Ketika Berada Di Sion |
|
|
|
Written by Multimedia Graha Bethany |
Thursday, 08 November 2012 10:34 |
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Sion adalah tempat yang kudus karena merupakan tempat kediaman Allah.
Selain tempat kediaman Allah, di Sion terdapat harta benda yang luar
biasa, diantaranya : keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat,
pengetahuan dan takut akan Tuhan (Yesaya 33:5-6). Orang-orang luar tidak
dapat masuk di gunung Sion, tetapi bagi orang Israel Sion adalah tempat
bergaulnya dengan Tuhan.”Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi.” (Yoel 3:17) Tetapi sayangnya sampai saat ini bangsa Israel sedang menanti-nantikan kedatangan Mesias yang pertama kali, dan mereka masih beranggapan bahwa Allah masih menyembunyikan wajahNya terhadap kaum Israel, hal ini terjadi karena mata rohani bangsa Israel masih buta; karena sebenarnya Mesias telah datang dua ribu tahun yang lalu. Dan jikalau saat ini kita telah percaya kepada Kristus, maka itu merupakan anugerah yang terbesar. Karena pada dasarnya keselamatan hanya diberikan pada orang Israel dan pemimpin-pemimpinnya. Tetapi oleh karena bangsa Israel tegar tengkuk terhadap didikan Tuhan dan memberontak terhadap perintah Tuhan, maka keselamatan itu diberikan juga kepada orang diluar Israel termasuk kita. Terbukti dengan kehadiran Tuhan Yesus dimuka bumi untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadaNya, seperti yang tertulis dalam Yohanes 3:16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Di dalam Perjanjian Baru, Sion gambaran gereja Tuhan yaitu tempat dimana umat Tuhan bergaul dengan penciptanya. Dan perlu kita ketahui bahwa posisi kita saat ini berada di Sion. Namun yang menjadi pertanyaan adalah “mengapa kita sering dikejutkan oleh berbagai macam kejadian walaupun kita sudah tinggal di Sion ?” untuk menjawab pertanyaan ini mari kita melihat keadaan kita yang sesungguhnya, “apakah kita benar-benar berprilaku seperti orang-orang yang seharusnya tinggal di Sion atau kita berperilaku seperti bangsa Israel yang tidak menghormati akan kehadiran Tuhan ?” Hal ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang tubuhnya berada di gereja tetapi hati dan pikirannya melayang kemana-mana sehingga saat beribadah sikap hatinya sungguh jauh dari hadapan Tuhan. Tidak heran apabila sering kita temui orang yang terus menerus berbicara atau membahas sesuatu yang tidak karuan atau mereka sibuk dengan hal-hal yang tidak penting, sedangkan sementara mereka berada dalam suasana ibadah, dan tidak jarang pula kita jumpai orang tidur dengan nyenyak, saat ibadah masih berlangsung. Dan ada juga yang terbiasa datang ibadah terlambat serta pulang lebih awal sebelum ibadah selesai. Inilah gambaran orang-orang yang tidak menghargai tempat kudus Tuhan atau tidak menghormati akan kehadiran Tuhan. Padahal kalau dihitung secara waktu, kita hanya beribadah kurang lebih dua jam (tinggal di Sion), sedangkan selebihnya kita gunakan untuk aktifitas diri kita. Walaupun tindakan seperti ini tidak merugikan orang lain tetapi hal ini sama dengan melukai hati Tuhan. Oleh karena itu, jangan heran apabila orang-orang semacam ini akan dikejutkan dengan keadaan yang tiba-tiba, yang merupakan murka Allah. Saat ini adalah masa penampian, dan tidak ada waktu lagi untuk main-main dalam Kekristenan. Untuk itu biarlah kita sadar dengan apa yang sedang terjadi disekeliling kita. Apabila kita menengok kembali peristiswa di Yerusalem yang mana keadaan masyarakatnya berlaku fasik, sehingga Tuhan harus mencurahkan murkanya, seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 22:29-31, ”Penduduk negeri melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang sengsara dan miskin dan mereka melakukan pemerasan terhadap orang asing bertentangan dengan hukum. Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” Lalu, apakah dampaknya jikalau kita menghormati akan kehadiran Tuhan saat kita berada di Sion (beribadah di gereja). Kita akan menerima apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; karena semua itu yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (I Korintus 2:9). Dan sebagai bukti yang nyata dapat kita lihat dari beberapa contoh yang terdapat dalam Alkitab, salah satunya adalah kisah Obed Edom, dimana selama tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya (II Samuel 6:11). Kehadiran Tabut Tuhan di rumah Obed Edom itu tidak dibiarkan begitu saja, tetapi Obed Edom begitu menghormatinya karena dia tahu disitulah Tuhan hadir. Dan lebih indah lagi mengenai janji Tuhan dapat kita lihat di dalam Mazmur 127:2b ”sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Ini bukan berarti Tuhan mengajar kita untuk bermalas-malasan, tetapi ini membuktikan besarnya kasih Tuhan terhadap orang yang dicintaiNya. Dan apabila kita ingin menjadi orang yang dicintai oleh Tuhan maka kita harus menghormati Roh Kudus atau tidak mendukakan Roh Kudus; karena apabila kita tidak menghormati atau mendukakan Roh Kudus maka kita sedang menyakiti hati Tuhan. Sedangkan kisah berikutnya yaitu tentang orang yang menghormati akan kehadiran Tuhan adalah Daud, dimana ketika ia mengangkut Tabut Perjanjian dari rumah Obed Edom untuk dibawa ke kota Daud, disana diceritakan bahwa apabila pengangkat-pengangkat tabut Tuhan itu melangkah maju enam langkah, maka ia mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Ini membuktikan bahwa Daud menghormati kehadiran Tuhan dengan begitu rupa, sehingga pada akhirnya Daud beserta rakyatnya memperoleh berkat berupa harta benda yang terdapat di Sion, yaitu keadilan, kebenaran, keamanan, kekayaan, hikmat, pengetahuan dan takut akan Tuhan. Saudara, melalui beberapa uraian di atas biarlah menjadi bekal dalam kehidupan kita sehari-hari, supaya apa yang menjadi rancangan Tuhan atas hidup kita benar-benar menjadi kenyataan. Amin Sumber: http://iix.bethanygraha.org/ |
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.