30 Agustus 2014

Alasan - Alasan Percaya Kepada Tuhan Yesus

Dalam hidup ini ada berbagai macam pertanyaan yang telah dikemukakan khususnya yang berkaitan dengan iman percaya kita, diantaranya :
Mengapa kita percaya kepada Yesus ? Mengapa kita mengikut Yesus? Mengapa kita melayani Yesus?
Dari sekian banyak macam pertanyaan, tentunya ada berbagai macam pula jawaban., sebab setiap orang akan menjawab semua pertanyaan itu berdasarkan pengalaman hidup mereka masing-masing; tetapi bukan berarti itu salah, karena masing-masing jawaban itu saling melengkapi, yang pada akhirnya semuanya itu akan menguatkan iman kita.
Dan setiap kita diberikan kemampuan untuk belajar sampai mencapai suatu pengetahuan. Kemampuan kita saat ini harus kita fokuskan pada Alkitab. Lukas 24:25-27 berkata, “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi . . . . . .”

Untuk itu mari kita lihat beberapa alasan, mengapa kita percaya kepada Tuhan Yesus?

Pertama, Kebenaran Itu Ditulis

Beberapa ahli-ahli arkheologi telah menemukan manuskrip-manuskrip/scrol yang ditulis pada zaman dahulu, dan penulisan tersebut berdasarkan ilham dari kuasa Roh Kudus. Kalau kita meneliti Firman Tuhan, maka kita akan menemukan bahwa dari Kitab Kejadian sampai kitab Wahyu adalah berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus. Walaupun penulisnya, zamannya, dan tahunnya berbeda tetapi semuanya terfokus pada Yesus. Orang-orang Farisi yang rajin belajar, tidak bisa mengerti tentang Firman Allah, oleh karena mereka tidak memiliki kuasa. Lukas 24:44-45 berkata, “Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.” (Baca juga Lukas 24:46-47)
Kalau Tuhan tidak membuka pikiran, maka kita tidak dapat mengerti. Dalam Kitab Kejadian, pada waktu manusia jatuh dalam dosa dan berusaha menutupi ketelanjangannya mereka tetap kelihatan “telanjang” sehingga pada akhirnya Tuhan membawa kulit domba untuk mereka. Untuk mendapatkan kulit domba ini perlu ada darah yang keluar. Darah yang keluar berbicara tentang Yesus Kristus. Memang pada waktu itu darah binatang, tetapi pada akhirnya digenapi oleh darah Yesus, sehingga hal ini merupakan kebenaran yang tertulis dengan adanya suatu penggenapan.
Demikian juga dalam kitab Keluaran pada waktu orang Israel keluar dari Mesir, hukuman menimpa Mesir, dan pada akhir hukuman ada domba Paskah. Bahkan sampai hari ini kita memperingati korban Kristus, yaitu dimulai dari Paskah.  Dalam Kitab Bilangan, berbicara tentang darah yang dikorbankan, Yesaya 53 berbicara tentang Yesus yang akan datang, dan Yehezkiel, termasuk Ruth juga berbicara tentang Yesus Kristus. Yang jelas semuanya berbicara tentang Yesus Kristus. Segala sesuatu yaitu mulai dari yang purba sampai yang akan datang ada dalam Alkitab kita. Oleh karena itu kita perlu belajar. Makin kita mendalami Firman Tuhan, maka semakin besar kita memahami kasih Allah, khususnya tentang rencana Tuhan atas hidup kita masing-masing.

Kedua, Kebenaran Itu Dibuktikan (1 Korintus 15:3-8)

Yesus telah membuktikan bahwa diri-Nya sudah bangkit dari antara orang mati. Demikian juga Tuhan Yesus membuktikan kuasa mujizat kepada kita bahkan dia membuktikan dengan sangat nyata. Roma 1:16-17 berkata, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.”
Iman digambarkan seperti biji sesawi, yaitu biji dari suatu pohon yang besar tetapi benihnya sangat kecil. Memang iman kita mulai dari kecil dahulu tetapi pasti menghasilkan sesuatu yang besar. Di dalam Dia tidak ada yang kecil lagi. Kita harus mengalami progresif revelation. Ingat Tuhan Yesuslah yang membuat kita tetap kuat dan berhasil, supaya kebenaran dapat dibuktikan.

Ketiga, Didalam Dia Ada Pengharapan (Galatia 1:13-19)

Dikisahkan bahwa Saulus yang kemudian bernama Paulus memiliki latar belakang hidup yang membenci Tuhan Yesus dan menganiaya orang-orang percaya, walaupun dia termasuk orang yang pandai dan agamawi. Namun pada akhirnya dia bertobat karena bertemu dengan Tuhan Yesus, dan dia berubah 180%. Memang, pada mulanya kita tidak akan menemukan tanda-tanda adanya pengharapan Saulus untuk diubahkan, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Demikian juga dengan kehidupan kita sebelum mengenal Yesus, kita tidak memiliki pengharapan yang pasti karena posisi kita seperti domba yang tersesat. Tetapi oleh kemurahan Tuhan kita diselamatkan dan menjadi milikNya, seperti yang tertulis dalam I Petrus  2:10 “kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” Sejak kita percaya dan berada dalam Yesus maka kita memiliki pengharapan, karena Tuhan telah memberikan jaminan kepada kita yaitu RohNya yang kudus, seperti yang tertulis dalam Efesus 1:13 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Untuk itu janganlah kita kuatir akan apa yang kita alami saat ini, sebab kita memiliki Allah yang hidup. Firman Tuhan menegaskan : “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18)

Memang, terkadang kita terhalang oleh waktu karena harus menunggu. Oleh karena itu : bersabarlah !!. Karena apabila Roh Kudus merupakan jaminan atas hidup kita, maka tidak ada yang dapat menghalangi. Walaupun pelajaran Yesus mungkin tidak masuk akal dan sukar ditangkap sehingga murid-murid-Nya banyak yang meningggalkan Yesus, tetapi  Simon Petrus tegak di dalam imannya (Yohanes 6:66-69). Itupun Simon sempat mengalami persoalan lagi dengan menyangkal Yesus tetapi pada akhirnya dia kembali bertobat.
Oleh sebab itu, marilah kita pegang teguh iman percaya kita kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab firman Tuhan berkata : ”keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12). Amin
Sumber: http://www.bethanygraha.org

15 Agustus 2014

Hidup Oleh Kemurahan Allah

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri.
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”
Efesus 2:8-10
Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab, untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban (tertumpahnya darah). Hal ini tidak dapat dilakukan oleh manusia, karena korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan manusia telah jatuh dalam dosa.
Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia dapat diselamatkan. Dan saat ini, apabila kita dapat bertemu dan mengenal Kristus adalah kemurahan dari Allah, sebab tidak semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti yang tertulis dalam Yohanes 6:44 “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Sedangkan ayat yang berikutnya terdapat dalam Yohanes 14:6, yang berbunyi :  Kata Yesus kepadanya : “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan Bapa, maka kita dibentuk menjadi mahkluk yang lebih baik daripada keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melalui iman percaya kita kepada Kristus. Karena sebelum kita mengenal Kristus, kita tidak tahu rencana hidup ini, tetapi setelah mengenalNya, maka rencana yang indah mulai berlangsung dalam kehidupan kita.

Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri akan rencanaNya dalam kehidupan kita. Dan dalam perjalanan hidup ini perlu ada bukti yang nyata, bahwa Allah sedang membentuk kita. Sehingga dalam  hidup ini tampak adanya peningkatan, dimana iman yang kita miliki harus bertambah-tambah. Sebab kita sebagai orang yang percaya, kadang-kadang mengalami stagnasi atau keadaan yang berlarut-larut dalam kesukaran maupun dalam kemiskinan, yang mana kesemuannya itu untuk membangun iman kita menjadi kokoh.

Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes 9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang tidak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi kehidupan kita tidak mengalami perubahan, maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalami perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab Kristus adalah sang pencipta (creator).

Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah.  Sebelum Yesus melakukan mujizat, maka murid-muridNya bertanya : “Rabi, siapakah yang berbuat dosa ? orang ini atau orang tuanya ?, tetapi Tuhan menjawab : “bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia.” Oleh karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus  tampak dari pengakuannya :

Pertama : Tatkala orang orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanan hidupnya, dimana ia diinterograsi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 “. . . . . jawabnya : Ia adalah seorang nabi.”
Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu tidak disampaikan secara eksplisit tetapi didalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh (Yohanes 9:31). Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohanes 9:33 : “Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Melalui pengakuannya ini menunjukkan bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38 : “Aku percaya, Tuhan !”.

Dari kisah ini kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan dikata-katai : “engkau ini lahir sama sekali dalam dosa . . . . .  (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin Sumber: http://www.bethanygraha.org

9 Agustus 2014

Tetap Pada Jalur Berkat Tuhan

Pdt. Dr. Abraham Alex Tanuseputra

“Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu -- sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan. (Kejadian 32:9-10)
Ayat bacaan di atas merupakan ungkapan hati daripada Yakub yang disampaikan kepada Tuhan, dimana ia merasa tidak layak karena menerimba berkat Tuhan yang luar biasa. Hal ini dapat kita lihat pada ayat 10 yang mengatakan, “aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang menjadi dua pasukan.” Yakub menyadari bahwa ketika ia keluar dari rumah orang tuanya ia tidak membawa apa-apa, baik itu warisn maupun bekal dari orang tuanya. Namun sebelum keluar dari rumahnya, ia mendapat berkat dari ayahnya (Ishak) dan kakeknya Abraham. Yakub tahu alur berkat nenek moyangnya. Apabila kita tarik mundur mengenai kisah daripada Yakub, maka kita akan menemukan sumber berkat Tuhan, seperti yang di tulis dalam Kejadian 27:27-28.
Saat itu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." Suatu berkat yang diucapkan Ishak kepada anaknya merupakan hal yang luar biasa, karena Ishak hidup dalam berkat Tuhan, seperti yang tertulis dalam Kejadian 26:12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.”

Dari rentetan kisah di atas  yang menjadi sumber pokoknya dapat kita ketahui di dalam Kejadian 12:1-3 yang berbunyi: “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Dari firman Tuhan turun berkat kepada Abraham, kemudian disalurkan ke Ishak, Ishak yang diberkati sedemikian rupa lalu menyalurkannya kepada Yakub.
Kemudian kepada Yusuf, hingga muncul Daud, Salomo dan seterusnya. Ini adalah estafet berkat dari Tuhan yang turun temurun. Walaupun berkat Tuhan berlaku secara estafet namun ada dari antara mereka yang keluar dari alur ini, seperti Esau. Roma 9:6-7 berkata, “Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." Ini menggambarkan keturunan Abraham ada yang keluar dari estafet berkat Tuhan. Yang paling tragis adalah waktu penyaliban Tuhan Yesus di kayu salib. Orang Yahudi mengatakan salibkan Yesus, orang Israel menolak Kristus.

Digambarkan bahwa orang Israel seperti pohon dan carang yang penuh getah. Tatkala orang Israel menolak Kristus yang terjadi adalah “dipatahkan”. Roma 11:17-18 berkata, “Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.” Dan Galatia 3:26 menunjukkan saat kita dicangkokkan kepada pokok, yaitu saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Bobot kekayaan Abraham, Ishak dan Yakub itu sebenarnya sudah kita terima, tetapi kadang-kadang kita ragu-ragu oleh karena iman kita tidak bertumbuh dan tidak berakar.

Lalu Roma 11:19-22 merupakan peringatan bagi orang percaya yang sudah mendapat kemurahan Tuhan agar tidak keluar dari jalur berkat Tuhan. Memang kadang-kadang manusia tidak sabar dalam menjalani kehidupan kekristenannya. Ingat jangan sampai kita keluar dari berkat yang sudah dijanjikan Tuhan. Lalu ayat 23-24 juga menjadi peringatan bagi orang yang diluar Israel, karena banyak orang yang diluar Israel yang sudah dicangkokkan melecehkan dan menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan. Ingat kemurahan Tuhan ada batasnya (Roma 11:25). Kalau sudah penuh atau cukup, maka Tuhan mengampuni orang Israel (ayat 26-28). Ketegaran orang Israel menyebabkan ia menjadi carang yang dipatahkan, lalu kita dicangkokkan pada pokok yang penuh getah. Tetapi sayang banyak diantara orang percaya yang menyia-nyiakan. Sehingga Israel yang dicangkokkan kembali.
Mari kita lihat orang-orang yang keluar dari alur berkat Tuhan ini. Sampai suatu saat ada dua alur seperti yang dituliskan Wahyu 22:11. Kalau kita keluar dari alur berkat Tuhan ini, maka kita akan semakin terseret menuju kepada kebinasaan seperti yang tertulis dalam Matius 3:11-12. Selanjutnya Lukas 12:49-53 merupakan ganjaran orang yang keluar dari kemurahan Tuhan.

Wahyu 14:14-16 merupakan tuaian bagi orang-orang yang diselamatkan tetapi bersamaan dengan itu, ayat 17-20 merupakan tuaian orang yang keluar dari jalur dari Tuhan. Ingat masuklah dalam alur yang dilindungi dan diberkati Tuhan. Ingat peringatan bagi kita dalam Yesaya 5:1-2 yang mengacu kepada orang percaya yang beribadah kepada Tuhan, tetapi buahnya justru buah masam. Mari tetaplah pada jalur berkat Tuhan! Kalau kita tetap pada jalur Tuhan maka kita akan semakin diberkati Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification