpuk disana, dan saya pun berpikir bahwa seringkali baik disadari atau tidak dosa kita bisa begitu banyak sehingga akhirnya menggunung seperti tumpukan batu-batu itu. Batu yang berukuran besar dengan banyak sisi yang tajam, bisa melukai atau bahkan mengakhiri nyawa orang. Ironisnya, banyak orang yang lebih suka untuk mengangkat batu-batu berat tersebut dalam perjalanan hidupnya ketimbang membuangnya jauh-jauh dan hidup sebagai orang yang bebas. Maksud saya, sudah tahu dosa, masih juga terus dilakukan. Padahal dengan bertobat, menerima hidup baru, dipulihkan dan hidup dengan damai penuh kasih, itu jelas jauh lebih "ringan" dan akan membawa kita menuju keselamatan.

Ijinkan saya melanjutkan renungan terdahulu mengenai pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita. Apa yang terjadi pada jaman Mikha sungguh mengerikan. Dosa sudah begitu parah mencemari manusia sehingga jika anda baca maka anda bisa bergidik atas situasi saat itu. Tapi uniknya, dalam kitab ini pula kita diingatkan akan kebaikan dan kasih Tuhan yang luar biasa. "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." (Mikha 7:18-19). Begitulah kasih Tuhan. Dosa-dosa yang membuat kita seharusnya berakhir dalam kematian kekal penuh siksaan semua sudah dibayar lunas oleh Kristus sendiri. Itu adalah wujud kasih Tuhan yang begitu besar pada kita. Ketika kita sudah diselamatkan, tidakkah keterlaluan jika kita malah memilih untuk terus menimbun dosa-dosa besar dan terus mengangkutnya dari masa ke masa dalam hidup kita, atau bahkan terus menambah beban sendiri dengan batu-batu besar yang baru?  Kasih setia Tuhan terus tercurah, Dia menyayangi kita, dan siap untuk melemparkan dosa-dosa kita yang besar itu jauh ke dalam tubir laut.

Jika kita menyadari betapa besar kasih Tuhan, seharusnya kita pun segera bertobat. Dan pertobatan kita akan segera berbuah pengampunan. Tidak hanya diampuni, tapi Tuhan juga berjanji untuk tidak lagi mengingat dosa kita. "..sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yeremia 31:34). Dalam kesempatan lain, Daud pun menyadari hal itu. Mari kita lihat kutipan dari Mazmur 103. "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103: 8-13). Seperti itulah besarnya kasih Tuhan dan kerinduanNya agar kita tidak harus berakhir dengan siksaan kekal.

Sudah saatnya bagi kita untuk meninggalkan batu-batu besar yang penuh sisi-sisi tajam. Bertobatlah, agar Tuhan segera melemparkan batu-batu itu jauh ke dalam tubir laut, kemudian tidak lagi mengingat dosa masa lalu kita. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat, dan Tuhan rindu untuk segera melemparkan semua itu sejauh-jauhnya. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah sahabat dari orang berdosa (Lukas 7:34). Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Itu luar biasa. Tuhan siap kapan saja untuk membuang tumpukan batu dosa kita sejauh mungkin dengan cepat dan tidak lagi mengingatnya. Semua itu tergantung kita, oleh karenanya ambil keputusan sekarang juga.

Tidak sulit bagi Tuhan untuk mengangkut tumpukan batu dosa kita dan membuangnya jauh-jauh, yang sulit adalah kesediaan kita untuk berbalik padaNya

Berharga Dimata Tuhan

Berharga Dimata Tuhan


Written by Multimedia Graha Bethany   
Saturday, 20 October 2012 10:12
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : I Petrus 1:3-8

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. 1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan

Berapa banyak orang Kristen yang tidak menyadari bahwa dirinya sangat berharga di mata Tuhan, sehingga mereka tidak dapat menghargai rahmatNya yang besar yang telah dilimpahkan pada kita. Dimana Dia telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati supaya kita menerima suatu yang tidak binasa yang tersimpan di surga. Dengan demikian kita mendapat perlindungan yang luar biasa dari Tuhan karena kita memiliki nilai yang cukup tinggi dihadapanNya.
Namun kenyataannya banyak orang yang melecehkan nilai kehidupan yang telah dikaruniakan Tuhan. Mereka menyamakan nilai kehidupan manusia seperti nilai kehidupan binatang yaitu melalui kepercayaannya terhadap horoskop maupun sio. Tetapi bagi kita yang telah mengalami kelahiran baru harus mengubah pola pikir kita, bahwa kita adalah ciptaan yang paling sempurna dan berharga diantara semua ciptaanNya.

Tetapi kalau kita perhatikan faktanya seperti yang biasa kita lihat melalui media masa, baik itu media elektronik maupun media cetak, maka kita akan melihat bahwa manusia seolah-olah tidak memiliki nilai lagi, karena manusia sekarang terlalu mudah untuk menghilangkan nyawa sesamanya. Contohnya : hanya masalah rasa cemburu yang tidak beralasan, mereka tega membunuh temannya sendiri, atau karena diejek oleh temannya dan merasa dirinya dilecehkan maka ia tega membunuh orang yang mengejeknya. Dan masih banyak peristiwa lain semacam itu masih berlangsung hingga saat ini.

Dari contoh-contoh diatas telah menunjukkan bahwa pada akhir zaman citra diri manusia semakin merosot, tetapi sebagai umat pilihan Tuhan harus tetap menyadari bahwa diri kita adalah manusia yang berharga oleh karena kuasa Yesus. Di dalam I Korintus 6:20 telah dikatakan : “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

Karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar yaitu dengan darah Kristus, maka kita berkenan menghadap tahta Allah. Selain itu, Tuhan juga memberikan meterai atas hidup kita yaitu RohNya yang kudus. Apabila kita sudah menyandang sebagai orang yang sudah ditebus dan dimeteraikan dengan RohNya yang kudus, maka jangan sekali-kali kita melecehkan akan karunia Allah. Seperti hal yang  telah kita ketahui, ketika Yesus datang ke bait Allah. Disana banyak orang yang mengadakan transaksi jual-beli dan aktifitas lainnya yang tidak selayaknya dilakukan di bait Allah.
Dan sebagai akibat tindakan orang banyak tersebut, maka Tuhan menjadi marah. Semua barang-barang yang ada disana dijungkir balikkan. Dan ketika peristiwa itu terjadi maka murid-murid Tuhan teringat dengan apa yang telah dikatakan firman Tuhan yaitu “cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17).

Selain itu, kita harus tahu bahwa keberadaan Roh Allah bukan sekedar pribadi Allah, tetapi memiliki nilai yang sangat mahal. Seperti yang tercantum dalam II Korintus 4:7 yang berbunyi : “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Oleh sebab itu, kita tidak punya alasan untuk bersungut-sunggut, atau kecil hati terhadap apa yang sedang kita alami saat ini. Karena didalam diri kita sebenarnya ada kekuatan yang luar biasa yang membuat kita mampu untuk menghadapi pergumulan hidup.
Tetapi seringkali kali kita kurang menyadari bahwa kekuatan itu masih berlangsung sampai hari ini.  Dan saat ini firman Tuhan mengingatkan kepada kita sekali lagi bahwa : kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (I Petrus 2:9)

Berdasarkan ayat diatas, yang menyebutkan bahwa kita adalah imam dan raja. Dalam sejarah Alkitab kita ketahui bahwa imam itu dilindungi oleh Tuhan secara khusus yaitu melalui perantaraan malaikatNya. Misalnya : ketika Elisa dikepung oleh ribuan musuh, ia tidak takut sama sekali karena Elisa telah melihat ribuan malaikat sedang membentengi dia; sedangkan Gehazi yaitu hamba Elisa merasa sangat ketakutan. Tetapi pada akhirnya Elisa berdoa supaya Gehazi melihat seperti yang Elisa lihat. Selain seorang imam mendapat perlindungan dari Tuhan, rajapun juga mendapat perlindungan dari Tuhan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah : Mengapa Allah begitu memperhatikan kita sedemikian rupa ? Jawabannya adalah : karena kita adalah biji mata Allah.  Seperti yang diungkapkan oleh raja  Daud dalam Mazmur 17:8 “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu”

Mengapa Daud mengungkapkan hal ini dalam doanya ? Karena ia mengerti bahwa dia biji mata Allah sangat berharga dimata Tuhan. Dan apa akibatnya jika ada orang mengusik umat pilihan Tuhan ? mereka akan berurusan dengan Tuhan. Karena didalam Zakharia 2:8b disebutkan bahwa “siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya.”

Seperti halnya bangsa Israel ketika berada di Mesir sebagai budak dan mengalami perlakuan yang tidak seharusnya dialami oleh bangsa Israel. Sehingga bangsa Israel memiliki image yang rendah, tetapi oleh kasih karunia Allah mereka dibawa keluar dari tanah perbudakan melalui pimpinan daripada Musa. Waktu mereka keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan; mereka harus melintasi padang gurun, sedangkan jumlah mereka sangat banyak yaitu kurang lebih tiga juta orang. Tetapi Allah memberi kemampuan kepada Musa untuk memimpin mereka yang begitu banyak jumlahnya. Pada saat mereka sampai di tanah perjanjian, mereka diberkati secara luar biasa. Dan sebagai klimaks dari kisah ini yaitu pada zaman Salomo. Namun Salomo tidak tahan diberkati secara berlimpah-limpah. Buktinya Salomo memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik. Dan pada suatu saat bangsa Israel dijajah kembali oleh bangsa Babel.

Memang, secara fisik bahwa hidup ini sangat membosankan, tetapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangat memperhatikan hidup kita karena Tuhan telah menetapkan kita menjadi milikNya seperti yang tertulis dalam Ulangan 32:9 “Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.”

Dan juga kita tahu bahwa ketika orang Israel berjalan melintasi padang pasir, Allah juga memeliharanya. Pada siang hari mereka dilindungi oleh tiang awan sehingga mereka tidak kepanasan dan pada waktu malam hari mereka dilindungi oleh tiang api sehingga mereka tidak kedinginan. Tetapi mereka menganggap bahwa perlindungan Allah adalah sesuatu yang biasa. Padahal perlindungan Allah adalah luar biasa. Apabila kita melecehkan perlindungan Tuhan, maka perlindungan atas hidup kita tidak ada. Oleh karena itu biarlah kita senantiasa mengucap syukur dan tetap menghormati akan pemeliharaanNya karena kita sangat berharga dihadapanNya.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

5 Oktober 2012

Tekapkan Tangan pada Mulut

Tekapkan Tangan pada Mulut

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Amsal 30:32
======================
"Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!"


Menjadi sukses dalam segala hal menjadi dambaan semua orang. Tidak satupun dari kita yang bercita-cita untuk gagal. Kita sekolah setinggi mungkin, membekali diri dengan banyak ilmu pengetahuan, mengasah kemampuan dan terus membawa segala usaha kita dalam doa agar diberkati Tuhan sehingga kita bisa berhasil dalam perjalanan hidup ini. Ketika kesuksesan datang, apabila tidak disikapi hati-hati kita bisa terjerumus dalam dosa kesombongan. Terlalu meninggikan atau membanggakan diri sendiri, selain tidak enak di dengar orang, tapi juga menunjukkan lupanya kita kepada peran Tuhan dibalik kesuksesan kita. Memang, mungkin kesuksesan hadir atas kerja keras kita, tapi tanpa seijin Tuhan, tidak akan ada kesuksesan yang mungkin hadir. Selain itu, bukankah Tuhan juga yang memberikan talenta dan kemampuan ke dalam diri kita sehingga kita mampu berusaha untuk memperoleh keberhasilan? Semakin tinggi tingkat keberhasilan kita, semakin rawan pula kita akan masuknya dosa kesombongan. Maka saya merasa pepatah yang berbunyi: "Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk" adalah sangat tepat. Kita harus semakin rendah hati ketika kita semakin menapak naik. Meskipun demikian, terkadang sulit bagi manusia untuk tidak merasa bangga ketika mereka mencapai sesuatu yang membanggakan. Dalam batas tertentu kita boleh bangga, tetapi jangan sampai itu hadir secara berlebihan sehingga menimbulkan sikap sombong. Secara spontan terkadang kesombongan bisa mencelat keluar tanpa direncanakan.

Ayat hari ini memberikan tips menarik yang relatif mudah untuk diterapkan. "Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!" (Amsal 30:32). Ini berasal dari pesan Agur Bin Yake. Menyombongkan diri bukanlah perbuatan yang berkenan di hadapan Tuhan. Perbuatan ini sebenarnya menggambarkan sebuah sikap mencuri apa yang menjadi hak Tuhan demi kebanggaan diri sendiri. Kesombongan ini merupakan salah satu produk yang keluar dari dalam, yaitu dari hati yang tidak dijaga dengan baik. Dalam Markus 7 kita membaca perkataan Yesus yang berbunyi demikian: "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:21-23). Kita harus sadar bahwa ada hubungan antara apa yang keluar dari mulut dengan kondisi hati kita, "karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius 12:34b). Yesus pun mengingatkan demikian: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (ay 36). Kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan. Dari mulut yang sama bisa keluar berkat, tapi bisa pula keluar kutuk. (Yakobus 3:10), karenanya kita perlu untuk menjaga mulut kita. Lalu ingat pula ayat ini: "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."(Matius 12:37).

Apabila kita memang harus mengungkapkan keberhasilan atau pencapaian yang berhasil kita capai, ungkapkanlah secukupnya saja disertai dengan ucapan syukur, dan jangan terjebak pada dosa kesombongan. Kita juga harus terus menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari hati lah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23). Hanya dengan menjaga hati dengan baik kita bisa menghindari pembusukan yang terjadi di dalam diri kita, dimana salah satu produknya adalah kesombongan. Tuhan tidak senang pada orang sombong. "Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!"(Ayub 22:29). Pada suatu saat nanti akan datang hukuman Tuhan atas orang-orang yang congkak dan angkuh. "Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh, serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan." (Yesaya 2:12). Mengingat kesombongan ini bisa timbul tanpa direncanakan dan akan selalu mencari celah untuk masuk disela-sela keberhasilan kita, tips dari Agur bin Yake di atas bisa menjadi solusi cepat yang tidaklah sulit untuk dilakukan untuk menghindari kita dari jerat maut. "Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!"

Tutup mulut dengan segera begitu kesombongan mulai timbul

Jagalah Energimu !

Jagalah Energimu !
Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 28 September 2012 15:03
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
"Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
(Yohanes 14:12-14)
Kali ini kita akan petik satu kata, yaitu apa yang disebut dengan “energi” (dunamos). Yesus disebut sebagai Putra Allah, dan yang lahir dari Roh Kudus dan firman Allah. Tetapi dia juga lahir seperti manusia pada umumnya, termasuk seperti kita. Dan dalam wujud manusia, Yesus telah memelihara energi atau satu kekuatan yang diberikan Allah dalam diriNya. Dia tidak mau kebocoran energi yang ada dalam diriNya. Tuhan Yesus ingin supaya kita yang menerima kuasa sebagai proses kelahiran baru tidak membiarkan energi yang ada dalam diri kita bocor.

Ada beberapa hal yang akan kita pelajari pada diri Yesus, sehingga tidak ada energi yang bocor dalam diriNya :

1. Penguasaan Diri


Kalau kita ingin tahu seberapa besar energi yang ada dalam diri kita, sehingga penguasaan diri menjadi prioritas utama dalam hidup ini, maka terlebih dahulu kita membaca dalam Injil Yohanes 14:12-14, berbunyi : "Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Setelah kita membaca ayat di atas, maka kita tahu bahwa energi yang ada dalam diri kita sungguh luar biasa, karena sanggup melakukan pekerjaan yang Yesus lakukan bahkan lebih besar. Dan hal ini menjadi alasan mengapa dalam diri kita harus ada penguasaan diri. Lalu, bagaimana proses energi yang akan kita terima sama seperti Yesus sesuai dengan janjiNya ? Roma 8:16-17, berkata : ”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”

Jadi, apabila kita mau menerima energi yang sama, maka kita rela menderita bersama-sama dengan dia (dalam pengertian bahwa dalam diri kita harus juga ada penguasan diri seperti yang ada dalam diri Kristus). Dan  penderitaan ini berlaku secara daging, diantaranya memikul salib dan menyangkal diri. Memang, untuk dapat menyangkal diri sendiri itu tidak mudah, apalagi kita memiliki kedudukan, jabatan atau harta kekayaan. Karena apabila kita mau menyangkali diri, maka kita merasa seolah-olah orang Kristen itu ditekan; tetapi semuanya itu bertujuan supaya orang Kristen tidak mengumbar hawa nafsunya. Sebab, jikalau orang Kristen yang mengumbar hawa nafsunya, maka hal itu sama dengan orang yang memboroskan energi yang telah diberikan Tuhan.
Contoh : Ada seorang yang menerima warisan dari orang tuanya dalam jumlah yang besar, maka didalam diri orang tersebut terdapat kekuatan setelah menerima warisan tersebut ? ia bisa berbuat apa saja sesuai keinginannya. Tetapi karena dia bocor atau menghambur-hamburkan energi yang dia miliki dengan cara berfoya-foya, maka pada akhirnya penderitaanlah yang dia terima. Seperti kisah anak bungsu yang terhilang, dimana dia telah menghabiskan hartanya untuk hal-hal yang sia-sia, sehingga ia menjadi miskin dan pada akhirnya ia harus kembali pada bapaknya dalam posisi kemiskinan.

Oleh karena itu, kita harus menjaga atau memelihara energi yang kita miliki, bahkan kita harus mengisinya terus menerus, karena apabila kita mengisinya terus maka suatu saat energi ini memiliki kekuatan yang dahsyat, sebagai contoh : Seorang ahli fisika (ilmu alam) berusaha menghimpun energi melalui sinar. Jikalau energi yang dikumpulkan tidak mengalami kebocoran maka sinar itu bisa menjadi spot light, dan apabila dikumpulkan lagi maka sinar itu akan menjadi sinar laser. Sinar laser itu bisa menembus tembok. Untuk itu janganlah kita takut atau kuatir dalam mengalami pergumulan hidup, sebab orang yang takut atau kuatir itu sama dengan membuang energi. Perlu kita ketahui bahwa energi yang kita miliki adalah energi yang supranatural, seperti halnya dengan kisah seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun, yaitu tatkala ia menjamah jumbai jubah Yesus maka ia mendapatkan kekuatan supranatural, sehingga penyakitnya disembuhkan seketika. Sedangkan Yesus merasakan ada kekuatan atau kuasa yang keluar dalam diriNya (Lukas 8:43-46). Dan lebih dahsyat lagi apabila kita memperhatikan kisah daripada Petrus, dimana janji Tuhan yang tertulis dalam Yohanes 14:12 itu tergenapi yaitu melakukan pekerjaan yang lebih besar; hal ini  terbukti ketika Petrus berjalan, dan orang yang sakit terkena bayangannya, maka orang tersebut akan sembuh.

2. Tinggal Tetap Dalam Tuhan


Firman Tuhan yang terdapat dalam Yohanes 15:7-8 telah menasehatkan : “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."

Saudara, melalui ayat bacaan diatas menujukkan bahwa betapa pentingnya kita membangun hubungan yang erat dengan Tuhan, sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Selain itu, orang yang erat atau melekat dengan Tuhan hidupnya penuh ketenteraman, seperti yang tertulis dalam Mazmur 91:14 “Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkannya, aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu. Bahkan dalam ayat 15 ditegaskan : “Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.” Sebagai contoh : Ada seorang manager yang berkerja sendiri dan lupa contact dengan bosnya, maka manager ini berkerja atas kemauannya sendiri, sehingga manager ini melakukan banyak kesalahan karena pekerjaannya tidak sesuai dengan kehendak bosnya, dengan kata lain manager tersebut tidak menuruti segala perintah bosnya.
Bukankah firman Tuhan menasehatkan : “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku . . . . (Yohanes 11:41). Demikianlah kita dengan Tuhan jangan sampai kita lepas hubungan dengan Dia, sebab apabila kita lepas hubungan dengan Tuhan maka kita tidak akan pernah mendapatkan visi atau wahyu dari Tuhan, sehingga kita melakukan pekerjaan Tuhan dengan kekuatan sendiri. Hal ini sama dengan membuang energi dan membuang waktu. Oleh sebab itu, marilah kita bertindak lebih bijaksana, Amin. 

Sumber: http://iix.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification