27 Februari 2017

Terbuka Di Hadapan Tuhan

Terbuka Di Hadapan Tuhan

Ibrani 4:13, ”Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab"
Hari ini kita akan belajar seperti Daud yang memberikan diri untuk dikoreksi oleh Allah, agar dia tetap berkenan di hadapanNya; seperti yang tertulis dalam Mazmur 7:9 ". . . hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas" Permintaan Daud supaya Allah menghakimi atau mengujinya adalah tindakan yang hampir tidak pernah dilakukan oleh orang-orang. Sikap Daud yang sangat berhati-hati untuk mengikut hukum Tuhan adalah tindakan yang mendasari keberaniannya untuk "menantang" Tuhan supaya menghakiminya. Biasanya orang yang bersalah tidak akan berani berkata seperti Daud. Malahan mereka akan menyembunyikan diri dari hadirat Tuhan, seperti Adam dan Hawa yang menyembunyikan diri setelah mereka melanggar firman Tuhan (Kejadian 3:10).
Padahal segala sesuatu tidak ada yang tersembunyi di mata Tuhan, seperti yang tertulis dalam Ibrani 4:13, ”Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab". Tak ada satu perkarapun yang terlalui tanpa pengawasan Allah. Kita bisa menyembunyikan rahasia dari suami / isteri, saudara, teman, atau siapa saja. Tetapi kita tak dapat menyembunyikannya dari hadapan Allah. Kasus perselingkuhan yang terekspos di surat kabar adalah sebagian kecil dari kasus-kasus serupa yang belum tesingkap. Mereka berpikir tindakan mereka aman-aman saja. Bahkan sampai mereka masuk liang lahat, perselingkuhan mereka terbungkus rapi. Mereka bodoh bila beranggapan demikian, sebab Allah Yang Mahakuasa tidak pernah melepaskan pandangan-Nya dari gerak-gerik mereka. Allah akan memperkarakan semuanya itu saat pengadilan-Nya digelar.
Oleh sebab itu, hargai anugerah dan kesempatan yang Tuhan berikan untuk hidup sesuai firmanNya, sebab Yesus telah membawa reformasi total ke dunia ini. Ia telah datang sebagai Juru Selamat yang mendamaikan umat manusia dengan Allah. Ketakutan untuk menghadap Allah telah sirna, sebab pengorbanan Kristus telah menguduskan kita. Penulis Ibrani berkata: "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat . . . . " (Ibrani 10:22). Sebab itu jangan menyimpan dosa lagi sebab segala sesuatu terbuka di hadapan Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

21 Februari 2017

Kendalikan Amarahmu !

Kendalikan Amarahmu !

"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa : janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis” (Efesus 4:26, 27)
Dalam sepanjang kehidupan manusia tidak lepas dari unsur marah. Kata ini memilki lima huruf yang sering menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Gara-gara "marah", suami isteri dapat bercerai. Gara-gara "marah", manusia saling membunuh. Gara-gara "marah", negara-negara saling berperang. Gara-gara yang sama pula, tombol nuklir bisa ditekan! Dalam hal marah sepertinya manusia tidak dapat melepaskan diri darinya !   
Kemarahan yang tidak terkontrol dan tidak pada tempatnya merupakan tindakan yang bersifat destruktif. Alkitab memberikan batas waktu marah yang "tidak membahayakan" kepada orang percaya,"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa : janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis” (Efesus 4:26, 27). Ternyata kemarahan tidak hanya membahayakan kesehatan saja, tetapi juga dapat membahayakan kerohanian kita juga. Batas waktu bagi kemarahan adalah "sebelum matahari terbenam". Sebagian teolog berkata bahwa batas waktu itu adalah 24 jam. Sebagian lagi berkata, batas waktu itu dapat ditafsirkan secara hurufiah. Artinya memang sebelum tenggelamnya matahari, kemarahan itu harus dapat diatasi. Sebab menjelang manusia tidur, biasanya tidak ada aktivitas yang dikerjakan. Saat-saat itu amarah manusia dapat mendorong mereka merancangkan sesuatu yang jahat dalam pikiran mereka. Bukankah kejahatan yang kita rancang kepada orang lain adalah ketika kita berada di tempat tidur ? Bukankah iblis juga ikut memegang andil besar dalam membantu manusia merancangkan dosa ? Saat kita marah yang tidak terkendali, iblis sudah mengincar di pintu hati kita.
Tidak semua marah berarti negatif. Misalkan anak kita melakukan kesalahan, kita perlu marah supaya mereka tahu bahwa mereka salah. Allah juga dapat marah. Tetapi kemarahan-Nya adalah kemarahan yang kudus - tidak dapat disamakan dengan kemarahan manusia.
Apakah kita menyimpan kemarahan yang terpendam selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun? Kemarahan seperti itu dapat "berkerak" menjadi akar kepahitan (kebencian). Seperti yang tertulis dalam Mazmur 37:8 Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.” Kadang lebih sukar mengendalikan kemarahan dari pada mengendalikan kuda liar. Oleh sebab itu bereskan semuanya itu di hadirat Tuhan ! Amin.        Sumber: http://www.bethanygraha.org

13 Februari 2017

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

Bertekunlah Di Dalam Tuhan

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus…." (Ibrani 12:2)
Kalau kita merenungkan peristiwa yang dialami oleh Ayub, maka hal tersebut akan menjadi pembelajaran dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Dimana semua keluh-kesah dan penderitaan yang Ayub alami, seperti tidak ada artinya bila dibandingkan dengan pemulihan yang Allah berikan kepadanya. Namun untuk mencapai semuanya itu dibutuhkan sebuah ketekunan untuk tetap bertahan di jalan Tuhan. Dalam bahasa Yunani, ada 2 kata yang diterjemahkan dengan bertekun/sabar, yaitu hypomone dan makrothymia. Tetapi keduanya memiliki arti yang berbeda. Hypomone berarti suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian atau penderitaan. Sedangkan makrothymia berarti suatu sikap untuk menghargai atau memberi keluasan kepada orang lain (tidak tergesa-gesa bertindak). Contoh kata makrothymia adalah 2 Petrus 3:15, "Anggaplah kesabaran (makrothymia) Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat….". Sedangkan kata "bertekun" pada Yakobus 5:11 adalah hypomone yang merupakan suatu sikap hati yang tabah menghadapi ujian. Memang, tidak ada yang menyenangkan saat ujian berlangsung. Tak ada manusia yang menyukai penderitaan dalam setiap ujian hidup manusia. Tetapi inilah cara Allah membentuk anak-anak-Nya. 
Penulis Ibrani mengisyaratkan bahwa setiap anak Tuhan, mau atau tidak mau, semuanya harus terjun dalam pertandingan iman. Di dalam pertandingan ini, ketekunan adalah syarat utama bila kita ingin menyeleseikan pertandingan iman itu dengan baik, seperti yang  tertulis dalam Ibrani 12:1 "….dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita". Sedangkan pada ayat 2 memberikan kunci bagi keberhasilan ketekunan kita, "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus….". Ketekunan yang bertahan hingga finish adalah kedisiplinan dan terus memandang kepada Yesus. Mengapa banyak orang Kristen gagal menjalani kehidupan ini? Penyebabnya adalah karena mata mereka tidak lagi memandang kepada Yesus. Mereka mengalihkan pandangan mereka kepada manusia atau dunia ini. Saat persoalan melanda, mereka terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa Allah tidak lagi mendengar doa mereka saat mereka berseru-seru. Mereka tidak sabar menunggu jawaban Allah. Oleh sebab itu apapun yang terjadi dalam hidup ini, persoalan apapun yang sedang kita hadapi atau seberat apapun persoalan kita, biarlah Yesus saja yang menjadi alasan kita untuk tetap bertahan menjalani kehidupan ini ! Dan ketekunan adalah modal utama untuk mencapai pemulihan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

6 Februari 2017

Duduk Bersama Kristus

Duduk Bersama Kristus

"dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga" (Efesus 2:6).
Inilah rahasia besar yang harus diketahui oleh semua orang kudus-Nya bahwa Allah menempatkan gereja-Nya pada posisi yang istimewa. Allah menyatakan melalui Rasul Paulus: "dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga" (Efesus 2:6). Ayat ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah telah melakukannya. Allah telah menempatkan gereja bersama-sama dengan Kristus. Allah tidak melakukannya nanti atau setelah dunia kiamat. Tetapi sekarang ini, orang percaya sedang duduk bersama-sama dengan Kristus. 
Kita harus tahu bahwa kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus ke sorga telah meluluhlantakkan penguasa dunia dan "para kroninya". Iblis telah dikalahkan! "Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka" (Kolose 2:15). Iblis takut dan gemetar dengan berita salib. Kematian Yesus di kayu salib adalah awal petaka setan. Ia mengira telah mengalahkan Anak Allah. Dan ketika Yesus bangkit dari kematian, ketika terdengar sorakan sukacita di sorga, teriakan gembira penghuni kerajaan kegelapan berubah menjadi ratapan. Yesus telah menang!
Kemenangan Kristus inilah yang telah didelegasikan kepada gereja-Nya. Ia memberikan kuasa atau otoritas kepada gereja untuk menginjak ular dan kalajengking (Lukas 10:19). Kemenangan telah menjadi milik gereja-Nya. Sayangnya, banyak anak Tuhan yang tidak mengerti kebenaran ini, sehingga mereka menganggap perlu untuk berperang melawan iblis. Kita memang harus waspada terhadap tipu daya iblis. Tetapi perjuangan yang kita kenal bukanlah berperang dalam arti untuk menentukan siapakah yang menang.
Allah telah meninggikan gereja-Nya. Dengan mendudukkan gereja bersama-sama dengan Kristus, mengisyaratkan bahwa otoritas Allah telah menjadi milik orang benar. Bahkan dengan berani Yohanes berkata: "Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah" (1 Yohanes 5:5) ? Inilah jaminan kemenangan kita yaitu iman kita !. Oleh sebab itu, janganlah takut dan gentar dalam menjalani hidup ini sebab Allah telah menyediakan kemenangan atas kita, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification