26 Oktober 2012

Mempergunakan Kesempatan Yang Ada

Mempergunakan Kesempatan Yang Ada


Written by Multimedia Graha Bethany   
Thursday, 25 October 2012 18:13
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

“Sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.” (1 Korintus 16:9)

Sebuah kesempatan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, walaupun ada kesempatan yang lain. Namun untuk kesempatan yang sama tidak akan terulang kembali. Dan setiap orang pasti mendapatkan kesempatan dalam hidupnya untuk melakukan perkara-perkara yang berarti, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, namun yang terutama adalah untuk Tuhan.
Sebab setiap manusia yang lahir dalam dunia ini bukan secara kebetulan, tetapi oleh karena rencana dan kehendak Tuhan yang luar biasa. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang mendapat kesempatan dari Tuhan untuk melakukan perkara yang besar dan penting adalah Paulus. Pada mulanya Paulus adalah orang yang seharusnya mendapat murka Allah, karena dia telah menganiaya umat Tuhan. Namun oleh karena kasih Allah, maka Paulus mendapat kesempatan dari Allah untuk bertobat dan masuk dalam rencana Allah yang besar. Lalu, bagaimanakah respon Paulus terhadap kesempatan yang ia terima dari Tuhan ? Paulus meresponi dengan sungguh-sungguh, karena ia menganggap bahwa kesempatan ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan ia sempat berkata : “apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8). Dari pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa ia merasa sangat beruntung, karena mendapat kesempatan untuk dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan raja, dan ia menganggap bahwa hal ini merupakan segala-galanya bagi dia. Lalu, bagaimanakah dengan kita ? apkah kita juga meresponi dengan sungguh-sungguh atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, atau sebaliknya ?

Saudara, kalau kita perhatikan berapa banyak orang Kristen kurang antusias terhadap kesempatan yang Tuhan berikan untuk melakukan perkara yang besar dan penting, bahkan justru banyak yang merasa bahwa diri mereka tidak berharga atau bahkan mereka mensia-siakan kesempatan yang Tuhan berikan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi. Hal ini terjadi karena didasari latar belakang mereka yang menganggap bahwa kesempatan yang Tuhan tidak menguntungkan (secara materi). Apabila seseorang sudah merasakan hal yang demikian, berarti orang tersebut tidak menghargai kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia. Memang, setiap orang tidak lepas dari permasalahan, baik itu orang beriman maupun orang-orang yang tidak beriman.
Lagipula firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan mulus senantiasa, tetapi firman Tuhan berjanji bahwa setiap orang yang bergantung kepada Tuhan akan mendapatkan kekuatan, sehingga mereka sanggup menyelesaikan persoalan yang ada.
Kalau kita melihat sejarah daripada Yehezkiel, maka kita akan mendapatkan suatu pelajaran yang berharga dalam hidupnya yaitu ketika dia berada dalam keadaan terbuang. Banyak hal yang menekan pribadi Yehezkiel yang masih muda. Seolah-olah seperti awan tebal yang terbuat dari tembaga dan tidak dapat ditembus, dan seolah-olah tidak ada kesempatan untuk melakukan sesuatu, yaitu kemerdekaan bagi bangsa Israel. Tetapi puji Tuhan, Yehezkiel memiliki suatu pengalaman dengan Tuhan, sehingga ia bisa menembus tantangan itu. Setiap kesempatan demi demi kesempatan yang telah Tuhan berikan tidak ia sia-siakan, melainkan ia pergunakan dengan sebaik-baiknya tanpa melewatkan satu kesempatan.

Saudara, ada beberapa hal yang membuat Yehezkiel berhasil dalam melakukan pekerjaan yang besar dan penting. Dan keberhasilan itu telah didasari oleh suatu respon yang sungguh-sungguh terhadap kesempatan yang Tuhan berikan. Dan beberapa hal yang dimaksud adalah :

1. Visi.

Yehezkiel memiliki visi yang kuat untuk membebaskan bangsanya. Memang, terkadang keadaan secara fisik bisa menghalangi orang untuk mencapai visi, tetapi Efesus 1:13-14 berkata, “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.” Yang berarti Roh Kudus memberikan jaminan kepada kita untuk mencapai visi tersebut. Oleh karena itu jangan sampai kita memadamkan, mendukakan atau bahkan menghujat Roh Kudus.

2. Mendengar Firman Tuhan.

“Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." (Yehezkiel 2:1) Artinya, Yehezkhiel telah siap mendengar perintah Tuhan. Apabila seseorang sudah mendapat visi, maka Tuhan tidak memberikan mimpi saja, tetapi Dia juga memberi Firman. Dan perlu kita ingat, bahwa langkah-langkah kita bukan lagi langkah keinginan manusia, tetapi langkah yang dikehendaki/ditentukan oleh Tuhan (1 Korintus 2:9-11). Memang, perintah Tuhan terkadang tidak mungkin dapat untuk dilakukan dengan kekuatan manusia, tetapi bagi orang yang memiliki Roh Kudus pasti mengerti pikiran Allah. Selanjutnya, dia akan mendapat hikmat dari Tuhan untuk sanggup melakukan perintahNya.

3. Melakukan perintah Tuhan tepat pada sasarannya.

Yehezkhiel 2:3 berbunyi, “Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga.” Terkadang kita diperintahkan kepada sesuatu yang bertentangan dengan diri kita, tetapi justru itulah yang tepat pada sasarannya. Hal semacam inilah terkadang membuat manusia enggan atau tidak mau meresponi akan kesempatan yang Tuhan berikan walaupun kesempatan tersebut berujung pada suatu keberhasilan.

4. Terus Melangkah (Yehezkiel 2:6-7).

Kalau kita masuk dalam suatu sasaran, kita seringkali patah semangat karena melihat kondisi dan situasi sekeliling kita, tetapi biarlah kita tetap memegang janji Tuhan, serta tetap percaya bahwa dengan kemampuan yang Tuhan berikan, kita akan terus melangkah untuk melakukan kehendakNya walaupun berada di tengah-tengah onak dan duri, sebab Tuhan memberikan kuasa untuk mengalahkannya.
Melalui penjelasan di atas, biarlah kita menjadi lebih bijaksana dalam mempergunakan waktu yang ada, sebab kesempatan tidak bisa diulang kembali. Dan apabila kita benar-benar mempergunakan kesempatan yang Tuhan berikan, maka kita tidak akan mengalami kekecewaan melainkan kita akan memperoleh kebahagiaan. Amin.

Sumber: http://iix.bethanygraha.org/

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification