18 Januari 2015

Menjadi Murid Yesus

Ayat bacaan : Lukas 9:23
“KataNya kepada mereka semua : Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Hal ini disampaikan oleh Tuhan Yesus sebagai syarat yang mendasar dalam mengikut Dia. Karena pada waktu itu banyak orang ingin mengikut Tuhan Yesus. Yang jelas alasannya adalah Tuhan Yesus pernah mengadakan mujizat yaitu lima ketul roti dan dua ekor ikan sanggup memberikan makan lima ribu orang. Namun Tuhan Yesus tidak puas hanya dengan pengikut yang banyak saja. Oleh karena itu Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya termsuk orang banyak, kataNya : “ barangsiapa yang mengikut aku harus menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari dan mengikut aku.” Jadi Tuhan mau supaya kita tidak berada pada level pengikut saja, yaitu dalam pengertian bahwa pengikut adalah orang yang hanya mencari berkat atau mujizatNya saja tetapi tidak mau ambil bagian dalam penderitaanNya. Tetapi Tuhan ingin supaya kita menjadi masuk dalam level seorang murid. Memang seorang pengikut tidak perlu banyak tuntutan, dan tidak dibutuhkan komunikasi pribadi, karena pengikut bersama-sama orang banyak. Tetapi untuk menjadi murid banyak tuntutan dan harus memiliki hubungan pribadi dengan gurunya yaitu Tuhan Yesus. Karena sudah jelas bahwa pengikut itu berbeda dengan murid, maka Tuhan inginkan supaya di tahun 2005 kita menjadi murid. Tetapi perlu juga kita pahami beberapa hal untuk menjadi murid Tuhan, sebab menjadi murid Tuhan berkaitan dengan :

1. Suatu Pilihan

Untuk menjadi murid memang tidak dapat dipaksa, karena hal ini merupakan hak kita untuk memilih atau dengan kata lain : menjadi murid adalah keputusan pribadi. Memang kita dapat memilih menjadi pengikut ataupun sebagai murid, tetapi biarlah kita memilih yang terbaik yaitu menjadi murid Tuhan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam mengambil suatu pilihan. Ilustrasi : ada seorang bapak yang suka koleksi berbagai macam lukisan termasuk anaknya juga. Suatu saat anaknya kena wajib militer. Bersamaan dengan jalannya waktu bapak ini ingin pada waktu natal dan tahun baru bersama anaknya. Ketika natal telah tiba, ada seorang pemuda datang dan ia menceritakan bahwa anaknya telah meninggal dunia saat menyelamatkan puluhan tentara, sedangkan anak bapak itu mati tertembak. Kemudian pemuda itu berkata : “salah satu tentara yang diselamatkan adalah saya.” Lalu pemuda itu memberikan sebuah gulungan yang ternyata adalah sebuah lukisan.
Rupanya pemuda itu juga mempunyai hobi melukis. Walaupun lukisannya tidak terlalu bagus, tetapi lukisan itu mengandung makna yang sangat dalam. Lukisan itu menceritakan tentang perjuangan anak bapak itu saat menyelamatkan puluhan tentara. Suatu saat bapak itu meninggal dunia, tetapi sebelumnya ia menuliskan sebuah surat wasiat yang berisi supaya lukisan-lukisan yang ia miliki untuk dilelang. Kemudian oleh juru lelang diadakan acara pelelangan akan lukisan-lukisan tersebut. Lukisan yang pertama dilelang adalah lukisan yang diberikan oleh pemuda yang diselamatkan dalam medan pertempuran. Tetapi tak satupun pengunjung mau untuk membelinya karena lukisannya tidak terlalu bagus dan apalagi tidak dibuat oleh seorang pelukis yang terkenal. Akhirnya ada salah satu pengunjung yang membelinya yaitu tetangga bapak yang memiliki lukisan itu. Namun ia hanya mampu membeli dengan harga sepuluh dolar karena hanya itulah uang yang ia miliki. Dan setelah dibeli maka acara lelang diakhiri. Tetapi semua pengunjung ribut dan merasa tidak puas dengan acara lelang itu karena lukisan yang bagus tidak dilelang. Kemudian juru lelang menjelaskan bahwa di dalam surat wasiat itu dituliskan : “barangsiapa membeli lukisan mengenai kisah perjuangan anaknya maka semua lukisan akan menjadi miliknya.” Dan setelah mendengar penjelasan juru lelang maka semua pengunjung menyesal, karena mengapa mereka tidak membeli lukisan yang pertama dilelang. Dari ilustrasi diatas memberikan gambaran mengenai kehidupan kita, yaitu mungkin ditahun yang baru ini kita sedang mengejar sesuatu, baik itu kekayaan, kedudukan, karir ataupun jodoh. Tetapi biarlah kita memilih untuk mengejar Yesus dan memilikinya, karena apabila kita memiliki Yesus maka kita akan mendapatkan segalanya seperti gambaran diatas.

2. Penyangkalan Diri.

Arti dari penyangkalan diri adalah kehendak Tuhanlah yang jadi. Kadang kita beranggapan bahwa kehendak kitalah yang bagus. Tetapi perlu kita ketahui bahwa kehendak Tuhanlah yang terbaik. Jadi pada saat kita menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan kehendak kita, maka kita menyerah pada kehendak Allah. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah : mengapa kita mau menyangkal diri dan memprioritaskan kehendak Tuhan yang jadi. Jawabannya I Korintus 6:19-20 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya lunas dibayar : Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” & 1 Petrus 1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” Memang menjadi murid Yesus kadang-kadang mengahadapi keadaan yang tidak baik, tetapi Tuhan mau supaya kita menyangkal diri dan tidak melakukan apa yang menjadi kehendak kita.

3. Pengabdian Diri

Setiap murid yang mengabdikan diri kepada Tuhan harus memikul salibnya setiap hari. Arti memikul salib itu adalah mengikuti kehendak Tuhan lebih dari yang lain. Tuhan mau supaya kita tidak memberontak dan mau memikul salib.

4. Tekad Yang Kuat

Biarlah ditahun yang baru ini kita memiliki tekad untuk melakukan kehendak Tuhan. Beberapa tekad yang harus kita miliki adalah :
Tekad untuk tetap tinggal dalam kehendak Allah “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya : Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (Yohanes 8:31).”
Tekad untuk hidup dalam kasih “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yohanes 13:35).”
Tekad untuk menghasilkan buah “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu (Yohanes 15:8).” Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Kasih Allah Diatas Segalanya

Mazmur 62:12-13 “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Diberitahukan disini bahwa Tuhanlah yang memiliki kuasa dan kasih. Tetapi kebanyakan diantara kita mengenal Tuhan itu hanya kuasaNya saja, tetapi tidak mengenal akan kasihNya. Padahal, keduanya adalah milik Tuhan, baik itu kasih maupun kuasa. Dan berapa banyak diantara kita yang hanya mengejar kuasaNya saja tanpa mengejar kasihNya. Hal inilah yang membuat kita mengalami depresi, yang berakhir pada keputusasaan. Sehingga muncul pertanyaan dalam hati kita : Mengapa jawaban dari Tuhan belum kunjung tiba, padahal aku sudah beriman kepadaNya ? atau timbul pertanyaan yang lain : Mengapa hidupku tidak mengalami perubahan, padahal aku sudah percaya dengan sungguh-sungguh ?. Inilah seputar pertanyaan-pertanyaan yang seringkali timbul dalam Kekristenan. Dan pertanyaan-pertanyaan ini tidak ditelaah maupun dikupas secara tuntas; sehingga hal ini membuat banyak orang Kristen termasuk kita menjadi bingung. Dan pada akhirnya, kita mulai menganggap bahwa kuasa Tuhan tidak ada. Lalu siapakah yang salah ?.
Sebagai jawaban yang umum adalah : Karena iman kita tidak sempurna atau karena dalam diri kita ada dosa. Dari jawaban yang umum tadi, maka muncul suatu pengajaran sebagai berikut : bahwa apabila iman kita sempurna, maka apa yang kita inginkan pasti Tuhan kabulkan. Memang, pengajaran tersebut tampaknya rohani, tetapi kalau kita telaah lebih jauh lagi maka akan muncul suatu kesimpulan bahwa Allah itu taat pada kita dan Tuhan tidak mempunyai kehendak, kerena kehendakNya dikendalikan oleh suatu subyek yaitu kita. Namun perlu kita sadari bahwa Allah itu bukanlah Allah yang hanya berorientasi pada iman, berkat dan mujizat, tetapi Dia adalah Allah yang penuh dengan kasih. Ada tiga kebenaran dari persoalan ini : 1. Allah akan bertindak oleh karena kasihNya Allah mau bergerak atau bertindak tidak hanya semata-mata oleh karena ada atau tidak adanya iman kita, tetapi oleh karena kasihNya. Dan hal ini bukan berarti kita tidak boleh beriman, tetapi hal ini menunujukkan bahwa kasih Allah itu mengatasi dari segalanya. Karena secara tidak sadar, seringkali kita memiliki pemahaman bahwa apabila kita mempunyai iman, maka sama dengan kita memegang sebuah remoute control untuk menggerakkan sesuatu sesuai dengan keinginan kita; demikian tindakan kita terhadap Allah. Ilustrasi : Apabila ada seorang ayah melihat anaknya digigit anjing dan mendengar tangisan anaknya, maka sebagai seorang ayah tidak akan bertanya dahulu kepada anaknya : apakah kamu punya iman atau kepercayaan kepadaku ?. Hal yang demikian tentunya tidak akan terjadi, karena kita percaya bahwa ayah daripada anak itu akan segera menolong tanpa menunda-nunda.
Demikianlah Allah terhadap kita. Dia tidak pernah mengulur-ulur untuk menolong kita sebab kasihNya luar biasa. Oleh sebab itu biarlah kita tidak bermegah oleh karena kemampuan atau sesuatu yang kita miliki tetapi kita bermegah oleh karena kasihNya, seperti yang tertulis dalam Yeremia 9:24 “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Dan kebenaran ini harus kita mengerti, karena apabila kita mengerti akan kebenaran ini maka maka damai sejahtera Allah akan semakin besar lagi untuk menguasai hidup kita (Mazmur 103:8) 2. Kasih Allah Itu Kokoh. Kasih Allah itu tidak dapat digoyahkan oleh apapun juga. Misalnya, kehidupan kita sehari-hari; yaitu : apa yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang positif dan bukan negatif. Maka dengan hal ini bukan berarti kita dapat mengubah kasih Allah atau mengatur Allah. Dan juga, bukan berarti bahwa kita tidak boleh mengucapkan kata-kata yang positif. Tetapi untuk membuktikan bahwa kasih Allah tidak pernah terpengaruh oleh suatu keadaan. Contoh : istri ayub, meskipun istri ayub mengeluarkan kata-kata yang menghujat tetapi dia tidak dihukum. Namun oleh kasih sayang Allah Ayubpun dipulihkan termasuk istrinya. Karena didalam Mazmur 130:3 “Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” 3. Kasih Allah Itu Kekal Untuk Selama-lamanya Meskipun kita mengaku dosa dan meninggalkannya, maka hal inipun tidak membuat Allah taat terhadap keinginan kita. Karena Dia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan kita yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).
Dan bukan berarti kita tidak boleh mengaku dan meninggalkan dosa kita, karena didalam 1 Yohanes 1:9 dijelaskan bahwa apabila kita mengaku dosa kita maka Ia akan mengampuni segala dosa kita. Tetapi yang dimaksud dari keterangan ini adalah untuk menyatakan bahwa kasih Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi, sekali lagi ditegaskan bahwa penjelasan di atas bukan berarti kita tidak perlu beriman, mengucapkan kata-kata positif maupun mengaku dosa dan meninggalkannya, tetapi untuk memperjelas bahwa kasih Allah itu sungguh luar biasa, seperti yang terlulis dalam Mazmur 103:10-13 “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

4 Januari 2015

Berharga Dimata Tuhan

Ayat Bacaan : I Petrus 1:3-8

Apabila ada sesuatu yang sangat dilindungi, tentunya hal tersebut merupakan sesuatu yang berharga. Misalnya seseorang memiliki perhiasan yang cukup mahal, pasti orang tersebut merawat atau melindungi cukup extra hati-hati. Demikian halnya dengan kehidupan kita juga mendapat perlindungan yang luar biasa dari Tuhan karena kita memiliki nilai yang cukup tinggi dihadapanNya. Namun berapa banyak orang yang melecehkan nilai kehidupan yang telah dikaruniakan Tuhan. Mereka menyamakan nilai kehidupan manusia seperti nilai kehidupan binatang yaitu melalui kepercayaannya terhadap horoskop maupun sio. Tetapi bagi kita yang telah mengalami kelahiran baru harus mengubah pola pikir kita, bahwa kita adalah ciptaan yang paling sempurna dan berharga diantara semua ciptaanNya. Tetapi kalau kita perhatikan faktanya seperti yang biasa kita lihat melalui media masa, baik itu media elektronik maupun media cetak, maka kita akan melihat bahwa manusia seolah-olah tidak memiliki nilai lagi, karena manusia sekarang terlalu mudah untuk menghilangkan nyawa sesamanya.
Contohnya : hanya masalah rasa cemburu yang tidak beralasan, mereka tega membunuh temannya sendiri, atau karena diejek oleh temannya dan merasa dirinya dilecehkan maka ia tega membunuh orang yang mengejeknya. Dan masih banyak peristiwa lain semacam itu masih berlangsung hingga saat ini. Dari contoh-contoh diatas telah menunjukkan bahwa pada akhir zaman citra diri manusia semakin merosot, tetapi sebagai umat pilihan Tuhan harus tetap menyadari bahwa diri kita adalah manusia yang berharga oleh karena kuasa Yesus. Di dalam I Korintus 6:20 telah dikatakan : “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar yaitu dengan darah Kristus, maka kita berkenan menghadap tahta Allah. Selain itu, Tuhan juga memberikan meterai atas hidup kita yaitu RohNya yang kudus. Apabila kita sudah menyandang sebagai orang yang sudah ditebus dan dimeteraikan dengan RohNya yang kudus, maka jangan sekali-kali kita melecehkan akan karunia Allah. Seperti hal yang telah kita ketahui, ketika Yesus datang ke bait Allah. Disana banyak orang yang mengadakan transaksi jual-beli dan aktifitas lainnya yang tidak selayaknya dilakukan di bait Allah. Dan sebagai akibat tindakan orang banyak tersebut, maka Tuhan menjadi marah. Semua barang-barang yang ada disana dijungkir balikkan.
Dan ketika peristiwa itu terjadi maka murid-murid Tuhan teringat dengan apa yang telah dikatakan firman Tuhan yaitu “cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku” (Yohanes 2:17). Selain daripada itu, kita harus tahu bahwa keberadaan Roh Allah bukan sekedar pribadi Allah, tetapi memiliki nilai yang sangat mahal. Seperti yang tercantum dalam II Korintus 4:7 yang berbunyi : “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Oleh sebab itu, kita tidak punya alasan untuk bersungut-sunggut, atau kecil hati terhadap apa yang sedang kita alami saat ini. Karena didalam diri kita sebenarnya ada kekuatan yang luar biasa yang membuat kita mampu untuk menghadapi pergumulan hidup. Tetapi seringkali kali kita kurang menyadari bahwa kekuatan itu masih berlangsung sampai hari ini. Dan saat ini firman Tuhan mengingatkan kepada kita sekali lagi bahwa : kita adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kita memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” (I Petrus 2:9) Berdasarkan ayat diatas, yang menyebutkan bahwa kita adalah imam dan raja. Dalam sejarah Alkitab kita ketahui bahwa imam itu dilindungi oleh Tuhan secara khusus yaitu melalui perantaraan melaikatNya.
Misalnya : ketika Elisa dikepung oleh ribuan musuh, ia tidak takut sama sekali karena Elisa telah melihat ribuan malaikat sedang membentengi dia; sedangkan Gehazi yaitu hamba Elisa merasa sangat ketakutan. Tetapi pada akhirnya Elisa berdoa supaya Gehazi melihat seperti yang Elisa lihat. Selain seorang imam mendapat perlindungan dari Tuhan, rajapun juga mendapat perlindungan dari Tuhan. Yang menjadi pernyataan sekarang adalah : Mengapa Allah begitu memperhatikan kita sedemikian rupa ? Jawabannya adalah : karena kita adalah biji mata Allah. Seperti yang diungkapkan oleh raja Daud dalam Mazmur 17:8 “Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu” Mengapa Daud mengungkapkan hal ini dalam doanya ? Karena ia mengerti bahwa dia biji mata Allah sangat berharga dimata Tuhan.
Dan apa akibatnya jika ada orang mengusik umat pilihan Tuhan ? mereka akan berurusan dengan Tuhan. Karena didalam Zakharia 2:8b disebutkan bahwa “siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mataNya.” Seperti halnya bangsa Israel ketika berada di Mesir sebagai budak dan mengalami perlakuan yang tidak seharusnya dialami oleh bangsa Israel. Sehingga bangsa Israel memiliki image yang rendah, tetapi oleh kasih karunia Allah mereka dibawa keluar dari tanah perbudakan melalui pimpinan daripada Musa. Waktu mereka keluar dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan; mereka harus melintasi padang gurun, sedangkan jumlah mereka sangat banyak yaitu kurang lebih tiga juta orang. Tetapi Allah memberi kemampun kepada Musa untuk memimpin mereka yang begitu banyak jumlahnya. Pada saat mereka sampai di tanah perjanjian, mereka diberkati secara luar biasa. Dan sebagai klimaks dari kisah ini yaitu pada zaman Salomo. Namun Salomo tidak tahan diberkati secara berlimpah-limpah. Buktinya Salomo memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik. Dan pada suatu saat bangsa Israel dijajah kembali oleh bangsa Babel.
Memang, secara fisik bahwa hidup ini sangat membosankan, tetapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangat memperhatikan hidup kita karena kita telah ditetapkan untuk menjadi milikNya seperti yang tertulis dalam Ulangan 32:9 “Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.” Dan juga kita tahu bahwa ketika orang Israel berjalan melintasi padang pasir, Allah juga memeliharanya. Pada siang hari mereka dilindungi oleh tiang awan sehingga mereka tidak kepanasan dan pada waktu malam hari mereka dilindungi oleh tiang api sehingga mereka tidak kedinginan. Tetapi mereka menganggap bahwa perlindungan Allah adalah sesuatu yang biasa. Padahal perlindungan Allah adalah luar biasa. Apabila kita melecehkan perlindungan Tuhan, maka perlindungan atas hidup kita tidak ada. Oleh karena itu biarlah kita senantiasa mengucap syukur dan tetap menghormati akan pemeliharaanNya karena kita sangat berharga dihadapanNya.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Tuhan Membuka Jalan

Ayat Bacaan: Keluaran 14:15-31

Dari sekian banyak manusia apabila menghadapi jalan buntu, pada umumnya mereka cenderung mengandalkan kekuatan lain, baik itu kekuatan manusia atau kuasa kegelapan. Dan tidak sedikit pula mereka yang mulai putus asa. Hal yang demikian tidak hanya dialami atau dilakukan oleh orang dunia saja, tetapi sebagian juga dialami orang-orang yang mengaku dirinya anak Tuhan. Kali ini kita akan belajar dari pengalaman bangsa Israel. Tatkala bangsa Israel keluar dari Mesir untuk menuju kota Kanaan mereka benar-benar menghadapi jalan buntu, dimana sementara mereka dikejar oleh tentara firaun, sedangkan di depan mereka terbentang laut Teberau sedangkan kanan dan kiri terhimpit oleh gugusan gunung. Walaupun Israel memiliki arti Pangeran Allah dan bangsa ini adalah bangsa pilihan Allah, ternyata bangsa ini juga mengalami persoalan.
Ini berarti bahwa pengikut Kristus juga mengalami persoalan walaupun dalam wujud yang berbeda. Persoalan itu memang kenyataan, oleh karena itu jangan heran apabila kita menghadapi persoalan. Tuhan tidak pernah mengajarkan kita untuk lari dari persoalan, tetapi Tuhan mengajarkan kita untuk berani menghadapi persoalan, karena bersama Tuhan Yesus kita akan sanggup menghadapi masalah apapun juga, seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada jemaat di Filipi, katanya : “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Filipi 4:13 Saudara, apabila kita kembali pada kisah daripada bangsa Israel, maka kita akan menemukan beberapa kebenaran yang yang dapat kita gunakan sebagai pelajaran untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana saat itu orang Israel berada di padang gurun yang merupakan kehendak Tuhan. Anehnya, Tuhan yang menyuruh dan orang Israel taat, lalu mereka justru mengadapi persoalan. Kita menjadi orang percaya yang dipanggil dan taat di dalam Tuhan, ternyata banyak masalah yang harus kita hadapi. Kita percaya bahwa hidup kita ini ada ujiannya agar kita lebih meningkat lagi dalam kerohanian Untuk itu mari kita lihat reaksi orang Israel waktu menghadapi masalah dan sekaligus apa yang menjadi jalan keluarnya.

Pertama, Takut (Keluaran 14:10)

Saat bangsa Israel dikejar oleh tentara Firaun, mereka sangat ketakutan sebab tidak ada sesuatu hal yang dapat mereka lakukan. Sehingga pada akhirnya mereka harus berseru kepada Tuhan, dan Tuhan menyelamatkan mereka. Oleh sebab itu marilah kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan kita tidak perlu menunggu diri kita mengalami ketakutan untuk berseru kepada Tuhan. Tetapi carilah Tuhan selama Ia dapat ditemui, karena di dalam Tuhanlah kita akan mendapatkan kekuatan. Dan firman Tuhan berkata : ”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (II Timotius 1:7). Saat ini banyak orang yang dikuasai oleh ketakutan. Tetapi kita percaya bahwa Allah pasti membuka jalan untuk setiap masalah yang kita hadapi. Untuk itu janganlah takut, karena Allah pasti melakukan kebaikan untuk kita semua.

Kedua, Saling Menyalahkan (Keluaran 14:11)

Tindakan saling menyalahkan itu memang umum terjadi, dan itu telah dilakukan hampir oleh setiap orang; baik laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan. Orang yang saling menyalahkan saat menghadapi persoalan adalah orang yang tidak berani menghadapi kenyataan (pengecut). Dan sikap saling menyalahkan tidak akan membawa pada jalan keluar tetapi justru akan menambah masalah atau merugikan orang lain. Oleh sebab itu biarlah kita mulai saat ini berhenti untuk menyalahkan orang lain. Dan bagi para suami, berhentilah menyalahkan istri atau sebaliknya. Demikian juga orang tua jangan menyalahkan anak atau anak menyalahkan orang tua. Tetapi biarlah kita mencari kehendak Allah, karena Dia adalah penasehat yang ajaib. Dengan demikian kita akan menemukan jalan keluar seperti yang dikehendaki Tuhan.

Ketiga, Mengambil Keputusan Yang Keliru (Keluaran 14:12)

Orang Israel memiliki rencana untuk berbalik ke Mesir dengan mengatakan lebih baik menjadi budak daripada mati sia-sia di tempat pelarian. Banyak anak-anak Tuhan yang mengambil reaksi yang salah seperti bangsa Israel yang memutuskan untuk kembali pada hidup yang lama yaitu dengan maksud kembali ke Mesir. Hal ini juga dialami oleh murid-murid Yesus, yaitu setelah Yesus disalib mereka mengambil keputusan untuk kembali menjadi seorang penjala ikan. Saudara, janganlah kita mengambil langkah keliru seperti ini karena hal yang demikian merupakan langkah yang fatal. Terkadang Tuhan mengijinkan persoalan itu menimpa dalam kehidupan kita. Namun bukan berarti Tuhan itu tidak sayang atau kejam terhadap kita, tetapi sebenarnya Tuhan sedang merindukan iman kita semakin berakar di dalam dia. Firman Tuhan berkata : ”Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2:7). Dengan demikian, pada waktu yang Tuhan tetapkan, kita akan mendapati hasil, dan hasil yang dari Tuhan akan diberikan kepada kita lebih besar dari yang lainnya. Janganlah kita mau ditipu oleh pikiran kita yang mengatakan, “percuma kita melayani toh tidak ada perubahan dalam hidup kita.” Kita percaya bahwa pada waktunya kita akan menuai dengan berlimpah-limpah. Oleh sebab itu, waktu yang masih ada mari kita pakai untuk pekerjaan Tuhan. Jerih lelah kita dalam pekerjaan Tuhan tidak sia-sia. Apapun persoalan yang kita hadapi, berjanjilah bahwa kita tidak kembali kepada kehidupan lama dan tidak akan meninggalkan Tuhan.
Pada waktu situasi nampak tidak mungkin, marilah mengambil langkah seperti yang dimiliki oleh Musa yaitu : Pertama, harus memiliki keyakinan (Keluaran 14:13). Kedua, ketaatan (Keluaran 14:15). Ketiga, pengalaman pribadi (Keluaran 15:1), maka Tuhan akan membuat jalan saat kita tidak ada jalan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification