tag:blogger.com,1999:blog-30493374922565332242024-02-08T01:04:19.939+07:00Caranya? Temukan! - TutorialTemukan tutorial serba-serbi komputer!Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.comBlogger387125tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-8550935938776159422017-06-03T13:00:00.002+07:002017-06-03T13:00:07.772+07:00Bagi Allah Tidak Ada Yang Mustahil<h2>
Bagi Allah Tidak Ada Yang Mustahil
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!.." </strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong>(Yesaya 54 : 1a) </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Jika kita membaca serta meneliti apa yang
tertulis dalam Yesaya 54, khususnya pada ayat pertama, maka kita akan
menemukan suatu kalimat yang berbunyi : “<em>Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! . . .”</em>
Dalam hal ini, bukan saja berbicara tentang mereka yang tidak mempunyai
anak karena mandul, tetapi ada pesan penting yang disampaikan kepada
bangsa Israel ketika berada dalam pembuangan di Babel. Menggunakan kata
mandul disini tentunya punya alasan yang kuat, karena arti daripada kata
mandul dalam adat istiadat Israel yaitu orang yang paling terkutuk atau
termasuk manusia yang sungguh-sungguh ditinggalkan oleh Tuhan. Jadi
orang yang mandul itu sangat mustahil untuk mempunyai anak, karena sudah
tertutup kesempatannya untuk mempunyai anak. Tetapi dalam ayat pertama
Tuhan ingin menyatakan bahwa Tuhan mampu membuat jalan diluar dugaan
manusia. Itulah yang ingin disampaikan ditengah-tengah masyarakat Israel
yang ada di Babel, karena mereka merasa bahwa tidak ada tanda-tanda
maupun kekuatan untuk keluar dari Babel.</div>
<div class="p1">
Apabila Tuhan sudah menyatakan bahwa Ia mampu membuat
jalan diluar dugaan manusia, maka pernyataan inilah yang harus menjadi
suatu landasan kepercayaan umat Allah. Salah satu contoh orang yang
mandul adalah Sarah. Ketika Sarah usianya sudah lanjut, ada seorang
hamba Allah yang berkata bahwa ia akan mempunyai seorang anak. Tetapi
Sarah justru menertawakan akan hal itu, karena hal ini adalah sesuatu
yang mustahil. Jika m anusia menganggap bahwa hal itu mustahil, tetapi
bagi Allah tidak ada yang mustahil.</div>
<div class="p3">
Oleh sebab itu, apabila firman Allah disampaikan seperti
yang dilakukan oleh Yesaya terhadap bangsa Israel maka perlu adanya
suatu sikap yaitu sikap iman. Kekristenan bukanlah sebuah agama yang
hanya berbicara sekedar moral atau etika, tetapi berbicara tentang
kebenaran. Selama seseorang hidup dalam kebenaran, maka segala sesuatu
yang dilakukan pasti berhasil karena Allah turut bekerja di dalamnya.
Memang, sementara kita menghadapi kenyataan terasa sangat berat, namun
kebenaran itu akan memerdekakan kita. Percayalah ! bersama Tuhan tidak
ada yang mustahil. <strong><em>Amin. </em></strong></div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-34027832542035402602017-05-26T21:36:00.001+07:002017-05-26T21:36:10.962+07:00Menjadi Rumah Doa<h2>
Menjadi Rumah Doa
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>“Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu" </strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong>I Korintus 3:16-17 </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Apabila kita membaca Injil Matius 21:12-17,
maka kita menemukan kisah yang tidak asing bagi kita. Tetapi mari kita
me-review kembali bagaimana Allah mengajarkan kita untuk menghormati
bait Allah. Tuhan Yesus telah bertindak tegas terhadap orang-orang yang
menggunakan bait Allah sebagai tempat berjual beli atau transaksi
lainnya. Dia tidak mau kompromi terhadap orang-orang yang
menyalahgunakan bait Allah. TindakanNya yang menunjukkan cintaNya
terhadap umatNya. Sebenarnya orang-orang yang berjual beli di dalam Bait
Allah itu tahu bahwa rumah Tuhan atau bait Allah hanya digunakan untuk
beribadah dan bukan untuk hal-hal yang lain, sebab rumah Tuhan adalah
kudus. Tetapi, oleh karena mereka mendapat keuntungan dari apa yang
mereka lakukan, maka mereka tidak mengindahkan lagi mengenai hal
kekudusan. Selain itu para imam-imam tidak melarang mereka yang sedang
berjualan di bait Allah, tetapi justru mereka mendukung, sebab para
imam-imam juga mendapatkan keuntungan dari orang-orang yang berjualan di
bait Allah. Dalam keempat Injil kisah ini ditulis, terutama dalam Injil
Yohanes 2:13, telah diceritakan secara detail. Kisah ini tidak hanya
terjadi di jaman Tuhan Yesus, karena hingga saat ini keadaan semacam ini
masih berlangsung.</div>
<div class="p3">
Bait Allah tidak berbicara soal bangunan atau gedung,
tetapi bait Allah berbicara mengenai kehidupan kita. Karena dalam I
Korintus 3:16-17 dikatakan : <em>“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah
bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang
membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait
Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.</em> Didalam ayat ini
sudah jelas, bahwa apabila kita membinasakan bait Allah maka Allah akan
membinasakan kita. Dalam pengertian bahwa hidup ini tidak hanya mengejar
sesuatu yang lahiriah saja, sebab sesuatu yang lahiriah hanya bersifat
sementara, tetapi hal-hal yang rohanilah yang akan membawa kita dalam
kekekalan. Oleh karena itu janganlah kita kecewa saat Allah
memperingatkan kepada kita dengan berbagai macam cambukan; sebab ketika
Allah mencambuk kita, sebenarnya Ia menyatakan kasih sayangNya kepada
kita; karena Allah tidak mau melihat kita binasa. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-89956241059340456112017-05-14T20:29:00.001+07:002017-05-14T20:29:42.346+07:00Lakukanlah Pekerjaan Yang Besar!<h2>
Lakukanlah Pekerjaan Yang Besar!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>”Karena
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah,
dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam
persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” 1 Korintus 15:58</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Setiap orang percaya mempunyai peluang untuk
melakukan pekerjaan Allah yang besar, guna kelangsungan pelebaran
kerajaan Allah di muka bumi ini. Untuk dapat mewujudkannya tidak dapat
diperoleh secara otomatis melainkan melalui perjuangan yang besar pula.
Dan tentunya kita diperhadapkan dengan berbagai rintangan, namun hal itu
semua jangan sampai menyurutkan semangat kita dalam melayani Tuhan,
seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus melalui suratnya kepada
jemaat di Korintus, ”. . . <em>banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.”</em> </div>
<div class="p3">
Rasul Paulus bisa tetap teguh dalam menghadapi tantangan
yang besar, karena ia hanya memandang upah sorgawi yang akan dia terima.
Hal ini menunjuk kepada suratnya yang disampaikan kepada jemaat di
Roma, ”<em>Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita</em>” (<strong><em>Roma 8:18</em></strong>).
Untuk itu kita harus belajar melalui kehidupan rasul Paulus dalam
melayani Tuhan, meskipun banyak rintangan dan goncangan yang begitu
hebat namun tetap optimis bahwa apa yang telah diperjuangkan pasti
memperoleh kemenangan yang gilang gemilang. </div>
<div class="p3">
Memang, sementara kita berjuang terhadap apa yang sudah
Tuhan percayakan kepada kita tidak sedikit meneteskan air mata, tetapi
semuanya diperhitungkan oleh Allah. Karena segala jerih payah kita tidak
sia-sia dalam melayani Tuhan, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus
15:58,<em>”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh,
jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”</em>
Bahkan apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati
manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1
Korintus 2:9). Oleh sebab itu, jangan sia-siakan peluang yang diberikan
kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang besar bersama Tuhan, sebab
upah dari Tuhan telah menanti kita, amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-50589177887959264372017-05-09T12:43:00.001+07:002017-05-09T12:43:17.863+07:00Teruslah Berjuang!<h2>
Teruslah Berjuang!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>”<span class="s1">Dan
keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”</span></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong><span class="s1">Kisah Para Rasul 4:12,</span></strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Sebagai ahli waris kerajaan Allah, tentunya
kita juga akan memerintah bersama-sama dengan Kristus. Untuk memenuhi
target tersebut maka diperlukan sebuah standar yang sangat tinggi yaitu,
“ hidup serupa dan segambar dengan Kristus”. Hal ini memang mustahil,
tetapi bersama Tuhan tidak ada yang mustahil selama kita berada di bawah
pimpinan Tuhan. Jadi jelas bahwa keselamatan dalam standar ini hanya
ada di dalam Kristus, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 4:12,
<em>”</em><span class="s1"><em>Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak
ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan.”</em></span></div>
<div class="p1">
Perlu kita ingat bahwa yang diajak memerintah oleh Tuhan
Yesus adalah mereka yang mau percaya dan menderita bersama-sama dengan
Dia sejak di bumi ini. Sebab firmanNya berkata : ”<em>Dan jika kita
adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang
yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya
bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama
dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”</em>
(Roma 8:17). Yang dimaksud menderita bersama Kristus, yaitu ketika kita
menjalani hidup ini sesuai dengan kebenaran Allah maka kita akan banyak
mengalami penderitaan, karena tidak sejalan dengan sistem dunia yang
sedang berlangsung. Bahkan dunia membenci kita walaupun tanpa ada
pelanggaran, tetapi jangan lupa apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, <em>”</em><span class="s1"><em>Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”</em> (Yohanes 15:18).</span></div>
<div class="p1">
<span class="s1"> Untuk itu kita harus berbahagia, dengan alasan kita adalah anak-anak Allah yang dipilih oleh Allah. Selanjutnya, s</span>ungguh
beralasan jika sebuah kemuliaan hanya pantas diberikan kepada
orang-orang yang tidak menyayangkan nyawanya, maksudnya mempertaruhkan
seluruh kehidupannya termasuk keinginan jiwanya; dan hal inipun
merupakan sebuah penderitaan, tetapi <span class="s1">penderitaan jaman
sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
dinyatakan kepada kita nanti (Roma 8:18). Oleh sebab itu teruslah
berjuang untuk mencapai standar yang sudah Allah tentukan bagi
anak-anakNya, amin.</span></div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-6063002148272906212017-05-03T18:20:00.003+07:002017-05-03T18:20:41.717+07:00Tetaplah Berjaga Dan Berdoa<h2>
Tetaplah Berjaga Dan Berdoa
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong> “Jagalah
dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta
kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan
tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan
menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil
berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan
terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
(Lukas 21:34-36)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Dalam ayat bacaan di atas telah memberikan
nasehat yang cukup serius, sebab keadaan dunia tidak semakin baik.
Dimana situasi jaman telah menggiring seseorang untuk jauh dari kasih
karunia Allah. Sehingga yang menjadi sentral kehidupan manusia termasuk
orang-orang percaya bukanlah Tuhan lagi, melainkan dunia; termasuk yang
ada di dalamnya, diantaranya : keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, padahal semuanya itu bukan berasal dari Bapa,
melainkan dari dunia yang berada dalam kekuasan si jahat. Untuk itu
nasehat untukberjaga-jaga dan berdoatelah disampaikan agar setiap orang
percaya tidak jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan dan perlilaku kita
tidak seperti yang dilakukan oleh dunia, tetapi sesuai dengan kehendak
Allah yang tertuang dalam firmanNya.</div>
<div class="p1">
Selain itu kita harus mengembangkan hubungan kita dengan
Allah secara intensif agar terbangun hubungan yang intim. Karena tanpa
berdoa, maka kita akan gagal dalam berjaga-jaga, sebab sumber kekuatan
kita datangnya hanya dari Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa di depan kita
banyak terdapat berbagai macam pencobaan dan masalah; baik ekonomi,
keamanan, politik dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kita diminta untuk
senantiasa berjaga-jaga dan berdoa agar Roh Kudus senantiasa memimpin
kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak demikian kita
akan mudah jatuh dalam berbagai pencobaan karena iblis begitu cerdik
untuk memperdaya umat manusia. Dan perlu kita ketahui bahwa kejatuhan
kita kadang-kadang bukan dari banyaknya persoalan atau masalah, tetapi
justru saat kita sedang diberkati; karena kita mulai merasa aman dalam
usaha, pekerjaan, keluarga kita atau karir kita, padahal itu merupakan
kelengahan kita. Tetapi apabila kita senantiasa berdoa, yang berarti
membangun hubungan yang erat dengan Tuhan, maka Roh Kuduslah yang
menjadi jaminan atas hidup kita supaya tetap selamat. <em>Amin.</em></div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-16032873765266264022017-05-03T18:20:00.001+07:002017-05-03T18:20:27.872+07:00Hidup Dipimpin Roh Allah<h2>
Hidup Dipimpin Roh Allah
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”</strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong>Matius 5:48</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Surat rasul Paulus yang ditujukan kepada
jemaat di Roma telah mengingatkan bahwa kita telah dimerdekakan oleh
Kristus melalui pengorbananNya di atas kayu salib, sehingga kita
benar-benar menjadi orang yang merdeka atau terlepas dari cengkraman
kuasa dosa. Walaupun demikian, bukan berarti secara otomatis kita tidak
dapat dikuasai lagi oleh iblis dan dosa. Sebab kemerdekaan yang sudah
Tuhan berikan kepada kita harus dipertanggungjawabkan dengan jalan hidup
menurut pimpinan Roh Allah yang akan membawa kita hidup dalam
kesempurnaan, seperti yang tertulis dalam Matius 5:48, <em>“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”</em>
Memang secara manusia hal ini adalah mustahil, tetapi selama kita mau
hidup dipimpin Roh Allah, maka apa yang mustahil bagi manusia tidak ada
yang mustahil bagi Tuhan, karena kita adalah anak-anakNya (Roma 8:14).
Dan sebagai anak Allah tentunya kita tidak mau diperhamba oleh dosa,
walaupun hal itu menguntungkan secara lahiriah karena semuanya itu
berujung pada maut. Sekali lagi ditegaskan bahwa pembebasan Tuhan Yesus
atas kita dari cengkeraman Iblis dan dosa memanggil kita untuk hidup
menurut roh, karena orang hidup menurut daging tidak akan berkenan
kepada Allah (Roma 8:8). Dan orang yang hidup menurut roh dapat memiliki
kesempatan kembali untuk memiliki keberadaan seperti sebelum manusia
jatuh dalam dosa. </div>
<div class="p2">
Untuk mengaplikasikan kehidupan yang dipimpin oleh Roh
Allah tentunya tidak mudah, namun harus diperjuangkan dengan
sungguh-sungguh karena pertaruhannya adalah seluruh kehidupan kita.
Itulah sebabnya mengikut Tuhan Yesus bukan sesuatu yang mudah. Justru
setelah menjadi orang percaya, hidup kita menjadi terasa lebih berat,
karena harus belajar hidup menurut Roh, sedangkan di sisi lain kita
masih hidup dalam daging yang selalu bertentangan dengan keinginan Roh.
Tetapi ingat, sekalipun berat di dunia ini, namun pada akhirnya kita
memperoleh pembenaran yang kita harapkan (Galatia 5:5). Oleh sebab itu,
jangan sia-siakan anugerah kesempatan yang Tuhan berikan untuk hidup
dipimpin Roh Allah, karena segala sesuatu yang kita perjuangkan tidak
akan sia-sia dan semuanya diperhitungkan oleh Tuhan<em>, Amin.</em></div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-25203470904792295172017-04-16T22:38:00.000+07:002017-04-16T22:38:14.523+07:00Tetap Rendah Hati Dan Sabar<h2>
Tetap Rendah Hati Dan Sabar
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong><strong>“Tuhan
memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk
sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari
segala kepunyaannya dahulu.” (Ayub 42:10) ”</strong></strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Ayub adalah orang yang saleh, jujur, takut
akan Allah dan menjauhi segala kejahatan. Bahkan iblispun mengakui bahwa
Ayub adalah orang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia termasuk orang
yang kaya raya. Tetapi kesemuanya itu tidak membuat Ayub bebas dari
suatu masalah atau tindasan. Persoalan tetap Ayub alami; dan persoalan
yang Ayub alami tidak hanya dalam segi ekonomi saja <strong><em>(Ayub 1:13-20)</em></strong>,
tetapi seluruh aspek kehidupannya. Namun ada sikap yang harus kita
teladani dari Ayub yaitu ia tidak mengeluh maupun bersungut-sungut,
bahkan kata-kata makian, hujatan terhadap Tuhan maupun terhadap orang
lain tidak keluar dari mulutnya. Walaupun ia diolok-olok oleh
teman-teman dekatnya bahkan istrinyapun ikut mengolok-olok dia <strong><em>(Ayub 2:9)</em></strong>.
Tetapi yang keluar dari mulut Ayub adalah puji-pujian bagi Allah dan
doa permohonan supaya Allah tetap mengampuni teman-temannya dan juga
istrinya. </div>
<div class="p4">
Dan sebagai akibat tindakan daripada Ayub adalah <em>“Tuhan
memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk
sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari
segala kepunyaannya dahulu.”</em> <strong><em>(Ayub 42:10)</em></strong>
” Dan tentunya peristiwa ini tidak hanya menyangkut pemulihan masalah
ekonomi atau kebutuhan hidup melainkan Ayub menjadi orang yang teruji,
sebab dia berkata : ”. . .<span class="s1"> seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.”</span></div>
<div class="p3">
Setelah Ayub dipulihkan ia tidak balas dendam atau dengki,
baik terhadap sahabat-sahabatnya maupun terhadap istrinya, karena ia
yakin bahwa tindasan yang sedang ia alami tidak keluar dari rencana
Allah, tetapi justru membentuk ia pada suatu kesempurnaan.</div>
<div class="p3">
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita, maukah kita belajar
untuk tetap rendah hati dan sabar saat mengalami persoalan atau tindasan
? Dan apakah kita tetap percaya bahwa Tuhan melindungi dan memagari
kita walaupun kita berada dalam suatu keadaan yang terpuruk sekalipun ?.
Jika kita mau belajar seperti Ayub dan tetap percaya bahwa Allah
melindungi, memagari dan berada dipihak kita, maka berkat Allah akan
melimpah-limpah dalam kehidupan kita. Untuk itu, siapkan dirimu untuk
masuk dalam proses Tuhan, Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-28851373215797746342017-04-09T23:54:00.000+07:002017-04-09T23:54:14.405+07:00Rindu Akan Allah<h2>
Rindu Akan Allah
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Mazmur 42:2, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Kerinduan akan Allah telah diungkapkan oleh pemazmur, yang ditulis dalam Mazmur 42:2, <em>”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”</em> Dalam
hal ini perlu kita ketahui bahwa kehidupan rusa ada ketergantungan
terhadap keberadaan sungai. Sehingga dapat dikatakan bahwa sungai
merupakan bagian daripada kehidupa rusa. Demikian halnya dengan kita
sebagai anak-anak Tuhan memiliki ketergantungan yang sangat kuat
terhadap Allah, bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan hidup melainkan
pribadiNya. Karena pribadiNyalah yang akan membawa kita dalam
kesempurnaan. Jangan sampai kerinduan terhadap Dia di dorong oleh
keinginan-keinginan untuk memuaskan hawa nafsu kita, tetapi oleh
ketulusan hati kita. Sebelum kita merindukanNya terlebih dahulu Dia yang
merindukan kita sebagai milikNya. Namun sayang, milikNya kerap kali
menolaknya.</div>
<div class="p1">
Kalau kita melihat kisah daripada Daud, dimana Daud adalah
sosok hamba Tuhan yang rindu akan Tuhan sehingga ia dapat menuliskan
mazmur-mazmurnya. Yang menjadi pertanyaan adalah “sejauh manakah kita
rindu akan Allah ? apakah kita rindu begitu mendalam terhadap Dia
ketika kita dalam kesesakan atau mengalami pergumulan hidup ? atau
sebaliknya ketika kita hidup dalam kecukupan tidak ada sedikitpun rasa
rindu terhadap Tuhan. Saudara, firmanNya berkata : ”Carilah TUHAN selama
Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat !” (Yesaya
55:6). Alasannya kita mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui,
maksudnya selama ada kesempatan jangan kita sia-siakan karena
kesempatan-kesempatan yang kita miliki merupakan anugerahNya. Untuk itu,
jangan menyepelekan anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita,
karena apabila pintu anugerah itu sudah tertutup maka kita akan terpisah
dari Allah untuk selama-lamanya.</div>
<div class="p1">
Mari kita meresponi kerinduan Allah dengan antusias.
Bukankah kerinduanNya untuk bersama dengan kita sampai Ia rela
memberikan nyawaNya sebagai tebusan. Allah telah memberikan waktu bagi
kita selama 24 jam tanpa jedah waktu walau hanya sedetik, dan kasihNya
terus-menerus dilimpahkan pada kita. Dari kesemuanya itu, masihkah kita
tidak ada rasa rindu akan Allah ? Bangkitkan rasa lapar dan haus akan
Dia, sebab orang yang haus dan lapar akan kebenaran akan dipuaskan,
amin. </div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-26786887857886275942017-04-03T20:21:00.004+07:002017-04-03T20:21:48.315+07:00Berjalan Dalam Rancangan Allah<h2>
Berjalan Dalam Rancangan Allah
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Yeremia
29:11 : ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari
depan yang penuh harapan.” </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Seperti yang kita ketahui dan yakini bahwa
manusia telah jatuh dalam dosa, sehingga manusia kehilangan kemuliaan
Allah (gambar diri Allah). Dengan demikian manusia ingin membangun
kembali hubungan dengan Allah yang telah rusak dengan caranya sendiri.
Hal ini tidak mungkin terjadi karena Allah adalah kudus. Dan semuanya
ini hanya bisa dikerjakan oleh tangan Allah sendiri dengan memberikan
PutraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Barangsiapa percaya kepadaNya
tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.</div>
<div class="p1">
Percaya disini bukan hanya sekedar pernyataan melalui
mulut bibir kita atau suatu konsep dalam pikiran kita, melainkan kita
menyerahkan kehidupan kita terhadap obyek yang kita percayai. Dengan
kata lain kita menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita di dalam kendali
atau kekuasaan Allah. Baik itu keluarga, pekerjaan atau usaha,
pelayanan dan lain sebagainya, seperti yang tertulis dalam Kolose 3:23 :
<em>”Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”</em> Ayat ini menunjukkan bahwa seluruh gerak langkah kita hanya untuk kemuliaan Tuhan.</div>
<div class="p1">
Maka disinilah dapat dikatakan bahwa kita hidup dalam
rancangan Allah. Bukankah rancangan Allah adalah rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, seperti yang tertulis dalam
Yeremia 29:11 : <em>”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”</em> Ayat ini
tentunya tidak hanya menitik beratkan pada pemenuhan kebutuhan hidup
kita selama di bumi ini, melainkan pada masa yang akan datang yaitu
memasuki negeri yang tidak berzaman, dimana negerinya tidak dibangun
oleh tangan manusia melainkan oleh Allah sendiri. Dan kita hidup bahagia
bersama-sama dengan Allah termasuk orang-orang kudusNya. Karena itu,
perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti
orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang
ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:15-16). Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-61024644091820842782017-04-03T20:21:00.001+07:002017-04-03T20:21:22.577+07:00Hargailah Kesempatan Yang Ada!<h2>
Hargailah Kesempatan Yang Ada!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Ibrani
12:8, “Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita
setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.” </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Apabila kita membaca Alkitab khususnya dalam
Perjanjian Lama, maka berkali-kali kita menemukan kalimat "Allah murka"
atau "murka-Nya menyala-nyala". Tanpa pengertian yang benar, kita tidak
akan mengerti kesempurnaan Allah dalam kasih dan murka-Nya. Kasih dan
murka Allah tidak dapat dipisahkan.</div>
<div class="p3">
Ada perbedaan yang sangat besar antara kemarahan/murka
Allah dengan manusia. Persamaan penggunaan kata "murka" atau "marah"
bagi Allah dan manusia, dapat menyesatkan pengertian kita tentang
kebenaran ini. Camkan, kemarahan Allah merupakan ekspresi kasih-Nya
kepada manusia. Suatu manifestasi kekudusan-Nya yang tidak dapat
mentoleransi setiap dosa. Sebab terang dan gelap, kekudusan dan
kecemaran, kemuliaan dan dosa, tidak dapat disatukan. Jika Allah
menghajar atau memberi ganjaran kepada kita merupakan wujud dari
cintaNya terhadap kita, seperti yang tertulis dalam Ibrani 12:8, <em>“Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.”</em>
Yang dimaksud anak-anak gampang adalah anak-anak yang tidak sah. Karena
hanya anak yang sah berhak menjadi ahli waris. Sekali lagi bahwa
kemarahan Allah tidak dapat disamakan dengan kemarahan manusia.</div>
<div class="p3">
Ada perbedaan yang cukup mendasar pengertian murka Allah
dalam Perjanjian Lama dan Baru. Mengapa dalam Perjanjian Lama,
sepertinya Allah "gampang" marah? Mengapa murka-Nya mudah sekali
menyala? Allah tidak akan sampai menumpahkan murkaNya secara
menyala-nyala bila kedaulatan dan kekudusan-Nya tidak terusik. Bila dosa
mencapai puncaknya dalam bentuk pemberontakan, Allah tidak segan-segan
menumpahkan penghakiman-Nya seketika itu juga (Bilangan 25:1-4; Yosua
7:1-26). Allah itu adil, bila hukum yang telah disampaikan-Nya
dilanggar, harus ada konsekuensinya.Tetapi mengapa kita tidak melihat
"api menyambar" menghukum orang-orang fasik yang terang-terangan
menghina Allah pada zaman sekarang? Inilah yang disebut zaman anugerah!
Yesus telah datang sebagai korban yang disempurnakan, sehingga seluruh
jagad ditudungi kasih Allah (Ibrani 10). Allah sengaja seolah-olah
berlaku "masa bodoh" dengan orang-orang demikian, supaya pada masa
anugerah yang berlimpah-limpah ini, semua orang beroleh kesempatan untuk
bertobat ! Oleh sebab itu selama masih ada kesempatan berjuanglah terus
untuk hidup dalam kebenaran. Amin. </div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-79570589084183092822017-03-21T17:20:00.001+07:002017-03-21T17:20:41.192+07:00Rindu Suara Allah Yang Sejati<h2>
Rindu Suara Allah Yang Sejati
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu<sup> </sup>yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala<sup> </sup>yang buas." (Matius 7 : 15) </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Di jaman modern seperti saat ini, berapa
banyak umat umat Tuhan merindukan suara dan kehendak Allah yang sejati ?
Pada umumnya mereka memilih untuk mendengar hal-hal yang menyenangkan
bagi diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan.
Hal ini juga terjadi pada jaman raja Israel yaitu Ahab dan nabi-nabinya
dimana mereka hanya mau menerima hal-hal yang bisa memuaskan hati dan
telinga mereka. Berbeda dengan raja Yehuda yaitu Yosafat dan nabi Mikha
mewakili umat Allah yang masih murni hatinya di hadapan Allah. Mereka
senantiasa menginginkan suara Allah yang sejati. Mereka menguji
nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak Allah yang sejati. Untuk itu
mereka tidak memilih apa yang menyenangkan hati dan telinga mereka
sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun suara Tuhan keras dan
berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan Mikha memilih untuk
mendengarkannya daripada berita baik yang palsu.</div>
<div class="p3">
Suara dan jawaban Tuhan tidak selalu enak didengar, namun
berisi kebenaran. Raja Ahab bukan saja hanya ingin mendengarkan
berita-berita baik, tetapi menghukum Mikha yang selalu menyampaikan
kebenaran dari Tuhan. Karena mengabaikan peringatan Tuhan yang keras,
Ahab benar-benar tewas dalam pertempuran dengan bangsa Aram. Raja
Yosafat yang dijadikan umpan musuh diluputkan Allah karena hatinya
melekat kepada Allah. </div>
<div class="p4">
Di dalam Injil Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras
hamba-hamba Tuhan palsu yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka
bukanlah seturut perintah Allah melainkan menarik perhatian orang untuk
diri sendiri. Mereka tidak membawa kita semakin mengenal Allah melainkan
menjauh. Mereka sendiri adalah golongan tersesat seperti Raja Ahab dan
nabi-nabinya. </div>
<div class="p4">
Sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak
Allah yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi
kenyataan dengan menyelesaikan secara tanggungjawab, dan dari sana kita
akan menemukan pertolongan dan mujizat Tuhan. Di dalam menerima Firman
Tuhan, adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. Namun, terimalah
peringatan tersebut jika firman itu berbicara kepada kita, sebab Tuhan
menghendaki kebaikan bagi anak-anakNya. <em>Amin.</em></div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-32839884826559049612017-03-13T20:55:00.003+07:002017-03-13T20:55:41.568+07:00Mari Belajar Firman Tuhan!<h2>
Mari Belajar Firman Tuhan!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong> "Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat
dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan di antara bangsa itu" (Matius 4:23). </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Seiring dengan perkembangan jaman yang begitu
pesat, baik itu dibidang teknologi maupun pengetahuan. Tidak menutup
kemungkinan keadaan tersebut akan menggiring seseorang, termasuk
anak-anak Tuhan untuk menjadi orang yang konsumeris terhadap
perkembangan yang ada sejalan dengan semangat jaman. Untuk itu sebagai
anak-anak Tuhan harus dibekali dengan kebenaran firman Tuhan yang
memadahi, supaya tidak terseret dengan arus dunia. Untuk itu sebagai
orang Kristen tidak cukup hanya mendengarkan khotbah di gereja saja ?
Mendengarkan khotbah memang penting, tetapi ada unsur lain yang tidak
kalah pentingnya, yaitu membentuk iman yang tangguh - melalui
pengajaran! Banyak orang Kristen mengabaikan program-program pengajaran
Alkitab di gereja - seperti SOM (Sekolah Orientasi Melayani) di gereja <em>Bethany</em>.
Mereka beranggapan, mendengarkan khotbah dan membaca Alkitab di rumah
sudah cukup. Jikalau semua orang Kristen beranggapan demikian, Alkitab
perlu dirombak dan dicetak ulang dengan menghapus jabatan pengajar <em>(guru)</em> pada 5 jawatan dalam tubuh Kristus (Efesus 4:11, 12). </div>
<div class="p1">
Ada 3 hal yang Yesus kerjakan semasa pelayanan-Nya di bumi. Matius katakan: "<em>Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat
dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan di antara bangsa itu</em>" <em>(Matius 4:23)</em>.
Mengajar, memberitakan Injil, dan menyembuhkan adalah 3 hal yang Yesus
kerjakan dengan seimbang. Banyak orang hanya memperbincangkan
mujizat-Nya saja dan mengabaikan yang lain. Menerima Injil dan menerima
mujizat, sama pentingnya dengan menerima pengajaran !</div>
<div class="p2">
Apabila kita memiliki pengertian yang dangkal akan firman
Tuhan, maka bisa dipastikan bahwa kita tidak akan sanggup menghadapi
tipu daya iblis dan arus dunia ini. Pikirkan sejenak, seandainya Tuhan
Yesus tidak memiliki pengertian yang dalam akan firman - ketika setan
menyerang dengan menggunakan ayat-ayat firman Tuhan - keselamatan
hanyalah cerita kosong. Tetapi karena Dia sendiri adalah Firman, maka
setan tidak berdaya menghadapi-Nya. Oleh sebab itu, selama masih ada
kesempatan milikilah semangat atau gairah untuk menggali kebenaran
Firman Tuhan melalui fasilitas yang telah disediakan dalam gereja serta
bacalah buku-buku rohani yang berbobot. Pilihlah buku / literatur yang
"sehat" untuk dikosumsi. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-77564736404725498112017-03-13T20:55:00.001+07:002017-03-13T20:55:29.064+07:00Tuhanlah Tempat Sandaran Kita<h2>
Tuhanlah Tempat Sandaran Kita
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>“….<em>mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatannya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia</em>" (2 Tawarikh 16:9)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Berapa banyak orang percaya ketika menghadapi
pergumulan dalam hidup tidak bersandar kepada Tuhan. Justru mereka
bersandar kepada dunia ini; baik itu harta, kekayaan, kedudukan atau
jabatan. Padahal langkah tersebut telah melukai hati Tuhan. Seperti
halnya raja Asa ketika dalam keadaan terdesak dia bersandar pada
kekuatan bangsa Aram. Padahal di dalam firmanNya telah dikatakan : “….<em>mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatannya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia</em>"
(2 Tawarikh 16:9). Dalam hal ini Asa telah berlaku bodoh sehingga ia
harus menanggung resikonya sendiri. Ayat ini menegaskan bahwa
pertolongan dari Tuhan sesungguhnya sudah tersedia dan siap dicurahkan
kalau saja Asa mencari Tuhan. Allah tidak pernah mengabaikan umat-Nya
dan Ia siap menolong mereka. Tetapi, raja Asa termasuk orang-orang yang
mengaku Kristen telah meremehkan Allah dan menganggap kekuatan manusia
lebih bisa diandalkan. Hal ini adalah suatu ironi yang berlanjut bahkan
pada saat Asa diperingatkan oleh nabi Hanani dan pada saat ia sakit. Asa
menunjukkan kebebalannya dengan menolak peringatan Allah. Bahkan ia
mencari pertolongan tabib-tabib daripada mencari pertolongan Tuhan.
Persoalannya bukan sekedar ia bersandar pada para tabib, tetapi
kesalahannya yang terbesar adalah sikap hati yang keliru dengan
meremehkan kemampuan Allah. Akhirnya Allah menyerahkan dia pada
konsekuensi pilihannya sendiri. Allah tidak menyertai maupun menolongnya
lagi. </div>
<div class="p2">
Adakah seorang ayah yang senang jika anak kandungnya
sendiri lebih percaya dan bergantung pada ayah orang lain daripada
ayahnya sendiri ? Adakah seorang ibu yang tidak sedih jika anak
kandungnya tidak mengakuinya sebagai ibunya ? Begitu pula Tuhan. Jika
kita sebagai anak-anak-Nya lebih bersandar pada kekuatan lain selain
diri-Nya, maka akan mendukakan Dia. Kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus adalah bukti nyata bahwa janji Allah telah disediakan bagi kita
yang percaya pada-Nya. Allah Bapa adalah Allah yang dekat dengan
umat-Nya dan ia menginginkan kita untuk bersandar kepada-Nya lebih dari
apapun. Oleh sebab itu Bersandarlah pada Allahmu yang telah terbukti
kehebatan-Nya ! Allah adalah sandaran hidup kita yang kokoh.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-58075731873942187152017-02-27T23:52:00.001+07:002017-02-27T23:52:13.339+07:00Terbuka Di Hadapan Tuhan<h2>
Terbuka Di Hadapan Tuhan
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Ibrani 4:13, ”<em>Dan
tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab</em>"</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Hari ini kita akan belajar seperti Daud yang
memberikan diri untuk dikoreksi oleh Allah, agar dia tetap berkenan di
hadapanNya; seperti yang tertulis dalam Mazmur 7:9 <em>". . . hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas"</em>
Permintaan Daud supaya Allah menghakimi atau mengujinya adalah tindakan
yang hampir tidak pernah dilakukan oleh orang-orang. Sikap Daud yang
sangat berhati-hati untuk mengikut hukum Tuhan adalah tindakan yang
mendasari keberaniannya untuk "menantang" Tuhan supaya menghakiminya.
Biasanya orang yang bersalah tidak akan berani berkata seperti Daud.
Malahan mereka akan menyembunyikan diri dari hadirat Tuhan, seperti Adam
dan Hawa yang menyembunyikan diri setelah mereka melanggar firman Tuhan
(Kejadian 3:10).</div>
<div class="p1">
Padahal segala sesuatu tidak ada yang tersembunyi di mata Tuhan, seperti yang tertulis dalam Ibrani 4:13, ”<em>Dan
tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab
segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita
harus memberikan pertanggungan jawab</em>". Tak ada satu perkarapun
yang terlalui tanpa pengawasan Allah. Kita bisa menyembunyikan rahasia
dari suami / isteri, saudara, teman, atau siapa saja. Tetapi kita tak
dapat menyembunyikannya dari hadapan Allah. Kasus perselingkuhan yang
terekspos di surat kabar adalah sebagian kecil dari kasus-kasus serupa
yang belum tesingkap. Mereka berpikir tindakan mereka aman-aman saja.
Bahkan sampai mereka masuk liang lahat, perselingkuhan mereka terbungkus
rapi. Mereka bodoh bila beranggapan demikian, sebab Allah Yang
Mahakuasa tidak pernah melepaskan pandangan-Nya dari gerak-gerik mereka.
Allah akan memperkarakan semuanya itu saat pengadilan-Nya digelar.</div>
<div class="p3">
Oleh sebab itu, hargai anugerah dan kesempatan yang Tuhan
berikan untuk hidup sesuai firmanNya, sebab Yesus telah membawa
reformasi total ke dunia ini. Ia telah datang sebagai Juru Selamat yang
mendamaikan umat manusia dengan Allah. Ketakutan untuk menghadap Allah
telah sirna, sebab pengorbanan Kristus telah menguduskan kita. Penulis
Ibrani berkata: "<em>Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati
yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita
telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat . . . . </em>" (Ibrani 10:22). Sebab itu jangan menyimpan dosa lagi sebab segala sesuatu terbuka di hadapan Tuhan. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-91416757972695689702017-02-21T19:39:00.000+07:002017-02-21T19:39:03.902+07:00Kendalikan Amarahmu !<h2>
Kendalikan Amarahmu !
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"Apabila
kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa : janganlah matahari
terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada
iblis” (Efesus 4:26, 27)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Dalam sepanjang kehidupan manusia tidak lepas
dari unsur marah. Kata ini memilki lima huruf yang sering menimbulkan
malapetaka bagi umat manusia. Gara-gara "marah", suami isteri dapat
bercerai. Gara-gara "marah", manusia saling membunuh. Gara-gara "marah",
negara-negara saling berperang. Gara-gara yang sama pula, tombol nuklir
bisa ditekan! Dalam hal marah sepertinya manusia tidak dapat melepaskan
diri darinya ! </div>
<div class="p1">
<em>Kemarahan</em> yang tidak terkontrol dan tidak pada
tempatnya merupakan tindakan yang bersifat destruktif. Alkitab
memberikan batas waktu marah yang "tidak membahayakan" kepada orang
percaya,"<em>Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa :
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri
kesempatan kepada iblis” </em>(Efesus 4:26, 27). Ternyata <em>kemarahan</em> tidak hanya membahayakan kesehatan saja, tetapi juga dapat membahayakan kerohanian kita juga. Batas waktu bagi <em>kemarahan</em>
adalah "sebelum matahari terbenam". Sebagian teolog berkata bahwa batas
waktu itu adalah 24 jam. Sebagian lagi berkata, batas waktu itu dapat
ditafsirkan secara hurufiah. Artinya memang sebelum tenggelamnya
matahari, kemarahan itu harus dapat diatasi. Sebab menjelang manusia
tidur, biasanya tidak ada aktivitas yang dikerjakan. Saat-saat itu
amarah manusia dapat mendorong mereka merancangkan sesuatu yang jahat
dalam pikiran mereka. Bukankah kejahatan yang kita rancang kepada orang
lain adalah ketika kita berada di tempat tidur ? Bukankah iblis juga
ikut memegang andil besar dalam membantu manusia merancangkan dosa ?
Saat kita marah yang tidak terkendali, iblis sudah mengincar di pintu
hati kita.</div>
<div class="p1">
Tidak semua marah berarti negatif. Misalkan anak kita
melakukan kesalahan, kita perlu marah supaya mereka tahu bahwa mereka
salah. Allah juga dapat marah. Tetapi kemarahan-Nya adalah kemarahan
yang kudus - tidak dapat disamakan dengan kemarahan manusia.</div>
Apakah kita menyimpan <em>kemarahan</em> yang terpendam selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun? <em>Kemarahan</em> seperti itu dapat "berkerak" menjadi akar kepahitan (kebencian). Seperti yang tertulis dalam Mazmur 37:8 <em>“</em><span class="s1"><em>Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.”</em> </span>Kadang
lebih sukar mengendalikan kemarahan dari pada mengendalikan kuda liar.
Oleh sebab itu bereskan semuanya itu di hadirat Tuhan ! <em>Amin.</em> <b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-31609833346083484452017-02-13T16:58:00.002+07:002017-02-13T16:58:31.720+07:00Bertekunlah Di Dalam Tuhan<h2>
Bertekunlah Di Dalam Tuhan
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…." (Ibrani 12:2)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Kalau kita merenungkan peristiwa yang dialami
oleh Ayub, maka hal tersebut akan menjadi pembelajaran dalam kehidupan
kita sebagai anak-anak Tuhan. Dimana semua keluh-kesah dan penderitaan
yang Ayub alami, seperti tidak ada artinya bila dibandingkan dengan
pemulihan yang Allah berikan kepadanya. Namun untuk mencapai semuanya
itu dibutuhkan sebuah ketekunan untuk tetap bertahan di jalan Tuhan.
Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang diterjemahkan dengan <strong>bertekun/sabar</strong>, yaitu <em>hypomone</em> dan <em>makrothymia</em>. Tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda. <em>Hypomone</em> berarti suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian atau penderitaan. Sedangkan <em>makrothymia </em>berarti suatu sikap untuk menghargai atau memberi keluasan kepada orang lain (tidak tergesa-gesa bertindak). Contoh kata <em>makrothymia</em> adalah 2 Petrus 3:15, "<em>Anggaplah </em><strong><em>kesabaran</em></strong><em> (makrothymia) Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat</em>….". Sedangkan kata "bertekun" pada Yakobus 5:11 adalah <em>hypomone </em>yang
merupakan suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian. Memang, tidak
ada yang menyenangkan saat ujian berlangsung. Tak ada manusia yang
menyukai penderitaan dalam setiap ujian hidup manusia. Tetapi inilah
cara Allah membentuk anak-anak-Nya. </div>
<div class="p3">
Penulis Ibrani mengisyaratkan bahwa setiap anak Tuhan, mau
atau tidak mau, semuanya harus terjun dalam pertandingan iman. Di dalam
pertandingan ini, ketekunan adalah syarat utama bila kita ingin
menyeleseikan pertandingan iman itu dengan baik, seperti yang tertulis
dalam Ibrani 12:1 "….<em>dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita</em>". Sedangkan pada ayat 2 memberikan kunci bagi keberhasilan ketekunan kita<em>, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus</em>….".
Ketekunan yang bertahan hingga finish adalah kedisiplinan dan terus
memandang kepada Yesus. Mengapa banyak orang Kristen gagal menjalani
kehidupan ini? Penyebabnya adalah karena mata mereka tidak lagi
memandang kepada Yesus. Mereka mengalihkan pandangan mereka kepada
manusia atau dunia ini. Saat persoalan melanda, mereka terburu-buru
mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak lagi mendengar doa mereka saat
mereka berseru-seru. Mereka tidak sabar menunggu jawaban Allah. Oleh
sebab itu apapun yang terjadi dalam hidup ini, persoalan apapun yang
sedang kita hadapi atau seberat apapun persoalan kita, biarlah Yesus
saja yang menjadi alasan kita untuk tetap bertahan menjalani kehidupan
ini ! Dan ketekunan adalah modal utama untuk mencapai pemulihan. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-2951310012545378232017-02-06T15:11:00.001+07:002017-02-06T15:11:02.335+07:00Duduk Bersama Kristus<h2>
Duduk Bersama Kristus
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"dan di
dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan
tempat bersama-sama dengan Dia di sorga" (Efesus 2:6).</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Inilah rahasia besar yang harus diketahui oleh
semua orang kudus-Nya bahwa Allah menempatkan gereja-Nya pada posisi
yang istimewa. Allah menyatakan melalui Rasul Paulus: "<em>dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga</em>"
(Efesus 2:6). Ayat ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah
telah melakukannya. Allah telah menempatkan gereja bersama-sama dengan
Kristus. Allah tidak melakukannya nanti atau setelah dunia kiamat.
Tetapi sekarang ini<strong>, </strong>orang percaya sedang duduk bersama-sama dengan Kristus. </div>
<div class="p3">
Kita harus tahu bahwa kematian, kebangkitan, dan kenaikan
Yesus Kristus ke sorga telah meluluhlantakkan penguasa dunia dan "para
kroninya". Iblis telah dikalahkan! "<em>Ia</em> <em>telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa</em> <em>dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka</em>"
(Kolose 2:15). Iblis takut dan gemetar dengan berita salib. Kematian
Yesus di kayu salib adalah awal petaka setan. Ia mengira telah
mengalahkan Anak Allah. Dan ketika Yesus bangkit dari kematian, ketika
terdengar sorakan sukacita di sorga, teriakan gembira penghuni kerajaan
kegelapan berubah menjadi ratapan. Yesus telah menang!</div>
<div class="p3">
Kemenangan Kristus inilah yang telah didelegasikan kepada
gereja-Nya. Ia memberikan kuasa atau otoritas kepada gereja untuk
menginjak ular dan kalajengking (Lukas 10:19). Kemenangan telah menjadi
milik gereja-Nya. Sayangnya, banyak anak Tuhan yang tidak mengerti
kebenaran ini, sehingga mereka menganggap perlu untuk berperang melawan
iblis. Kita memang harus waspada terhadap tipu daya iblis. Tetapi
perjuangan yang kita kenal bukanlah berperang dalam arti untuk
menentukan siapakah yang menang.</div>
<div class="p3">
Allah telah meninggikan gereja-Nya. Dengan mendudukkan
gereja bersama-sama dengan Kristus, mengisyaratkan bahwa otoritas Allah
telah menjadi milik orang benar. Bahkan dengan berani Yohanes berkata: "<em>Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah</em>"
(1 Yohanes 5:5) ? Inilah jaminan kemenangan kita yaitu iman kita !.
Oleh sebab itu, janganlah takut dan gentar dalam menjalani hidup ini
sebab Allah telah menyediakan kemenangan atas kita, amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-33907331446587180872017-01-30T22:21:00.001+07:002017-01-30T22:21:36.006+07:00Mempercantik Manusia Batiniah<h2>
Mempercantik Manusia Batiniah
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong><strong>Semua
yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliannya seperti bunga
rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan
tetap salama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada
kamu (1 Petrus 1:24, 25)</strong></strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Kata ”mempercantik” dalam judul di atas bukan
semata-mata menyangkut hal gender tertentu, melainkan adanya usaha
mendandani manusia batiniah kita supaya berkenan kepada Allah. Karena
segala sesuatu ada waktunya, berkenaan keadaan dalam dunia ini sifatnya
hanya sementara, termasuk kehidupan kita. Walaupun demikian, tidak
semua orang bisa menerima kenyataan tersebut. Hal ini telah terbukti;
contohnya manusia berupaya untuk mengulur-ulur proses penuaan. Berbagai
kosmetik maupun teknologi kedokteran menawarkan berbagai cara untuk
menunda penuaan. Tapi sampai kapan dapat ditunda ? Takdir tidak bisa
dielakkan bahwa semua manusia akan menjadi tua dan akhirnya mati. Tidak
salah jika Petrus mengutip perkataan nabi Yesaya<em>: "Semua yang hidup
adalah seperti rumput dan segala kemuliannya seperti bunga rumput,
rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap
salama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu</em>"
(1 Petrus 1:24, 25). Firman Tuhan adalah kekal! Dan Injil yang
disampaikan melalui pemberitaan firman membawa kekekalan bagi semua
orang yang percaya kepada Yesus. </div>
<div class="p4">
Rasul Paulus adalah orang yang tidak takut dengan penuaan,
hal ini tersirat dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Meskipun
secara lahiriah tubuhnya semakin lemah karena digerogoti usia tua,
tetapi manusia batiniah (roh)-nya semakin dibaharui dari sehari ke
sehari (2 Korintus 4:16). Manusia rohaninya semakin perkasa di dalam
Tuhan. Inilah kondisi normal setiap orang benar dan ini merupakan
ciri-ciri orang yang berhasil mengembangkan persekutuan dengan Tuhan. </div>
<div class="p4">
Apakah kita tidak puas dengan keadaan tubuh jasmani kita
saat ini ? sampai kita mengkosumsi makanan suplemen untuk menunda proses
penuaan? Pada dasarnya, tidak ada larangan kita melakukan hal-hal itu,
tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang menjadi motivasi kita?<strong> Apakah kerinduan kita "mempercantik" rohani kita melebihi jasmani kita</strong>?
Bukankah manusia rohani kita akan kembali kepada Tuhan, sedangkan
manusia jasmani kita kembali ke tanah? Belajarlah puas dengan keadaan
kita dan utamakan untuk "mempercantik" manusia batiniah kita ! Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-69422229381644125962017-01-22T20:07:00.003+07:002017-01-22T20:07:21.579+07:00Jangan Keraskan Hatimu !<h2>
Jangan Keraskan Hatimu !
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"….<em>jangan
ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya
dosa…..Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan
hatimu seperti dalam kegeraman"</em> (Ibrani 3:13, 15)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Bangsa Israel adalah bangsa yang terkenal
dengan bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, dan berkepala batu
(Keluaran 32:9; Yesaya 48:4). Berkali-kali Tuhan bermaksud memimpin
mereka dalam kebenaran, tetapi mereka selalu menyimpang. Mereka telah
lama hidup dalam perbudakan, bahkan mereka mulai kurang mengenal jati
diri mereka. Ketika Allah mengeluaran mereka dari tanah perbudakan,
mereka justru curiga bahwa Tuhan hanya akan membinasakan mereka di
padang gurun. Mereka lebih memilih hidup dalam perbudakan daripada
menjadi orang yang merdeka; hal ini tampak dari segala keluh kesah
mereka yang disampaikan kepada Musa (Bilangan 11:5).</div>
<div class="p1">
Firman Tuhan berkata: "….<em>jangan ada di antara kamu
yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa…..Pada hari ini, jika
kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam
kegeraman</em>" (Ibrani 3:13, 15). Tegar hati adalah perkara yang jahat
di mata Tuhan. Orang yang tegar hati, keras kepala, dan berkepala batu
adalah orang yang sulit atau tidak bisa diajak bicara. Orang demikian
bila sedang berjalan ke arah barat, maka sulit sekali mengubahnya ke
timur. Suara hatinya telah menjadi tumpul sehingga suara Allah tidak
terdengar lagi. Ataupun terdengar, tapi dianggap angin yang dibiarkan
berlalu begitu saja. </div>
<div class="p1">
Dosa adalah sebab utama mengapa banyak anak Tuhan hidup
dalam ketegaran hati. Orang yang diperingati untuk tidak berbuat dosa
tapi terus melakukannya, hatinya akan menjadi tumpul dan lama-kelamaan
mengeras seperti batu. Mereka mulai mengajak beradu argumentasi dengan
Tuhan. Dan mereka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan, misalnya kumpul kebo dianggapnya kemajuan zaman atau korupsi
dianggapnya sebagai kebudayaan bahkan memukul isteri dianggapnya sebagai
sesuatu yang wajar. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa
dinasihati. Meskipun mereka pernah mendengar suara lembut dalam hatinya
yang menegur saat berbuat salah ? mereka mengabaikan peringatan
tersebut. Oleh sebab itu, apabila suara hatimu berbicara untuk tidak
melakukan hal yang jahat maka Jangan abaikan peringatan seperti itu !
Mengabaikan sekali saja, cukup untuk mengundang dosa-dosa lainnya.
Bertobatlah dan lembutkan hati kita supaya suara-Nya kembali terdengar !
dan kita pasti selamat. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-6558199055427718452017-01-22T20:07:00.000+07:002017-01-22T20:07:07.304+07:00Jagalah Hatimu!<h2>
Jagalah Hatimu!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong><em>Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau </em></strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong>(Mazmur 119:11)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Firman Tuhan telah menasehatkan : jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan
(Amsal 4:23). Lalu, bagaimanakah caranya menjaga hati dari “polusi”
dunia ? Daud berkata: "<em>Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau</em>"
(Mazmur 119:11). Mengisi hati dengan firman adalah cara untuk menjaga
hati supaya tetap bersih. Iblis tahu kebenaran ini. Ia tahu di mana
tempatnya firman. Karena itulah, dia berusaha mati-matian untuk dapat
mencuri firman dari hati-hati orang benar! "….<em>iblis lalu mengambil firman dari hati mereka</em>…."
(Lukas 8:12). Inilah masalah yang timbul bagi banyak orang Kristen.
Mereka menyerap firman, tetapi juga mengizinkan iblis mencuri firman
Allah.</div>
<div class="p3">
Sebelum manusia jatuh di dalam dosa, “hati” adalah sesuatu
yang kudus. Tetapi ia menjadi tercemar ketika dosa masuk. Hati manusia
cenderung berbuat dosa. Hati adalah sumber kejahatan manusia: "<em>Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat</em>"
(Matius 15:18). Tuhan tahu betapa rusaknya hati manusia. Begitu parah
kerusakannya, sehingga hati tidak dapat "direparasi" lagi. Selama
manusia masih mempunyai hati yang diturunkan dari manusia pertama, ia
tidak dapat sinkron dengan hukum Allah. Tidak ada cara lain bagi Allah
kecuali menggantinya dengan yang baru. Tahukah kita bahwa ada tiga hal
yang terjadi selama proses kelahiran kembali ? Firman-Nya berkata: "<em>Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu…...rohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu</em>…."
(Yehezkiel 36:26-27). Oleh sebab itu firman Tuhan memperingatkan supaya
kita menjaga hati. Bila hati kita mulai dihinggapi iri dengki,
percabulan, tamak, dan sebagainya, waspadalah, karena hati kita mulai
tercemar. Jangan kotori hati baru kita dengan dosa. Berdoalah seperti
Paulus agar Allah menjadikan mata hati kita terang untuk mengerti
perkara-perkara Ilahi. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-20072222848501018792017-01-08T17:16:00.001+07:002017-01-08T17:16:14.608+07:00Misteri Ilahi<h2>
Misteri Ilahi
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Tuanku
apakah akhir dari segala hal ini?" Tetapi ia menjawab: "…..firman ini
akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman…. (Daniel
12:8, 9). </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Allah tidak menyingkapkan semua rahasia-Nya
kepada makhluk-Nya, karena hal itu merupakan bagian dari kedaulatan
Allah. Seperti halnya Daniel ketika mendapatkan suatu rahasia tentang
akhir jaman, ia sempat bertanya : "<em>Tuanku apakah akhir dari segala
hal ini?" Tetapi ia menjawab: "…..firman ini akan tinggal tersembunyi
dan termeterai sampai akhir zaman…</em>." (Daniel 12:8, 9). Allah tidak
menyingkapkan semua rahasia kepada Daniel, karena sebagian firman lagi
akan Allah singkapkan pada akhir zaman.</div>
<div class="p3">
Kristus adalah rahasia atau misteri terbesar yang Allah
telah ungkapkan kepada umat manusia (Roma 16:25). Sampai Abraham, Musa,
Yesaya, dan nabi-nabi lain juga bertanya-tanya, siapakah penyelamat umat
manusia yang akan Allah kirim ke dunia ? Yesus adalah jawabannya -
Allah yang menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (1 Timotius 3:16).
Kehidupan kita juga dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum
terjawab. Sehingga timbul pertanya dalam hati manusia <em>“mengapa hal
ini terjadi menimpa kami, Tuhan ? mengapa Engkau izinkan kami menderita?
mengapa kami harus dijarah? mengapa ? dan mengapa ?.”</em> Ada kalanya
jawaban itu datang saat itu juga. Atau kadang-kadang baru beberapa
hari, minggu, bulan, tahun, bahkan tidak sedikit hanya tinggal sebuah
misteri! Satu prinsip yang harus dicamkan adalah: Allah tidak pernah
berbuat salah! Satu kesalahan saja yang pernah Ia buat, cukup
membatalkan-Nya sebagai Allah semesta alam. Namun banyak orang Kristen
menyalahkan Tuhan karena beberapa hal. Ada yang mengatakan Tuhan itu
tidak adil, tidak perhatian, tidak perduli, dsb. Bukankah dengan
menyalahkan Tuhan berarti kita meragukan bahwa Dia adalah Tuhan semesta
alam? Bertobatlah dan cabut perkataan yang meragukan bahwa Dia adalah
Allah!</div>
<div class="p3">
Ada beberapa alasan mengapa Tuhan tidak menjawab pertanyaan kita. <strong>Pertama</strong>, karena telinga rohani kita telah menjadi tumpul sehingga kita tidak mendengar suara Allah. Dan yang <strong>kedua</strong>, karena memang Allah merahasiakannya, sebab merahasiakan sesuatu adalah kemuliaan-Nya (Amsal 25:2).</div>
<div class="p3">
Bila kita menyimpan banyak pertanyaan yang belum terjawab, <strong>ubahlah pertanyaan itu menjadi ucapan syukur kepada-Nya</strong>.
Sebab iblis dapat memakai pertanyaan yang belum terjawab itu menjadi
bumerang bagi kita. Oleh sebab itu, tumbuh kembangkanlah imanmu sampai
kita hanya dapat berkata : Tuhan tidak dapat berbuat salah, karena
Dialah Allah yang sempurna, amin. </div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-49812821893075620712016-12-31T13:53:00.001+07:002016-12-31T13:53:52.547+07:00Terus Maju!<h2>
Terus Maju!
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>”Marilah
kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin
kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,
yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang
disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah.” </strong></div>
<div style="text-align: left;">
<strong>Ibrani 12:2, </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Saat ini kita memasuki tahun baru yaitu tahun
2017, dan tentunya akan menghadapi tantangan yang baru pula. Kalau kita
melihat keadaan dunia tidak semakin ramah, seperti yang kita saksikan
melalui berbagai media; baik media cetak maupun media elektronik. Namun
semuanya itu tidak akan menyurutkan semangat bagi orang-orang bergantung
sepenuhnya kepada Tuhan, sebab firmanNya berkata : <em>Orang-orang muda
menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi
orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah
(Yesaya 40:30-31)</em>. Memang, untuk dapat menjalani hidup ini tidak
mudah, karena dibutuhkan perjuangan dan keberanian untuk hidup dalam
kebenaran Allah; itulah harga yang harus kita bayar sebagai anak-anak
Allah. </div>
<div class="p3">
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam dunia banyak onak
dan duri, maksudnya bukan hanya penderitaan saja melainkan juga
kesenangan duniawi yang berusaha menyeret kita untuk jauh dari hadirat
Tuhan. Bukan berarti kita tidak boleh hidup bahagia dalam dunia ini,
tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah apa yang menjadi sumber
kebahagiaan kita ? apabila yang menjadi sumber kebahagiaan adalah dunia
ini maka kita tidak akan sanggup hidup menurut standart Allah.</div>
<div class="p3">
Tantangan boleh datang atau menghadang kita, namun biarlah
kita terus maju dengan mata yang tertuju pada Kristus, seperti yang
tertulis dalam Ibrani 12:2, <em>”Marilah kita melakukannya dengan mata
yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang
membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan
kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia,
yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”</em> Dengan demikian
kita akan disebut sebagai umat lebih dari pemenang, selama kita mau
berjuang sampai mencapai kesempurnaan. Oleh sebab itu, di tahun yang
baru ini kita terus maju dan jangan menoleh kebelakang, sebab kemenangan
dan keberhasilan sedang menanti kita, amin. </div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-26721688400707705972016-12-28T20:43:00.001+07:002016-12-28T20:43:35.706+07:00Sama Berharga Di Mata Tuhan<h2>
Sama Berharga Di Mata Tuhan
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas" (Yesaya 49:13)</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Saudara yang kekasih, ada banyak alasan yang
menyebabkan seseorang dikucilkan. Seorang yang miskin dikucilkan dari
teman-temannya yang kaya. Seorang yang bodoh, dikucilkan dari
teman-temannya yang pintar. Seorang yang cacat, dikucilkan dari
teman-temannya yang bertubuh normal. Apapun alasannya, pengucilan ini
menorehkan luka yang cukup dalam pada setiap hati. Dan tidak dapat
disangkal bahwa dunia menciptakan klasifikasi manusia. Sehingga
muncullah istilah-istilah "<em>the haves</em>" (si kaya) dan "<em>the haves-not</em>"
(si miskin), "kalangan atas" dan "kalangan bawah", si jenius dan si
bodoh, dsb. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan-perbedaan itu nyata.
Perbedaan-perbedaan yang terjadi ini tidak dapat dimanfaatkan sebagai
suatu keseimbangan yang saling melengkapi, tetapi justru dianggap
sebagai penghambat bagi sebagian orang.</div>
<div class="p1">
Dan celakanya, praktek klasifikasi ini terjadi pada
lingkungan sebagian gereja Tuhan. Yakobus pernah mengecam orang Kristen
pada zaman itu karena membuat pembedaan-pembedaan - si kaya lebih
dihormati daripada si miskin (Yakobus 2:1-4). Dan perlu diketahui bahwa
di dalam gereja tidak ada klasifikasi status, sosial, kedudukan, ras,
atau apa saja, sebab semuanya sudah disatukan di dalam Tuhan dan kita
semua sama dimata Tuhan. </div>
<div class="p3">
Mungkin saat ini kita sedang dikucilkan ? Apakah
teman-teman memusuhi kita ? Apakah keluarga kita juga sudah membuang
kita ? Kalau kita sudah bertindak benar, tetapi tetap dikucilkan karena
adanya sedikit perbedaan, maka janganlah engkau takut dan kecil hati, "<em>Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas</em>" (Yesaya 49:13). Bahkan digambarkan "<em>Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Tuhan akan menghibur kamu</em>…."
(Yesaya 66:13). Penghiburan dari Tuhan tidak seperti penghiburan yang
diberikan oleh dunia. Penghiburan dari dunia hanya sesaat, tetapi
penghiburan dari Tuhan memberikan kekuatan supaya kita dapat menanggung
segala sesuatu yang sedang kita hadapi. Ketika kita di dalam hadiratNya,
maka kasih Allah yang melingkupi kita terasa begitu damai, indah,
tenteram, dan nyaman. Oleh sebab itu, berbahagialah setiap kita yang
berada di dalam Tuhan sebab kita berharga di mata Tuhan, amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-78876141317251689292016-12-19T18:41:00.001+07:002016-12-19T18:41:54.802+07:00Dahsyatnya Allah Kita<h2>
Dahsyatnya Allah Kita
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"Seperti
tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu
dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yesaya 55:9). </strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Siapakah yang dapat memahami hakekat Allah ?
Tak ada satu makhlukpun yang dapat mengerti Allah dengan sempurna.
Seperti firman Tuhan katakan: "<em>Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu</em>"
(Yesaya 55:9). Pernahkah terlintas dalam pikiran kita bagaimana alam
semesta ini diciptakan ? Pernahkah berpikir bagaimana caranya matahari
setiap pagi bersinar menerangi bumi ? Atau apakah yang menopang dan
menggerakkan bumi sehingga dengan teratur ia berputar mengitari matahari
tanpa berbenturan dengan planet yang lain ? Kita dapat menyaksikan
hukum alam yang begitu sempurna dan serasi. Untuk dapat memahami karya
Allah tentang alam ini saja telah dibutuhkan waktu ratusan tahun
sehingga terwujudnya sebuah teori, itupun belum sempurna, apalagi
memahami pribadi Allah yang melebihi hasil karyaNya, tentunya hal itu
lebih mustahil. Namun oleh karena kasihNya yang besar Ia menyatakan
diriNya melalui kebenaran firman Allah.</div>
<div class="p3">
Sang Pencipta berbicara melalui rasul Paulus: "<em>Sebab
apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan
keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia
diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih</em>" (Roma 1:20). Alam
berbicara tentang kekuatan Allah. Hanya orang bodoh saja yang
mengatakan bahwa alam terjadi secara kebetulan, sehingga mereka tidak
mengakui adanya sang khalik. </div>
<div class="p3">
Padahal obrolan-obrolan anak kecil di sekitar kita
menjelaskan bagaimana mereka mengakui adanya suatu kekuatan besar yang
ada di jagad ini. Dengan kepolosan dan keluguan mereka mencerminkan
pengakuan mereka akan adanya Pribadi yang sangat dahsyat. Tidak semua
perkara-perkara Ilahi dapat kita mengerti. Firman Tuhan berkata: "<em>O,
alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak
terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami
jalan-jalan-Nya</em>" (Roma 11:33). Walaupun demikian, Allah rindu
memberitahukan perkara-perkara yang Ia dapat beritahukan. Oleh sebab itu
perlu dicamkan bahwaDia adalah Allah Yang Sempurna, Allah Yang
Mahakuasa dan Allah yang dahsyat !. Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3049337492256533224.post-22329131437935590752016-12-11T16:40:00.001+07:002016-12-11T16:40:32.427+07:00Jadilah Terang !<h2>
Jadilah Terang !
</h2>
<div class="col-sm-4">
<div class="typography-article">
<div class="sm ayat-renungan">
<strong><div style="text-align: left;">
<strong>"….Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12).</strong></div>
</strong>
</div>
</div>
</div>
<div class="p1">
Apabila kita membaca dalam Perjanjian Baru, telah ditegaskan bahwa "….<em>Allah adalah terang</em>…" (1 Yohanes 1:5). Dan Yesus juga berkata: "….<em>Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup</em>"
(Yohanes 8:12). Dengan demikian, ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus
maka Ia melepaskan kita dari kegelapan ke dalam terangNya yang ajaib,
seperti yang tertulis dalam Kolose 1:13 : "<em>Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih</em>". </div>
<div class="p3">
Saudara, bukankah hal ini merupakan sesuatu yang luar
biasa ? Kita telah berpindah dari kerajaan kegelapan dengan iblis
sebagai bapa kita, kini kita telah masuk kedalam lingkungan Kerajaan
Allah, kerajaan terang, dimana Allah menjadi Bapa kita. Karena itulah
kita disebut anak-anak terang (Efesus 5:8).</div>
<div class="p3">
Sebagai anak-anak terang, ada tanggung jawab yang harus
kita kerjakan. Kita harus menjadi terang bagi dunia ini (Matius
5:14-16). Tapi ada beberapa hal yang membuat terang kita menjadi redup:</div>
<div class="p3">
<strong>Pertama</strong>, bila kita tidak menghasilkan
buah-buah pertobatan - tidak ada perbuatan baik yang dapat kita
tunjukkan kepada dunia (Matius 5:16). Menjadi terang berarti menjadi
berkat bagi orang lain. Terang ini akan membawa dampak positif bagi
dunia. </div>
<div class="p3">
<strong>Kedua</strong>, bila rohani kita tertidur alias
loyo. Dalam keadaan demikian, Tuhan memerintahkan kita untuk bangun dari
tidur, supaya terang-Nya bercahaya (Efesus 5:14). Jangan anggap
kelemahan rohani sebagai hal yang wajar, sebab akan mempengaruhi terang
redup kita.</div>
<div class="p3">
<strong>Ketiga</strong>, bila kita membenci saudara kita. Firman ini sangat jelas: "….<em>barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan</em>…."
(1 Yohanes 2:11). Masalah akar kepahitan masih banyak menghinggapi
orang Kristen. Pergumulkan hal ini, dan Roh Kudus pasti memberikan
kemampuan kepada kita untuk dapat mengampuni orang-orang yang telah
menyakiti kita. </div>
<div class="p3">
Terang adalah atribut orang benar, oleh sebab itu pertanggungjawabkan hidup kita sesuai dengan atribut itu ! Amin.</div>
<b>Sumber: <a href="http://www.bethanygraha.org/">http://www.bethanygraha.org</a></b> Vincent utomohttp://www.blogger.com/profile/00643676907482916586noreply@blogger.com0