24 Oktober 2012

Tumpukan Batu dan Dosa

Tumpukan Batu dan Dosa

Sumber: http://renungan-harian-online.blogspot.com/
Ayat bacaan: Mikha 7:19
==================
"Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."


Renovasi sebuah jembatan memerlukan banyak batu-batu berukuran besar. Karena itu batu-batu besar itu pun membuat jalan terganggu untuk waktu yang cukup lama. Setiap hari saya melewatinya dan melihat batu-batu itu menumpuk disana, dan saya pun berpikir bahwa seringkali baik disadari atau tidak dosa kita bisa begitu banyak sehingga akhirnya menggunung seperti tumpukan batu-batu itu. Batu yang berukuran besar dengan banyak sisi yang tajam, bisa melukai atau bahkan mengakhiri nyawa orang. Ironisnya, banyak orang yang lebih suka untuk mengangkat batu-batu berat tersebut dalam perjalanan hidupnya ketimbang membuangnya jauh-jauh dan hidup sebagai orang yang bebas. Maksud saya, sudah tahu dosa, masih juga terus dilakukan. Padahal dengan bertobat, menerima hidup baru, dipulihkan dan hidup dengan damai penuh kasih, itu jelas jauh lebih "ringan" dan akan membawa kita menuju keselamatan.

Ijinkan saya melanjutkan renungan terdahulu mengenai pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita. Apa yang terjadi pada jaman Mikha sungguh mengerikan. Dosa sudah begitu parah mencemari manusia sehingga jika anda baca maka anda bisa bergidik atas situasi saat itu. Tapi uniknya, dalam kitab ini pula kita diingatkan akan kebaikan dan kasih Tuhan yang luar biasa. "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut." (Mikha 7:18-19). Begitulah kasih Tuhan. Dosa-dosa yang membuat kita seharusnya berakhir dalam kematian kekal penuh siksaan semua sudah dibayar lunas oleh Kristus sendiri. Itu adalah wujud kasih Tuhan yang begitu besar pada kita. Ketika kita sudah diselamatkan, tidakkah keterlaluan jika kita malah memilih untuk terus menimbun dosa-dosa besar dan terus mengangkutnya dari masa ke masa dalam hidup kita, atau bahkan terus menambah beban sendiri dengan batu-batu besar yang baru?  Kasih setia Tuhan terus tercurah, Dia menyayangi kita, dan siap untuk melemparkan dosa-dosa kita yang besar itu jauh ke dalam tubir laut.

Jika kita menyadari betapa besar kasih Tuhan, seharusnya kita pun segera bertobat. Dan pertobatan kita akan segera berbuah pengampunan. Tidak hanya diampuni, tapi Tuhan juga berjanji untuk tidak lagi mengingat dosa kita. "..sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yeremia 31:34). Dalam kesempatan lain, Daud pun menyadari hal itu. Mari kita lihat kutipan dari Mazmur 103. "TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103: 8-13). Seperti itulah besarnya kasih Tuhan dan kerinduanNya agar kita tidak harus berakhir dengan siksaan kekal.

Sudah saatnya bagi kita untuk meninggalkan batu-batu besar yang penuh sisi-sisi tajam. Bertobatlah, agar Tuhan segera melemparkan batu-batu itu jauh ke dalam tubir laut, kemudian tidak lagi mengingat dosa masa lalu kita. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat, dan Tuhan rindu untuk segera melemparkan semua itu sejauh-jauhnya. Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa Dia adalah sahabat dari orang berdosa (Lukas 7:34). Dia datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Itu luar biasa. Tuhan siap kapan saja untuk membuang tumpukan batu dosa kita sejauh mungkin dengan cepat dan tidak lagi mengingatnya. Semua itu tergantung kita, oleh karenanya ambil keputusan sekarang juga.

Tidak sulit bagi Tuhan untuk mengangkut tumpukan batu dosa kita dan membuangnya jauh-jauh, yang sulit adalah kesediaan kita untuk berbalik padaNya

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification