24 April 2015

Mengenal Ajaran Tuhan Yesus

Ayat bacaan: 2 Petrus 3:3-4, 9

Ada banyak orang yang tidak mengenal akan Tuhan sehingga mereka menjadi pengejek-pengejek. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengerti tentang Tuhan. Ada beberapa ajaran Tuhan yang sukar untuk mereka ketahui. Walaupun Tuhan menyatakan bahwa Ia akan datang kembali, namun mereka tidak menemukan Tuhan datang kembali, sehingga mereka mengejek. Bukan hanya orang-orang tidak percaya kepada Kristus saja yang tidak tahu tentang Tuhan, tetapi seringkali, sebagai orang percaya, kita tidak tahu tentang ajaran Tuhan. Memang ajaran Tuhan itu sulit dimengerti, untuk itu mari kita lihat ajaran Tuhan Yesus. Kalau Dia mengajar dan menuntun, itu semuanya untuk kebaikan kita. Walaupun ajaran Yesus susah untuk dimengerti, tetapi itu semua akan menuntun kita masuk dalam kelimpahan. Oleh sebab itu mari kita pelajari beberapa ajaran Yesus yang tampak berlawanan dengan logika, diantaranya :

1.    Merendahkan diri

Yakobus 4:10, “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.” Yesus mengajarkan, kalau kita mau ditinggikan, harus merendah. Dengan kata lain, seolah-olah Yesus mengajarkan sesuatu yang aneh. Untuk naik, kita harus merendah. Kalau kita berdoa, sikap hati kita harus merendah di hadapan Tuhan. Ini Tuhan ajarkan supaya kita tahu bahwa, “kalau mau naik, harus merendah.”

Kata merendah dalam teks aslinya adalah “tapeino.” Tapeino berarti “melemparkan/membawa diri kita di kaki Tuhan.” Alkitab mencatat beberapa peristiwa sebelum seseorang ditinggikan. Contohnya Yairus. Saat anak perempuannya sakit, Yairus membawa dirinya sujud di kaki Yesus dan setelah itu anaknya diselamatkan. Perempuan Siro-Fenesia yang merendah di kaki Yesus dan dia mengalami mukjizat. Bahkan Yesus merendahkan perempuan ini dengan mengatakan tidak pantas roti untuk anak diberikan kepada anjing. Tetapi wanita itu menjawab tidak dengan marah karena disamakan kepada anjing, tetapi wanita tersebut dengan kerendahan hati menjawab, ”Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

Yohanes membuang dirinya di kaki Yesus, sehingga ia bisa menulis Kitab Wahyu. Ia mendapatkan visi, bahkan ia bisa melihat kemuliaan Tuhan. Ayub 22:29 berkata, “Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!” Kalau kita merendah, maka kita akan ditinggikan. Sebetulnya pada kita tidak ada yang kita banggakan. Kalau kita bisa hidup sampai saat ini, itu oleh kasih karunia Tuhan. Jadi, siapapun kita, kalau mau naik, harus merendah. Untuk itu saling menasehatilah satu dengan yang lain. “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya..” (1 Petrus 5:6) Ini adalah sebuah rahasia yang Yesus ajarkan. 

2.    Hidup yang memberi

Lukas 6:38 berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Hukum tabur tuai tidak hanya berlaku pada tumbuhan saja, tetapi dalam kehidupan kita pula, karena jalan untuk menerima, mendapatkan, dan memiliki, harus memberi. Ini mungkin pelajaran aneh dan sukar untuk dimengerti.
Mari kita praktekkan ajaran Yesus ini. Firman Tuhan yang kita dengar tidak akan mengubah hidup kita sampai kita mempraktekkannya dalam hidup kita sehari-hari. Seringkali kita menjadi orang Kristen yang terlalu banyak mendengar firman Tuhan sampai-sampai tidak sempat mempraktekkannya. Untuk itu minta kepada Tuhan untuk bisa melakukan ajaran Tuhan ini.

Kasih adalah memberi. Kalau kita mau mendapatkan maka juga harus ada kasih terhadap sesama kita, yaitu saudara, keluarga, dan bahkan musuh kita. Tetapi banyak orang gagal dalam hal ini, apalagi mengasihi musuh kita. Sebenarnya mengasihi Tuhan adalah yang paling sukar. Perintah utama adalah mengasihi Tuhan, lalu mengasihi sesama. Seringkali kita minta kepada Tuhan untuk bisa mengasihi sesama, padahal kita gagal mengasihi Tuhan. Kalau kita mengasihi Tuhan terlebih dahulu, maka akan mudah untuk mengasihi sesama, yaitu saudara, keluarga, dan musuh. Ini adalah sebuah rahasia yang Tuhan singkapkan kepada kita. Jangan mau dibohongi Iblis. Kalau kita mengasihi Tuhan maka Ulangan 11:13 akan terjadi dalam hidup kita.

3.    Rela kehilangan nyawa

Yohanes 12:24 berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memperoleh hidup yang kekal.” Yesus membuat suatu ajaran yang kelihatannya aneh, yaitu “kalau kita mau hidup, kita mesti mati.”

Kalau kita mau diselamatkan kita harus memberi nyawa kita. “Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (Yohanes 12: 25). Apakah kita mau meresponi ajaran Yesus ini? Pada waktu kita dibaptis sebenarnya gambaran kita dikuburkan, mati bersama dengan Yesus lalu bangkit dan bukan kita lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Tuhan mau supaya kita menyerahkan “nyawa” kita.  Kalau kita memberi hidup kita menjadi milik Tuhan, maka kita akan mendapatkan hidup berkelimpahan dan kekal selama-lamanya (Galatia 2:19)

Tuhan ingin kita memiliki keputusan bersama di dalam Tuhan bahwa, “Hidupku adalah milik Yesus.” Kalau kita memiliki pengertian sampai level ini, maka jika ada orang yang menyakiti kita, maka bukan kita yang disakiti, tetapi Yesus yang ada di dalam kita yang disakiti. Jangan memandang ajaran Yesus sebagai teori saja, tetapi mari kita terapkan dalam hidup kita sehari-hari. Kalau kita dipuji, maka berikanlah untuk Yesus pujian itu. Sumber: http://www.bethanygraha.org

20 April 2015

Jangan Takut!

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7)
Sejak kita mengenal Tuhan Yesus Kristus, kemudian bertobat, dibaptis dan mengalami kelahiran baru, maka kita percaya bahwa Roh Allah ada di dalam diri kita. Sifat Roh yang diberikan kepada kita bukanlah roh ketakutan melainkan Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Mungkin dalam hati kita timbul pertanyaan, mengapa rasa takut itu ada dan sejak kapan manusia mengalami ketakutan ? Sebenarnya Allah tidak menyediakan perasaan yang membuat manusia dapat mengalami ketakutan. Tetapi yang disediakan Allah kepada manusia adalah kuasa; baik atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan lain sebagainya. Namun oleh karena manusia telah jatuh dalam dosa maka ketakutan itu muncul. Kejadian 3:8-10 menjelaskan awal mula adanya ketakutan yang dialami pada Adam dan Hawa.
Dimana setelah mereka jatuh dalam dosa maka mereka kedapatan telanjang. Kata “telanjang” dalam bahasa Ibrani-nya adalah “dilucuti” sehingga keadaannya telanjang. Bukan hanya pakaian ilahinya saja yang dilucuti, tetapi juga kuasa untuk megatasi bumi, maut, dosa, dan hidup sehari-hari. Sebab itu Adam dan Hawa menjadi takut, karena tidak ada kuasa lagi untuk mengatasi segala sesuatu. Padahal manusia tidak perlu kuatir dan takut akan hari esok bahkan kematian sekalipun. Orang yang hidup dalam ketakutan; cepat atau lambat fisiknya akan menjadi rusak. Tetapi kita adalah umat pilihan Tuhan dan menjadi manusia baru, dan Roh Allah ada di dalam diri kita, maka kita tidak perlu lagi takut terhadap segala pergumulan hidup. Dan perlu kita ketahui pula bahwa sejak saat Roh Allah dimeteraikan dalam hidup kita, maka sejak saat itulah kita telah dilengkapi kembali dengan “pakaian ilahi” dan tidak didapati telanjang, karena dosa kita sudah dihapus oleh darah Yesus.
Dengan demikiann kita telah mendapatkan kekuatan untuk membangkitkan kasih dan mengatasi bumi lagi. Sebab itu apabila kita percaya bahwa Roh Allah dalam diri kita, maka kita tidak perlu takut lagi. Namun, hari-hari ini banyak orang yang mengaku dirinya sudah percaya pada Kristus dan percaya bahwa di dalam dirinya ada Roh Allah, tetapi masih diliputi oleh rasa ketakutan dalam menjalani hidup ini. Mereka takut menghadapi berbagai macam pergumulan; baik itu penyakit, nafkah, hari depan dan lain-lain. Apalagi perekonomian didalam negeri tidak semakin baik. Segala harga barang yang merupakan kebutuhan hidup kita semakin melambung tinggi, sehingga pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Dan seolah-olah untuk melangsungkan hidup dimasa mendatang tidak ada harapan lagi.
Namun kita sebagai umat kepunyaan Allah sendiri janganlah takut dan kuatir sebab Allah kita adalah Yehovah Jireh (Allah yang mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada). Dan sebenarnya rugi menjadi orang Kristen yang mengalami ketakutan, karena ketakutan itulah yang akan membawa hidup kita semakin terpuruk. Dalam Ayub 3:25-26 berkata, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.” Ini merupakan pengalaman Ayub. Ayub adalah seorang yang beribadah, tetapi dia kuatir anaknya berbuat dosa, kena celaka dan lain sebagainya. Ternyata, apa yang ditakutkan menimpa dia. Saat orang percaya mengalami ketakutan, maka hal itu merupakan kesempatan bagi iblis untuk masuk dan mencobai. Oleh sebab itu jangan beri celah kepada Iblis untuk masuk dan merusak hidup kita. Amsal 29:25 berkata, “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.” Orang yang mengalami ketakutan akan sesuatu, maka itu dapat terjadi.
Ini diawali karena dia mengalami ketakutan. Tetapi Amsal 3:25 berkata, “Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang. Karena TUHANlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.” Ulangan 20 menjelaskan tentang “hukum perang.” Dimana hukum perang ini harus dipatuhi bagi mereka yang terlibat dalam pertempuran. Dan tugas sebagai imam atau hamba Tuhan adalah memberikan nasehat, dan menguatkan hati mereka supaya tidak takut sebab Allah beserta mereka. Sedangkan bagi mereka yang mengalami ketakutan maka kepala pasukan menyuruhnya mereka pulang. Hal ini dilakukan terhadap mereka supaya tidak mengganggu jalannya pertempuran, karena ketakutan itu dapat menular kepada yang berani. Seperti yang kita lihat dalam kisah 12 pengintai, yang 10 takut dan yang 2 berani, maka ketakutan 10 orang pengintai tersebut menular atau mempengaruhi kepada seluruh bangsa Israel, padahal mereka telah mengalami banyak mujizat dari Tuhan, salah satunya adalah menyeberang laut Kolsom.
Kita harus tahu bahwa di dalam Tuhan pasti ada jalan keluar, asalkan kita tidak takut dan bimbang. Kalau ada seorang kepala rumah tangga yang takut, maka dapat menular kepada istri dan anak-anaknya, demikian juga sebaliknya. Kadang-kadang kita diperhadapkan dengan berbagai macam persoalan, dan kita tidak tahu lagi harus berbuat apa; namun satu hal yang harus kita ingat yaitu jangan takut. Sebab saat seperti itulah kemenangan yang dari Tuhan akan dinyatakan. Dan seringkali kita dikejutkan dengan persoalan-persoalan yang membuat kita panik, tetapi Yesaya 41:10 menasehatkan, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Selain itu di dalam Efesus 6:18 juga disebutkan : “Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.” Kita perlu menyadari bahwa kita bukan melawan musuh yang kelihatan secara fisik; untuk itu berjaga-jagalah dan jangan sampai kita melangkah pada hal-hal yang menyebabkan kita takut. Dan mintalah kekuatan dari Tuhan untuk mengatasi ketakutan, karena Roh Kudus sudah ada di dalam diri kita. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

15 April 2015

Kerinduan Kepada Allah

Ayat Bacaan: Mazmur 42

Rusa yang digambarkan dalam ayat ini adalah rusa yang dikejar-kejar oleh segerombolan srigala, singa, atau harimau. Pada waktu itu, rusa ini juga dalam keadaan kehausan. Saat seperti itulah dia menceburkan diri ke dalam sungai. Pada waktu itu bukan hanya hausnya hilang, tetapi juga dia dalam keadaan aman. Ujung hidungnya saja yang muncul dari permukaan air, dan harimau tidak bisa menemukannya lagi. Mazmur 42: 9 berkata, “TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.” Dalam bahasa Inggris di tulis, “The Lord will command is loving kindness in the day time, and in the night, His song shall be with me.” Yang mengandung makna dalam keadan sukar, tertekan, dan bahaya maut, dalam nyanyian-Nya kita berada. Ini adalah suatu doa “Allah kehidupanku.” Kebanyakan orang percaya akan takdir, yaitu: lahir, sakit, mati, jodoh, bercerai, dan mati adalah keputusan Tuhan yang tidak bida diubah. Firman Tuhan menyebutkan bahwa nafas kehidupan kita adalah “Allah kehidupanku.” Untuk itu mari kita lihat tiga perintah yang Tuhan berikan kepada kita:

Pertama, “Tuhan berjanji memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari.”

Kata “memerintahkan” artinya: Dia memerintahkan malaikat-malaikat di surga untuk melindungi umat-Nya. Saat ini iblis sedang membuat anak-anak Tuhan untuk melepaskan puji-pujian dan sukacitanya kepada Tuhan. Iblis hendak mencuri nyanyian mereka. Tetapi firman Tuhan menjanjikan, “Tuhan memerintahkan kasih setianya di waktu siang hari, dan pada malam hari kita diberikan nyanyian suatu doa kepada Allah : ”kehidupan kita.” Ayub 35: 9-11 berkata, “Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa; tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam; yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?” Ketika penindasan itu datang, maka kita harus mencari Tuhan. Dia bukan hanya Allah kehidupanku, tetapi dia juga Allah pencipta kita.

Kedua, “Tuhan berjanji dia memberikan nyanyian di waktu malam.”

Kalimat ini bukan kalimat tunggal, tetapi kalimat jamak, yaitu: “Nyanyian-nyanyian di tengah malam.” Suatu kesaksian nyata di Amerika, ada seorang anak yang sangat merindukan adik. Singkat cerita, ibunya mengandung. Di tengah ibunya mengandung anak itu selalu menyanyi, “You are my sun shine, my only sun shine.” Tetapi pada waktu adiknya lahir, adiknya tidak menangis. Ada kelainan pada paru-parunya. Secara ilmu kedokteran anak ini tidak bisa tertolong dan mendekati kematian dan berada di ruangan gawat darurat. Dalam keadaan seperti itu orang tuanya menjerit kepada Tuhan. anak kecil tersebut bertanya kepada orang tuanya, “Mana adikku?” Orang tuanya berkata, “Adikmu sakit.” Anak tersebut berkata, “Bolehkah aku menyanyi buat adikku?” Walaupun dia dihalangi oleh suster tetapi akhirnya diijinkan juga, dan dia menyanyikan lagi nyanyian yang sama buat adiknya. Apa yang terjadi? Pada waktu itu detak jatung adiknya mulai teratur. Nafasnya tidak sesak lagi. Anak usia 4 tahun ini bernyanyi terus dan akhirnya adiknya selamat dari kematian dan hidup sampai sekarang. Adiknya diselamatkan oleh mukjizat nyanyian seorang kakak. Yang bisa memerintah adalah seorang yang memiliki kedudukan tinggi. Tuhan kita adalah Raja di atas segala raja. Dan kalau Tuhan yang memerintahkan tidak ada yang berani memprotes. Apa yang kita alami saat ini? Mungkin kita berada pada malam hari atau tengah malam, firman Tuhan berkata, “Ketika tindasan luar biasa, orang hanya menjerit dan mengeluh, tetapi seharusnya kita mencari Allah yang menciptakan kita. Dia akan memberikan nyanyian di tengah malam.” Kalau kita mengalami tekanan, biarlah kita menyanyi dan menari. Kita harus melihat Tuhan tinggi menjulang di atas takhtanya.
Segala masalah menjadi kecil, sebab Allah kita luar biasa dan persoalan kita menjadi biasa. Mari lakukan perintah Tuhan yang kita dengar saat ini. Datang pada Tuhan dan minta Dia memberikan nyanyian, suatu doa. Burung kalau mau bernyanyi, maka kurungannya harus ditutupi. Tuhan suka mendengar pujian kita di tengah malam, yang memiliki pengertian Ia senang kalau kita memuji Tuhan dalam keadaan susah, tekanan dan lain-lain. Dia akan memberikan nyanyian-nyanyian di tengah malam. Ada beberapa nyanyian di dalam Alkitab seperti dalam Mazmur 32, “Nyanyian Kelepasan.” Mazmur 44: 4-5, “Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan mereka kemenangan, melainkan tangan kanan-Mu dan lengan-Mu dan cahaya wajah-Mu, sebab Engkau berkenan kepada mereka. Engkaulah Rajaku dan Allahku yang memerintahkan kemenangan bagi Yakub.” Allah kita sangat berpihak pada umat-Nya. Pada waktu Yosua menyerang kota Ai, maka dari langit malaikat Tuhan menimpuk tentara musuh dengan batu. Dia memerintahkan kemenangan bagi Yakub dan juga bagi kita. Yang keluar dari mulut orang-orang percaya adalah puji-pujian sekalipun di “tengah malam.” Hal ini dialami oleh Paulus dan Silas di dalam penjara. Pada tengah malam mereka menaikkan pujian bagi Tuhan, maka pondasi-pondasi terguncang dan belenggu-belenggu di buka oleh Tuhan.

Ketiga, Dia memerintahkan berkat bagi kita.

Mazmur 133:3 berkata, “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Kalau kita rukun, maka seperti magnet yang mengundang berkat. Keluarga yang bersatu akan mengundang berkat. Untuk itu mari kita saling mengasihi dan menyayangi sebab kepada orang-orang seperti inilah pengurapan akan datang. Mazmur 126, “Nyanyian Kelepasan,” sekalipun belum mengalami kelepasan mereka menaikkan pujian, setelah itu terjadi kelepasan. Kalau Allah telah menyerahkan anak-Nya bagi kita, bagaimana mungkin Dia tidak menyerahkan yang lain. Haleluya!
Sumber: http://www.bethanygraha.org

6 April 2015

Rahasia Di Balik KematianNya

Pelayanan Tuhan Yesus dimulai saat di padang gurun. Dia telah dicobai iblis sebanyak tiga kali, namun Dia telah benar-benar sanggup menguasai diriNya, sampai pelayananNya di taman Getsemani. Pengalaman Tuhan di taman Getsmani adalah “Obey The Lord” mutlak (Taat terhadap kehendak Allah). Memang, secara daging Tuhan Yesus saat di taman Getsmani sempat mengatakan : “Bapa kalau boleh cawan ini berlalu, tetapi bukan kehendakKu yang terjadi, melainkan kehendakMu yang terjadi.” Hal ini dilakukanNya beberapa kali sampai malaikat Allah turun menguatkan Dia. Selain ketaatan, Ia juga merasakan takut terhadap kematian yang akan segera Dia hadapi. Disini ada ketaatan yang mutlak, sampai Ia mati di atas kayu salib.
Kematian Tuhan Yesus mengandung pengertian yang luar biasa. Banyak orang berpengertian bahwa kematian Tuhan Yesus hanya untuk menebus dosa saja, padahal sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam lagi. Untuk lebih jelas lagi, kita akan membaca Ibrani 9:16-18 “Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu. Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup. Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.” Apabila kita perhatikan ayat di atas, maka kematian Yesus Kristus ada hubungannya dengan wasiat yang diberikan kepada kita. Mungkin timbul bertanya dalam diri kita : “apa yang Tuhan Yesus miliki sehingga Ia memberikan wasiat kepada kita ?”. Memang, tujuan utama Tuhan Yesus mati adalah untuk menebus dosa kita, tetapi disisi lain Ia hendak melepaskan suatu wasiat. Karena dengan kematianlah maka surat wasiat itu dapat dikatakan sah, tetapi apabila seseorang yang memberikan suatu wasiat belum mati, maka wasiat itu belum sah. Sedangkan yang memberi wasiat kepada kita sangat unik sekali, karena Ia telah mati dan pada hari yang ketiga Ia bangkit. Lalu apakah wasiat itu tidak sah lagi ?, tidak !.
Karena kebangkitanNya mempersiapkan kita pada kehidupan yang kekal. Kalau demikian, betapa kayanya kita semua yang mendapat anugerah yang luar biasa. Tetapi kalau kita hanya menjadi orang Kristen yang bertumbuh lambat (tidak pernah dewasa) dan tidak mengerti hal ini maka kita tidak akan menikmati berkat ini. Kuasa kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat dan puji-pujian ini sebenarnya sudah dijanjikan oleh Allah kepada Abraham dan keturunannya, meskipun untuk mendapatkan penggenapannya harus mengalami berbagai macam tantangan. Tetapi kita akan melihat salah satu contoh keturunan Abraham yang mendapat hak waris secara langsung dari Allah, yaitu Yakub. Yakub memang tidak menerima warisan secara siklus, seperti yang Ishak terima dari Abraham. Tetapi Tuhan memberikan berkat secara luar biasa kepada Yakub, yaitu dua pasukan yang besar. Padahal ketika Yakub keluar dari rumah, ia hanya membawa sebuah tongkat. Namun melalui tongkat inilah setiap orang dapat membaca riwayat Yakub. Karena, setiap kali Yakub bertemu dengan Tuhan atau mengalami pertolongan Tuhan, ia selalu mengukir kisah perjalanannya pada tongkat itu (Kejadian 32:9-10). Lalu siapa saja yang berhak menerima hak waris dari Allah ?

1. Mereka Yang Disebut Sebagai Anak.

Supaya kita disebut sebagi anak Allah, maka kita harus percaya kepada Tuhan Yesus. Karena ketika pertama kita percaya kepada Kristus; maka kita telah mendapat meterai dari Roh Kudus. Dan Roh itulah yang bersaksi bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah, . . . . . (Roma 8:16-17). Dan jikalau kita adalah milik Kristus, maka kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3: 29). Lalu, apakah meterai Roh itu cukup bagi kita ? tidak. Kita perlu dibaptis dalam roh. Karena baptisan Roh Kudus mengandung arti bahwa kita sedang masuk dalam sengsara Kristus dan dibangkitkan bersama Kristus, agar terjadi kelahiran baru. Melalui manusia baru inilah kita berhak memiliki hak waris tersebut. Dan apakah cukup hanya sampai dibaptis Roh Kudus ?, tidak. Karena kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Tatkala kita dipenuhi Roh Kudus, maka keluarlah buah-buah roh dalam kehidupan kita yang pada akhirnya kita senantiasa diurapi oleh Roh Kudus. Dan salah satu ciri orang yang dipenuhi serta diurapi oleh Roh Kudus adalah ia memiliki kerendahan hati, penguasaan diri dan hidup taat terhadap kehendak Allah. Karena tanpa kerendahan hati, penguasaan diri dan taat terhadap kehendak Allah, maka tidak mungkin kita akan menerima warisan tersebut (Mazmur 37:11,22,29 &34; Filipi 2:5-9).

2. Mereka Yang Hidup Dalam Roh (Roma 8:17-19)

Orang yang hidup dalam Roh, setiap langkah-langkah kehidupannya senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus dan bukan dikuasai oleh keinginan daging. Dan orang yang hidupnya dikuasai oleh keinginan daging tidak akan melihat kehidupan karena keinginan daging adalah mati, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Selain itu keinginan daging merupakan perseteruan dengan Allah. Jadi mana mungkin orang yang hidup menurut keinginan daging dapat disebut sebagai ahli waris kerajaan Allah, sedangkan yang memberi hak waris adalah Allah. Memang hidup menurut Roh itu sangat menderita buat daging kita, tetapi penderitaan inilah yang membuat kita berhenti untuk berbuat dosa, seperti yang tertulis dalam I Petrus 4:1 ”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.

3. Mereka Yang Hidup Dalam Kedewasaan (Galatia 4:1-3)

Setiap anak berhak untuk mendapatkan warisan, tetapi dengan syarat : anak tersebut harus sudah akil balig atau dengan kata lain anak tersebut sudah dewasa. Karena apabila anak tersebut belum dewasa, maka anak tersebut masih dibawah perwalian. Demikianlah Kekristenan kita, apabila Kekristenan kita belum mengalami kedewasaan, maka kita belum layak untuk menerima warisan itu. Dan orang yang Kekristenannya belum dewasa memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa, karena mereka masih terpengaruh oleh roh-roh dunia. Oleh sebab itu marilah kita semakin giat dalam mengikut Tuhan, dengan menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada Kristus dan hidup menurut kehendak Roh untuk menuju Kekristenan yang dewasa. Agar segala apa yang dijanjikan oleh Tuhan akan tergenapi dalam kehidupan kita, Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification