Bagi Allah Tidak Ada Yang Mustahil
"Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!.."
(Yesaya 54 : 1a)
Jika kita membaca serta meneliti apa yang
tertulis dalam Yesaya 54, khususnya pada ayat pertama, maka kita akan
menemukan suatu kalimat yang berbunyi : “Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! . . .”
Dalam hal ini, bukan saja berbicara tentang mereka yang tidak mempunyai
anak karena mandul, tetapi ada pesan penting yang disampaikan kepada
bangsa Israel ketika berada dalam pembuangan di Babel. Menggunakan kata
mandul disini tentunya punya alasan yang kuat, karena arti daripada kata
mandul dalam adat istiadat Israel yaitu orang yang paling terkutuk atau
termasuk manusia yang sungguh-sungguh ditinggalkan oleh Tuhan. Jadi
orang yang mandul itu sangat mustahil untuk mempunyai anak, karena sudah
tertutup kesempatannya untuk mempunyai anak. Tetapi dalam ayat pertama
Tuhan ingin menyatakan bahwa Tuhan mampu membuat jalan diluar dugaan
manusia. Itulah yang ingin disampaikan ditengah-tengah masyarakat Israel
yang ada di Babel, karena mereka merasa bahwa tidak ada tanda-tanda
maupun kekuatan untuk keluar dari Babel.
Apabila Tuhan sudah menyatakan bahwa Ia mampu membuat
jalan diluar dugaan manusia, maka pernyataan inilah yang harus menjadi
suatu landasan kepercayaan umat Allah. Salah satu contoh orang yang
mandul adalah Sarah. Ketika Sarah usianya sudah lanjut, ada seorang
hamba Allah yang berkata bahwa ia akan mempunyai seorang anak. Tetapi
Sarah justru menertawakan akan hal itu, karena hal ini adalah sesuatu
yang mustahil. Jika m anusia menganggap bahwa hal itu mustahil, tetapi
bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Oleh sebab itu, apabila firman Allah disampaikan seperti
yang dilakukan oleh Yesaya terhadap bangsa Israel maka perlu adanya
suatu sikap yaitu sikap iman. Kekristenan bukanlah sebuah agama yang
hanya berbicara sekedar moral atau etika, tetapi berbicara tentang
kebenaran. Selama seseorang hidup dalam kebenaran, maka segala sesuatu
yang dilakukan pasti berhasil karena Allah turut bekerja di dalamnya.
Memang, sementara kita menghadapi kenyataan terasa sangat berat, namun
kebenaran itu akan memerdekakan kita. Percayalah ! bersama Tuhan tidak
ada yang mustahil. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org