Berdamai Dengan Allah
"…tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibrani 9:22).
Sejak kejatuhan manusia pertama, Allah sudah menetapkan bahwa pendamaian hanya dapat terjadi melalui penumpahan darah, sebab: "…tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan"
(Ibrani 9:22). Sebab itulah, ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa,
Allah sendiri yang mengorbankan binatang serta mengulitinya untuk
dijadikan pakaian. Allah mendamaikan mereka dengan cara mengenakan
pakaian kulit binatang kepada manusia mula-mula itu (Kejadian 3:21).
Korban-korban dalam perjanjian lama telah disempurnakan melalui korban
Yesus (Ibrani 10), sebab perjanjian lama merupakan bayangan daripada
perjanjian baru. Hal ini berarti kita percaya bahwa Yesus telah
ditentukan sebagai korban pendamaian. Sehingga pada masa sekarang ini,
pendamaian antara Allah dengan manusia hanya dapat dilakukan dengan
pengakuan melalui mulut dan hati yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
(Roma 10:9, 10).
Seperti halnya yang tertulis dalam 1 Yohanes 1:9, Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Dan tentunya penyesalan atau pertobatan harus dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan dengan pengakuan yang tulus kepada Allah.
Maksudnya adalah setiap orang yang percaya kepadaNya harus ada tindakan
yang konkrit atau tindakan yang nyata dalam menghasilkan buah
pertobatan, tidak hanya dipahami secara akal saja. Karena berapa banyak
orang yang mengaku dirinya percaya kepada Tuhan bahkan berkecimpung
dalam dunia pelayanan namun memahami secara dangkal mengenai berdamai
dengan Allah.
Orang yang benar-benar berdamai dengan Allah harus berani
masuk dalam proses penyangkalan diri dan mematikan keinginan daging. Dan
orang yang menyangkal diri tentunya punya kesadaran tinggi bahwa
dirinya bukan miliknya sendiri melainkan milik Allah, karena kita telah
dibeli dengan harga yang lunas dibayar, tentunya tidak mencintai dunia
melainkan hanya mencintai Allah, sebab orang yang mencintai dunia adalah
musuh Allah dan kasih karunia Allah tidak ada pada orang itu. Sedangkan
mematikan keinginan daging terjadi bagi orang-orang yang hidupnya
dipimpin oleh Roh Allah, sebab perbuatan daging bertentangan dengan
keinginan Roh. Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk hidup
berdamai dengan Allah, supaya kita diperkenankan masuk di dalam
kerajaanNya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.