31 Juli 2014

Rahasia Menantikan Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Habakuk 2:1-5
Aku mau berdiri di tempat pengintaianku   dan berdiri tegak di menara,  aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya  kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.  Lalu TUHAN menjawab aku, demikian:
"Tuliskanlah   penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.  Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya  ,   tetapi ia bersegera menuju kesudahannya   dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.
Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar   itu akan hidup oleh percayanya  Orang sombong   dan khianat dia yang melagak,  tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya."
Pada saat bangsa Israel berada dalam kesesakan, Habakuk selaku seorang nabi telah menjadi perantara antara Tuhan dengan bangsa Israel, dan ia berkata : ”Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, akau mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankanNya kepadaku, dan apa yang akan dijawabNya atas pengaduanku.” Ia senantiasa menantikan firman Tuhan dan jawaban Tuhan untuk dapat disampaikan kepada bangsa Israel agar hati bangsa Israel tetap kuat dalam menghadapi pergumulan yang sedang terjadi.

Saudara, arti dari kalimat “berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara” adalah ia membawa segala pergumulan dan menantikan Tuhan dalam doa. Ia berusaha mencari wajah Tuhan dan kehendakNya lewat doa. Habakuk tidak jemu-jemu dalam menantikan jawaban Tuhan sebab ia telah menerima segala janji Tuhan, dan ia yakin apabila Tuhan berjanji pasti akan digenapi, seperti yang tertulis dalam II Petrus 3:9, ”Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”

Lalu, bagaimana dengan kita, apakah kita saat ini sedang menantikan jawaban dari Tuhan atas pergumulan kita ? Jika ya, marilah kita naik ke “menara doa” yaitu masuk dalam doa, sebab ketika kita menantikan Tuhan dalam doa,maka kita akan mendapatkan tiga hal diantaranya :

1.Revelation (Wahyu)

Apabila kita membaca dalam I Korintus 12:1-11, maka kita akan temukan salah satu dari ketiga hal tersebut di atas. Pada ayat 3 dijelaskan bahwa seseorang dapat menyebut bahwa Yesus adalah Tuhan karena di dalam orang tersebut ada Roh Allah, dan orang yang mendapat karunia bernubuat  atau wahyu itupun oleh karena karunia Roh. Jadi betapa pentingnya seseorang mendapatkan wahyu dari Tuhan, karena wahyu merupakan firman yang langsung disampaikan melalui Roh Kudus.
Untuk itu apabila kita saat ini sedang dalam pergumulan, maka janganlah kita semakin menjauh dari Tuhan dan mulai mengandalkan kekuatan kita sendiri, sebab firman Tuhan menasehatkan, ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” (Yeremia 17:5). Tetapi justru kita semakin dekat dengan Tuhan untuk mendapatkan wahyu dari Tuhan. Dan orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Memang, sementara kita menunggu sangat dibutuhkan kesabaran. Sebab tanpa kesabaran seseorang tidak akan mendapatkan apa yang dirindukannya.

2. Wisdom (Hikmat)

Pada saat kita berdoa kepada Tuhan, maka kita akan mendapatkan hikmat. Dan hikmat yang kita dapatkan bukanlah hikmat yang dari dunia melainkan hikmat dari Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 2:6-9, ”Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. . . . . . ”

Lalu, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita telah menerima hikmat dari Tuhan. Saudara, ketika kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan maka di dalam diri kita ada Roh Allah. Dan apabila Roh Allah ada di dalam diri kita, maka kita akan memiliki pikiran Kristus, selain memiliki pikiran diri sendiri. Jikalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan melihat bahwa pada saat manusia mengajar manusia, maka itu pikiran manusia, sedangkan apabila Roh Allah ada di dalam hamba Tuhan, maka yang diajarkan oleh hamba Tuhan itu adalah pikiran Allah. Selanjutnya, apabila kita fokus kepada Tuhan dan mempersilahkan Roh Kudus berkuasa dalam kehidupan kita maka Roh Kudus itu akan memunculkan pikiran Allah, sehingga kita semua mendapat pikiran Allah / Wisdom (Hikmat). Itulah yang sulit diterima oleh orang dunia, sebab mereka tidak menerima Roh Allah. Oleh sebab itu, kita perlu banyak berdoa supaya kita semakin sensitif terhadap Roh Allah yang senantiasa memberikan input mengenai pikiran Allah. Dan tentunya pikiran Allah itu tidak dapat diterima dengan akal manusia, melainkan dapat diterima dengan iman.

3. Power (Kuasa)

Roh Allah itu bisa memunculkan kuasa dalam kehidupan kita, sehingga apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah dilihat oleh mata maupun timbul dalam hati kita akan disediakan bagi mereka yang mengasihi Dia. Pikiran Allah menciptakan iman yang dapat mengadakan mujizat. Pada permulaan tahun 2008, saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) berdoa dan Tuhan memunculkan dalam pikiran saya bahwa waktu ini adalah harvest time (masa penuaian). Hal ini dapat dilihat dari siklus yang telah kita alami mulai tahun 1977,1987, 1997 dan 2007. Dimana melalui siklus ini kita mendapatkan suatu pemahaman mengenai hukum tabur tuai. Dari sekian lama perjalanan dalam melayani Tuhan, Dia telah menunjukkan kuasaNya yang luar biasa yaitu kuasa yang tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan perlu kita perhatikan bahwa kita tidak dapat memaksakan masa penuaian itu, sebab tuaian kita tergantung dari apa yang kita tabur. Firman Tuhan itu datang dalam kehidupan kita namun belum nyata, tetapi Tuhan berjanji bahwa suatu hari pasti akan digenapi. Pada waktu kita menunggu jawaban dari  Tuhan, waktunya tidak akan berlambat-lambat seperti yang dialami oleh Habakuk ketika menantikan jawaban Tuhan. Pada waktu firman Tuhan memerintahkan saya (Pdt. A. Alex Tanuseputra) untuk mengambil proyek Menara Jakarta itu merupakan nubuatan, dan didalamnya ada hikmat dan kuasa yang bekerja dalam kehidupan saya. Saya menunggu lama terwujudnya Menara Jakarta.
Firman Tuhan akan dinyatakan meskipun hal itu mustahil untuk dikerjakan manusia. Pada waktu menunggu, saya senantiasa memperkatakan kata-kata iman. Memang orang yang tidak tahu telah menilai bahwa saya sombong. Dan itu merupakan ujian bagi saya. Sebab saya yakin bahwa orang benar akan melihat mujizat Tuhan. Saya harus hati-hati terhadap perkataan maupun tingkah laku saya. Demikian seperti yang saya alami dalam membangun Bethany Nginden, saya harus menantikan selama 13 tahun dengan berbagai pergumulan yang harus saya hadapi. Tetapi itu semua tidak menyurutkan semangat saya dalam melaksanakan perintah Tuhan, sebab saya yakin bahwa bersama Tuhan akan melakukan perkara-perkara yang besar. Memang kata-kata iman dengan kesombongan itu memang tipis. Tetapi kalau kita benar-benar berlaku tulus di hadapan Tuhan maka kita akan melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

20 Juli 2014

Berkenan Dan Dipuji Tuhan

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ibrani 11:5-6
Berkenaan dengan ayat bacaan di atas maka kita melihat keselamatan daripada Henokh merupakan keselamatan yang sempurna dimana ia diangkat hidup-hidup oleh Tuhan, namun sebelum ia diangkat, ia telah memperoleh kesaksian bahwa ia berkenan kepada Allah. Oleh karena itu, marilah kita mencontoh orang-orang yang mempunyai iman yang sempurna supaya kita mencapai target untuk keselamatan itu. Biarlah Henokh menjadi panutan untuk pertumbuhan iman kita.
Meskipun peristiwa Henokh terjadi dalam perjanjian lama, namun hal ini juga berlaku dalam perjanjian baru khususnya kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Kalau toh kita mati, maka kita akan dibangkitkan dan diangkat, dan seandainya kedatangan Tuhan yang kedua kali kita masih hidup maka kita akan diangkat hidup-hidup seperti Henokh terangkat, seperti yang tertulis dalam I Tesalonika 4:16-17, ”Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Tetapi sebelum Henokh terangkat ia mempunyai kesaksian yang hidup, dimana selama hidupnya ia berkenan kepada Allah. Demikianlah dengan kehidupan kita, meskipun kita sudah percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat namun dalam hidup kita perlu ada kesaksian yang hidup dan berkenan kepada Allah, karena di luar Kristus tidak ada janji seperti ini.
Saudara, dalam ayat Ibrani 11:6 terdapat kalimat berkenan kepada Allah. Kata berkenan itu sendiri ada hubungannya dengan iman, karena tanpa iman orang tidak akan berkenan kepada Allah. Dan orang yang berkenan kepada Allah mendapatkan upah/penghargaan. Dan lebih tepatnya bahwa orang tersebut dihargai/dipuji oleh Allah. Mungkin hati kita timbul pertanyaan : bukankah yang layak menerima pujian hanya Allah ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita lihat dalam Kidung Agung  pasal 4, 5 dan 6 dimana dalam pasal tersebut terdapat perikop yang mengungkapkan bagaimana mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan, begitu pula sebaliknya. Bukankah kita adalah mempelai Kristus.
Sebenarnya banyak orang yang dipuji oleh Tuhan seperti yang tertulis dalam Alkitab, namun kali ini kita hanya mengambil beberapa contoh, diantaranya :

Perempuan Kanaan (Matius 15:28)

Pada waktu itu perempuan Kanaan (orang Siropuniki) mengharapkan kesembuahan anaknya kepada Tuhan Yesus, namun ia tidak dianggap; bukan berarti Tuhan tidak sayang kepada manusia. Karena pada waktu itu perempuan tersebut belum waktunya menerima anugerah Allah. Tetapi oleh karena kerendahan hatinya maka perempuan itu mendapat pujian atau penghargaan dari Tuhan sehingga anaknyapun sembuh. Kerendahan hati itu sendiri merupakan produk daripada iman. Perempuan ini mempunyai langkah yang istimewa, dimana ia mempunyai iman yang besar. Firman Tuhan menasehatkan, ”barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” (Matius 18:4).
Memang untuk rendah hati itu tidak mudah, apalagi kita dalam posisi diberkati atau sukses. Tetapi kalau kita semakin rendah hati maka kita akan semakin diberkati. Oleh karena itu apabila kita ingin diperkenan dan dipuji oleh Allah maka kita harus semakin rendah hati, sebab firman Tuhan menasehatkan, ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan” (Amsal 22:4). Namun sebaliknya apabila kita menjadi sombong maka berkat Tuhan akan berhenti dan iman kita menjadi kerdil. Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada kita, ” . . . . dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama” (Filipi 2:6-11)

Perwira Kapernaum (Lukas 7:9)

Ketika hamba dari perwira Kapernaum sakit dan hampir mati maka ia mengundang Yesus untuk datang kerumahnya menyembuhkan hambanya. Setelah Yesus dekat rumahnya maka perwira tersebut menyuruh sahabatnya untuk mengatakan kepada Yesus untuk tidak bersusah-susah datang, cukup mengatakan sepatah kata maka hambanya akan sembuh. Perwira itu memposisikan Yesus seperti seorang atasannya, apabila seorang atas memberikan perintah maka bawahannya harus taat, apapun resikonya. Demikianlah dalam kehidupan kita apabila kita ingin iman kita bertumbuh dan berkenan serta dipuji oleh Allah maka perlu ada ketaatan. Iman yang besar merupakan produk ketaatan. Ketaatan itu tidak mudah, apabila tidak ada dasar kerendahan hati.

Janda Miskin (Lukas 21:1-4)

Tuhan Yesus telah memuji janda miskin yang telah memberikan persembahan dalam rumah ibadah walaupun dia hanya memberika dua peser uang, tetapi dia memberikan dari segala kekuarangannya, bahkan dia memberikan segala nafkahnya sedangkan orang kaya itu memberikan dari kelimpahannya. Tetapi bukan berarti salah orang kaya memberikan dari segala kelimpahannya, tetapi janda miskin ini lebih baik. Banyak orang memberikan persembahan dengan sembarangan tanpa pengertian yang benar. Suatu ketika ada seorang memberikan persembahan, pada mulanya ia memberikan satu juta, kemudian beberapa hari berikutnya tiga juga, dan hari berikutnya dia memberikan semakin banyak. Tetapi berikut diketahui bahwa uang yang dipersembahkan tersebut adalah hasil hutang. Alasannya setelah ia memberikan persembahan akan kembali berlipat kali ganda. Oleh karena pengertiannya yang salah maka janji Tuhan tidak akan pernah digenapi. Hal ini tidak bedanya dengan gambling (judi). Untuk itu perlu kita miliki pemahaman yang benar mengenai persembahan kepada Tuhan. Apabila kita memberikan yang terbaik didasari oleh ketulusan maka hal itu akan berkenan dan dipuji Tuhan. Oleh karena itu, muliakanlah Allah dengan hartamu (Amsal 3:9) tanpa ada motivasi untuk mencari keuntungan diri sendiri.

Maria (Markus 14:6-9)

Saat Maria menuangkan minyak narwastu yang mahal kepada Yesus maka orang ada tempat itu menjadi gusar dan menegor Maria, mereka berkata bahwa tindakannya adalah pemborosan. Tetapi Yesus memuji perempuan itu karena ia melakukan perbuatan  yang baik bagi Yesus. Maria telah mendapat kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi Yesus. Bagaimana dengan kita, apakah kita menggunakan kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi Yesus ?
Dari beberapa contoh di atas, marilah kita melangkah untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus agar kita menjadi orang yang berkenan dan dipuji Tuhan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

12 Juli 2014

Return to Eden

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

III Yohanes 1:2-3 “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperi jiwamu baik-baik saja. Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran.”
Di dalam jiwa kita terdiri dari pikiran, perasaan dan kehendak. Dan apabila jiwa kita mendapat pengertian (understanding) tentang kebenaran, maka semua yang ada dalam kehidupan kita akan menjadi baik atau makmur. Karena kalau kita melihat kembali pada sejarah penciptaan, kita akan menemukan bahwa pada mulanya Tuhan merencanakan manusia itu hidup dalam taman eden yang penuh dengan kemakmuran. Tetapi karena manusia jatuh dalam dosa, maka manusia hidup dalam kesusahan.
Sehingga untuk mengembalikan manusia pada posisi semula, Allah memberikan anakNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai korban penebus dosa manusia, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya akan diselamatkan. Dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, sebenarnya mereka sedang Return to Eden (kembali dalam Firdaus).
Mungkin saat ini kita sedang mengalami keadaan yang tidak mapan (tidak makmur), maka kita harus mendapat pengertian tentang kebenaran firman Allah. Supaya rencana Allah yang semula itu benar-benar terjadi dalam kehidupan kita yaitu hidup dalam kemakmuran.

Kalau kita membaca II Raja-raja 4:1-7, maka kita akan mendapatkan kisah tentang seorang janda yang miskin. Suami daripada janda ini adalah seorang nabi, tetapi sudah lama meninggal dunia. Dan untuk mempertahankan hidupnya maka janda ini bekerja apa adanya, tetapi penghasilannya tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga ia hutang kesana-kemari. Dan akhirnya hutangnya sangat banyak dan ia tidak mampu untuk membayarnya, sehingga anak-anaknya mau diambil oleh orang yang menghutangi sebagai ganti bayar hutangnya. Kemudian janda ini mengadu kepada Elisa, ketika Elisa melintasi daerah dimana janda itu tinggal. Dan Elisa ini adalah seorang yang mendapat pengurapan dua kali lipat.
Kemudian Elisa bertanya apa yang kamu punya ? Kemudian janda itu menjawab : “aku hanya memiliki buli-buli berisi minyak”. Lalu Elisa perintahkan supaya janda itu mengumpulkan bejana-bejana yang kosong, katanya : kamu harus segera kumpulkan bejana-bejana yang kosong, tetapi jangan terlalu sedikit, bahkan kalau perlu engkau pinjam kepada tetanggamu. Setelah bejana yang kosong sudah tersedia dan tidak ada bejana lagi yang dapat dipinjam, maka minyak itu dituang. Pada waktu minyak itu dituang maka minyak itu mengalir terus menerus sampai seluruh bejana yang kosong itu terisi semuanya sampai penuh. Sehingga pada akhirnya janda itu dapat membayar segala hutangnya dan anak-anaknya tidak jadi diambil oleh orang yang menghutanginya.

Kalau kita simak kembali dari kisah ini, maka kita akan memahami bahwa janda yang miskin ini adalah gambaran daripada gereja yang miskin, sedangkan anak-anak adalah gambaran daripada pengharapan. (Misalnya Abraham, ia tidak akan  memiliki pengharapan apabila ia tidak memiliki anak. Pada saat itu Abraham beranggapan bahwa yang menjadi ahli warisnya adalah Eliazer, tetapi Tuhan berkata tidak. Karena Tuhan berkata bahwa keturunanmu seperti bintang di langit dan pasir di laut).

Gereja yang mau berkembang dan tidak mengalami mujizat maka gereja itu tidak boleh berhenti menginjil. Dan orang yang belum mengenal Tuhan adalah gambaran daripada bejana-bejana yang kosong. Gereja yang berada dalam kemiskinan tidak boleh berhenti menginjil. Dan apabila gereja tidak mau melangkah dalam penginjilan atau membawa orang kepada Yesus Kristus maka gereja itu tidak akan mengalami perubahan. Roh Kudus adalah harta, sedangkan bejana yang kosong adalah tambang. Demikianlah kita sebagai hamba Tuhan, maka kita harus membawa orang kepada Yesus Kristus untuk diselamatkan dan dibawa supaya dipenuhi Roh Kudus. Dan apabila sudah dipenuhi oleh Roh Kudus didalam hidup kita akan mengalir suatu sumber kehidupan.

Minyak adalah gambaran daripada Roh Kudus. Dan minyak itu adalah gambaran suatu energi. Minyak itu suatu kekuatan. Itu adalah salah satu kakayaan Tuhan tetapi sumbernya adalah Roh Kudus. Kalau kita percaya bahwa kita adalah rumah Roh Kudus maka kita adalah termasuk tambang yang bisa digali keluar kekayaannya. Memang pertama-tama Roh Kudus membentuk kita dalam posisi kebenaran, supaya kita tidak berada dalam posisi yang dimurkai Tuhan. Apabila kita dalam posisi yang benar maka minyak yang dituangkan akan membentuk bejana-bejana itu menjadi tambang kekayaan yang tak ada habis-habisnya untuk digali.

Setelah kita memahami kisah dari pada janda yang miskin maka kita akan membandingkan dengan kisah perempuan Sunem, maka kita akan melihat perbedaan yang tajam. Disana dijelaskan bahwa perempuan Sunem itu adalah perempuan yang sangat kaya tetapi tidak mempunyai anak. Dan suatu ketika Elisa singgah dirumah perempuan Sunem itu. Pada saat Elisa singgah di rumah perempuan sunem itu, ia menubuatkan bahwa perempuan itu mempunyai anak. Dan akhirnya setahun kemudian perempuan itu mempunyai anak. Dari kisah-kisah di atas kita dapat memetik pelajaran bahwa kedua perempuan itu, baik janda miskin maupun perempuan Sunem, mereka sama-sama mengalami mujizat.

Demikianlah dalam kehidupan kita, apabila kita ingin mengalami mujizat dan menjadi tambang kakayaan maka kita harus memberikan diri untuk dipenuhi oleh Roh Kudus. Dan jangan sekali-kali kita mendukakan Roh Kudus, tetapi kita senantiasa menghormatiNya. Sebab kalau kita perhatikan kisah Obed Edom yang terdapat dalam II Samuel 6:11 disitu dikatakan : “Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.”  Hal ini merupakan dampak daripada menghormati tabut perjanjian (yang berarti menghormati Roh Kudus). Jadi apabila kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, dipenuhi Roh Kudus serta menghormati Roh Kudus maka kita akan ”Return To Eden” yaitu hidup dalam berkat Allah. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

5 Juli 2014

Pemberian Allah

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
”Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”
(Kisah Para Rasul 4:12)
Anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah putraNya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus (Yohanes 3:16). Dan apabila kita sudah menerima Tuhan Yesus Kristus, maka kita telah menerima segalanya, karena di dalam Dia segala sesuatu diciptakan. Lalu, sejak kapankah putraNya yang tunggal diberikan kepada umat manusia atau kepada kita ? Pada waktu Tuhan Yesus disalibkan dan berseru, “Eli, Eli Lama Sabakhtani,” (Matius 27:46), maka saat itulah Tuhan Yesus diberikan kepada kita.
Saudara, pada saat Yesus Kristus diberikan kepada kita, maka sesungguhnya ada sesuatu yang esensi yang telah diberikan Allah pada kita yaitu
1. Nama Yesus
2. Darah Yesus
3. Tubuh Yesus
4. Roh Kudus

Semuanya ini diberikan secara mutlak kepada kita. Kalau kita mengerti pemberian ini, maka kita akan lebih diberkati Tuhan dan hidup dalam keajaiban serta mujizat Tuhan. Mari kita perhatikan satu persatu dari keempat hal yang telah diberikan kepada kita :

Nama Yesus


Dalam hukum Taurat, Tuhan menyebutkan, “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan.”  Atau dalam Injil Matius juga disebutkan “Jangan memberikan mutiara kepada babi.” Yang dimaksud dari ayat ini yaitu janganlah kita mempermainkan nama Tuhan, tetapi marilah kita menghormati atau menguduskan nama Yesus; sebab firman Tuhan yang terdapat dalam Kisah Para Rasul 4:12 berkata, ”Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” Dan nama ini diberikan kepada setiap manusia, supaya manusia menerima segala apa yang dijanjikanNya (Efesus 3:14-15). Tetapi sayangnya tidak semua orang mau menerima nama Yesus. Bahkan orang Yahudi sendiri tidak menerima nama itu.

Firman Tuhan juga menasehatkan : “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17) dan dalam Injil Markus 16:17-18 juga dijelaskan bahwa nama Yesus itu sangat berkuasa atas hidup kita, selain itu nama Yesus bisa merubah hukum-hukum alam. Oleh sebab itu, berbahagialah kita yang telah menerimaNya.

Darah Yesus


Yohanes 6:48-58 mengisyaratkan bahwa darah Yesus sangat berkuasa. Dengan darah Yesus, kita mendapat hidup yang kekal dan mendapatkan kebangkitan. Dan mengenai hal darah, kitab Ibrani 9:19-22 telah memberikan penjelasan kepada kita yaitu sejarah mengenai “darah.” Kita sadar bahwa di dunia ini banyak terdapat berbagai macam agama dan mengajarkan hal-hal yang baik, tetapi di dalamnya tidak terdapat ajaran mengenai “penebusan dosa”.

Saudara, kalau kita kembali berbicara mengenai darah, maka disini kita juga berbicara tentang pengampunan dosa. Saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Allah menumpahkan darah yang keluar dari domba untuk menutup ketelanjangan mereka. Darah ini “bersuara” agar ada pengampunan dosa. Ini dilanjutkan terus kepada Habel, Enos, Set, Henokh, Nuh dan anak-anaknya hingga Abraham, Ishak dan Yakub dan seterusnya. Baca: Ibrani 9:13-14. Waktu Yesus mati disalib, Yesus turun ke dunia orang mati, yaitu kepada orang-orang “yang menyembelih domba,” untuk dipindah ke Kota Kudus.

Orang-orang dalam Perjanjian Lama sangat menghormati korban “darah” ini. Kita juga harus menghormati darah Yesus dengan menghormati Perjamuan Suci. Perjamuan Kudus inilah yang membuat kita dibenarkan dan disucikan sesuai dengan kehendak Tuhan. Baca: Ibrani 10:19-22. Dengan Perjamuan Kudus ini, maka banyak orang disembuhkan secara ajaib. Baca juga: Ibrani 9:16-8. Ini merupakan perjanjian yang disahkan dengan darah. Kejaiban ini dapat berfungsi kalau kita sudah diampuni oleh Tuhan.

Tubuh Yesus


Yohanes 1:1-14 menyatakan bahwa Firman itu telah menjadi manusia.  Tubuh Yesus mengalami sengsara. Daging-Nya adalah Firman Tuhan. Untuk itu, kita harus “memakan” Firman Tuhan. Kalau kita “makan” Firman Tuhan, maka yang keluar dari dalam hidup kita adalah pribadi daripada Yesus. (Yohanes 14:12). Yohanes 15:7 berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”
Perjamuan suci merupakan “iman” kita kepada Tuhan. Memang terkadang yang tidak masuk akal adalah kita harus menelannya. Firman Tuhan selalu merubah hukum alam. Tanpa kita sadari ada sesuatu yang ilahi dalam diri kita. Walaupun tekanan banyak menimpa kita Tuhan pasti memberikan kekuatan kepada kita dengan kekuatan ilahi-Nya

Roh Kudus


Sebelum Yesus mati di atas kayu salib, Dia telah berkata : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak dapat melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17). Hal ini disampaikan supaya orang yang menerimaNya tidak takut dan kuatir dalam menghadapi berbagai macam persoalan atau pergumulan. Selain itu, Roh Kudus bersaksi bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Roma 8:16-17).
Dan apabila kita membaca dalam Efesus 1:13-14, maka kita temukan suatu kebenaran bahwa Roh Kudus adalah garansi bagi kita, tetapi tidak cukup hanya sebagai garansi atas hidup kita, tetapi karunia-karunia Roh itu sendiri akan diberikan kepada kita (I Korintus 12:1-11).
Jadi kesimpulannya adalah bahwa semua yang ada pada Yesus diberikan kepada kita agar kita berbahagia. Dia sudah mati di kayu salib agar kita mendapatkan kuasa Tuhan. Bukan kuasa untuk mengatasi perkara di dunia saja, tetapi juga kuasa atas maut menuju kepada kehidupan yang kekal selama-lamanya. Amin
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification