Jangan Ada Pikiran Negatif !
Written by Multimedia Bethany GrahaMari kita mengingat kembali mengenai kisah daripada Yakub. Ketika terjadi kelaparan di Israel, Yakub dan anak-anaknya juga mengalaminya. Sedangkan Yusuf yang telah diperlakukan tidak adil dan dibuang oleh saudara-saudaranya telah hidup dalam kelimpahan, selain itu ia menjadi penguasa di Mesir.
Karena kelaparan sedang melanda Israel, maka anak-anak Yakub disuruh pergi ke Mesir untuk membeli gandum. Pada saat mereka pergi ke Mesir, mereka tidak tahu bahwa yang menjadi penguasa di Mesir adalah Yusuf yaitu saudaranya. Dan ketika mereka sampai di Mesir, Yusuf tahu bahwa mereka adalah saudara-saudaranya. Yusuf menjadi tidak tega meskipun mereka pernah berbuat jahat terhadap dia. Akhirnya mereka dijamu sedemikian rupa, dan uang yang digunakan untuk membeli gandum dikembalikan tanpa sepengetahuan mereka karena uangnya ditaruh pada tumpukan gandum. Lalu Yusuf berpesan supaya adik mereka yang paling bungsu yaitu Benyamin untuk dibawa ke Mesir (kepada Yusuf); jikalau tidak mereka tidak akan menerima apa yang mereka perlukan. Selama itu Yusuf tidak menyatakan siapa dirinya yang sebenarnya.
Setelah mereka sampai dirumah, mereka menceritakan kepada ayahnya mengenai apa yang sudah dipesankan oleh penguasa Mesir itu (Yusuf). Akhirnya dengan nada gelisah Yakub berkata : “hal ini tidak boleh terjadi, karena aku sudah kehilangan Yusuf dan aku tidak mau kehilangan anak untuk kedua kalinya” Lalu Yakub berkata kepada anak-anaknya, katanya : “kenapa kamu cerita bahwa kamu punya adik; semua ini adalah salahmu. Coba kalau kamu tidak cerita bahwa kamu mempunyai Benyamin, maka adikmu pasti tidak akan diminta.” Kini Yakub mulai mengalihkan permasalahan kepada orang lain yaitu anak-anaknya.
Sejalan dengan jalannya waktu, maka persediaan makanan mulai menipis dan akhirnya Yakub bersikap apatis dengan keadaan yang sedang terjadi dan ia berkata : “ya sudahlah, apabila Benyamin mati, biarlah ia mati” (Kejadian 42-43).
Ada empat perkara menganai pikiran negatif yang akan membuat seseorang menjadi tidak bahagia :
1. Mengasihi Diri Sendiri
Pada waktu Yakub mengalami peristiwa yang demikian, ia mulai mengasihi diri sendiri. Buktinya ia rela kehilangan Benyamin. Dan perlu kita ketahui bahwa roh mengasihi diri sendiri ini akan membawa seseorang untuk masuk dalam ketidakbahagiaan. Selain Yakub, ada tokoh Alkitab lain yang mengasihi diri sendiri yaitu Musa (Bilangan 11:14-15). Ternyata spirit ini menjalar bukan hanya dikalangan orang-orang yang sederhana, atau kalangan biasa. Tetapi orang yang selevel Musapun dapat disentuh dengan spirit mengasihani diri sendiri. Jadi, kalau Musa saja dapat disentuh, maka kita harus waspada supaya spirit mengasihi diri sendiri tidak masuk dalam kehidupan kita. Karena kalau kita kena sentuh spirit itu, maka kita akan memiliki kecenderungan untuk menjadi tidak bahagia walaupun kita memiliki fasilitas yang mewadahi.Selain Yakub dan Musa, Elia pun pernah mengalami hal yang sama yaitu mengasihi diri sendiri (I Raja-raja 19:4). Dan orang yang mengasihi diri sendiri cenderung berkata : “tak seorangpun memperhatikan dan mengasihi aku” atau berkata : “aku adalah orang yang tidak berguna.” Dan pada akhirnya berkata : “lebih baik aku mati saja”
Tuhan ingin kita dibebaskan dari spirit ini, sebab kalau berlarut-larut mengasihani diri sendiri maka ada reaksi atau langkah-langkah yang bisa salah.
Saudara, apabila kita mengalami hal keadaan yang buruk, maka janganlah kita mengasihi diri sendiri, tetapi marilah kita mengingat firman Tuhan. Karena, meskipun semua lenyap tetapi firman Tuhan tinggal tetap, dan semua janji yang tertulis dalam firmanNya akan digenapi dalam kehidupan kita.
2. Keras Kepala
Waktu anak Yakub yang tertua yaitu Ruben, berkata : “biarlah aku bawa Benyamin kepada penguasa Mesir karena kita sudah tidak ada persediaan makanan.” Tetapi Yakub berkata : “tidak, aku tidak akan menyerahkan anakku”. Walaupun telah diadakan pendekatan oleh Ruben, tetapi Yakub tetap keras dengan pendiriannya.Tuhan ingin supaya kita tidak menjadi orang yang tegar tengkuk. Acapkali Tuhan berbicara melaui firman supaya kita diubahkan atau melalui mimpi supaya kita dapat berubah atau melalui hamba Tuhan yang menegur secara langsung atau melalui suatu peristiwa. Namun Tuhan mau supaya kita mau dibentuk oleh Tuhan karena Tuhan mempunyai rancangan yang penuh kebahagiaan dalam kehidupan kita. Saudara, seringkali kita menghadapi kehidupan ini diwarnai dengan ketidakadilan. Tetapi ketidakadilan ini jangan membuat kita menjadi tegar tengkuk dan membuat kita bertekuk lutut pada kepahitan. Tetapi biarlah kita menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, sebab Allah kita adalah Allah yang maha adil akan membela segala perkara kita.
3. Menyalahkan Orang Lain.
Ketika itu Yakub menyalahkan orang lain yaitu anak-anaknya. Dan hal ini memang terjadi sejak dari semula yaitu ketika Adam jatuh di dalam dosa. Ia ditegur oleh Allah, tetapi ia berkata : “bukan aku Tuhan tetapi wanita yang Kau tempatkan disisikulah yang memulainya, kemudian Hawa ditegur oleh Allah : “mengapa kamu melakukan dosa ?” Lalu Hawa menjawab : “ularlah yang menipu aku”.Saudara, kalau kita mau dibuat bahagia oleh Allah maka kita harus berani mengakui kesalahan kita dihadapan Allah, apabila bersalah. Karena jika kita mengaku dosa kita dan bertobat, maka Ia adalah Allah yang setia dan adil akan mengampuni segala dosa kita walaupun dosa kita merah seperti kermisi tetapi Ia akan membuat putih seperti salju.
4. Apatis (Acuh Tak Acuh)
Sikap apatis inilah yang membuat orang tidak memiliki semangat lagi dan akhirnya membawa orang hidup dalam ketidakbahagiaan, seperti yang dikatakan oleh Yakub, katanya : “ya sudahlah, apabila Benyamin mati, biarlah ia mati” (Kejadian 42-43).Jadi supaya kita tidak memiliki sikap apatis dengan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, maka kita harus memiliki pikiran yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti yang tertulis dalam Filipi 4:8 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.