30 Mei 2011

Renungan Harian Online: Dengan Pengharapan

Dengan Pengharapan

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: 1 Korintus 9:10
=====================
"Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya."


kerja dengan pengharapanSemakin tinggi teknologi, semakin canggih pula robot yang berhasil dibuat. Ada robot yang saat ini bisa membuat pancake, ada yang bisa menari dengan luwes, bahkan menyanyi bersama manusia. Di Jepang ada robot yang tidak lagi berbentuk seperti rangkaian besi bermesin, tetapi sudah bisa tampil seperti android feminin. Robot Actroid F namanya, bukanlah robot yang dibuat untuk berjalan seperti kebanyakan robot sebelumnya. Tetapi kelebihannya ada pada mimik muka yang sangat realistis dan sepintas akan terlihat seperti manusia sungguhan. Secanggih apapun sebuah robot, hingga hari ini robot hanyalah berfungsi sesuai program sebagaimana ia dibuat. Robot tidak memiliki keinginan sendiri, apalagi harapan atau impian. Itu perbedaan besar antara manusia dengan robot. Tetapi ada banyak manusia yang lupa terhadap hal ini dan hidup seperti robot. Bekerja, bekerja dan bekerja, seperti terprogram tanpa harapan apa-apa. Mereka hanya melakukan rutinitas seperti halnya sebuah robot. Ada beberapa orang yang saya kenal hidup seperti ini, dan rata-rata kehilangan gairah hidup. Air mukanya tidak lagi cerah, tidak ada kegembiraan. Mereka bukan lagi orang yang saya kenal sebelumnya. Jika ini yang terjadi, maka itu tanda bahwa ia kehilangan jatidirinya sebagai manusia, dan hidup selayaknya robot terprogram.

20 Mei 2011

Renungan Harian Online: Kuasa di Balik Puji-Pujian

Kuasa di Balik Puji-Pujian

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Mazmur 22:4
====================
"Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."


puji-pujianNganggur salah, capai juga salah. Itu dirasakan banyak orang, termasuk saya yang sedang lelah-lelanya harus bolak balik ke ibukota untuk urusan pekerjaan, disamping timbunan deadline yang bagai air bah yang meluap membanjiri saya dalam sebulan terakhir. Itu belum termasuk mengajar yang bisa makan waktu hingga sehari penuh. Di tengah kelelahan terkadang saya tersenyum dan merasa geli sendiri, mengapa saya tiba-tiba merasa rindu terhadap kasur dan bantal yang tiba-tiba menjadi jarang bertemu dengan saya. Haruskah saya mengeluh jika deadline tengah padat-padatnya? Tentu tidak, karena saya masih ingat betul bagaimana rasanya ketika sedang tidak ada kerjaan. Saya harus lebih pintar mengatur waktu, karena tugas saya bukan hanya bekerja, tetapi ada keluarga yang harus diberi waktu yang cukup dan sebagainya. Mudah? Sama sekali tidak. Alangkah sulitnya malah, karena saya sering merasa seolah harus berdiri di atas beberapa dunia sekaligus, yang semuanya menuntut hal terbaik dari diri saya. Exhausted, burn out, extremely tired, but the show must go on. Saya tetap harus berbuat yang terbaik, dan disisi lain harus berhati-hati dengan menjaga kesehatan, karena di saat seperti ini tubuh akan sangat rentan dan lemah untuk diserang penyakit. Jika demikian rasanya kita butuh sesuatu yang bisa menguatkan kita, memberi tambahan tenaga, dorongan dan semangat. Adakah sesuatu yang seperti itu? Tentu saja. Pernahkah anda menyadari bahwa Tuhan telah menciptakan musik bagi kita, yang tidak saja hanya bisa dinikmati tetapi juga bisa dipakai untuk memuji Tuhan,Sang Pencipta segalanya? Musik bagi saya adalah salah satu berkat Tuhan yang terindah. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa hidup ini jika tidak ada musik. Dan bagi saya, musik bisa menjadi penghibur bahkan memberi kekuatan, apalagi lagu-lagu pujian. Karena itulah saya Sambil menulis saya menyanyi kecil, dan nyata benar Tuhan memberikan kekuatan agar saya bisa menyelesaikan tugas demi tugas, dan yang pasti Tuhan pun memberikan rasa sukacita disamping kelegaan dan kekuatan yang hadir lewat lagu-lagu pujian ini.

14 Mei 2011

Renungan Harian Online: Tidak Perlu ke Gereja?

Tidak Perlu ke Gereja?

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Ibrani 10:25
==================
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."


beribadah di gereja"Biarpun tidak ke gereja, yang penting hati kita bersih." Itu diucapkan oleh tetangga saya yang sudah begitu lama tidak menginjakkan kakinya di gereja. Ini sebuah "excuse" atau pembenaran yang begitu sering kita dengar dari orang-orang percaya yang tidak merasa perlu untuk beribadah ke gereja. Yang penting hati kita bersih. Itu tidaklah salah. Karena kita memang diminta untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, dan itu dikatakan sebagai ibadah yang sejati. (Roma 12:1). Tetapi segala sisi kehidupan yang sulit ini cepat atau lambat bisa membuat roh kita lelah. Kita berhadapan dengan berbagai situasi yang bisa membuat daya tahan kita melemah. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh orang lain untuk mengingatkan kita, kita butuh saudara-saudari seiman untuk bertumbuh bersama-sama dan saling support. Kita butuh tempat untuk iman kita agar bertumbuh, dan kita akan kehilangan kesempatan untuk itu apabila kita menghindari beribadah di gereja.

10 Mei 2011

Renungan Harian Online: Bapa Segala Dusta

Bapa Segala Dusta

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Yohanes 8:44
========================
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."


tipu iblisSemua manusia ingin mengatahui segala yang benar. Tidak ada orang yang ingin mencari sesuatu yang salah. Tetapi ketika manusia dihadapkan kepada kebenaran, seringkali justru mereka sendiri yang menolaknya. Bisa jadi sebuah kebenaran itu terasa terlalu indah untuk jadi kenyataan, too good to be true, atau sebaliknya terasa begitu mengekang sehingga orang menolaknya karena takut kesempatannya untuk merasakan kenikmatan yang ditawarkan dunia menjadi tertutup. "Saya kan punya banyak dosa..saya terus hidup dengan rasa bersalah, dosa-dosa saya banyak, mana mungkin Tuhan mau memaafkan saya? Habis sudah, terlambat sudah.." Kalimat atau pikiran seperti ini terus meracuni benak banyak orang. Padahal Tuhan berulang kali menyatakan bahwa Dia selalu rindu untuk memberi pengampunan total kepada kita sepanjang isi Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru. Salah satunya berbunyi sangat indah: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Dan jangan lupa pula bahwa "di dalam Kristus sesungguhnya kita memperoleh pengampunan dosa." (Kolose 1:14). Firman Tuhan juga berkata "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10). Artinya, pengampunan selalu diberikan kepada kita sebagai wujud kasih Tuhan kapanpun kita mengakui semua dosa-dosa kita. Tetapi bagi sebagian orang itu terlihat terlalu muluk. Mereka merasa tidak layak untuk itu, dan perhatikanlah, jika itu kita lakukan maka iblis akan memiliki ruang yang cukup untuk terus menjadikan kita tertuduh. Dia akan terus memperbesar perasaan bersalah dalam diri kita sehingga semakin lama kita akan semakin jauh dari kebenaran.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification