20 Juni 2016

Kebenaran Yang Sejati

Kebenaran Yang Sejati

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas."
Matius 7 : 15
Saudara, hari ini kita akan belajar menerima kebenaran yang sejati. Karena di dunia ini banyak kebenaran-kebenaran yang dibangun oleh pemikiran manusia semata-mata hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri. Kalau kita membaca dalam 2 Tawarikh 18:12-13, maka kita temukan ada dua jenis umat Allah dengan pendirian yang bertolak belakang. Raja Israel, Ahab, dan nabi-nabinya mewakili umat Allah yang mengabaikan suara dan kehendak Allah yang sejati. Mereka memilih untuk mendengar dan mengatakan hal-hal yang menyenangkan bagi diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan. Raja Yehuda, Yosafat, dan nabi Mikha mewakili umat Allah yang masih murni hatinya di hadapan Allah. Mereka senantiasa menginginkan suara Allah yang sejati. Mereka menguji nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak Allah yang sejati. Untuk itu mereka tidak memilih apa yang menyenangkan hati dan telinga mereka sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun suara Tuhan keras dan berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan Mikha memilih untuk mendengarkannya daripada berita baik yang palsu. Di dalam Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras hamba-hamba Tuhan palsu yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka bukanlah seturut perintah Allah melainkan menarik perhatian orang untuk diri sendiri. 
Senangkah kita jika dokter memberi jawaban yang enak didengar bahwa kita sehat-sehat saja sedangkan hasil analisa mengatakan bahwa kita mengalami kanker stadium akhir ? Senangkah kita mendengar berita baik yang palsu? Semua orang mempunyai kecenderungan untuk mendengar kabar baik dan menghindari kabar buruk. Namun, di atas semua itu, sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak Allah yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan, dan dari sana kita akan menemukan pertolongan dan mujizat Tuhan.Adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. “Bertobatlah dari dosamu, sebab engkau tidak luput dari pengadilan Allah! Berhentilah berbicara kasar! Berhentilah memukuli isterimu! Berhentilah berdusta!” Perkataan-perkataan seperti ini memang keras dan menyinggung perasaan yang menerima. Namun, terimalah peringatan tersebut jika firman itu berbicara kepada kita, sebab Tuhan menghendaki kebaikan bagi anak-anakNya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification