9 Maret 2014

Tetap Berbuah

Pdt. Abraham Alex Tanuseputra

Markus 11:12-14, 20-21
”Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu.
Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.”

Sepanjang pelayanan Yesus di muka bumi ini, Ia senantiasa mengajar murid-muridNya untuk mengerti dan melakukan kehendak Bapa, walaupun Ia mengajar muridNya dalam waktu yang cukup relatif singkat, namun dampak pengajaranNya sungguh luar biasa. Yesus mengajar kepada murid-muridNya tidak hanya dengan perkataan saja, tetapi disertai dengan perbuatan juga. Selain itu, kadang ada hal-hal yang diajarkanNya sulit untuk dimengerti, sehingga murid-muridNya harus bertanya mengenai maksud dan tujuan terhadap apa yang telah diajarkanNya. Demikian halnya dengan kita; kadang-kadang tidak dapat memahami apa yang telah Tuhan ajarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi puji Tuhan, melalui pimpinan daripada Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan kita telah membuat kita mengerti apa yang menjadi maksud dan kehendak Tuhan.

Begitu pula dengan ayat-ayat diatas yang telah kita baca. Memang sepintas tampaknya hanya sebuah cerita perjalanan Yesus. Tetapi di dalamnya mengandung pengertian yang cukup dalam. Dimana, ketika Yesus keluar dari Betania Ia merasa lapar, dan saat itu Ia mendapatkan sebatang pohon ara. Pohon ara itu daunnya cukup lebat, dan Yesus mencoba untuk mendapatkan buah pohon ara tersebut, tetapi Ia tidak menemukannya, karena memang bukan musimnya. Lalu apa yang dilakukan oleh Yesus ketika tidak mendapatkan buah ara itu ?. Yesus berkata kepada pohon ara itu : “jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya !” Dan murid-muridNya pun mendengarnya.” Dan setelah Yesus berkata demikian, maka keesokan harinya pohon ara itu menjadi kering sampai pada akarnya. Hal ini dilakukan oleh Yesus tampaknya seolah-olah Ia marah kepada pohon ara itu. Tetapi sesungguhnya Ia sedang memberi pelajaran kepada murid-muridNya, bahwa Tuhan tidak suka terhadap orang yang beribadah secara musiman seperti pohon ara yang berbuah sesuai dengan musimnya. Padahal Tuhan memberkati atau memberi rejeki kepada kita setiap hari dan setiap saat.

Dan perlu kita ketahui, bahwa keadaan kita itu seumpama pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang tidak pernah layu daunnya dan senantiasa mengahasilkan buah; seperti yang tertulis dalam Yehezkhiel 47: 12 “Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."
Keadaan ini akan berlaku dalam kehidupan kita apabila kita tidak menjadi orang Kristen yang beribadah secara musiman. Karena sejak Roh Kudus ada pada kehidupan kita, maka semuanya akan menjadi baik (subur) dan mengahasilkan buah yang lebat. Dan juga perlu kita ingat, bahwa Tuhan itu tidak pernah berhenti untuk mengairi kehidupan kita. Tetapi sebaliknya, apabila kita beribadah dan meresponi kehadiran Roh Kudus secara musiman, maka kita akan mengalami kesuaman. Dan sebagai akibatnya, kita akan dimuntahkan oleh Tuhan seperti jemaat Laodikia yang juga mengalami kesuaman.

Selanjutnya, apabila kita sudah berada pada posisi yang benar dan tidak berada pada posisi orang Kristen musiman, maka selain kita diberkati; Tuhan akan memberi pelajaran kepada kita untuk bisa bernubuat. Sebab posisi yang benar ini mengijinkan kita untuk meminta sesuatu atau menyampaikan sesuatu kepada Tuhan, tentunya hal-hal yang positif, yaitu sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab, dalam II Petrus 1:21 telah dikatakan bahwa : “tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Oleh sebab itu, segala sesuatu yang kita minta atau kita sampaikan pasti terjadi, selama kita dalam posisi yang benar, yaitu hidup sesuai dengan firmanNya. Demikian halnya Yesus berkata kepada murid-muridNya : “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:22-24).

Dan bagaimanakah supaya nubuatan kita tidak terhambat ?. Agar nubuatan kita tidak terhambat, maka dalam diri kita harus penuh dengan pengampunan. Karena didalam Injil Markus 11:25-26 telah dikatakan : “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Memang, untuk menjalani hidup yang penuh pengampunan itu tidak mudah, tetapi bagaimanapun juga kita harus belajar untuk hidup penuh dengan pengampunan, khususnya mengampuni orang-orang yang menyakiti kita. Karena Tuhan inginkan agar kita bebas dari segala permusuhan.

Setelah kita memahami dan melakukan pengajaran yang telah diberikan Tuhan Yesus kepada kita, maka kita akan disebut sebagai orang yang berbahagia, karena kita hidup dalam kelimpahan di dalam Tuhan. Tetapi kita tidak boleh berhenti sampai disini, karena berapa banyak orang jatuh dalam dosa, justru ketika mereka berada dalam kelimpahan. Mereka merasa nyaman berada dalam situasi yang mapan. Dan apabila orang tersebut tidak segera sadar dengan apa yang dilakukannya maka akan terjadi seperti yang tertulis dalam Lukas 12:19-21 “Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu . . . .”
Oleh sebab itu, biarlah kita tetap ingat akan firman Tuhan yang menasehatkan kepada kita supaya roh kita tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan sampai kedatanganNya yang kedua kali. Amin.

Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification