27 Januari 2013

Nasib Yang Diubahkan

Nasib Yang Diubahkan
Written by Multimedia Graha Bethany   
Friday, 25 January 2013 13:39
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.” (Pengkhotbah 3:14)
Saudara, melalui ayat bacaan di atas kita akan mendapatkan nilai kebenaran yaitu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya bahkan tidak dapat ditambah maupun dikurangi. Dan hal ini pada umumnya disebut takdir atau nasib. Takdir/nasib tidak bisa diubah, karena dengan demikian manusia diharapkan untuk memiliki rasa takut akan Tuhan. Akan tetapi kenyataannya manusia tidak pernah takut kepada Tuhan, kecuali orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.
Segala sesuatu yang ditetapkan Tuhan tidak dapat ditambah maupun dikurangi berlaku bagi orang yang belum lahir baru atau percaya kepada Kristus. Dan kali ini kita akan melihat kehidupan seseorang yang menjadi contoh bagi kehidupan setiap orang yang percaya, karena orang ini adalah orang yang percaya. Kita akan membaca dalam Yesaya 38:1-7 ”Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya : Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi. Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
Ia berkata : Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya : Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya”

Seperti yang telah kita baca dalam Pengkhotbah, bahwa takdir atau nasib itu pasti, dan takdir itu juga dialami Hizkia, dimana ia telah ditentukan untuk mati dalam usia tertentu oleh karena penyakitnya. Saat itu Hizkia tidak putus asa dalam menghadapi persoalan, walaupun persoalan ini sangat serius yaitu menyangkut hidup Hizkia yang tidak lama lagi. Hizkia benar-benar memegang janji Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 7:7-11. Akhirnya Hizkia berdoa “ya Tuhan Engkau telah melihat kesetiaanku dalam beribadah kepadaMu”, maka menangislah ia dengan sangat. Dan dalam waktu yang singkat Tuhan menjawab doa Hizkia, sehingga Tuhan menambahkan umur Hizkia lima belas tahun lagi. Hizkia memerintah pada tahun 716-687 SM. Melalui kisah ini kita diingatkan tentang firman Tuhan yang berkata : “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16b). Jadi, disini kita temukan ada suatu perbedaan antara anak Tuhan dengan orang dunia. Kalau anak Tuhan nasib/takdir itu bisa berubah, sedangkan orang dunia tidak bisa berubah. Kisah daripada Hizkia ini ditulis oleh nabi Yesaya maupun oleh riwayat raja-raja atau para sejarahwan, karena peristiwa ini sangat penting, dimana kisah hidup daripada Hizkia telah menjadi contoh bagi orang lain, termasuk orang yang belum mengenal Tuhan.

Selanjutnya dalam kisah ini kita akan temukan sesuatu yang bertolak belakang dari sebelumnya, dimana pada saat Hizkia mengetahui bahwa penyakit yang dialaminya akan membawa pada kematian, maka ia mulai sungguh-sungguh melekatkan dirinya pada Tuhan, namun setelah ia mendapatkan jawaban doa dan mulai diberkati Tuhan maka dia mulai angkuh. Ia tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang ia dapat berasal dari Tuhan, sehingga sebagai akibatnya Yerusalem dan Yehuda ditimpa murka (II Tawarikh 32:24). Kita semua mengetahui bahwa keangkuhan adalah awal daripada kehancuran. Seperti halnya Lucifer, oleh karena keangkuhannya dan ingin menyamai Tuhan maka segala sesuatu yang ia miliki menjadi hancur.
Saudara, dari sekian rentetan kisah yang telah kita pelajari akan terjadi pula dalam kehidupan saat ini, misalnya : apabila seorang pemimpin daripada suatu bangsa tidak benar dihadapan Tuhan, maka rakyatnya akan menderita; demikian pula dalam keluarga, apabila seorang ayah memiliki sifat yang angkuh maka anggota keluarganya akan menderita.
Tetapi bagaimanapun juga Allah tetap mengasihi umatNya yang kembali kepadaNya untuk bertobat; yaitu tatkala Hizkia menyadari akan kesalahannya maka Tuhan memulihkan keadaaan Hizkia (II Tawarikh 32:26), bahkan pada ayat selanjutnya dikatakan : “Hizkia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia membuat perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai dan segala macam barang yang indah-indah, juga tempat perbekalan untuk hasil gandum, untuk anggur dan minyak, dan kandang-kandang untuk berbagai jenis hewan besar dan kandang-kandang untuk kawanan kambing domba. Ia mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba dan lembu sapi, karena Allah mengaruniakan dia harta milik yang amat besar. Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya.” (II Tawarikh 32:27-30)

Ternyata apa yang dialami oleh Hizkia telah membawa dampak yang luar biasa, dimana dari negara luar pun ingin tahu apa yang membuat Hizkia sampai mengalami hal yang demikian (Yesaya 39:1). Namun kenyataannya Hizkia tidak bersaksi atas kuasa Tuhan yang dia alami, justru dia hanya “memamerkan” atau menunjukkan segala harta kekayaannya dengan sikap angkuh, maka terjadilah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan, dimana firman Tuhan menegurnya : “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” (Yesaya 39:6-7)

Saudara, melalui uraian diatas biarlah boleh menjadi suatu pelajaran atau pemahaman dalam kehidupan kita. Bahwa segala sesuatu dapat berubah, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil. Selama kita mencari Tuhan maka kasih setia Tuhan akan menyertai kita. Walaupun kita tidak tahu maksud Allah (Pengkhotbah 3:9-10), tetapi Ia berjanji bahwa apabila kita hidup dalam kebenaran maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan berhasil karena segala sesuatu indah pada waktunya (waktu Tuhan), dan di dalamnya terkandung kekekalan. Dan sebagai peringatan : janganlah kita menunggu persoalan datang baru kita mulai bertobat, tetapi selama ada kesempatan biarlah kita gunakan semaksimal mungkin untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

13 Januari 2013

Tetap Pada Kasih Mula-mula

Tetap Pada Kasih Mula-mula
Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 10 January 2013 13:56
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” I Korintus 13:13
Di dalam perjalanan pelayanan gereja Bethany telah dilandasi dengan iman, harap dan kasih. Dari ketiga hal ini yang paling terbesar adalah kasih, seperti yang tertulis dalam I Korintus 13:13, “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Dengan demikian thema gereja Bethany di Tahun 2013 adalah FIRST LOVE (Kasih mula-mula).
Berapa banyak umat Tuhan termasuk para pelayan Tuhan mulai meninggalkan kasih mula-mula walaupun masih berkecimpung dalam dunia pelayanan. Oleh sebab itu, melalui penyampaian firman Tuhan ini, biarlah boleh mengingatkan atau mengajak umat Tuhan untuk kembali kepada kasih mula-mula kita kepada Tuhan. Karena apabila kita meninggalkan kasih mula-mula kepada Tuhan maka sia-sialah segala apa yang telah kita lakukan selama ini.

Memang, iman itu dibutuhkan oleh semua umat yang percaya pada saat ini yaitu dalam jangka pendek, demikian pengharapan juga dibutuhkan dalam jangka panjang, sedangkan kasih itu kekal selama-lamanya. Firman Tuhan pun memberitahukan bahwa nubuatan maupun bahasa roh akan berhenti, tetapi kasih itu kekal selamanya, seperti yang tertulis dalam I Korintus 13:8-9 ”Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.” Bahasa roh itu untuk menolong iman kita, yaitu menambahkan iman kita dan Roh Kudus itu menguatkan iman kita dalam pengharapan. Untuk itu, di tahun yang baru ini biarlah kita memikirkan hal-hal yang kekal.

Pada waktu kita percaya Tuhan, kita mengaku bahwa Yesus adalah Mesias maka terjadilah mujizat yang luar biasa. Tidak semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan kalau tidak dibantu oleh Roh Kudus. Roh Kudus sudah ada dalam diri kita, maka terjadi suatu mujizat. Tuhan Yesus berkata kepada Simon, “Simon, sekarang engkau bukan Simon tetapi Petrus.” Ada dua dimensi “dimensi Simon” dan “dimensi Petrus”. Petrus inilah manusia kekal. Simon ini akan mati, demikian Saulus akan mati; tetapi Petrus dan Paulus akan hidup selama-lamanya. Hanya manusia roh yang akan mendapatkan kasih, karena manusia roh itu kekal. Demikian halnya dengan kasih yang adalah kekal.

Manusia roh itu luar biasa, sebab Tuhan berkata : ”di atas batu karang ini Aku mendirikan jemaatku. Maut tidak dapat menguasai kamu, apa yang kau ikat di bumi terikat di surga dan apa yang kau lepas di bumi akan terlepas di surga.” Jadi ada hubungan antara bumi dan surga. Orang yang hidup mementingkan manusia rohnya akan dipelihara Tuhan secara sempurna. Memang hal ini tampaknya seperti fantasi tetapi semua itu adalah nyata. Dan alasan mengapa kita harus mementingkan manusia roh kita yaitu karena kita adalah milik Kristus, seperti yang tertulis dalam Roma 8:9-11, ”Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”

Sebagai gambarannya adalah kisah daripada Abraham (Kejadian 17:1-5). Dalam usianya yang sudah lanjut, dia mendapatkan janji dari Tuhan bahwa Abraham akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Namun janji ini membuat Abraham tertawa, bukan karena dia senang melainkan menganggap bahwa hal ini lucu. Sebab ia melihat usianya yang sudah tua yaitu 99 tahun, mana mungkin memiliki keturunan. Memang secara manusia daging (Abram) tidak mungkin, tetapi ketika dia menjadi manusia roh (Abraham) maka tidak ada yang mustahil. Tuhan telah menunggu sampai mati betul dagingnya.
Dan pada waktu berubah maka dilakukan sunat, maksudnya dagingnya dipotong, maka dia bisa mengasihi Tuhan. Bahkan pada waktu dia punya anak yaitu Ishak yang menginjak usia remaja, Ishak diminta Tuhan untuk dikorbankan. Karena dia mengasihi Tuhan maka dia rela menyerahkan anaknya. Abram menjadi Abraham itu mati manusia dagingnya tetapi manusia rohnya muncul.

Kita harus juga perhatikan kehidupan kita yaitu harus suci dan tidak hidup sembarangan. Firman Tuhan berkata ”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah” (I Yohanes 3:1-4). Suatu ketika kita akan melihat Tuhan Yesus dengan sebenarnya dan hidup bersama Dia selama-lamanya. Manusia daging ini harus prihatin, supaya manusia roh itu berfungsi. Banyak sekarang hamba-hamba Tuhan yang memberitakan firman Tuhan hanya kasih karunia saja; memang  hal ini tidak salah, tetapi kasih karunia itu jangan disia-siakan dengan perbuatan cemar (Ayat 6-8), untuk itu perhatikan langkah-langkah kita di tahun yang baru. (ayat 9)

Kita semua telah lahir dari Allah dan menjadi manusia baru. Hal ini pernah menjadi perbincangan antara Nikodemus dengan Tuhan Yesus, dimana Nikodemus bertanya kepada Tuhan “bagaimana manusia bisa selamat ?”. Jawab Tuhan Yesus, ”Orang bisa selamat apabila dilahirkan kembali,” lalu Nikodemus bertanya : “bagaimana orang bisa dilahirkan kembali apabila ia sudah tua ?” tetapi Tuhan Yesus menjawab : ”apa yang telah dilahirkan dari daging adalah daging sedangkan apa yang telah dilahirkan dari roh adalah roh.”Mujizat yang paling besar adalah lahir baru (menjadi manusia baru). Antara manusia daging dengan manusia roh selalu bertentangan, tetapi biarlah kita menjadi manusia roh yang berkemenangan asalkan kita menghormati Roh Kudus lebih.
Kalau kita milik Kristus atau memiliki Kristus maka kita memiliki segala-galanya karena Kristuslah segala-galanya. Meskipun sementara ini mengalami penderitaan ketika memperjuangkan manusia roh kita untuk terus bertumbuh, tetapi perlu kita ketahui bahwa penderitaan yang kita alami saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak, seperti yang tertulis dalam Roma 8:18, ”Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”

Melalui pembahasan firman Tuhan di atas, marilah kita semakin sungguh-sungguh untuk hidup dalam kasih mula-mula kepada Tuhan dan menumbuhkan manusia roh kita, maka apa yang tidak pernah kita lihat maupun kita dengar, bahkan tidak pernah timbul dalam hati kita akan dinyatakan bagi mereka yang mengasihi Dia, Amin. 
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

6 Januari 2013

Hidup Dalam Pemeliharaan Tuhan

Hidup Dalam Pemeliharaan Tuhan
Written by Multimedia Graha Bethany   
Saturday, 05 January 2013 14:24
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
(I Petrus 1:3-5)

Mujizat yang luar biasa adalah ketika seseorang mengalami kelahiran baru. Dan mengapa kelahiran baru disebut sebagai mujizat yang luar biasa ? sebab kelahiran baru merupakan syarat utama untuk dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Hal ini juga disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada pemimpin agama Yahudi yaitu Nikodemus, sebagai peringatan bahwa setiap orang yang mau masuk kedalam kerajaan Allah harus mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3-7).

Salah satu contoh murid Tuhan yang mengalami kelahiran baru adalah Simon, dimana ketika ia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias, maka Yesus berkata : “berbahagialah engkau Simon, karena bukan engkau yang menyatakan itu tetapi oleh karena kemurahan Allah yang membuat engkau menyatakan demikian. Dan sekarang engkau bukan lagi Simon tetapi Petrus.” Dulu Simon adalah manusia alamiah (manusia yang penuh dengan kelemahan dan keterbatasan), tetapi setelah ia mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ia menjadi manusia baru dan namanya menjadi Simon Petrus.


Istilah kelahiran baru ini tidak hanya terjadi pada jaman perjanjian baru saja, tetapi pada jaman perjanjian lamapun, hal ini juga terjadi. Tatkala Tuhan memanggil Abraham untuk menjadi bapa segala bangsa, maka terlebih dahulu telah terjadi kelahiran baru (perubahan karena menerima panggilan Tuhan). Dimana yang dahulunya Abram menjadi Abraham, Sarai menjad Sara, kemudian Yakub menjadi Israel. Dan bukan berarti perubahan nama yang menentukan kita menjadi manusia baru, tetapi karena kita meresponi panggilan Tuhan untuk menerima kemurahanNyalah yang membuat kita mengalami kelahiran baru. Perlu diketahui pula bahwa Tuhan memanggil kita bukan karena perbuatan baik kita atau karena kita tidak melakukan pelanggaran secara moral, melainkan karena anugerahNya besar atas hidup kita.

Dan Allah tidak segan-segan memberikan putraNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai tumbal dosa. Hal itu dilakukanNya semata-mata supaya umat manusia diselamatkan dan kembali kepadaNya.
Kemurahan Allah dalam perjanjian lama hanya bersifat perorangan, tetapi pada jaman perjanjian baru, kemurahan Allah diberikan kepada seluruh umat manusia yang menerima serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan raja; seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 3:16 “ . . . . . . . , supaya barangsiapa percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kata “barangsiapa” menunjuk kepada setiap orang. Istilah atau pengertian lahir baru tidak ada di agama manapun, walaupun segala sesuatu yang diajarkan agama tersebut adalah baik. Sebab istilah serta pengertian kelahiran baru ini hanya ada ketika seseorang menjadi percaya di dalam nama Tuhan Yesus, sehingga orang  tersebut mendapatkan predikat sebagai manusia rohani.

Manusia alamiah dan manusia rohani ini tidak terpisah karena kita masih tinggal dalam dunia ini.
Lalu, bagaimana dalam dua dimensi kita dipelihara Tuhan ? Kedua dimensi ini tetap dipelihara Tuhan, selama kita tetap melekat pada firmanNya. Dan terpeliharanya manusia alamiah kita akan dipengaruhi manusia rohani kita, karena bukan manusia alami kita yang dapat merubah manusia rohani kita. Oleh karena itu manusia rohani kita harus selalu mendapatkan makanan dan minuman, supaya manusia rohani kita tetap hidup. Dan bagaimanakah manusia rohani kita mendapatkan makanan dan minuman ?

Manusia rohani kita akan mendapatkan makanan apabila kita senantiasa datang kepada Tuhan Yesus (dalam pengertian membangun hubungan yang intim dengan Tuhan) Sebab Tuhan Yesus berkata : "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; . . .” (Yohanes 7:37-39). Dan di dalam  Injil Yohanes 6:35&37 juga dikatakan :  "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” Hal ini menunjukkan bahwa manusia rohani kita benar-benar terpelihara oleh kasih dan rahmatNya, supaya manusia rohani kita tetap hidup.

Dan perlu kita ketahui pula bahwa yang tinggal dalam kerajaan sorga adalah manusia rohani kita dan bukan manusia alamiah; seperti yang terulis dalam I Korintus 15:50 “Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.  Oleh sebab itu, marilah kita memberikan manusia rohani kita untuk dipelihara oleh Tuhan, karena apabila manusia rohani kita terpelihara maka manusia alamiah kita juga turut terpelihara. Kita lihat contoh kisah daripada Obed-Edom; ketika ia menghormati lawatan Tuhan, dengan hadirnya Tabut Perjanjian di rumahnya selama tiga bulan, maka selama itu pula Obed-Edom beserta seluruh isi rumahnya diberkati oleh Tuhan. Demikian dengan kehidupan kita; selama kita menghormati dan dipenuhi oleh Roh Kudus maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti berhasil. Hadirnya Roh Kudus itu sama dengan hadirnya Tabut Perjanjian yang terjadi di jaman perjanjian lama.

Ketika Musa bersama tiga juta orang, dengan memikul Tabut Perjanjian maka segala rintangan yang mereka hadapi dapat mereka selesaikan bahkan saat mereka menghadapi peperangan, mereka memperoleh kemenangan yang luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa pemeliharaan Tuhan itu nyata ketika kita berada dalam hadirat Tuhan. Dan kita patut berbangga apabila Roh Kudus ada dalam diri kita, karena dengan keberadaannya maka kita juga akan mendapatkan pelayanan daripada malaikat, seperti yang tertulis dalam Ibrani 1:14 “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?”.
Karena demikian besar kasih dan rahmatNya untuk memelihara kita, maka kita harus tetap menjaga kerohanian kita untuk mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan; tetapi bukan berarti kita mengabaikan manusia alamiah kita. Karena kedua-keduanya harus tetap kita jaga supaya segala anugerahNya bagi kita tidak sia-sia. Amin. 
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification