26 Juni 2015

Di Pihak Tuhan

Ayat bacaan : Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita ? Roma 8:31
Seperti yang tertulis pada kalimat terakhir dalam bacaan di atas, dikatakan : “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita ?” jawabannya pasti tidak TIDAK ADA. Dan semua orang yang mengaku dirinya Kristen meyakini bahwa Allah ada di pihaknya. Pengakuan semacam ini tidak salah, namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita juga berada di pihak Tuhan ?. Untuk itu dalam kesempatan ini kita akan belajar memahami mengenai dampak ketika Allah berada di pihak kita dan kita berada di pihaknya Tuhan. Karena tidak selalu orang yang mengaku dirinya Kristen atau anak Tuhan itu berada di pihak Tuhan. Sedangkan orang yang berada dipihak Tuhan tentunya mengasihi Tuhan, karena sadar bahwa dirinya adalah milik Tuhan, seperti yang tertulis dalam I Korintus 6:19-20, ” Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu !” dan wujud orang yang mengasihi Tuhan yaitu suka melakukan apa yang menjadi kemauan Tuhan tanpa ada syarat apapun. Karena banyak orang melakukan kehendak Tuhan supaya hidupnya diberkati, jauh dari sakit penyakit, keluarganya harmonis maupun bebas dari segala persoalan hidup.
Saudara, tidakkah kita sadar bahwa kita adalah anak-anak Allah yang pasti dipelihara oleh Bapa kita di sorga, seperti yang tertulis dalam Matius 6:31-32, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Seandainya kita harus mengalami pergumulan hidup, baik itu masalah ekonomi, sakit penyakit, masalah rumah tangga atau persoalan lainnya bukankah itu semua adalah kasih karunia, karena kita diberi kesempatan untuk menyatakan kasih kita yang murni kepadaNya. Jikalau kita mengasihi Tuhan hanya dalam kondisi yang baik-baik saja atau diberkati, maka hal itu tidak ada ubahnya dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Memang, sementara kita mengalami pergumulan rasanya tidak nyaman buat jiwa kita, tetapi semuanya itu terjadi supaya kita timbul seperti emas yang dimurnikan. Dan orang yang berada dipihak Tuhan adalah orang yang tidak mencintai dunia ini, karena jikalau seseorang mencintai dunia, maka kasih Allah tidak ada pada orang itu. Dan orang yang menjadi sahabat dunia adalah seteru Allah. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (I Yohanes 2:16). Bukankah kondisi semacam ini masih banyak menguasai anak-anak Tuhan antara lain keinginan daging; maksudnya tindakan-tindakan yang hanya memuaskan hawa nafsu yang mencemarkan manusia rohani kita, dan hal itu bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dan keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya (Roma 8:7). Sedangkan keinginan mata adalah hal-hal yang membangkitkan hawa nafsu kita, karena pada dasarnya manusia tidak puas terhadap apa yang mereka lihat; keinginan-keinginan liar manusia itulah yang akan menjerat seseorang, sehingga banyak orang tidak bisa mengucap syukur, misalnya : sudah punya rumah satu, ingin tambah lagi yang lebih besar, dan sudah punya rumah besar ingin yang lebih besar lagi. Atau sudah punya mobil, ingin dua mobil, sudah punya dua ingin tiga mobil dan seterusnya. Dari contoh tersebut tentunya akan timbul pertanyaan : “Apakah salah kita punya semuanya itu ?” jawabannya tidak salah.
Tetapi yang menjadi pertanyaan : ”Apakah hal itu sesuai dengan kebutuhan kita atau hanya memuaskan keinginan kita ?”. Saudara keinginan manusia itu seperti sumur yang tidak ada dasarnya, karena diisi berapapun tidak akan pernah cukup. Untuk itu marilah belajar untuk memuaskan keinginan Tuhan dalam kehidupan kita. Selanjutnya adalah keangkuhan hidup; berapa banyak orang Kristen tidak mencari pujian dari Tuhan, melainkan pujian dari manusia. Sehingga berbagai macam cara dilakukan untuk mendapat perkenanan di hadapan manusia tidak di hadapan Allah. Misalnya, mendandani manusia lahiriahnya dengan berbagai “atribut atau asesoris” supaya mendapat hormat dari manusia. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenakan semuanya itu, tetapi apabila itu hanya untuk mencari penghormatan di hadapan manusia maka hal itu melukai hati Allah. Oleh karena itu marilah kita hidup berpadanan dengan kebenaran firman Tuhan yang membawa kita untuk hidup berkemenangan, bukankah kita orang yang terpanggil ditetapkan sebagai umat lebih dari pemenang.
Saudara, berikutnya adalah orang yang berada di pihak Tuhan, hidupnya berorientasi terhadap perkara-perkara yang di atas bukan di bumi, maksudnya adalah perkara-perkara yang bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan, karena segala apa yang ada di bumi akan dibinasakan. Dan saat ini kita harus menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Allah melalui kebenaran firman Tuhan yang kita selidiki maupun penyampaian firman Tuhan yang kita terima di gereja. Walaupun demikian bukan berarti kita mengabaikan tanggungjawab di bumi ini. Karena setiap manusia; baik orang yang mengenal Tuhan atau tidak, tentunya punya tanggungjawab yang sama atas diri mereka masing-masing. Namun bedanya adalah kita yang percaya kepada Tuhan Yesus berada dalam proses untuk dikembalikan kepada rancangan Allah semula yaitu hidup sama seperti Kristus, karena pada mulanya manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Akibat pelanggaran manusia maka terpisah dan keluar dari rancangan Allah. Untuk itu Allah mempunyai inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan dengan memberikan putraNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai korban penebusan. Dan kita yang sudah diselamatkan punya tanggungjawab terhadap orang-orang yang belum mengenal Tuhan untuk kita bawa kepada Kristus supaya mereka juga diselamatkan, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19-20, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”. Perjalanan hidup kita tidak hanya sebatas di bumi saja, tetapi berlanjut pada kekekalan. Jadi, selama masih ada kesempatan marilah kita mendandani manusia batiniah kita dan berani menyatakan bahwa kita ada dipihak Tuhan agar layak menyambut kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification