26 April 2014

Menjadi Makhluk Mulia

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan : Mazmur 8:1-10
"Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!" (Ayat 10)
Dalam Mazmur 8:1-10 merupakan pengagungan daripada Daud terhadap Tuhan, namun sebelum membahas lebih lanjut ayat-ayat tersebut, maka kita terlebih dahulu menengok latar belakang kisah dari pada Daud. Dimana pada waktu Daud membawa Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom, Daud begitu menghormati Tabut Perjanjian tersebut karena Tabut Perjanjian merupakan hadirat Tuhan. Sepanjang perjalanan, Daud mempersembahkan korban bagi Tuhan setelah berjalan beberapa langkah sebagai tanda ucapan syukurnya atas penyertaan Tuhan. Dan setelah Tabut Perjanjian itu berada di kota Daud, maka Daud termasuk seluruh negeri yang ia pimpin diberkati Tuhan secara luar biasa (II Samuel 6:11-14). Demikian halnya dengan kita sebagai umat Tuhan yang sudah lahir baru, dimana saat ini kita sedang memikul Tabut Perjanjian (Roh Kudus yang ada dalam diri kita) pasti akan mengalami pemulihan yang luar biasa pula, meskipun kita berasal dari manusia hina, yaitu oleh karena dosa Adam dan Hawa yang telah mengakibatkan kita menjadi manusia yang mempunyai nilai yang rendah. Dan pada akhirnya kita memahami apa yang telah tertulis dalam Kitab Mazmur 8:1-10.

Saudara, dalam Mazmur 8:2 telah dikatakan : “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya namaMu di seluruh bumi! KeagunganMu yang mengatasi langit dinyanyikan.” Kata-kata ini telah diungkapkan oleh Daud sebagai bukti pengagungannya terhadap Allah. Sebab Dia adalah Allah yang mulia dan segala perbuatannya tidak pernah gagal, selain itu Dia tidak pernah putus asa untuk memulihkan manusia yang gagal untuk menjadi manusia yang sempurna. Dan kemuliaan Allah telah dirasakan oleh Daud, tatkala Daud membawa Tabut Perjanjian itu. Daud merasakan hidupnya menjadi baru dimana setelah Tabut itu kembali kepadanya, karena sekian lama Tabut itu berada di tangan musuh. Saat Tabut Perjanjian berada di tangan musuh, maka bangsa Israel senantiasa mengalami kekalahan saat berada di medan pertempuran. Tetapi setelah Tabut Perjanjian itu kembali berada di tangan orang Israel, maka terjadi suatu pembaharuan yang luar biasa. Oleh sebab itu Daud menari-nari dengan sekuat tenaga dan sangat bersukacita karena Tabut Perjanjian kembali ditangan orang Israel. Dan mulai saat itulah langkah-langkah daripada Daud disertai oleh Tuhan.
Dalam Mazmur 8:3, dikatakan : “Dari mulut-mulut bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kau letakkan dasar kekuatan karena lawanMu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.”

Ayat ini merupakan gambaran daripada orang yang telah mengalami kelahiran baru. Yaitu, bahwa sejak kita lahir baru, maka saat itu pula Tuhan melengkapi kita dengan kuasa untuk mengalahkan kekuatan musuh. Karena firman Tuhan berkata “tanda-tanda (kuasa & mujizat) akan menyertai orang percaya”. Oleh sebab itu, apabila saat ini kita sedang memikul Roh Kudus, maka kita harus senantiasa memuji dan menari bagi Tuhan karena kekuatan Allah tinggal dalam kehidupan kita, seperti yang dilakukan oleh Daud sebagai tanda syukur atas kasih Allah yang luar biasa.
Mazmur 8:4 “Jika aku melihat langitMu, buatan jariMu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan”
Ayat ini menyatakan tentang kebaikan Tuhan terhadap umat manusia. Walaupun manusia telah menjadi mahkluk yang hina, namun selalu diingat dan diindahkan oleh Tuhan. Seperti yang tersurat dalam Yohanes 3:16, yaitu karena demikian Allah mengasihi isi dunia, bukan berarti mahkluk lain tetapi manusia yang diciptakan menurut peta dan teladanNya akan disempurnakan lagi, supaya manusia kembali pada citranya. Tetapi sayang berapa banyak orang menolak akan Injil (kabar baik), walaupun mereka diingat dan diperhatikan oleh Tuhan. Namun berbahagialah orang yang saat ini telah meresponi akan panggilan Tuhan. Sebab mereka akan dipercayakan untuk melakukan perkara yang besar, walaupun saat ini sedang mengalami pergumulan yang berat, namun apabila mereka tetap teguh pada imannya, maka mujizat yang besarpun akan terjadi dalam hidupnya.
Mazmur 8:6 “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.”

Saudara, Allah memulihkan manusia tidak sekedar diperbaharui dari hidup yang lama menjadi baru, tetapi Allah membuat manusia hampir sama seperti Allah dan memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Hal ini terjadi karena kita telah lahir baru di dalam Kristus dan meyakini bahwa Yesus adalah Mesias. Mesias artinya Allah menjelma menjadi manusia dalam wujud Yesus. Dengan menjelma sebagai manusia maka manusia yang hina ini dapat melihat Allah melalui wujud daripada Yesus. Oleh karena itu biarlah kita menyadari bahwa kita adalah anak-anak Allah yang mana diatas kepala kita ada mahkota kemuliaanNya. Kepala kita terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Bagi orang yang belum lahir baru, di dalam otak kanannya terdapat cita-cita, sedangkan otak kiri menampung segala pengetahuan. Walaupun otak kiri telah mencapai pendidikan yang tinggi, baik itu S1, S2 ataupun S3, tatapi apabila tidak ada cita-cita maka semuanya adalah sia-sia. Dan orang yang bangga atas dirinya karena memiliki pengetahuan yang tinggi, maka orang ini akan menjadi orang yang terkutuk seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5. Tetapi bagi orang yang sudah lahir baru dan otak kanannya diisi oleh Tuhan dengan wahyu atau visi yang juga disertai dengan pengetahuan maka akan muncul hikmat, dan orang memiliki hikmat akan mendapat keuntungan yang melebihi perak dan hasil yang melebihi emas, sebab tidak ada sesuatupun dapat menyamainya, bahkan umur panjang ada di tangan kanannya dan kekayaan kehormatan ada di tangan kirinya (Amsal 3:13-16).

Mazmur 8:7-10 “Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-galanya telah Kau letakkan di bawah kakinya . . . . . . .”
Melalui hati yang telah diubahkan, maka Allah membuat manusia memiliki kuasa terhadap apa yang menjadi buatan tangan Tuhan dan meletakkan segala-galanya dibawah kaki manusia, seperti yang tertulis dalam Kejadian 1:26 “. . . . . supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata dan merayap dibumi.” Segala sesuatu yang sudah diberikan kepada manusia, semuanya itu semata-mata oleh karena pengorbanan daripada Tuhan Yesus. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Tetap Menjadi Manusia Rohani

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran. Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.
Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.”
III Yohanes 1:1-4
Pada ayat-ayat bacaan diatas terdapat kata “baik-baik dan sehat-sehat”. Kata-kata tersebut menunjuk pada keadaan jasmani, termasuk juga kesuksesan maupun kekayaan yang kesemuanya itu dipengaruhi oleh jiwa. Dan perlu kita ketahui bahwa jiwa yang berpihak pada kedagingan akan muncul create vision (cita-cita), yang pada akhirnya akan mengarah pada hidup dalam kedagingan. Sedangkan apabila jiwa dan roh kita berpihak pada Roh Kudus, maka Roh Kudus akan memberikan iman kepada kita, serta visi yang dicipta oleh iman itu sendiri. Buah-buah yang dihasilkan dari visi dengan berdasarkan kedagingan akan berakibat buruk. Oleh karena itu, kita sebagai manusia roh harus belajar untuk memiliki kepekaan ketika hendak melakukan suatu tindakan, karena antara ambisi dan iman itu memiliki perbedaan yang sangat tipis, selain itu iman dan ambisi itu berjalan bersama-sama. Tetapi suatu saat kedua hal ini akan diuji oleh Tuhan ketika manusia hendak mencapai esensi daripada kehidupan yaitu kasih.

Apabila kita membaca dari I Korintus 15:45-53 maka kita akan mendapatkan suatu pemahaman bahwa manusia lahiriah atau manusia alamiah kita tidak akan masuk dalam kerajaan sorga, sedangkan yang masuk dalam kerajaan sorga adalah manusia roh kita. Walaupun demikian, saat ini kita tidak bisa meninggalkan atau lepas dari manusia alamiah, karena manusia alamiah dengan manusia roh ini terbentuk menjadi satu selama kita masih tinggal di dunia ini. Sebagai contoh yang paling mudah adalah seorang astronot, yaitu ketika seorang astronot berada di luar angkasa, maka mereka tidak bisa melepaskan pakaian astronotnya. Karena apabila mereka melepaskan pakaian astronotnya, maka orang tersebut akan hilang dan tidak mungkin dapat kembali ke bumi (mati), sebab pakaian astronotlah yang memberikan keseimbangan pada seseorang agar dapat mengendalikan dirinya. Demikian pula dengan kehidupan kita; bahwa selama kita masih tinggal dibumi ini, maka kita tidak bisa lepas dari tubuh alamiah kita yang didalamnya juga terdapat sifat kedagingan (termasuk ambisi kita). Tetapi apabila kita hidup dalam pimpinan Roh Kudus maka kita sanggup hidup dalam kekudusanNya. Oleh sebab itu kita harus mendewasakan manusia roh kita dan melatih manusia alamiah untuk tunduk dan melakukan seperti yang manusia roh kehendaki, sebab didalam manusia alamiahlah kita akan mengerjakan pekerjaan yang tidak binasa yaitu kehidupan yang kekal.

Manusia alamiah mengalami kegagalan tidak hanya pada saat menghadapi persoalan atau pergumulan, tetapi dalam keadaan yang makmur sekalipun, manusia alamiah dapat mengalami kegagalan. Sebagai contoh adalah manusia pertama yaitu Adam dan Hawa. Adam dan Hawa telah jatuh dalam dosa ketika berada dalam kemakmuran. Lalu apa yang menyebabkan manusia pertama ini mengalami kegagalan ? Yang menyebabkan mereka mengalami kegagalan adalah manusia alamiahnya, dimana di dalam manusia alamiah terdapat suatu ambisi untuk menjadi seperti Allah. Sehingga melalui kegagalannya, maka mahkluk yang hidup ini diakhiri dengan kematian. Tetapi Allah tidak berhenti sampai disini dalam melakukan rencanaNya yang mulia yaitu mengembalikan manusia untuk tetap bersama Dia. Sebab Allah meneruskan tujuanNya dengan jalan datang ke dunia untuk menjadi sama seperti manusia dalam wujud Tuhan Yesus Kristus. Dan kehadiran Tuhan Yesus di muka bumi telah menjadi jembatan antara manusia dengan Allah. Dan barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka Roh Allah akan diberikan kepada orang tersebut supaya manusia dapat bergaul dengan Allah.

Setelah di dalam diri manusia terdapat Roh Allah, maka kita harus memberikan diri untuk dipimpin oleh Roh Allah. Sebab ketika kita hidup dalam pimpinan Roh, maka kita tidak akan menuruti keinginan daging yang terdapat dalam manusia alamiah kita. Selain itu juga perlu kita ketahui bahwa keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging. Keinginan daging berakhir pada kebinasaan, sedangkan keinginan Roh berakhir dengan kehidupan  yang kekal. Oleh karena keduanya saling bertentangan maka seringkali kita melakukan apa yang tidak kita kehendaki (Galatia 5:16-18). Dan apabila kita tetap hidup dalam pimpinan Roh, maka kita akan hidup dalam kemakmuran. Tetapi apabila kita sudah hidup dalam kemakmuran, maka jangan sekali-kali kita lengah terhadap serangan iblis, sebab ketika hidup dalam keberkatan iblis tidak tinggal diam. Dan di dalam Yoel 1:1-3 telah dituliskan sebagai peringatan bagi bangsa Israel, supaya mereka tidak lengah setelah diberkati Tuhan karena suatu saat akan datang berbagai macam belalang (kuasa kegelapan) yang akan menyerang dan memakan segala hasil tuaian. Kita lihat contoh orang yang mengalami kehancuran setelah mendapatkan tuaian yang besar. Dia adalah Salomo; dimana ketika ia sudah berhasil oleh karena ibadahnya maka ia mulai lengah terhadap apa yang harus ia jaga, yaitu hidup dalam pimpinan Roh. Salomo telah membiarkan para istrinya membawa berhalanya masing-masing untuk dibawa dalam kerajaannya sehigga pada akhirnya Salomo mulai berbalik dari pimpinan Roh. Ia lebih menuruti keinginan daripada istri-istrinya termasuk keinginan dagingnya. Sehingga pada akhirnya kerajaannya hancur karena diserang oleh bangsa lain, bahkan bait Allah telah diruntuhkan serta barang-barang yang ada didalamnya telah dirampas. Memang, pada mulanya ia mengawali hidupnya dengan roh, tetapi mengakhirnya dengan daging. Dan saat ini Tuhan mengingatkan kita agar hidup kita tetap dipimpin oleh Roh Kudus, karena Ia sangat merindukan supaya kita diberkati di bumi dan masuk dalam kerajaan sorga.

Saudara, jikalau saat ini kita hidup hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, maka janganlah kita lanjutkan sebab Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dipimpin oleh Roh Allah yang pada akhirnya kita akan dibawa untuk menjadi manusia yang sempurna. Oleh karena itu janganlah kita menunda untuk belajar mendewasakan manusia roh kita dengan jalan mencari kerajaanNya dan kebenaranNya terlebih dahulu, karena semuanya akan ditambahkan dalam kehidupan kita (Matius 6:33). Dan apabila saat ini kita sedang mengalami pergumulan yang berat, maka percayalah bahwa Tuhan ada dipihak kita, sebab Ia adalah tempat perlindungan dan pengungsian kita (Mazmur 91:1-16). Selain itu Ia tidak pernah lalai akan janjiNya untuk memberkati kita, seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9, ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”  Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

Kembangkan Talentamu

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan : Matius 25:14-30
"Karena setiap orang yang mempunyai  , kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya" (ayat 29)
Dalam perikop ini kita akan membahas mengenai suatu kepercayaan daripada seorang majikan terhadap hamba-hambanya. Dimana majikan tersebut mempercayakan suatu harta kepada mereka. Adapun pemberian harta tersebut bervariasi jumlahnya; yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang seorang lain lagi satu telenta. Semuanya itu diberikan menurut kesangupannya masing-masing. Dan perlu diketahui bahwa 1 (satu) talenta itu nilainya besar sekali yaitu 6000 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari.

Saudara, perumpamaan tentang talenta ini bukankah tidak bedanya dengan kehidupan kita. Dimana setiap orang percaya tentunya diberikan suatu kepercayaan oleh Tuhan untuk mengembangkan talenta yang sudah diberikan; baik itu satu talenta, dua talenta atau lima talenta. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita mau bertanggungjawab untuk mengembangkan kepercayaan yang sudah Tuhan berikan. Dan apa yang sudah Tuhan berikan itu berdasarkan kesanggupan kita masing-masing. Talenta yang Tuhan berikan itu bisa berupa harta/kekayaan, kepandaian, ketrampilan dan lain sebagainya. Oleh karena itu marilah kita semakin giat melakukan atau mengembangkan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Sistim kerajaan Allah berbeda dengan kerajaan dunia begitu pula sebaliknya, sistim kerajaan dunia lain dengan kerajaan Allah. Kita sebagai umat Tuhan telah masuk dalam sistim kerajaan Allah. Karena sejak kita bertobat maka kita percaya bahwa hidup kita mutlak dari berkat Tuhan dan bukan karena usaha kita, walaupun beberapa orang merasa bahwa harta yang dimiliki merupakan hasil usahanya. Lalu, apa bukti bahwa segala sesuatu yang ada pada manusia adalah titipan daripada Tuhan ? Mari kita membaca dalam Pengkhotbah 5:14, ”Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya.” Jadi, apabila seseorang dilahirkan dengan tidak membawa satu peser uangpun demikian pula apabila dipanggil Tuhan, maka tak sepeserpun mereka membawa, karena semuanya itu karena titipan dari Tuhan.

Kalau kita merasa berbahagia atau berhasil dalam Tuhan bahkan sampai turun temurun, itu semuanya hanya dipercayakan menurut kesanggupan kita. Kesanggupan tiap-tiap orang berbeda, ada yang sanggup memegang satu triliun, satu milyar, ratusan juta dan lain sebagainya. Dan apabila ada seseorang hanya sanggup memegang satu juta kemudian menerima ratusan juta, biasanya ada kencenderungan untuk gagal dalam mengelolahnya, sehingga mereka lupa diri dan melakukan hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Tetapi bukan berarti seseorang tidak bisa mengalami perubahan untuk semakin meningkat, karena segala sesuatu ada masanya. Apabila ia dapat dipercaya dalam perkara kecil maka ia akan dipercayakan dalam perkara yang lebih besar. Demikian pertumbuhan Gereja Bethany Indonesia yang telah mengalami suatu siklus mulai dari Mojokerto, Manyar, Nginden bahkan sampai Menara Doa. Apabila kita baca dalam II Korintus 9:10, maka kita tahu bahwa Allah memberikan benih untuk dilipatgandakan.
Oleh sebab itu janganlah kita malas, seperti yang tertulis dalam Amsal 6:9-11, ”Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu ? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring -- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”
Ketika saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) dari Mojokerto ke Surabaya tidak mempunyai apa-apa. Dan di Surabaya saya hanya bisa sopir mobil. Sehingga siang jadi pendeta sedangkan malamnya jadi sopir bemo sampai Madiun. Dan suatu hari Tuhan memberikan hikmat untuk mengambil daun lumbu, karena saat itu di Manyar banyak tanaman lumbu, sebab wilayah Manyar masih sawah. Kemudian saya belanja bumbu lengkap di pasar Keputeran untuk mengolah daun lumbu yang sudah dipotong untuk dijadikan makanan yang disebut “buntil.” Sehingga dalam jangka waktu satu tahun saya bisa membeli mobil.
Dan suatu saat Tuhan memberikan hikmat yaitu untuk membuat bedak dari kulit telor. Biasanya kulit telur dibuang oleh pabrik roti, tetapi saya ambil, lalu saya bersihkan kemudian ditumbuk sehingga menjadi bedak kulit telor. Melalui kesaksian ini biarlah seluruh umat Tuhan hendaknya memaksimalkan talentanya, maka Tuhan akan memberkati berlipatkaliganda. Memang berkat Tuhan itu bertambah ”step by step” (langkah demi langkah).
Saudara, apabila Tuhan telah memberikan benih/modal pada kita, maka janganlah lupa kita untuk menabur, sebab apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai. Mungkin saudara menabur keahlian saudara, atau kemampuan yang lainnya, atau harta saudara. Firman Tuhan berkata : ”Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya”(Amsal 3:9-10). Muliakanlah Tuhan dengan harta adalah sistim kerajaan sorga. Sebab itu kita harus teliti karena kita akan diangkat oleh Tuhan.
Apabila kita mempunyai karakter yang baik, setia dan jujur, itu merupakan modal bagi kita. Saudara modal jujur saja diberkati, apalagi setia dan bersikap baik. Dalam hal kejujuran, misalnya dalam perusahaan kalau kita jujur maka semua orang percaya kepada kita. Sebagai karyawan apabila setia maka kita akan diberkati, dan itu semua sama dengan mempermuliakan nama Tuhan, dan berkat Tuhan itu meningkat setapak demi setapak, seperti anak tangga yang terus naik. Kalau kita sanggup dalam satu pekerjaan maka kita akan ditambah pekerjaan yang lain. Kalau kita perhatikan orang yang diberi satu talenta, ia menganggap bahwa tuannya adalah tuan yang kejam, sehingga ia tidak dapat melipat gandakan apa yang dipercayakannya, karena talenta yang dipercayakannya justru disimpan. Padahal apabila ia tidak malas dan mau mengembangkan apa yang dipercayakan oleh Tuhan maka ia akan mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

11 April 2014

Menjadi Orang Yang Dipercaya Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ibrani 10:22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”
Setiap kita tentunya menyadari atau mengakui bahwa keadaan manusia itu tidak stabil. Dengan ketidak stabilan inilah yang mengakibatkan doa kita bisa di dengar atau tidak. Dan oleh keberadaan kita yang lemah pula akan mengganggu hubungan kita dengan Tuhan termasuk proyek yang Tuhan percayakan bisa terhalang juga. Lalu, bagaimana caranya supaya kita tetap dapat dipercaya Tuhan ?

Hal yang pertama adalah kita harus tahu posisi kita saat menghadap takhta Allah, yaitu seperti yang tertulis dalam Ibrani 10:22 “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” Jadi, karena  hidup kita telah dibersihkan oleh darah Kristus, maka kita harus memiliki keberanian untuk masuk ke dalam tempat kudus dan tidak ragu-ragu atas segala janjiNya seperti yang telah difirmankanNya. Keraguan atas keberadaan atau posisi kita sekarang (yang sudah disucikan) adalah suatu penghalang doa kita. Sebab, bukankah Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, sehingga kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Allah tidak pernah memandang muka bagi setiap kita yang mau datang kepadaNya dengan kerendahan hati. Karena Ia sangat rindu seluruh umat manusia mengenalNya secara pribadi dan turut tinggal dalam hadiratNya.

Saudara, biarlah saat ini kita sungguh-sungguh percaya bahwa darah Yesus Kristus itu benar-benar berfungsi dalam kehidupan kita yaitu untuk menghapus dosa kita. Memang kadang-kadang kelemahan kita menimbulkan pertanyaan apakah kita selamat atau tidak. Tetapi perlu diketahui bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik atau segala usaha yang telah kita lakukan tetapi oleh rahmat-Nya, oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Titus 3:5). Dengan demikian maka kita harus yakini bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya; dalam pengertian bahwa doa orang yang dibenarkan memiliki kuasa. Posisi ini harus kita pegang terus, sebab sampai saat ini kuasa Tuhan masih tetap berlaku.

Selain kita sudah diselamatkan oleh Allah, mau tidak mau kehidupan kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan hidup menurut daging, karena orang yang hidup menurut daging tidak berkenan kepada Allah (Roma 8:8), dan sebagai akibatnya orang tersebut tidak menerima apa-apa walaupun sudah berdoa berkali-kali, seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:3 berkata, “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” Hidup sesuai dengan kehendak Tuhan itu bukan merupakan anjuran melainkan suatu kewajiban bagi kita yang  telah diselamatkan dari maut. Sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (I Yohanes 2:6).

Selain kelemahan kita menjadi penghalang untuk dapat dipercaya Tuhan, ada hal lain yang menjadi halangan kita yaitu hawa nafsu kita sendiri pada saat menghadap Tuhan. Tetapi selama kita mau diubahkan, maka Roh Kudus akan menolong kita. Karena begitu kita dibenarkan maka Roh Kudus berkarya dalam hidup kita dan berfungsi sebagai penjunan. Apabila kita rusak maka dibentuk lagi sampai menjadi bejana yang indah sesuai dengan kehendak-Nya. Roh Kudus adalah penolong yang akan membawa kita dalam kebenaran demi kebenaran supaya doa kita dijawab oleh Tuhan bahkan Tuhan sudah menyediakan sebelum kita meminta. Apabila kita melihat kembali, mengenai kehidupan manusia, maka kita dapatkan bahwa setiap orang; baik pria maupun wanita pernah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan, dimana pada saat mereka berdoa, mereka tidak mendapatkan apa-apa karena pada waktu itu mereka dalam posisi yang salah. Karena apa yang mereka minta adalah sesuatu yang akan dihabiskan hanya untuk keinginan hawa nafsu. Memang tidak salah seseorang mempunyai cita-cita yang tinggi, tetapi apabila cita-cita itu mengarah pada kedagingan, maka hal ini akan menjadi persoalan besar. Tetapi apabila yang mereka cita-citakan untuk kemuliaan nama Tuhan maka Tuhan akan menyatakannya dalam kehidupan kita.

Berikutnya yang menjadi penghalang kita dipercaya Tuhan adalah kita tidak setia untuk melakukan kehendakNya. Firman Tuhan berkata : ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10). Dalam ayat ini kita melihat bahwa orang yang dipercaya adalah orang yang tetap setia  kepada Tuhan walaupun diawali dengan perkara yang kecil. Dan sementara kesetiaan itu berlangsung yang beriringan dengan berkembangnya atau bertambahnya kepercayaan yang diberikan kepada kita biasanya ada hal-hal yang menjadi penghalang yaitu kedagingan kita. Untuk itu kita harus tetap setia dalam melakukan kehendakNya. Sebab kalau kita teliti tentang kata “setia” seperti yang tertulis pada ayat di atas maka akan kita temukan didalamnya ada muatan iman, harap dan kasih.
Oleh karena itu hubungan manusia dengan Tuhan khususnya Gereja Tuhan dengan Kristus itu diumpamakan tunangan dengan kekasihnya yang harus berkembang menjadi mempelai perempuan Kristus. Sebagai contoh yaitu dua sejoli yang sedang membangun suatu hubungan, dimana sebelum mereka masuk dalam sebuah pernikahan maka mereka harus membangun kepercayaan terlebih dahulu, setelah percaya maka satu sama lain saling berharap, dan akhirnya saling mengasihi. Demikianlah kita terhadap Yesus harus percaya, kemudian berharap dan selanjutnya mengasihi Dia. Misalnya kita dipercaya perkara kecil dan hidup dalam posisi yang benar maka kita akan dipercaya perkara besar.  Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang sulit untuk menyatakan perkara-perkara yang besar dalam kehidupan kita, sebab firmanNya berkata : ” Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12).

Sumber: http://www.bethanygraha.org

Didikan Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat Bacaan: Ibrani 12:1-8
Setelah kita membaca ayat-ayat di atas, maka kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat penting; karena pelajaran ini yang akan mendasari pertumbuhan kerohanian kita sebagai anak-anak Allah. Memang, apabila kita membaca hanya sepintas saja, maka akan muncul pengertian bahwa sebagai anak Tuhan harus mendapat hajaran dari Tuhan, selain dicintai. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa kata “hajaran” disini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah/benci, namun mengandung arti, yaitu suatu tindakan disiplin yang akan membawa seseorang kepada kedewasaan /kesempurnaan. Dan untuk dapat masuk dalam didikan Tuhan ini memang tidak mudah, karena kita harus menaklukkan keinginan diri sendiri, khususnya yang menyangkut kedagingan kita.
Selama kerohanian kita dalam fase pertumbuhan untuk mencapai kedewasaan, kadang-kadang secara tidak sadar bahwa semangat kita dilandasi oleh suatu ambisi. Sehingga kita mulai memaksakan diri saat masuk dalam perlombaan, bahkan tidak jarang muncul suatu kesombongan karena ingin mencapai sesuatu yang maksimal. Padahal yang dimaksud Tuhan adalah berlomba dengan menanggalkan beban dosa yang selama ini merintangi atau menghalangi kita ketika masuk dalam perlombaan. Oleh sebab itu, kita perlu ingat bahwa Tuhan sedang mendidik kita untuk menjadi manusia rohani. Dan jikalau saat ini kita sedang masuk dalam didikan Tuhan, maka kita harus berpegang pada keketapan-ketetapan Tuhan; sebab dengan demikianlah maka kita akan sampai pada kedewasaan penuh. Untuk tetap berpegang pada ketetapan-ketetapan Tuhan itu tidak gampang, karena kita harus menyangkal diri. Tetapi ketahuilah bahwa di dalam diri kita ada kekuatan yang luar biasa yaitu Roh Kudus. Dialah yang memampukan kita untuk tetap berjalan pada ketetapanNya.

Saudara, mari kita lihat salah satu contoh bagaimana Yesus mengajar seseorang yang tidak pernah sakit hati dan putus asa, yaitu Petrus. Saat Tuhan mengajar Petrus yang penuh ambisi, arogan, dan memiliki target untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi, maka saat itu pula Tuhan mengajar Petrus menjadi manusia roh, supaya ia membangun gereja dengan kodrat ilahi yang Tuhan berikan. Pengajaran Tuhan kepada Petrus menjadi satu pedoman bagi kita, sehingga apa yang telah diajarkan oleh Tuhan kepada Petrus juga berlaku atas kehidupan kita dalam mencapai suatu kedewasaan rohani.
Kita akan lihat bagaimana Tuhan memberikan didikan kepada  Petrus :

Pertama, Baca Matius 16:21-23.

Tuhan Yesus mengajar suatu hukum rohani. Hukum rohani ini sangat bertentangan dengan hukum dunia/kedagingan kita. Karena hukum ini berorientasi pada kehendak Bapa dan bukan kehendak manusia. Dan Tuhan menghendaki agar target keberhasilan kita bukan semata-mata oleh karena kekuatan dan kepandaian kita, melainkan oleh karena kita mati bersama Kristus. Dan perlu kita ketahui pula bahwa ketika kita melakukan hukum rohani ini, maka kodrat ilahi itu akan berfungsi, yang selanjutnya akan berdampak pada keberhasilan secara terus menerus.

Kedua, Baca Matius 14:22.

Pada waktu itu Tuhan Yesus meminta murid-murid-Nya berjalan sendiri, dalam artian bahwa Tuhan mengajar murid-muridNya supaya mereka memiliki hubungan denganNya secara roh, dan bukan hanya hubungan secara lahiriah saja. Memang, saat itu mereka dapat melihat dan bersama-sama Yesus secara fisik, tetapi Tuhan Yesus ingin mendidik/mendewasakan mereka. Sebab apabila Ia sudah kembali ke surga, murid-muridNya tetap memiliki hubungan dengan Yesus, yaitu secara roh. Demikianlah keinginan Tuhan terhadap kita, dimana Tuhan rindu supaya kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, karena itu merupakan sumber kekuatan kita untuk menghadapi berbagai macam tantangan dalam hidup ini.

Ketiga, Baca Matius 14:28-33.

Tuhan Yesus mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi. Diantara murid-murid Yesus, Petruslah yang paling menonjol, bahkan sempat ia berjalan di atas air. Hal ini memang luar biasa, karena iman dan pandangannya yang tertuju hanya pada Yesus, maka dia dapat berjalan di atas air. Apa yang Yesus perbuat, dia dapat perbuat. Tetapi waktu dia mulai merasakan tiupan angin semilir disekitarnya dan mulai timbul rasa takut, maka tenggelamlah dia. Tetapi saat dia tenggelam, maka tangan Tuhan mengangkat Petrus. Dan pada waktu itu Tuhan dan Petrus kembali berjalan di atas air menuju ke perahu, demikian pula angin ributpun menjadi tenang. Ini pelajaran bagi kita bahwa orang yang berjalan dalam roh adalah orang yang berjalan di atas air. Yang mustahil bagi manusia, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan mau meningkatkan iman kita, Tuhan mengajar agar kodrat ilahi itu berfungsi.

Keempat, Matius 18:21-22.

Yesus mengajar tentang pengampunan. Petrus memang mau mengukur manusia rohani dengan pengampunan. Dan Tuhan Yesus mengajarkan bahwa pengampunan itu senantiasa kita lakukan, karena Tuhan senantiasa mengampuni kita apabila kita melakukan kesalahan, tetapi bukan berarti bahwa kita dapat melakukan dosa terus menerus, karena Allah tidak dapat dipermainkan. Tuhan ingin di dalam diri kita penuh dengan pengampunan, supaya dunia melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah dan mereka mempermuliakan Bapa kita yang di surga.

Kelima, Lukas 22 :31-32.

Yesus mengajar tentang penampian. Walaupun kita tidak bisa dijamah iblis, tetapi bisa ditampi iblis atas seijin Tuhan; seperti Ayub. Tetapi ingat, Tuhan berdoa untuk kita supaya iman kita jangan gugur.  Tampian ini diberikan agar Petrus tidak arogan dan mengandalkan kekuatannya sendiri (Lukas 22:33-34). Lalu, bagaimana mengatasi tampian iblis ini? Tuhan menghendaki agar kita berjaga-jaga dan berdoa, seperti yang tertulis dalam Matius 26:40-43. Baca juga Matius 25:1-13 Tentang sepuluh anak dara yang penat.

Keenam,Yohanes 18:10-11.

Yesus mengajar Petrus untuk tidak arogan. Pada waktu itu Petrus dengan marah dan memotong telinga salah seorang prajurit, tetapi Yesus menyuruh Petrus untuk menyarungkan kembali pedangnya. Untuk menjadi manusia Roh memang tidaklah mudah.

Ketujuh, Markus 16:6-7.

Yesus mengajarkan untuk percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Saat itu Petrus benar-benar menjadi manusia roh dan satu kali Petrus berkhotbah (Kisah Para Rasul 3) 3000 orang bertobat. Petrus dipakai secara luar biasa. Bahkan dia rela mati dengan kepala di bawah. Kita percaya bahwa Petrus mendapat bagian yang besar di dalam Kerajaan Sorga.
Dari ketujuh hal tersebut diatas, biarlah boleh menjadi pelajaran dalam kehidupan kita. Bahwa apabila kita mau bertumbuh, maka kita harus mau dididik oleh Tuhan. Karena semua itu akan membawa kita pada kedewasaan/kesempurnaan, dan itulah merupakan kehendak Tuhan. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification