31 Mei 2014

Pemeliharaan Tuhan Sungguh Sempurna

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Ayat bacaan : Mazmur 13: 1-6
Melihat sepak terjang kepahlawanan daripada Daud sungguh luar biasa. Dia adalah seorang pemberani, dimasa mudanya telah sanggung mengalahkan srigala, singa dan binatang buas lainnya yang hendak memangsa dua tiga ekor kambing domba yang digembalakannya. Bahkan namanya menjadi buah bibir diseluruh negeri Israel karena telah mengalahkan goliat. Bahkan karirnya semakin meningkat, namun disisi lain dia mengalami pergumulan yang sangat berat.
Dimana Daud diintimidasi bahkan dikejar-kejar oleh Saul dan hendak dibunuh, oleh karena Saul iri hati terhadap prestasi yang Daud peroleh. Selain dikejar-kejar oleh Saul, Daud juga berhadapan dengan bani Amalek yang merupakan musuh bangsa Israel, sehingga posisi Daud benar-benar terjepit. Dan akhirnya kehidupan Daud menjadi terombang-ambing tidak menentu, disertai suasana hati yang penuh dengan ketakutan. Daud tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menyampaikan keluhannya kepada Tuhan, katanya : “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

Saudara, bukankah hal ini terkadang juga terjadi terhadap anak-anak Tuhan ? yaitu diperhadapkan dengan situasi yang pelik ?. Tetapi yang menjadi pertanyaannya : apakah anak-anak Tuhan juga bertindak seperti yang dilakukan oleh Daud yaitu mengingat segala perbuatan yang telah Allah kerjakan dalam kehidupannya ? Dan apakah anak-anak Tuhan tetap melekat pada Tuhan yang  sumber dari segalanya ? jawabannya ada pada diri kita masing-masing.  Walaupun Daud sempat mengeluh kepada Tuhan atas segala sesuatu yang sedang terjadi pada dirinya, tetapi Daud masih tetap meyakini bahwa Allah sanggup melepaskan dari segala pergumulannya, terbukti pada peryataan yang tertuang dalam Mazmur 13:6 “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.”

Segala keluhan daripada Daud telah diakhiri dengan tindakan iman.  Daud sungguh percaya akan kasih setia Tuhan, dimana dia tiba-tiba ingat akan pertolongan Tuhan ketika ia sedang menghadapi srigala, singa maupun beruang yang mau menerkam domba-domba yang digembalakannya, dan dia ingat akan kemenangan yang dia raih saat berhadapan dengan goliat. Dari semua yang telah dialami oleh Daud memang sangat mustahil apabila dipandang secara manusiawi. Tetapi oleh karena turut campur tangan Tuhan maka tidak ada sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu apabila kita mengalami seperti Daud, biarlah kita mengingat mujizat Tuhan yang pernah terjadi dalam kehidupan kita.

Saudara, selain sikap percaya kepada Tuhan, ada beberapa sikap yang dilakukan oleh Daud ketika mengalami berbagai macam pergumulan, diantaranya : Daud senantiasa menanti-nantikan Tuhan. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, karena manusia mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu dengan instan tanpa ada perjuangan yang disertai dengan kesabaran. Dan melalui sikap inilah maka Daud dapat berkata : “Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Dan Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan.”   (Mazmur 40:2-4).

Apabila kita mengalami seperti Daud alami, maka kita perlu mengambil sikap seperti Daud yaitu percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan tetap menanti-nantikan Tuhan, sebab Tuhan tidak akan menunda-nunda untuk memberikan pertolongan, seperti firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 37:5-6 : “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.”  Dan orang yang menanti-nantikan Tuhan itu sama dengan membangun suatu hubungan yang akrab dengan Tuhan. Inilah yang dirindukan oleh Tuhan atas kehidupan anak-anakNya. Selain itu ada suatu rahasia bagi orang yang menanti-nantikan Tuhan, seperti yang tertulis dalam Yesaya 40:31 “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Oleh sebab itu, ketika kita mengalami pergumulan yang kelihatannya tidak kunjung padam, maka percayalah bahwa kita masih mempunyai harapan di dalam Tuhan, dan jangan sekali-kali menyalahkan keadaan ataupun orang lain; seperti kisah yang terdapat dalam Injil Yohanes 5. Dimana ada seorang yang lumpuh selama 38 tahun. Orang tersebut menanti-nantikan orang lain untuk menolongnya saat kolam Betesda itu mulai goncang oleh karena kedatangan malaikat. Tetapi tak seorangpun mempedulikan ia, karena setiap orang sibuk dengan kebutuhan mereka masing-masing, sehingga orang tersebut harus mengalami lumpuh yang berkepanjangan.
Akibat kondisi seperti inilah keputus asaan mulai menguasai orang tersebut, hal ini tampak ketika orang lumpuh itu memberi jawaban kepada Yesus. Dimana saat itu Yesus bertanya kepadanya : “maukah engkau sembuh?”. Tetapi, apa jawaban orang lumpuh itu ? ia menjawab : “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”

Yesus memahami keadaan orang itu, dan Yesus langsung berkata : “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” dan saat itu pula orang lumpuh itu disembuhkan. Demikian dengan kita, apabila saat ini mengalami kelumpuhan secara ekonomi, hubungan keluarga, pelayanan atau lain sebagainya, sehingga sempat terucap dari mulut kita : “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Maka saat ini biarlah kita tetap bersuka cita sebab pertolongan Tuhan segera tiba. Jangankan kelumpuhan; kematianpun Tuhan sanggup membangkitkan, seperti kisah daripada Lazarus. Yaitu ketika Lazarus sakit parah dan hampir mati, keluarganya mencari Yesus, tetapi saat itu Yesus sengaja tidak datang, sampai Lazarus meninggal dunia.
Bahkan hari pertama sampai hari ketiga Yesus tidak datang, dan hari keempat baru Yesus datang, padahal mayat daripada Lazarus sudah busuk dan dimakan belatung. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, sehingga terjadilah mujizat yang luar biasa, dimana Lazarus dibangkitkan dari kematiannya. Hal ini dilakukan oleh Yesus oleh karena Dia ingin menunjukkan kasihNya kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan serta memiliki hubungan yang  erat dengan Tuhan. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification