Pelayanan Tuhan Yesus dimulai saat di padang gurun. Dia telah
dicobai iblis sebanyak tiga kali, namun Dia telah benar-benar sanggup
menguasai diriNya, sampai pelayananNya di taman Getsemani. Pengalaman
Tuhan di taman Getsmani adalah “Obey The Lord” mutlak (Taat terhadap
kehendak Allah). Memang, secara daging Tuhan Yesus saat di taman
Getsmani sempat mengatakan : “Bapa kalau boleh cawan ini berlalu, tetapi
bukan kehendakKu yang terjadi, melainkan kehendakMu yang terjadi.” Hal
ini dilakukanNya beberapa kali sampai malaikat Allah turun menguatkan
Dia. Selain ketaatan, Ia juga merasakan takut terhadap kematian yang
akan segera Dia hadapi. Disini ada ketaatan yang mutlak, sampai Ia mati
di atas kayu salib.
Kematian Tuhan Yesus mengandung pengertian yang luar biasa. Banyak
orang berpengertian bahwa kematian Tuhan Yesus hanya untuk menebus dosa
saja, padahal sebenarnya memiliki arti yang lebih dalam lagi. Untuk
lebih jelas lagi, kita akan membaca Ibrani 9:16-18 “Sebab di mana ada
wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu.
Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati,
sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup. Itulah
sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.”
Apabila kita perhatikan ayat di atas, maka kematian Yesus Kristus ada
hubungannya dengan wasiat yang diberikan kepada kita. Mungkin timbul
bertanya dalam diri kita : “apa yang Tuhan Yesus miliki sehingga Ia
memberikan wasiat kepada kita ?”. Memang, tujuan utama Tuhan Yesus mati
adalah untuk menebus dosa kita, tetapi disisi lain Ia hendak melepaskan
suatu wasiat. Karena dengan kematianlah maka surat wasiat itu dapat
dikatakan sah, tetapi apabila seseorang yang memberikan suatu wasiat
belum mati, maka wasiat itu belum sah. Sedangkan yang memberi wasiat
kepada kita sangat unik sekali, karena Ia telah mati dan pada hari yang
ketiga Ia bangkit. Lalu apakah wasiat itu tidak sah lagi ?, tidak !.
Karena kebangkitanNya mempersiapkan kita pada kehidupan yang kekal.
Kalau demikian, betapa kayanya kita semua yang mendapat anugerah yang
luar biasa. Tetapi kalau kita hanya menjadi orang Kristen yang bertumbuh
lambat (tidak pernah dewasa) dan tidak mengerti hal ini maka kita tidak
akan menikmati berkat ini. Kuasa kekayaan, hikmat, kekuatan, hormat dan
puji-pujian ini sebenarnya sudah dijanjikan oleh Allah kepada Abraham
dan keturunannya, meskipun untuk mendapatkan penggenapannya harus
mengalami berbagai macam tantangan. Tetapi kita akan melihat salah satu
contoh keturunan Abraham yang mendapat hak waris secara langsung dari
Allah, yaitu Yakub. Yakub memang tidak menerima warisan secara siklus,
seperti yang Ishak terima dari Abraham. Tetapi Tuhan memberikan berkat
secara luar biasa kepada Yakub, yaitu dua pasukan yang besar. Padahal
ketika Yakub keluar dari rumah, ia hanya membawa sebuah tongkat. Namun
melalui tongkat inilah setiap orang dapat membaca riwayat Yakub. Karena,
setiap kali Yakub bertemu dengan Tuhan atau mengalami pertolongan
Tuhan, ia selalu mengukir kisah perjalanannya pada tongkat itu (Kejadian
32:9-10). Lalu siapa saja yang berhak menerima hak waris dari Allah ?
1. Mereka Yang Disebut Sebagai Anak.
Supaya kita disebut sebagi anak Allah, maka kita harus percaya kepada
Tuhan Yesus. Karena ketika pertama kita percaya kepada Kristus; maka
kita telah mendapat meterai dari Roh Kudus. Dan Roh itulah yang bersaksi
bersama-sama roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah, . . . . .
(Roma 8:16-17). Dan jikalau kita adalah milik Kristus, maka kita juga
adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Galatia 3:
29). Lalu, apakah meterai Roh itu cukup bagi kita ? tidak. Kita perlu
dibaptis dalam roh. Karena baptisan Roh Kudus mengandung arti bahwa kita
sedang masuk dalam sengsara Kristus dan dibangkitkan bersama Kristus,
agar terjadi kelahiran baru. Melalui manusia baru inilah kita berhak
memiliki hak waris tersebut. Dan apakah cukup hanya sampai dibaptis Roh
Kudus ?, tidak. Karena kita perlu dipenuhi oleh Roh Kudus. Tatkala kita
dipenuhi Roh Kudus, maka keluarlah buah-buah roh dalam kehidupan kita
yang pada akhirnya kita senantiasa diurapi oleh Roh Kudus. Dan salah
satu ciri orang yang dipenuhi serta diurapi oleh Roh Kudus adalah ia
memiliki kerendahan hati, penguasaan diri dan hidup taat terhadap
kehendak Allah. Karena tanpa kerendahan hati, penguasaan diri dan taat
terhadap kehendak Allah, maka tidak mungkin kita akan menerima warisan
tersebut (Mazmur 37:11,22,29 &34; Filipi 2:5-9).
2. Mereka Yang Hidup Dalam Roh (Roma 8:17-19)
Orang yang hidup dalam Roh, setiap langkah-langkah kehidupannya
senantiasa dipimpin oleh Roh Kudus dan bukan dikuasai oleh keinginan
daging. Dan orang yang hidupnya dikuasai oleh keinginan daging tidak
akan melihat kehidupan karena keinginan daging adalah mati, tetapi
keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Selain itu keinginan
daging merupakan perseteruan dengan Allah. Jadi mana mungkin orang yang
hidup menurut keinginan daging dapat disebut sebagai ahli waris kerajaan
Allah, sedangkan yang memberi hak waris adalah Allah. Memang hidup
menurut Roh itu sangat menderita buat daging kita, tetapi penderitaan
inilah yang membuat kita berhenti untuk berbuat dosa, seperti yang
tertulis dalam I Petrus 4:1 ”Jadi, karena Kristus telah menderita
penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan
pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan
badani, ia telah berhenti berbuat dosa.
3. Mereka Yang Hidup Dalam Kedewasaan (Galatia 4:1-3)
Setiap anak berhak untuk mendapatkan warisan, tetapi dengan syarat :
anak tersebut harus sudah akil balig atau dengan kata lain anak tersebut
sudah dewasa. Karena apabila anak tersebut belum dewasa, maka anak
tersebut masih dibawah perwalian. Demikianlah Kekristenan kita, apabila
Kekristenan kita belum mengalami kedewasaan, maka kita belum layak untuk
menerima warisan itu. Dan orang yang Kekristenannya belum dewasa
memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa, karena mereka masih
terpengaruh oleh roh-roh dunia. Oleh sebab itu marilah kita semakin giat
dalam mengikut Tuhan, dengan menaruh kepercayaan kita sepenuhnya kepada
Kristus dan hidup menurut kehendak Roh untuk menuju Kekristenan yang
dewasa. Agar segala apa yang dijanjikan oleh Tuhan akan tergenapi dalam
kehidupan kita, Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.