1 Februari 2016

Kasih Karunia Allah

Kasih Karunia Allah

Ulangan 23:3
 “Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya.” 
Alkitab penuh dengan cerita mengenai kasih Allah. Dan karena Allah itu kasih, maka semua tindakan-Nya berdasarkan kasih. Tetapi dari cerita-cerita tersebut di atas ada beberapa kisah di mana kasih karunia Allah itu begitu mempesona. Misalnya kasus Yefta yang notabene dikenal sebagai anak perempuan sundal (Hakim-hakim11:1). Ditinjau dari berbagai sisi dia tidaklah memenuhi syarat untuk menduduki jabatan sebagai hakim Israel, namun toh Allah yang kaya dengan rahmat mendudukkannya sebagai hakim bagi Israel.
Dan cerita hebat lainnya adalah Rut. Dia bukanlah seorang Yahudi, melainkan orang Moab. Dan Alkitab berkata, “Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya” (Ulangan 23:3). Tidak ada alasan sebenarnya untuk memilih Rut sebagai nenek moyang Yesus, tetapi Allah yang kaya dengan kasih karunia melihat dalam diri Rut sesuatu yang lain. Karena kasih karunia itulah dia pantas menerimanya.
Cerita ini merupakan bagian penting dari hebatnya kasih karunia Allah. Begitu juga dengan kasih karunia yang dilimpahkan kepada Anda. Coba berkacalah! Bukankah kita juga sebenarnya adalah manusia yang tidak layak menerima kasih karunia Allah? 
Puncak kasih karunia Allah kita lihat pada diri Yesus. Dialah perwujudan kasih karunia Allah yang sempurna. Manusia yang telah rusak dan tidak berdaya untuk menemukan Allah kini melalui Yesus kita bisa memahami kasih Allah. Jadi betapa jahatnya manusia yang menghina kasih karunia Allah ini. Seperti Alkitab katakan, “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia” (Ibrani 10:29)?
Bila kita sadar bahwa kita hidup karena kasih karunia Allah, maka saatnya kita senantiasa bersyukur kepada Allah dan memberitakan kasih karunia Allah ini. Semua orang di dunia ini berhak menerima kasih karunia Allah. Mereka tidak mengerti tentang hal ini kalau Anda tidak memberitahukannya. Jadi mulai sekarang jadilah pemberita kasih karunia Allah.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification