5 Juli 2016

Pengharapan

Pengharapan

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran ….." (2 Timotius 4:7, 8)
Pengharapan merupakan sauh untuk berlabuhnya kehidupan kita. Dan yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah kita melabuhkan sauh kehidupan kita ? Di duniakah ? atau di sorga ?.  Apabila seseorang melabuhkan sauhnya di dunia ini maka akan menemukan kebinasaan, tetapi jika melabuhkan sauh dalam sorga akan menemukan kekekalan bersama Tuhan. 
Mengapa rasul Paulus begitu gigih memberitakan Injil sampai akhir hidupnya? Sebab ia tahu bahwa segala usahanya tidak sia-sia. Kita yakin bahwa kasih kepada Allahnya adalah pendorong dia untuk menyelesaikan tugas sebagai pewarta Injil bagi orang-orang non-Yahudi dan pengharapan terhadap Kristuslah yang memacu semangatnya. Suratnya kepada Timotius mengungkapkan demikian: "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran ….." (2 Timotius 4:7, 8).
Paulus tahu bahwa segala apa yang dilakukannya selama di bumi akan mempengaruhi kekekalannya. Seandainya ia bermalas-malasan memberitakan Injil, ia dipastikan gagal menerima mahkota kebenaran. Paulus rindu mengenakan mahkota itu saat di sorga nanti! Bukankah dalam gelanggang olah raga seorang atlit berjuang dengan mati-matian untuk merebut juara? Karena ada hadiah yang akan diterimanya! Karena ada medali emas yang akan diterimanya!. Paulus tahu secara pasti, bahwa saat ia memberitakan kabar keselamatan akan mengalami banyak tantangan atau penderitaan, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya karena ia yakin masa depannya sungguh ada dan harapannya tidak akan hilang. Dan penderitaan yang dialami tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan ia terima.
Lalu, bagaimana dengan kita ? apakah kita juga mempunyai pengharapan atas kehidupan kita di masa mendatang ?. Apabila kita tidak mempunyai pengharapan tersebut maka kita tidak menghormati atau menghargai pengorbanan Kristus di atas kayu salib. Oleh sebab itu, selama masih ada kesempatan pergunakan waktu yang ada untuk hidup berpadanan dengan Injil Kristus, dan jadikanlah sorga menjadi pelabuhan terakhir hidup kita, maka kita akan hidup bahagia selama-lamanya bersama Tuhan, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification