18 Januari 2015

Kasih Allah Diatas Segalanya

Mazmur 62:12-13 “Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Diberitahukan disini bahwa Tuhanlah yang memiliki kuasa dan kasih. Tetapi kebanyakan diantara kita mengenal Tuhan itu hanya kuasaNya saja, tetapi tidak mengenal akan kasihNya. Padahal, keduanya adalah milik Tuhan, baik itu kasih maupun kuasa. Dan berapa banyak diantara kita yang hanya mengejar kuasaNya saja tanpa mengejar kasihNya. Hal inilah yang membuat kita mengalami depresi, yang berakhir pada keputusasaan. Sehingga muncul pertanyaan dalam hati kita : Mengapa jawaban dari Tuhan belum kunjung tiba, padahal aku sudah beriman kepadaNya ? atau timbul pertanyaan yang lain : Mengapa hidupku tidak mengalami perubahan, padahal aku sudah percaya dengan sungguh-sungguh ?. Inilah seputar pertanyaan-pertanyaan yang seringkali timbul dalam Kekristenan. Dan pertanyaan-pertanyaan ini tidak ditelaah maupun dikupas secara tuntas; sehingga hal ini membuat banyak orang Kristen termasuk kita menjadi bingung. Dan pada akhirnya, kita mulai menganggap bahwa kuasa Tuhan tidak ada. Lalu siapakah yang salah ?.
Sebagai jawaban yang umum adalah : Karena iman kita tidak sempurna atau karena dalam diri kita ada dosa. Dari jawaban yang umum tadi, maka muncul suatu pengajaran sebagai berikut : bahwa apabila iman kita sempurna, maka apa yang kita inginkan pasti Tuhan kabulkan. Memang, pengajaran tersebut tampaknya rohani, tetapi kalau kita telaah lebih jauh lagi maka akan muncul suatu kesimpulan bahwa Allah itu taat pada kita dan Tuhan tidak mempunyai kehendak, kerena kehendakNya dikendalikan oleh suatu subyek yaitu kita. Namun perlu kita sadari bahwa Allah itu bukanlah Allah yang hanya berorientasi pada iman, berkat dan mujizat, tetapi Dia adalah Allah yang penuh dengan kasih. Ada tiga kebenaran dari persoalan ini : 1. Allah akan bertindak oleh karena kasihNya Allah mau bergerak atau bertindak tidak hanya semata-mata oleh karena ada atau tidak adanya iman kita, tetapi oleh karena kasihNya. Dan hal ini bukan berarti kita tidak boleh beriman, tetapi hal ini menunujukkan bahwa kasih Allah itu mengatasi dari segalanya. Karena secara tidak sadar, seringkali kita memiliki pemahaman bahwa apabila kita mempunyai iman, maka sama dengan kita memegang sebuah remoute control untuk menggerakkan sesuatu sesuai dengan keinginan kita; demikian tindakan kita terhadap Allah. Ilustrasi : Apabila ada seorang ayah melihat anaknya digigit anjing dan mendengar tangisan anaknya, maka sebagai seorang ayah tidak akan bertanya dahulu kepada anaknya : apakah kamu punya iman atau kepercayaan kepadaku ?. Hal yang demikian tentunya tidak akan terjadi, karena kita percaya bahwa ayah daripada anak itu akan segera menolong tanpa menunda-nunda.
Demikianlah Allah terhadap kita. Dia tidak pernah mengulur-ulur untuk menolong kita sebab kasihNya luar biasa. Oleh sebab itu biarlah kita tidak bermegah oleh karena kemampuan atau sesuatu yang kita miliki tetapi kita bermegah oleh karena kasihNya, seperti yang tertulis dalam Yeremia 9:24 “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Dan kebenaran ini harus kita mengerti, karena apabila kita mengerti akan kebenaran ini maka maka damai sejahtera Allah akan semakin besar lagi untuk menguasai hidup kita (Mazmur 103:8) 2. Kasih Allah Itu Kokoh. Kasih Allah itu tidak dapat digoyahkan oleh apapun juga. Misalnya, kehidupan kita sehari-hari; yaitu : apa yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang positif dan bukan negatif. Maka dengan hal ini bukan berarti kita dapat mengubah kasih Allah atau mengatur Allah. Dan juga, bukan berarti bahwa kita tidak boleh mengucapkan kata-kata yang positif. Tetapi untuk membuktikan bahwa kasih Allah tidak pernah terpengaruh oleh suatu keadaan. Contoh : istri ayub, meskipun istri ayub mengeluarkan kata-kata yang menghujat tetapi dia tidak dihukum. Namun oleh kasih sayang Allah Ayubpun dipulihkan termasuk istrinya. Karena didalam Mazmur 130:3 “Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?” 3. Kasih Allah Itu Kekal Untuk Selama-lamanya Meskipun kita mengaku dosa dan meninggalkannya, maka hal inipun tidak membuat Allah taat terhadap keinginan kita. Karena Dia mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dalam kehidupan kita yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).
Dan bukan berarti kita tidak boleh mengaku dan meninggalkan dosa kita, karena didalam 1 Yohanes 1:9 dijelaskan bahwa apabila kita mengaku dosa kita maka Ia akan mengampuni segala dosa kita. Tetapi yang dimaksud dari keterangan ini adalah untuk menyatakan bahwa kasih Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Jadi, sekali lagi ditegaskan bahwa penjelasan di atas bukan berarti kita tidak perlu beriman, mengucapkan kata-kata positif maupun mengaku dosa dan meninggalkannya, tetapi untuk memperjelas bahwa kasih Allah itu sungguh luar biasa, seperti yang terlulis dalam Mazmur 103:10-13 “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.” Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification