3 Mei 2014

Kebun Anggur Yang Subur

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
 
Yesaya 5:1 ”Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya : Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur”
Disini menggambarkan pemandangan kebun anggur yang indah dan subur. Kebun anggur ini telah dirawat sedemikian rupa. Baik itu dipupuk, dicangkul,dibuang batu-batunya bahkan diberi menara jaga sehingga tampak tertata rapi. Dan anggur yang ditanam adalah anggur pilihan. Kebun anggur tersebut diperlakukan dengan baik supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya adalah buah anggur yang masam.
Yang dimaksud kebun anggur itu adalah bangsa Israel. Allah telah memperlakukan bangsa Israel secara luar biasa, dan Allah rindu bangsa Israel menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, namun kenyataannya justru sebaliknya. Yang dilakukan bangsa Israel yaitu perbuatan yang membuat sedih hati Allah dan menimbulkan murka Allah turun atas bangsa Israel. Mereka telah mengalami berbagai macam mujizat, tetapi hati mereka tetap keras bagaikan batu.

Yesaya 5:5-7 ”Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu : Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, . . . . . . . ” Tindakan yang diambil oleh Allah bukan karena Ia benci terhadap kebun anggurNya (Israel) tetapi hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat perhatian terhadap kebun anggurNya, sebab kalau kita perhatikan dalam Yesaya 5:1 keadaan kebun anggurnya sangat berbeda dengan keadaan kebun anggur pada ayat yang ke 5-6. Pada ayat yang pertama, kebun anggurnya dijaga, dirawat, dipupuk, diberi menara jaga dan ditata dengan baik, tetapi pada ayat yang ke 5 & 6 menerangkan bahwa kebun anggurnya penuh dengan semak belukar dan tidak subur. Demikian Tuhan memandang terhadap gerejaNya sekarang ini. Apakah gereja ini merupakan kebun anggur yang bagus dan subur, serta bertunas dan menghasilkan buah yang baik. Atau sebaliknya apakah gereja sekarang ini menjadi kebun anggur yang penuh dengan semak belukar.Tentunya kita semua rindu kita menjadi kebun anggur yang bagus, subur serta menghasilkan buah anggur yang manis dan banyak.

Supaya menjadi kebun anggur yang bagus dan subur, maka ijinkanlah diri kita ditata oleh Tuhan karena Tuhan telah memanggil kita untuk dijadikan orang-orang kudus dan untuk melakukan perkara yang besar bersama Allah, seperti yang tertulis dalam  I Korintus 1:2-3, ”. . . . mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.”  Setelah menjadi orang yang telah dikuduskan, maka segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan kehendakNya karena kita diperhatikan oleh banyak saksi. Untuk itu marilah kita menanggalkan beban dan dosa yang telah merintangi kita untuk menghasilkan buah yang baik bagi Tuhan. Dan semuanya itu kita lakukan dengan mata yang tertuju pada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita menuju kesempurnaan (Ibrani 12:1-2).

Begitu pula iman yang kita miliki harus mengalami pertumbuhan dan tidak boleh statis, karena apabila iman statis maka kita tidak akan melihat mujizat dan karya Allah yang luar biasa. Memang pada mulanya bahwa iman yang besar itu diawali dari iman yang kecil. Bukan berarti iman yang kecil itu tidak perlu, karena firman Tuhanpun menuliskan bahwa apabila kita memiliki iman sebesar biji sesawi maka kita dapat memindahkan gunung. Tetapi bagaimanapun juga iman harus mengalami pertumbuhan, sebab firman Tuhan menasehatkan : ”Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis : Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17).
Apabila iman kita mengalami pertumbuhan, maka kita akan menjadi berkat bagi banyak orang, seperti biji sesawi yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, maka sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Matius 13:31). Wujud dari pertumbuhan iman itu sendiri yaitu apabila iman tersebut disertai dengan perbuatan, sebab iman tidak tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. (Yakobus 2:17).

Pertumbuhan iman kita mulai dari iman yang kecil sampai menjadi iman yang besar, tidak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (I Korintus 3:16). Dan kita dapat mengetahui kehendak Allah dalam kehidupan ini juga melalui tuntunan Roh Kudus, sebab Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah (I Korintus 2:10). Dan setiap orang yang didalam dirinya ada Roh Kudus, maka orang itu akan mendapatkan wahyu, sehingga muncul suatu inspirasi yang dapat diwujudkan secara nyata (II Korintus 9:10). Tetapi apabila orang itu tidak memberi kesempatan kepada Roh Kudus untuk berkarya dalam dirinya maka orang itu tidak akan mengalami perubahan di dalam hidupnya dan tidak akan pernah merasakan kuasa Allah, meskipun menjadi orang Kristen bertahun-tahun. Jangan sekali-kali memadamkan atau mendukakan Roh Kudus, sebab apabila kita melakukannya maka hal itu sama dengan menghancurkan diri kita sendiri.

Sejalan dengan pertumbuhan iman, kita juga harus menabur dalam pekerjaan Tuhan. Dan apa yang kita tabur tidak harus selalu berupa uang atau harta, tetapi bisa juga waktu, tenaga, pikiran ataupun hal-hal yang lain. Yang jelas apa yang kita tabur adalah sesuatu yang dapat mendukung dalam pekerjaan Tuhan. Jangan engkau memandang keadaan sekitarmu apabila engkau menabur. Sebab tuaian yang besar ada di hadapan kita. Memang saat kita menabur tidak selalu lancar, kadang-kadang saat kita menabur disertai dengan air mata, seperti yang firman Tuhan katakan : ”Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mazmur 126:5-6).

Tetapi perlu kita ingat, bahwa apa yang kita tabur tidak akan sia-sia, tetapi akan kembali dengan berlipat ganda bahkan sampai seratus kali lipat sesuai dengan pertumbuhan iman kita. Untuk itu janganlah kita putus asa, sebab apa yang tidak pernah kita dengar ataupun kita lihat, bahkan apa yang tidak pernah timbul dalam hati kita, semuanya akan disediakan Allah. Seperti contohnya Ishak, walaupun dalam masa kekeringan ia tetap menabur, dan hasilnya luar biasa. Kisah ini dapat kita baca dalam Kejadian 26:12, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan.” Dengan demikian, maka kita akan disebut orang yang berhasil, bahagia dan penuh dengan damai sejahtera. Amin.Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification