9 Desember 2015

Iman yang Diuji

Iman yang Diuji

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. . . . .” (Yakobus 1:2-4).
Saudara, iman Abraham tidak hanya diuji ketika ia harus menyerahkan Ishak sebagai korban, tetapi pertama kali Allah memanggil Abraham, itupun sudah termasuk ujian. Sebab Allah berkata, “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu” (Kejadian 12:1). Abraham harus pergi meninggalkan sanak saudaranya dan pergi ke suatu tempat yang ia tidak ketahui. Namun ia taat dan imannya terbukti teguh.
Setelah Ishak, anak yang dijanjikan oleh Allah itu dilahirkan, ujian terhadap imannya datang lagi. Perhatikan bahwa ujian ini terjadi setelah Ismael diusir dari rumahnya. Dengan demikian Abraham hanya mempunyai satu pengharapan melalui Ishak supaya janji Allah digenapi dalam hidupnya. Tetapi kini Allah memintanya untuk mengorbankan anak satu-satunya tersebut.
Kali ini Abraham dengan setia mengikuti perintah Tuhan. Persoalannya sebenarnya tidak semudah itu. Apakah di benak Abraham tidak timbul bermacam-macam pikiran ? Apakah di dalam pikiran Abraham tidak ada saling adu argumentasi ? Oh itu pasti terjadi. Tetapi oleh ketaatannya Abraham layak disebut ‘sahabat Allah’ sebab ia akhirnya taat mengikuti perintah Tuhan. Meskipun perjalanan menuju tempat pengorbanan yang Tuhan perintahkan itu harus ditempuh selama 3 hari perjalanan. Namun selama 3 hari itu ia harus bertahan pada pendiriannya untuk taat kepada suara Tuhan. Dan ia berhasil!
Kita disebut dengan keturunan Abraham secara rohani. Dan itu berarti Abraham mewariskan iman kepada kita. Dalam hidup ini ada kalanya Allah menguji kita seperti Abraham, meskipun ujian tersebut tidak seberat yang dialami oleh Abraham. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita setia pada suara Tuhan ataukah kita mengabaikan suara Tuhan ? Yakobus berkata dalam suratnya, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. . . . .” (Yakobus 1:2-4).
Cepat atau lambat ujian itu pasti datang. Tetapi orang yang setia akan dengar-dengaran terhadap suara Tuhan dan mentaatinya.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification