26 Januari 2016

Berdiri Dengan Kokoh

Berdiri Dengan Kokoh

Yosua 1:8-9
1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung 1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Kisah sukses Yosua telah melegenda dan banyak pakar kitab yang menuliskan rahasia sukses Yosua. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Yosua sukses karena ia melakukan apa yang Allah perintahkan pada ps. 1 ayat 8 dan 9, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, . . . ."
Kunci memenangkan sebuah peperangan apapun dalam hidup Anda tidak terlepas dari kelekatan hati Anda terhadap firman Allah. Seorang prajurit tidaklah mungkin memenangkan suatu peperangan kalau tidak menyandang pedang di pinggangnya. Jadi orang Kristen yang menang selalu dipastikan bahwa dipinggangnya terikat pedang roh, yakni firman Allah.
Kunci lainnya adalah menguatkan dan meneguhkan hati. Ini bukanlah pekerjaan Allah, tetapi Anda yang harus melakukannya. Setiap kali Anda bangun pagi, berdirilah dengan kokoh dan tegak, tataplah dunia dari balik jendela Anda, dan katakanlah bahwa Anda akan melalui perjalanan hari ini dengan keteguhan dan kekokohan, sebab Allah yang hebat itu menyertai Anda. Meskipun Anda melihat di ufuk sana terlihat awan pekat. Akankah ada badai dalam hidup Anda? Oh, jangan takut. Sekali lagi keraskan suara Anda: Allah menyertai aku, sebagaimana Ia menyertai Yosua dan bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian.
Saudara, Yosua melakukan dengan tepat apa yang Allah perintahkan. Resep ini seharusnya masih ampuh hingga kini. Perlu kita ketahui bahwa kesuksesan terjadi bukan seperti "bim salabim" dan untung-untungan, melainkan karena ada resep surgawi yang dilakukan.
Dunia semakin menakutkan dari ke hari. Para pahlawan yang dulunya hebat, kini semakin tidak terdengar alias tenggelam dalam keganasan samudera dunia. Tetapi saya yakin, semakin banyak pula Yosua-Yosua akhir zaman yang akan memimpin sekelompok orang memasuki tanah perjanjian. Mereka berdiri dengan kokoh dan tegak. Tidak ada musuh yang akan menakutkan mereka. Andakah Yosua itu?
Sumber: http://www.bethanygraha.org

17 Januari 2016

Belajar Mengucap Syukur

Belajar Mengucap Syukur

Filipi 4:12
Paulus berkata, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan” 
Betapa sulitnya mengucap syukur di tengah kekurangan. Dan kita menjadi orang Kristen yang bersyarat. Kita hanya mau mengucap syukur kalau keadaan baik dan berkat melimpah. Orang dunia pun akan melakukannya. Mereka tidak akan keberatan mengucap syukur di tengah kelimpahan, tetapi orang yang kekurangan tetap mengucap syukur, nah ini baru ciri anak-anak Tuhan. Yang menjadi pertanyaan sekarang yaitu apakah Anda masih bersyukur ketika Anda berada dalam kekurangan?
Kita mau belajar untuk puas dengan apa yang Tuhan berikan dan mengucap syukur dengan anugerah yang Allah berikan kepada Anda. Pada zaman dahulu Allah menghadapi bangsa yang amat sukar. Mereka susah dididik dan berkali-kali menyebalkan hati Tuhan. Permintaan mereka sebenarnya masih dianggap wajar asalkan mereka tidak bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan, sebab Alkitab berkata, “Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering. . . " (Bilangan 11:5, 6). Ketika Tuhan memberikan burung puyuh, bangsa yang sudah kerasukan nafsu ini menjadi liar tatkala daging itu berada di mulut mereka, sehingga Allah murka terhadap mereka. Apa yang dilakukan oleh bangsa ini menunjukkan ketidakpuasannya terhadap Allah. 
Ingat, manusia masih mempunyai sifat rakus yang kadang muncul begitu ganas. Kita kerap tidak puas dengan apa yang ada pada diri kita. Kita mudah tergiur dengan hal-hal yang kita lihat. Akhirnya kita menjadi tak terkendali dan membelanjakan apa saja untuk memuaskan nafsu kita. Tidak lagi dipikirkan pemasukan dan pengeluaran. Dan akhirnya kita menjadi budak dari nafsu kita. Dan parahnya lagi, kita berkata kepada Allah, “Berkatmu cuma segini saja?!”
Belajarlah untuk mengucap syukur di dalam segala hal. Paulus berkata, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan” (Filipi 4:12). Paulus mengenal kelimpahan dan kekurangan. Namun satu hal yang ia lakukan: tetap mengucap syukur kepada Allah.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Berkat atau Kutuk

Berkat atau Kutuk

Galatia 3:10.
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat” (Galatia 3:10).
Tak seorangpun akan memilih kutuk ketika mereka dihadapkan dengan dua pilihan ini. Semua orang pasti ingin berkat. Sebenarnya tidak sulit untuk menentukan pilihan. Dalam Imamat 26, disebutkan tentang berkat dan kutuk. Jelas sekali disebutkan bahwa berkat diperoleh bukan karena faktor untung-untungan. Berkat diperoleh karena seseorang menjadi pelaku firman.
Berkat dan kutuk dihadapkan kepada bangsa Israel, namun bangsa ini gagal menjadi bangsa yang diberkati, justru mereka menjadi budak bagi bangsa-bangsa dan menjadi bangsa pengembara.
Proyek Israel bukanlah proyek gagal, karena Allah sedang merancang suatu proyek melalui gereja-Nya bahwa gereja-Nya akan mendapatkan berkat secara penuh melalui Yesus Kristus. Dan Alkitab berkata, “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat” (Galatia 3:10). Dan Yesus sendiri berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:18).
Melalui Yesus, berkat yang tidak mungkin diraih itu kini bukan lagi menjadi angan-angan. Di dalam Yesus berkat Allah tercurah dalam hidup kita yaitu berkat hidup kekal, damai sejahtera, sukacita, pengharapan, dsbnya itu memang menjadi milik kita, namun ada bagian-bagian yang harus kita lakukan yaitu taat kepada pimpinan Roh dan percaya kepada janji-janji-Nya.
Kita sebenarnya ditakdirkan untuk diberkati. Tuhan tidak pernah merancangkan kutuk kepada hidup kita. Dia adalah Allah yang baik dan tidak mungkin  dia menghendaki kita tertimpa kutuk. Tetapi berkat kadang harus dipercayai dan ditindaklanjuti dengan iman. Ingat bahwa orang benar hidup oleh iman.
Saudara, Anda merasa tahun kemarin begitu “seret” dan berkat Allah tidak mengalir? Jangan putus asa, sebab Anda adalah kandidat kuat untuk menerima berkat Allah. Hanya saja hiduplah dengan sungguh-sungguh di dalam Dia dan jangan ragu terhadap janji-janji-Nya. Kalau Anda sudah siap diberkati katakanlah kepada Allah: “Tuhan, Aku siap engkau berkati tahun ini!”
Sumber: http://www.bethanygraha.org

8 Januari 2016

Allah Adalah Perencana Hebat

Allah Adalah Perencana Hebat

“Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah  tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku,  dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya  ini terjadi? demikianlah firman TUHAN…..” (Yesaya 66:1,2)
Saudara, perlu kita pahami bahwa Allah tidak pernah habis-habisnya berkarya demi untuk keselamatan manusia. Yang menarik disebutkan dalam Kejadian 3:21 bahwa Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa setelah mereka jatuh di dalam dosa. Allah bertindak cepat, begitu manusia jatuh di dalam dosa Allah telah merencanakan keselamatan bagi mereka. Manusia begitu berharga di mata-Nya dan tidak boleh jatuh ke tangan musuh (iblis).
Begitu juga apabila Anda memperhatikan dari ayat ke ayat, maka Anda akan melihat bagaimana Allah bekerja untuk menggenapi rencana-Nya. Lihat saja perintah Allah kepada Musa untuk mendirikan Kemah Suci. Apakah Allah mau berdiam di dalam rumah bikinan manusia? Tidak mungkin! Allah sendiri berkata, “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah  tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku,  dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya  ini terjadi? demikianlah firman TUHAN…..” (Yesaya 66:1,2). Kalimat “tantangan” ini menunjukkan bahwa Allah sama sekali tidak berdiam dalam rumah buatan manusia. Lalu untuk apa Kemah Suci didirikan? Itulah tempat pertemuan antara Allah dan manusia, sebab Allah tidak dapat menemui umat Israel apabila mereka masih menjadi manusia berdosa. Jadi harus melalui perantara. Dan Bait Allah juga merupakan perlambang bahwa kelak gereja akan menjadi tempat kediaman Allah: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu” (1 Korintus 3:16)?
Allah kita tidak serampangan dalam bertindak. Ia bekerja berdasarkan pola dan rencana. Dan sebenarnya semuanya itu berpusat pada satu tujuan: keselamatan melalui Yesus Kristus! Jadi Anda bisa lihat betapa hebatnya kasih Allah atas hidup kita. Semenjak semula Allah memang menjadikan manusia sebagai makhluk kesayangan-Nya. Dan inilah yang seharusnya menjadi sukacita kita bahwa kasih Allah tidak beranjak dalam hidup kita. Betapa seringnya kita meragukan kasih Allah. Betapa dangkalnya pengertian kita selama ini mengenai kasih-Nya. Camkan, Dia adalah Allah yang mengasihi kita dan terus berkarya dalam hidup kita.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

Korban yang Sempurna

Korban yang Sempurna

“.... sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai Persembahan dan Korban yang Harum bagi Allah” (Efesus 5:2).
Jika Anda hidup hanya untuk sengsara, kira-kira Anda mau? Atau kalau Anda terlahir hanya untuk mati dengan cara yang hina, Anda mau? Dan itulah yang terjadi dengan Yesus. Dia tahu bahwa Dia datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa. Dan kehendak Bapa bukanlah menjadikan Yesus seorang raja Yahudi yang akan duduk di kursi empuk dan tinggal di istana yang megah. Kehendak Bapa bukan juga menjadikan Yesus seorang penguasa yang bergelimang dengan harta dan menerima hormat penduduk Israel. Tetapi yang dikatakan Alkitab adalah : “... walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. . . . bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:6-8). Mati di kayu salib adalah tujuan-Nya datang ke bumi. Mati dengan cara yang amat hina, bak seorang penjahat besar.
Dan yang lebih penting lagi, Yesus merupakan penggenapan dari korban-korban yang dilakukan dalam Perjanjian Lama. Korban-korban itu harus dilaksanakan supaya seseorang tidak mati karena dosa itu.
Alkitab mengatakan bahwa Yesus merupakan korban yang harum: “.... sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai Persembahan dan Korban yang Harum bagi Allah” (Efesus 5:2). Korban itu sakit dan tidak menyenangkan daging. Tetapi Yesus telah melakukannya.
Saudara, kita telah merayakan Natal. Hari itu sepertinya seluruh dunia merayakannya atau setidak-tidaknya merasakan suasana Natal. Tetapi sadarkah Anda bahwa ketika Yesus lahir, para malaikat bersukacita sebab janji Allah akan keselamatan yang sempurna akan digenapi melalui Yesus? Tetapi mereka juga sedih sebab Anak Allah harus dikorbankan di kayu salib seperti seorang penjahat, padahal di dalam Dia sama sekali tidak ada dosa. Dan itu dilakukannya untuk Anda dan saya. Untuk itu, biarlah di tahun yang baru ini kita terus menyampaikan korban yang sempurna kepada dunia, agar jiwa-jiwa yang belum percaya kepada Yesus memperoleh keselamatan yang kekal, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification