Menang Atas Kekuatiran
Written by Multimedia Bethany Graha
Pdt. Abraham Alex Tanuseputra
Ayat Bacaan : Matius 6:25-34
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (ayat 25)
Setiap orang tentunya pernah mengalami apa yang disebut dengan
kuatir. Bentuk kekuatiran ini beraneka ragam, baik itu kuatir akan
kesehatan yang tidak stabil, pekerjaan, keamanan dan masalah hidup
lainnya. Secara manusia memang rasa kuatir muncul itu adalah hal yang
wajar, namun kalau kita tidak bisa kita kendalikan maka keadaan tersebut
akan membuat kita kehilangan pengharapan. Dan akhirnya hidupnya tidak
tenang dan kehilangan damai sejahtera. Bukankah kita adalah anak-anak
Tuhan yang dipimpin Allah untuk mencapai kemenangan demi kemenangan atas
hidup ini.Ayat Bacaan : Matius 6:25-34
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? (ayat 25)
Untuk itu marilah kita belajar melalui ayat bacaan diatas dimana menasehatkan kita supaya kita tidak kuatir atas kehidupan kita, karena kuatir akan merugikan diri sendiri. Ketika seseorang mulai kuatir maka secara tidak sadar orang tersebut menghambat dirinya untuk mengalami peningkatan atau kemajuan, bahkan keadaannya semakin buruk. Selama saya melayani Tuhan, saya percaya bahwa kerajaan surga bisa turun ke bumi dan pemeliharaannya sungguh nyata dalam kehidupan saya. Seperti halnya Musa ketika memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, mereka harus melintasi padang gurun. Seperti yang kita ketahui bahwa di padang gurun tidak ada air, tumbuh-tumbuhan ataupun hujan.
Tetapi selama 40 tahun di padang gurun mereka tetap dipelihara Tuhan. Makanan disediakan Tuhan berupa mana, dan apabila mereka butuh daging, Tuhan sediakan berupa burung puyuh, demikian pula air juga disediakan Tuhan. Walaupun demikian mereka tidak pernah mengucap syukur kepada Tuhan, justru mereka selalu bersungut-sungut dan kuatir atas hidupnya. Mereka merasa lebih nyaman tinggal di Mesir, padahal di Mesir mereka menjadi budak yang kehilangan harkat dan martabatnya sebagai umat pilihan Tuhan. Ketika mereka berada di padang gurun, kekuatiran dan ketakutan membelenggu hidupnya, meskipun Allah sudah menyatakan mujizatNya sepanjang perjalanan mereka.
Saudara, mungkin kita pernah atau sedang mengalami seperti yang dialami oleh bangsa Israel yaitu berada ”di pandang gurun.” Ingatlah bahwa Tuhan tetap beserta dengan kita, dan janganlah kita kuatir atas kehidupan kita, sebab firman Tuhan menasehatkan kita : ”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Kalau kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya dengan kata lain kita mencari Tuhan atau berdoa maka disitulah kita sedang mengundang sorga untuk turun ke bumi, seperti yang tertulis dalam Matius 6:10, ” datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”
Setiap orang percaya kepada Yesus Kristus, dibaptiskan pasti selamat, sebab di bawah kolong langit tidak ada nama yang memberikan keselamatan kecuali nama Yesus. Sejak kita percaya kepada Yesus Kristus kita boleh mengalami/menikmati kerajaan sorga. Apabila kita taat kepada Tuhan maka Tuhan memelihara kita, oleh sebab itu janganlah kita kuatir. Apabila Tuhan menunjuk suatu tempat baik di sorga maupun dibumi sebagai tempat kediamanNya maka disitulah ada urapan Allah dan tempat tersebut menjadi makmur, sebab dimana Tuhan hadir maka disitu ada kesejahteraan. Lalu, ”dimana Tuhan hadir ?” di padang gurun, di Israel, di Yerusalem. Saat Daud mempunyai cita-cita membangun bait Allah tetapi dia tidak sampai menyelesaikannya, sehingga yang menyelesaikan adalah Salomo. Dengan demikian Salomo diberkati secara luar biasa, sampai tidak ada raja yang megah dan mulia seperti Salomo. Untuk itu perlu kita mengerti bahwa ketika Tuhan berkenan di tempat dimana Tuhan tinggal maka tempat itu menjadi makmur. Dan saat ini Allah di tengah-tengah kita sebab kita adalah bait Allah (I Korintus 6:19-20).
Kerajaan Allah seperti seorang perempuan mengambil tepung yang diberi ragi. Walaupun ragi itu sedikit tetapi sanggup mengkamirkan seluruh adonan. Demikianlah satu orang dipenuhi Roh Kudus maka semua orang dipenuhi Roh Kudus. Satu orang diselamatkan maka seisi rumah diselamatkan. Begitu pula dengan rumah tangga kita. Apabila kita seisi rumah membuka mezbah bagi Tuhan maka disanalah Tuhan hadir. Hal itu kita kerjakan di bumi tetapi keadaannya sama seperti di sorga. Apabila kita melibatkan Tuhan dan mengandalkan kekuatan Roh Kudus dalam kehidupan kita maka kita akan melakukan perkara yang besar. Dan apa yang menjadi doa Paulus seperti yang tertulis dalam Efesus 3:14-21 akan menjadi kenyataan dalam kehidupan kita.
Ketika anak saya yang bungsu lahir tetapi saya tidak ada biaya akhirnya saya bawa ke bidan kampung. Dan saat itu saya tidak ada biaya untuk membawa ke dokter, padahal saat itu anak saya lahir dalam kondisi sungsang. Akhirnya setelah dia lahir sempat kekurangan oksigen sehingga mengalami nggaguan pada otaknya atau dapat dikatakan anak itu lahir dalam kondisi cacat. Padahal saya ini seorang hamba Tuhan yang sering berkhotbah bahwa anak-anak Tuhan pasti hidupnya diberkati, sedangkan anak saya lahir dalam kondisi cacat. Tetapi dari sinilah Tuhan mengajar saya mengenai perkara-perkara yang luar biasa. Dan sampai usia lima tahun anak saya masih belum bisa bicara, tetapi saat itu timbul pertanyaa, “mengapa anak saya masih belum bisa bicara ?” dan saat itu Tuhan bertanya, “dimanakah alamatKu ?” saya jawab : “ada dalam kerajaan sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa.” Tetapi Tuhan menjawab, “alamatKu ada di dalam dirimu.”
Seperti yang firman katakan, “bahwa tubuhmu adalah bait Allah.” Lalu saya berkata, “Tuhan aku tidak bisa melayaniMu lagi sebab anak saya cacat, karena nanti saya tidak akan menjadi berkat bagi orang lain.” Tetapi Tuhan berkata, “cipta dia.” Lalu saya bertanya kepada Tuhan, “Bagaimana anak yang sudah umur lima tahun bisa dicipta.” Tetapi Tuhan berkata, bukankah aku ada dalam dirimu ?”. Dengan demikian dalam diri kita saya dibukakan dan mendapat pengertian bahwa di dalam diri kita ada kuasa untuk mencipta. Dan saat itu saya mulai mencipta anak saya dalam doa untuk menjadi normal, walaupun setelah saya berdoa anak saya masih belum sembuh pula, tetapi saya tetap percaya, sehingga dalam tiga bulan anak saya sudah bisa berjalan tetapi saya belum mendoakan dia untuk bicara, dan akhirnya saya berdoa supaya dia bisa bicara.
Saudara, dari sinilah kita akan belajar bagaimana dampak kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Seperti halnya pada waktu bumi dalam keadaan campur baur dan Tuhan hadir maka segalanya menjadi sempurna, demikianlah dalam kehidupan kita apabila Dia hadir dalam kehidupan maka kita sanggup untuk mengendalikan situasi dunia ini yang membawa kita dalam kekuatiran. Dengan demikian kita akan tetap kuat dan teguh dalam menyelesaikan segala pergumulan sampai kita mencapai kemenangan yang gilang gemilang, Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.