9 April 2017

Rindu Akan Allah

Rindu Akan Allah

Mazmur 42:2, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”
Kerinduan akan Allah telah diungkapkan oleh pemazmur, yang ditulis dalam Mazmur 42:2, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” Dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa kehidupan rusa ada ketergantungan terhadap keberadaan sungai. Sehingga dapat dikatakan bahwa sungai merupakan bagian daripada kehidupa rusa. Demikian halnya dengan kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki ketergantungan yang sangat kuat terhadap Allah, bukan hanya masalah pemenuhan kebutuhan hidup melainkan pribadiNya. Karena pribadiNyalah yang akan membawa kita dalam kesempurnaan. Jangan sampai kerinduan terhadap Dia di dorong oleh keinginan-keinginan untuk memuaskan hawa nafsu kita, tetapi oleh ketulusan hati kita. Sebelum kita merindukanNya terlebih dahulu Dia yang merindukan kita sebagai milikNya. Namun sayang, milikNya kerap kali menolaknya.
Kalau kita melihat kisah daripada Daud, dimana Daud adalah sosok hamba Tuhan yang rindu akan Tuhan sehingga ia dapat menuliskan mazmur-mazmurnya. Yang menjadi pertanyaan adalah “sejauh manakah kita rindu akan Allah ?  apakah kita rindu begitu mendalam terhadap Dia ketika kita dalam kesesakan atau mengalami pergumulan hidup ? atau sebaliknya ketika kita hidup dalam kecukupan tidak ada sedikitpun rasa rindu terhadap Tuhan. Saudara, firmanNya berkata : ”Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat !” (Yesaya 55:6). Alasannya kita mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, maksudnya selama ada kesempatan jangan kita sia-siakan karena kesempatan-kesempatan yang kita miliki merupakan anugerahNya. Untuk itu, jangan menyepelekan anugerah yang sudah Tuhan berikan kepada kita, karena apabila pintu anugerah itu sudah tertutup maka kita akan terpisah dari Allah untuk selama-lamanya.
Mari kita meresponi kerinduan Allah dengan antusias. Bukankah kerinduanNya untuk bersama dengan kita sampai Ia rela memberikan nyawaNya sebagai tebusan. Allah telah memberikan waktu bagi kita selama 24 jam tanpa jedah waktu walau hanya sedetik, dan kasihNya terus-menerus dilimpahkan pada kita. Dari kesemuanya itu, masihkah kita tidak ada rasa rindu akan Allah ? Bangkitkan rasa lapar dan haus akan Dia, sebab orang yang haus dan lapar akan kebenaran akan dipuaskan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification