Kasih Karunia Allah
Ulangan 23:3
“Seorang Amon atau seorang
Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun
tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya.”
Alkitab penuh dengan cerita mengenai kasih
Allah. Dan karena Allah itu kasih, maka semua tindakan-Nya berdasarkan
kasih. Tetapi dari cerita-cerita tersebut di atas ada beberapa kisah di
mana kasih karunia Allah itu begitu mempesona. Misalnya kasus Yefta yang
notabene dikenal sebagai anak perempuan sundal (Hakim-hakim11:1).
Ditinjau dari berbagai sisi dia tidaklah memenuhi syarat untuk menduduki
jabatan sebagai hakim Israel, namun toh Allah yang kaya dengan rahmat
mendudukkannya sebagai hakim bagi Israel.
Dan cerita hebat lainnya adalah Rut. Dia bukanlah seorang Yahudi, melainkan orang Moab. Dan Alkitab berkata, “Seorang
Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan
keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai
selama-lamanya” (Ulangan 23:3). Tidak ada alasan sebenarnya untuk
memilih Rut sebagai nenek moyang Yesus, tetapi Allah yang kaya dengan
kasih karunia melihat dalam diri Rut sesuatu yang lain. Karena kasih
karunia itulah dia pantas menerimanya.
Cerita ini merupakan bagian penting dari hebatnya kasih
karunia Allah. Begitu juga dengan kasih karunia yang dilimpahkan kepada
Anda. Coba berkacalah! Bukankah kita juga sebenarnya adalah manusia yang
tidak layak menerima kasih karunia Allah?
Puncak kasih karunia Allah kita lihat pada diri Yesus.
Dialah perwujudan kasih karunia Allah yang sempurna. Manusia yang telah
rusak dan tidak berdaya untuk menemukan Allah kini melalui Yesus kita
bisa memahami kasih Allah. Jadi betapa jahatnya manusia yang menghina
kasih karunia Allah ini. Seperti Alkitab katakan, “Betapa lebih
beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak
Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya,
dan yang menghina Roh kasih karunia” (Ibrani 10:29)?
Bila kita sadar bahwa kita hidup karena kasih karunia
Allah, maka saatnya kita senantiasa bersyukur kepada Allah dan
memberitakan kasih karunia Allah ini. Semua orang di dunia ini berhak
menerima kasih karunia Allah. Mereka tidak mengerti tentang hal ini
kalau Anda tidak memberitahukannya. Jadi mulai sekarang jadilah
pemberita kasih karunia Allah.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.