Hidup Dalam Kasih
"….ampunilah kami akan kesalahan kami, SEPERTI kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami…." (Mat. 6:12)
Sebagai orang percaya, kita dituntut untuk
mempunyai 3 dasar tindakan sebagai ekspresi percaya kita kepada Tuhan:
Iman, pengharapan, dan kasih. Tetapi dari ketiganya ini, kasih adalah
yang terbesar. Mengapa demikian? Sebab saat kita berada di sorga nanti,
iman tidak diperlukan lagi, demikian juga dengan pengharapan. Di sana
yang ada adalah kasih. Sebab kasih adalah "bagian esensi dari
sifat-Nya", karena itulah Allah "identik" dengan kasih. Lebih jelas lagi
dikatakan bahwa Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8, 16).
Kasih inilah yang menjadi motivasi Allah meyelamatkan manusia: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal….." (Yohanes 3:16). Kasih Allah mampu mengalahkan segala dosa dan maut.
Kita sering diajar tentang kasih baik melalui khotbah di
gereja, kaset, maupun buku. Tetapi mengapa sepertinya kasih ini sulit
dilakukan oleh banyak orang Kristen? Mengapa lebih mudah menyanyikan
lagu "Aku mengasihi Kau, Tuhan" atau "Kukasihi kau dengan kasih Tuhan"
daripada melakukannya? Padahal Tuhan menuntut tindakan dan bukan
perkataan saja!
Dalam hal ini tentunya kita pernah ditanya : Apakah Anda
mengasihi Tuhan ? Dengan mantap kita menjawab: Ya! Firman Tuhan berkata:
"Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah", dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak
dilihatnya" (1 Yohanes 4:20). Mengasihi Allah dan mengasihi sesama
tidak dapat diabaikan. Memisahkan keduanya hanya akan menghasilkan
kebohongan belaka.
Bila kita tidak belajar saling mengasihi selama di bumi,
kita belum dianggap layak mengatakan, ”aku mengasihi Tuhan”. Tuhan ingin
bukti yang konkrit melalui kehidupan kita, karena kita adalah garam dan
terang dunia. Dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan melalui
kehidupan kita, amin.
Tuhan Yesus juga berkata: "Barangsiapa MEMEGANG perintah-Ku dan MELAKUKANNYA, dialah yang mengasihi Aku…."
(Yoh. 14:21). Mengasihi musuh kita adalah perintah-Nya (Mat. 5:44).
Mengasihi orang yang berbuat baik kepada kita itu biasa. Tetapi mengasihi orang yang telah menyakiti hati kita itu adalah pekerjaan Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Karena Dialah, maka kita mampu mengasihi musuh kita.
Doa "Bapa kami" adalah contoh yang jelas mengenai perintah Tuhan ini. Perkataan "….ampunilah kami akan kesalahan kami, SEPERTI kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami…." (Mat. 6:12), mengandung pengertian betapa pentingnya kasih akan sesama itu.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.