22 Juni 2015

Masih Ada Harapan

Ayat bacaan : Rut 1 : 1 - 22

Melalui kisah di atas kita mendapat pembelajaran dalam menjalani kehidupan pada saat ini. Karena di luar dugaan manusia segala sesuatu bisa terjadi, tetapi bukan berarti kita hanya pasrah terhadap keadaan, melainkan kita harus tetap bertahan dan berjuang, sebab di dalamnya kita dapat melihat karya Allah yang luar biasa dinyatakan dalam kehidupan kita. Seperti yang kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28). Manusia merencanakan tetapi Tuhanlah yang menentukan setiap jalan kehidupan manusia, hal ini bukan berarti kita hanya menerima nasib, karena nasib itu kita yang menentukan, dan tentunya apa yang kita lakukan sejalan dengan kehendak Tuhan. Kembali pada kisah di atas; dimana Naomi telah putus asa terhadap keadaan hidupnya, karena apa yang telah diharapkan telah tiada, baik itu suaminya maupun kedua anaknya laki-laki. Sehingga yang dia rasakan hanya sebuah kesedihan yang menemani hidupnya. Hal ini bisa kita lihat ketika ia kembali ke Bethlehem, saat dia ditegur sapa oleh teman-temannya, Naomi menjawab : ”Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku.” (Rut 1:20-21).
Saudara, setiap orang tentunya tidak menginginkan keadaan seperti yang Naomi alami. Tetapi hal itu bisa saja terjadi kepada setiap orang tanpa memandang bulu. Lalu, bagaimana jikalau kita yang mengalami ?, apakah kita juga mencurigai atau bahkan menuduh bahwa Tuhanlah yang menyebabkan semuanya itu terjadi ?. Memang, untuk menerima kenyataan seperti itu tidak mudah bahkan terasa sangat berat. Tetapi perlu kita ketahui bahwa setiap pergumulan yang kita alami atas seijin Tuhan, tentunya bukan tanpa alasan Tuhan mengijinkan semuanya itu terjadi. Allah tahu persis keadaan kita dan Dia tidak tinggal diam ketika kita mengalaminya, firmanNya berkata :”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(I Korintus 10:13). Untuk itu kuatkan dan teguhkanlah hatimu ketika engkau menghadapi pergumulan, jangan tawar hati karena ketika kita tawar hati maka kecillah kekuatan kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa Allah kita adalah Bapa yang hebat; sebagai bapa yang hebat tidak akan membiarkan anak-anaknya menjadi anak yang kolokan atau manja. Karena anak yang suka dimanja, ketika dewasa akan menjadi manusia yang rapuh dalam menjalani roda kehidupan. Dengan demikian bagaimana dapat menjadi terang atau garam dunia, karena dunia kehilangan figur yang dapat menjadi teladan mereka. FirmanNya berkata : ”Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” Yang pasti Allah mempunyai rancangan yang luar biasa atas kehidupan kita karena masa depan kita sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang. RancanganNya yang besar disini bukan berbicara hidup berkelimpahan secara materi atau hidup tanpa pergumulan melainkan mengembalikan kita pada rancanganNya yang semula yaitu hidup sama seperti Kristus, dengan kata lain hidup yang berkualitas atau bernilai.
Berapa banyak orang memberikan nilai terhadap dirinya sendiri atau bahkan orang lain atas dasar apa yang mereka lihat yaitu fasilitas yang dikenakan, hal ini bukan berarti kita tidak boleh mengenakan fasilitas yang bagus. Tetapi kalau hal itu menjadi ukurannya dan dianggap memberikan nilai dirinya, maka sebenarnya kita sedang tersesat atau jauh dari rancangan Tuhan. Karena perlu kita ketahui bahwa apapun kondisi atau keadaan kita, Dia tetap mengasihi kita karena kita sungguh berharga di mataNya. Sebagai bukti kasihNya yang besar ialah Dia rela memberikan nyawaNya untuk menebus kita dari kebinasaan. Oleh sebab itu jangan anggap rendah kasih dan pengorbananNya. Apabila kita menghargai dan meresponi akan kasih karunia Tuhan maka segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita. Yang dimaksud menghargai dan meresponi disini yaitu ketika kita menerapkan kehidupan Kristus di dalam kehidupan kita. Hal itu memang kelihatannya mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil selama kita mau untuk berusaha mencapainya. Saudara, terbatasnya pengenalan kita terhadap Allah akan membuat kita tidak berpengharapan. Dan pengharapan disini tentunya bukan sekedar pengharapan di bumi, terlebih itu pengharapan kita di masa yang akan datang yaitu dalam kekekalan, karena itu merupakan kehidupan yang sesungguhnya. Bukankah hidup dalam dunia ini hanya sementara, seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:14, ”kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Maksud dari ayat ini adalah bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara dan waktunya cukup singkat. Jadi, tidak ada sesuatu yang dapat kita banggakan; baik itu harta kekayaan, kedudukan, pangkat, jabatan dan lain sebagainya karena pada akhirnya semuanya itu akan kita tinggalkan namun bukan berarti kita gegabah terhadap semuanya itu.
Seandainya semuanya itu dipercayakan kepada kita semata-mata hanya untuk kemuliaan Tuhan dan bukan kebanggaan diri kita sendiri. Karena ada sesuatu yang kita banggakan yaitu ketika kita masih diberi kesempatan untuk berbenah diri dalam mempersiapkan kedatangan Anak Manusia yang kedua kali. Segala apa yang kita miliki di bumi ini bisa dalam sekejap lenyap tetapi harta surgawi kekal selama-lamanya. Memang hal ini kurang atau tidak menarik bagi orang-orang yang mencintai dunia ini. Dan perlu diingat orang yang mencintai dunia maka di dalam dirinya tidak ada kasih Bapa. Untuk itu marilah kita menaruh harapan kita hanya kepada Yesus, karena Dia telah menyediakan suatu negeri yang tidak berjaman dan tidak dibangun oleh tangan manusia tetapi oleh tangan Allah sendiri. Oleh sebab itu jangan kecil hati atau putus asa sebab masih ada harapan dalam kehidupan ini dan kita tidak dibiarkan sendiri, sebab yang maha agung dan maha mulia yaitu Allah pencipta langit dan bumi besarta dengan kita, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification