25 November 2012

Tetap Memelihara Hubungan Dengan Tuhan

Tetap Memelihara Hubungan Dengan Tuhan


Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 22 November 2012 13:41
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

”Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:16)

Berbahagialah setiap kita yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, sebab ia akan disebut sebagai anak-anak Allah. Kalau dahulu yang disebut sebagai anak-anak Allah hanya, Abraham, Ishak dan Yakub (Israel) saja. Namun dalam perkembangan selanjutnya Israel menolak Yesus, akhirnya mereka “dipotong.” Ibarat pohon zaitun yang dipotong dari pokoknya. Dengan demikian maka kita adalah carang liar yang mulai dicangkok pada pokok zaitun yang penuh getah, karena kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat.

“Getah” merupakan gambaran kekayaan Allah yang akan kita terima. Untuk itu kita yang telah dicangkokkan dan sudah berbuah harus berhati-hati, karena kita diselamatkan semata-mata oleh karena kemurahan Allah, sedangkan Israel diselamatkan oleh karena mereka adalah kekasih Allah. Berhubung Israel menolak Tuhan maka mereka dipotong dan kita yang menerimanya dapat melekat pada pokok zaitun (Roma 11:17-23). Oleh sebab itu kita harus menghargai kemurahan Tuhan ini dan menghormati Tuhan dengan apa yang kita alami sampai hari ini.
Kita harus belajar bagaimana di dalam diri kita keluar aliran-aliran hidup. Kita percaya bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita yang merupakan harta di dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7). Tuhan tidak mau kita menjadi anak yang “terhilang” dan juga bukan seperti anak “sulung” yang sudah berada di rumah Bapa tetapi tidak menikmati kekayaan Bapanya. Apabila hak waris sudah ada pada kita, maka cepat atau lambat Tuhan pasti memberkati kita, namun jangan lupa memperhatikan hidup kita setiap harinya untuk tetap selalu bersyukur kepada-Nya, walaupun tubuh bertambah lemah, tetapi batiniah kita dibaharui setiap hari.

Kita harus tahu apa itu berkat rohani dan juga berkat jasmani. Yang kelihatan itu bersifat sementara, tetapi yang tidak kelihatan kekal selama-lamanya. Ingat, jangan sampai kita ditebang oleh karena kedegilan dan kesombongan kita. Sejarah Perjanjian Lama bisa menjadi bagian hidup kita. Kita harus tahu kapan Abraham, Ishak, dan Israel diberkati dan kapan mereka tidak diberkati. Yerusalem di bumi ini merupakan gambaran hidup kita. Yerusalem selalu ingin dihancurkan oleh musuh-musuhnya. Dan terkadang Israel/Yerusalem merusak dirinya sendiri. Daud yang berbuat dosa menjadikan hidupnya dan kerajaan Israel hancur. Tetapi Yerusalem mengalami damai sejahtera saat dia beribadah dengan baik.
Suatu saat Nebukadnezar menjadi penguasa yang sangat besar pengaruhnya di bumi ini. Tetapi ia menjadi sombong dan membuat patung untuk disembah (Daniel 4:20-23). Nebukadnezar adalah seorang yang seharusnya mengucap syukur kepada Tuhan. Ia lupa diri dan akhirnya dia ditebang, tetapi untung tunggulnya masih ada. Nebukadnezar menjadi sama dengan binatang yang makan rumput sampai dengan tujuh masa. Baru setelah bertobat, ia dikembalikan ke asalnya (Daniel 4:28-37).

Sejarah  di atas berbicara tentang keangkuhan dan pertobatan. Kita harus menjaga agar tetap dalam posisi menjadi anak Allah dan diberkati. Jangan sampai kita dipotong dari pokok zaitun tersebut. Jangan karena kekilafan kita dan jatuh dalam dosa, lalu kita dipotong seperti Nebukadnezar yang hilang ingatan dan makan rumput.
Hari-hari ini adalah hari-hari terakhir. Kita ingin mendapatkan Kerajaan Surga yang kekal itu. Mungkin  saat ini kita merasakan urapan Tuhan yang luar biasa, tetapi ingat jangan sampai kita jatuh. Kita yang suka berdoa, jauh lebih aman dibandingkan yang tidak suka berdoa. Tariklah seluruh isi keluarga kita untuk berdoa. Jagalah rumah tangga kita agar tetap utuh. Kita memang diberkati dengan cukup tetapi jangan menjadi serakah. Kaya itu ada maknanya, tetapi jangan sampai kita diperhamba oleh harta itu. Yang penting Yerusalem kita menjadi sejahtera. Orang-orang zaman purba tidak pernah putus asa untuk menetap pada pokok zaitun. Demikian juga dengan kita jangan sampai kita kehilangan kasih mula-mula.

Kita perlu memelihara hubungan kita dengan Tuhan. Wahyu 6:6 berkata, “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata : Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” Ini menggambarkan dunia yang bertambah buruk, tetapi keadaan anak-anak Allah justru bertambah baik dan akan terjadi penuaian yang besar. Untuk itu “anggur” dan “minyak” jangan dirusak. Kisah Para Rasul 2:37 berkata, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain : Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Hanya dengan bertobat kita akan menerima Roh Kudus. Untuk itu hargai perjamuan kudus, yaitu tubuh dan darah Yesus, yang setiap kali kita lakukan.

Roma 11:25  berkata, “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Jangan sampai kita yang masuk hitungan “jumlah” tersebut lalu dipotong dan digantikan orang lain. Tetapi kita percaya, sekali kita dicangkokkan, maka kita akan dicangkokkan sampai selama-lamanya. Hari-hari ini kita harus lebih berjaga-jaga. Kita tidak bisa bermain-main lagi dalam ibadah kita. Kita percaya bahwa sampai hari ini jasmani dan rohani kita tetap terpelihara semata-mata oleh kasih karunia Tuhan. Demikian juga, hari-hari ini terjadi transformasi hanya dengan “simple Gospel” yaitu penginjilan hanya dengan hal-hal sederhana, yaitu penebusan tubuh dan darah Kristus dan urapan Roh Kudus. Oleh sebab itu persiapkan dirimu dan tetap melekat pada “pokok zaitun,” sebab kegerakan masal akan terjadi yaitu adanya penuaian besar-besaran. Dan apabila kita lepas atau dipotong dari “pokok zaitun” maka kita tidak akan melakukan maupun menikmati tuaian yang besar. Sebab itu jangan keraskan hati, tetapi bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat. Amin.
Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification