Kebenaran Yang Sejati
"Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti
domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas."
Matius 7 : 15
Saudara, hari ini kita akan belajar menerima
kebenaran yang sejati. Karena di dunia ini banyak kebenaran-kebenaran
yang dibangun oleh pemikiran manusia semata-mata hanya untuk mencari
keuntungan diri sendiri. Kalau kita membaca dalam 2 Tawarikh 18:12-13,
maka kita temukan ada dua jenis umat Allah dengan pendirian yang
bertolak belakang. Raja Israel, Ahab, dan nabi-nabinya mewakili umat
Allah yang mengabaikan suara dan kehendak Allah yang sejati. Mereka
memilih untuk mendengar dan mengatakan hal-hal yang menyenangkan bagi
diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan. Raja
Yehuda, Yosafat, dan nabi Mikha mewakili umat Allah yang masih murni
hatinya di hadapan Allah. Mereka senantiasa menginginkan suara Allah
yang sejati. Mereka menguji nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak
Allah yang sejati. Untuk itu mereka tidak memilih apa yang menyenangkan
hati dan telinga mereka sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun
suara Tuhan keras dan berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan
Mikha memilih untuk mendengarkannya daripada berita baik yang palsu. Di
dalam Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras hamba-hamba Tuhan palsu
yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka bukanlah seturut perintah
Allah melainkan menarik perhatian orang untuk diri sendiri.
Senangkah kita jika dokter memberi jawaban yang enak
didengar bahwa kita sehat-sehat saja sedangkan hasil analisa mengatakan
bahwa kita mengalami kanker stadium akhir ? Senangkah kita mendengar
berita baik yang palsu? Semua orang mempunyai kecenderungan untuk
mendengar kabar baik dan menghindari kabar buruk. Namun, di atas semua
itu, sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak Allah
yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi kenyataan,
dan dari sana kita akan menemukan pertolongan dan mujizat
Tuhan.Adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. “Bertobatlah dari
dosamu, sebab engkau tidak luput dari pengadilan Allah! Berhentilah
berbicara kasar! Berhentilah memukuli isterimu! Berhentilah berdusta!”
Perkataan-perkataan seperti ini memang keras dan menyinggung perasaan
yang menerima. Namun, terimalah peringatan tersebut jika firman itu
berbicara kepada kita, sebab Tuhan menghendaki kebaikan bagi
anak-anakNya, amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.