17 Mei 2014

Menabur Yang Baik

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Galatia 6:7-10 ” . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya, . . .” 
Setiap kita tentunya mengenal tentang hukum tabur tuai. Dan apa yang kita tabur pasti akan kita tuai, seperti  yang tertulis dalam Galatia 6:7-10 ” . . . Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya, . . .”  Dalam hal ini pasti kita semua ingat salah satu pelajaran yang kita dapatkan di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama mengenai pelajaran ilmu alam, baik itu hukum Archimedes, hukum aksioma. Dan ada satu hukum alam yang tidak dapat dibantah, kecuali ada ditangan Tuhan sendiri yang bisa mengubah sebab mujizat yang terjadi dalam Alkitab kadang bertentangan dengan hukum ini.
Tetapi satu hukum yang sangat dikomform oleh Tuhan yaitu terdapat dalam Yohanes 12:24 ” . . . Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Hukum alam ini ada hubungannya dengan kehidupan walaupun itu tumbuh-tumbuhan tetapi ada kaitannya dalam kehidupan kita. Contoh : satu biji jagung dilempar ke tanah, maka dalam waktu satu dua minggu kita tidak melihat apa-apa tetapi minggu berikutnya muncul tunas dan selanjutnya tumbuhan jagung ini menjadi besar bahkan dalam waktu 3 bulan maka satu biji jagung ini menghasilkan beberapa buah, bahkan kita malas untuk menghitung jumlah biji jagung yang telah dihasilkan.

Orang yang tidak pernah menabur maka tidak ada sesuatu yang dilipatgandakan. Hal ini tidak berbicara soal meteri saja tetapi yang lebih utama adalah hal rohani. Oleh karena itu marilah kita menabur selama masih ada kesempatan. Kita akan menerima hasil yang lebih besar dari apa yang kita tabur. Bahkan ada pribahasa : apabila kita menabur angin maka kita akan menuai badai. Kalau kita memilih jalan yang baik yaitu jalan Tuhan maka kita akan menuai sesuatu yang baik pula dan itu dilipatgandakan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan berkata : Jangan sesat sebab Tuhan tidak dapat dipermainkan. Kalau kita baca Galatia 5:22-23, maka kita akan temukan sesuatu yang kita tuai yaitu buah roh. Buah roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Perlu kita ketahui bahwa orang tidak dapat menipu diri sendiri bahwa apakah kehidupan itu penuh dengan kasih, kemurahan (sesuatu yang baik) atau justru di masa tua kita tidak menuai sesuatu yang baik. Memang ada persoalan-persoalan lain tetapi ini adalah suatu hukum.
Untuk itu apabila kita masih ada kesempatan maka kita harus menanam. Langkah kita adalah langkah yang positif sehingga apa yang kita tanam adalah sesuatu yang baik. Hukum ini tidak bisa ditentang sehinggal hal ini mau tidak mau terjadi dalam kehidupan. Buah yang baik membawa kita pada suatu kebebasan dalam suatu hukum, sebab tidak ada hukum yang bisa menuduh kehidupan kita. Kita semua menerima janji-janji dari Tuhan. Keselamatan tidak hanya di dunia saja tetapi sampai pada kehidupan yang kekal.

Saudara, kita harus memperhatikan apa yang kita tanam. Hukum karma itu luar biasa, tetapi dalam nama Yesus hal itu bisa dirubah sebab dalam nama Yesus ada pengampunan. Perlu disadari bahwa dosa yang telah ditanam orang tua, maka kutuk itu bisa sampai pada kita, tetapi puji Tuhan pada saat ini kita sudah menerima kemurahan Tuhan, sehingga karma yang jelek itu tidak ada lagi. Tetapi mulai saat ini kita mulai menanam yang baik karena tanaman yang buruk sudah putus oleh darah Kristus. Sedang orang di luar Tuhan masih menuai taburan nenek moyangnya.

Dalam II Timotius 2:6 dikatakan bahwa seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama kali menikmati hasilnya. Dan seorang petani tidak boleh sekedar menanam tetapi harus bekerja dengan keras untuk menghasilkan yang baik. Suatu saat seseorang akan kehilangan kesempatan apabila orang tersebut tidak mempergunakan kesempatan yang ada. Pertama kali saya bertobat, saya tidak membiarkan kesempatan saya untuk menabur hilang begitu saja, tetapi saya gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya sehingga saya mengalami seperti saat ini. Kita sukses tidak hanya dalam dunia ini tetapi sampai selamanya yaitu pada kehidupan yang kekal. Saya (Pdt. Abraham Alex T.) ingat kisah nenek saya yang sakit, dan kondisinya tampaknya tidak ada harapan, tetapi ada dua anak anggota koor memanggil hamba Tuhan. Kemudian hamba Tuhan itu berdoa dan tumpang tangan. Lalu nenek saya bangun dan bercerita bahwa ia bermimpi harus minum segelas susu lalu dia minum, dan sejak itu ia sembuh.
Setelah nenek saya sembuh maka kakek saya bertobat dan langsung membangun gereja Pentakosta di Jl. Sentanan Mojokerto. Dan melalui satu gereja menjadi belasan gereja. Kemudian apa yang dilakukan oleh kakek saya dilanjutkan oleh ibu saya. Selanjutnya kakek saya pindah ke Surabaya bertemu dengan Pdt. Ishak Leo dan disitulah kakek saya menabur. Demikian halnya dengan apa yang saya lakukan. Saya membangun 14 gereja di Mojokerto. dan lima tahun kemudian saya menuai di Surabaya, selanjutnya saya menabur lagi dan seterusnya. Kalau kita menabur baik maka tanaman kita menjadi baik. Walaupun banyak badai maupun ulat yang mulai ada pada pohon itu tetapi kita percaya apabila tanamana kita baik maka pohon itu akan tetap hidup dan berbuah. Selain bekerja keras, apabila kita mengharapkan tuaian yang besar maka tanaman yang kita tanam harus besar pula, seperti yang tertulis dalam II Korintus 9:6.

Saudara, setelah ibu saya menabur beberapa gereja dan semua anak-anaknya sudah berkeluarga; suatu saat ia berkata “tugasku sudah selesai dan anak-anakku sudah dewasa, sekarang waktunya aku pulang.” Lalu pembantu saya berkata, “jangan ngomong begitu bu, itu tidak baik.” Selanjutnya ibu saya berkata, “aku harus pulang, karena aku percaya apabila aku dipanggil Tuhan, anak-anakku akan diberkati Tuhan.” Kemudian ibu saya pulang ke rumah kakak saya yang menjadi dokter di Jl. WR. Supratman. Dan jam 10.00 WIB, ibu saya tidur sampai jam 18.30 WIB, kemudian saya datang ke rumah kakak saya, lalu ibu saya pamit dan tidak lama kemudian ibu saya dipanggil Tuhan. Dan apa yang dikatakan oleh ibu saya, sekarang telah terbukti bahwa saya diberkati. Dan setelah saya diberkati saya tidak tinggal diam, tetapi saya harus menabur terus, karena saya percaya bahwa anak cucu saya akan diberkati. Oleh sebab kita sebagai umat Tuhan yang diberkati marilah kita perhatikan jumlah yang kita tabur. Biarlah kita menabur apa yang ada pada kita, dan jangan sampai kita berusaha membuat ada untuk dapat ditabur yaitu dengan cara hutang supaya kita bisa menabur (II Korintus 8:12).
Kita percaya bahwa Tuhan memberikan benih setiap kita. Dan apabila kita menaburnya maka kita akan menuai, selanjutnya jikalau kita sudah menuai janganlah kita tinggal diam tetapi marilah kita terus menabur. Firman Tuhan berkata, ”Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN” (Kejadian 26:12). Jangan merasa puas terhadap keadaan kita saat ini tetapi marilah kita tetap menabur dan menuai. Dan saat kita menabur jangan seperti gambling (judi) tetapi kita menabur dengan ketulusan hati. Apabila kita membaca I Korintus 3:6 maka disitu dijelaskan bahwa Allah yang memberi pertumbuhan dari apa yang kita tabur. Untuk itu hubungan kita dengan Tuhan jangan sampai lepas. Sebab apabila kita lepas maka apa yang kita tanam akan sia-sia sebab kita tidak akan pernah menuai. Oleh sebab itu janganlah kita berhenti untuk menabur, karena semuanya ada waktunya yaitu menuai secara luar biasa. Amin.Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification