23 Desember 2014
13 Desember 2014
Lima Kebenaran Dari Pelayanan Paulus
22.24
Vincent utomo
No comments
Lima Kebenaran Dari Pelayanan Paulus
Written by Multimedia Bethany GrahaAyat Bacaan : Kisah Para Rasul 16:1-26
Dari ayat-ayat ini kita melihat satu sosok yang bernama Paulus. Ia adalah seorang hamba Tuhan atau rasul. Dalam melakukan pekerjaan Tuhan ia tidak bekerja sendirian, tetapi ditemani oleh Timotius dan Silas. Paulus melakukan perjalanan dari kota ke kota khususnya di Asia untuk mengerjakan pelayanannya, sehingga pada akhirnya jumlah jemaat yang dilayani semakin banyak. Pada Suatu saat Paulus mau melanjutkan pelayanannya di Asia kembali, tetapi tiba-tiba ia dicegah oleh Roh Kudus. Paulus mendapatkan penglihatan melalui mimpi pada waktu tidur, bahwa seorang Makedonia yang berseru minta tolong. Setelah Paulus mendapatkan penglihatan melalui mimpinya, maka ia membatalkan pelayanannya yang semula yaitu pelayanan ke Asia.
Karena Paulus meresponi rencana Allah maka ia meninggalkan pelayanan di Asia kemudian masuk ke Eropa untuk melakukan pelayanan di kota-kota kecil. Salah satu pelayanan Paulus dikota-kota kecil tersebut adalah pelayanan di rumah Lidia seorang penjual kain, sampai pada akhirnya keluarga Lidiapun bertobat dan dibaptiskan. Selain itu, Paulus juga bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung, dan orang ini juga diselamatkan. Sejarah gereja mencatat bahwa dari dua wanita yang sederhana ini yang telah dilayani Paulus maka Injil menjalar keseluruh Eropa dan pada akhirnya Eropa dimenangkan bagi Tuhan.
Sepanjang pelayanan di Eropa, pelayanan Paulus tidak terus mulus karena ada seorang yang tidak suka terhadap pelayanan Paulus, dan akhirnya Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara walaupun mereka tidak salah. Pada waktu Paulus dimasukkan ke dalam penjara ia tidak komplin kepada Allah, tetapi justru sebaliknya mereka memuji-muji Allah. Karena keteguhan hati mereka, maka Allah menyatakan kuasaNya, sehingga terjadilah gempa dalam penjara tersebut.
Melalui kisah yang telah di paparkan di atas, kita akan menemukan beberapa kebenaran yang juga berlaku dalam kehidupan kita, yaitu :
1. Hidup dalam rencana Tuhan
Setiap orang tentunya mempunyai rencana dalam hidupnya termasuk kita; baik masa sekarang maupun masa yang akan datang, tetapi dibalik semua itu Tuhan juga punya rencana. Lalu mana yang harus kita utamakan?. Paulus punya rencana ke Asia tetapi Tuhan punya rencana ke Makedonia. Dan akhirnya Paulus mentaati rencana Allah daripada rencananya sendiri. Kita punya rencana dan Tuhan juga punya rencana atas kita maka biarlah rencana Tuhanlah yang terjadi dalam kehidupan kita. Mungkin kita punya rencana yang kita anggap baik tetapi belum tentu akhirnya menuju pada kebahagiaan. Banyak orang menganggap bahwa jalan itu lurus padahal ujungnya menuju maut, seperti yang tertulis dalam Amsal 14:12., ”Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Tetapi jikalau kita mengikuti jalan Tuhan memang kelihatannya sempit tetapi ujungnya menuju kehidupan dan kebahagiaan (Matius 7:14).2. Tuhan tetap berbicara kepada umatNya
Sampai hari ini Tuhan masih berbicara kepada umatNya. Pada waktu Paulus sedang melayani tiba-tiba Roh Kudus mencegah dia, lalu Tuhan berbicara melalui mimpi. Tuhan juga berbicara kepada kita melalui berbagai macam cara, misalnya melalui Alkitab yang kita baca, Firman yang kita dengar, peristiwa-peristiwa, melalui mimpi, melalui suara hati, mendengar suara Tuhan secara langsung. Kalau kita memiliki komunikasi yang baik dengan Tuhan maka Tuhan akan menyatakan kehendakNya kepada kita dan kita peka (mengenal) terhadap suaraNya, seperti yang tertulis dalam Yohanes 10:4, ” Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.”3. Hidup dalam kebersamaan/kerukunan
Kita tahu bahwa Paulus melayani tidak seorang diri. Di dalam Tuhanpun kita tidak bisa sendiri, tetapi harus ada kebersamaan seperti yang tertulis dalam Firman Tuhan bahwa dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu maka Aku akan hadir. Pemazmur berkata, ”Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! . . . . sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya” (Mazmur 133:1-3). Perbedaan pendapat boleh ada tetapi hal itu tidak menjadi penghalang terwujudnya persatuan dan kesatuan. Yesus pun menyatakan kerinduannya di dalam doa yaitu agar murid-muridNya tetap bersatu, seperti yang tertulis dalam Yohanes 17:22, ”Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.”4. Setia perkara yang kecil
Kalau kita perhatikan ayat-ayat di atas bahwa pelayanan Paulus di Asia sangat besar, tetapi karena ia mendapatkan penglihatan dari Tuhan maka ia mau melayani ditempat-tempat yang kecil yaitu dirumah Lidia. Pekerjaan yang sederhana ini ia lakukan dan pada akhirnya hasilnya luar biasa.Dari yang kecil atau sederhana tetapi apabila ditekuni maka Tuhan akan menjadikan sesuatu besar. Tetapi, kadang-kadang orang meremehkan pelayanan yang kecil atau berkat yang kecil tetapi Paulus hanya memandang bahwa pelayanan baik yang kecil maupun yang beasr adalah milik Tuhan, sehingga melakukannya dengan tekun dan pada akhirnya apa yang ia lakukan menjadi pelayanan yang besar. Firman Tuhan menasehatkan : ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10).
5. Bersama Tuhan ada kemenangan
Setiap perjalanan dalam hidup pasti ada masalah. Dimanapun, dan siapapun orangnya pasti tetap menghadapi masalah, tetapi apabila bersama Tuhan maka kita akan mendapat kemenangan yang luar biasa, seperti firman Tuhan yang berkata, ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Oleh sebab itu janganlah kita kuatir terhadap apapun juga sebab Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Amin. Posted in: All,Firman Tuhan
Ketika Berada Dalam Masa Kekeringan
22.24
Vincent utomo
No comments
Ketika Berada Dalam Masa Kekeringan
Written by Multimedia Bethany GrahaAyat Bacaan: 1 Raja-raja 17:1-6
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di tahun terakhir ini semua barang harganya naik. Dan kondisi seperti ini tidak hanya dialami oleh orang yang tidak mengenal Tuhan saja, namun anak Tuhan pun mengalaminya. Walaupun keduanya mengalami keadaan yang sama tetapi anak Tuhan berada dalam pemeliharaan Tuhan. Demikianlah yang dialami oleh Elia ketika berada pada masa kekeringan. Dimana Elia dipelihara Tuhan di sungai kerit yang masih tetap ada air sekaligus diberi roti dan daging melalui burung gagak. Situasi seperti ini sungguh tidak masuk akal, tetapi Elia mengalaminya.Di sungai Kerit ini Elia mendapatkan semua yang dibutuhkan sementara di tempat lain mengalami kekeringan atau kesukaran yang besar. Walaupun demikian kisah tersebut tidak hanya sampai disitu saja, sebab Allah hendak melakukan perkara yang lebih besar lagi atas diri Elia. Yang mana sungai tersebut mulai menjadi kering, sehingga seolah-olah tidak ada harapan lagi bagi Elia. Bukankah keadaan semacam ini juga sering kita alami yaitu sesuatu yang kita harapkan menjadi kering; tetapi kita tidak perlu takut dan kuatir karena ada yang kita andalkan yaitu Tuhan. Dia tidak pernah mengenal apa yang disebut dengan kekeringan, karena kasih dan kuasaNya sungguh tak terbatas.
Kelanjutan daripada kisah Elia ini kita akan temukan sesuatu yang sungguh luar biasa. Walaupun sungai Kerit menjadi kering tetapi Allah pelihara Elia, bahkan ia menjadi berkat bagi orang lain, yaitu janda di Sarfat. Lalu rahasia apa yang membuat Elia mengalami hal demikian ? Mari kita teliti satu persatu sikap Elia saat mengalami keadaan yang tidak memungkinkan tetapi mengalami perkara dahsyat, diantaranya yaitu :
1. Taat terhadap perintah Tuhan dan mau melangkah (1 Raja-raja 17:8)
Seringkali pada waktu “sungai Kerit’ kita menjadi kering kita putus asa dan tidak berbuat apa-apa. Ini merupakan kesalahan besar. Pada waktu Elia mengalami “sungai Kerit yang kering” ia taat perintah Tuhan dan melangkah. Sungai kerit bagi Elia pada waktu itu adala “zona nyamannya” tetapi Tuhan memerintahkan untuk meninggalkan zona nyaman tersebut.Banyak orang yang mengalami sungai kering dan hanya diam di tempat dan menyesali keberadaannya sehingga keadaannya tidak berubah. Untuk itu tinggalkan zona nyaman kita dan datang ke rumah Tuhan dan hidup kita akan berubah. 1 Raja-raja 17:9 berkata, “"Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Jadi dalam hidup kita perlu ketaatan agar dapat mengubah situasi yang buruk.
2. Tidak takut maupun kuatir (1 Raja-raja 17:9)
Elia sebenarnya banyak memiliki alasan untuk takut. Elia di perintahkan pergi ke Sarfat yang adalah termasuk wilayan Sidon. Sedangkan raja Sidon adalah orang tua Isebel yang adalah orang yang akan membunuh dia. Lalu, Elia juga disuruh tinggal di Sidon. Sebenarnya Elia memiliki alasan untuk takut akan situasi yang buruk, orang yang dihadapinya dan juga tempat di mana ia akan tinggal.Elia tetap taat melangkah dan dia tidak merasa takut. Hari-hari ini, ketakutan banyak melanda orang. Banyak orang yang mengambil jalan pintas dengan jalan bunuh diri. Jangan takut! Elia tetap percaya kepada Allah. Jangan sampai terbersit di pikiran untuk melakukan bunuh diri karena itu merupakan jalan menuju neraka. Saat Elia mengalami sungai Kerit yang kering, ia tidak salah dalam melangkah, tetapi ia percaya akan jalan Tuhan dan keajaiban Tuhan.
3. Mencari berkat dengan cara Tuhan (1 Raja-raja 17:9)
Tuhan memerintahkan Elia pergi ke janda Sarfat dan selanjutnya Tuhan memberitahukan apa yang harus dilakukan Elia. Elia mengikuti cara Tuhan. Melalui janda Sarfat yang sangat sederhana ternyata Tuhan menyatakan perkara yang luar biasa. Musa melakukan perkara-perkara besar hanya dengan tongkat yang sederhana saja. Tetapi melalui hal yang sederhana, Tuhan dapat melakukan perkara yang besar dan hasil yang luar biasa. Daud, dengan menggunakan batu kecil dapat melakukan perkara besar dengan mengalahkan Goliat. Dengan lima roti dan du ekor ikan, Tuhan Yesus dapat memberi makan 5000 orang lebih.Untuk itu, saat “sungai Kerit” kita kering, carilah berkat dengan cara Tuhan. Memang dunia pasti menawarkan caranya untuk mendapatkan berkat. Adam, diberi jodoh oleh Tuhan pada waktu ia tidur. Jadi Adam mendapatkan jodoh dengan cara Tuhan.
Jangan pernah mencoba cara dunia untuk mendapatkan berkat. Memang dunia bisa memberi segala kekayaan dan jabatan. Saat Yesus dicobai di padang gurun, Yesus menolak apa yang iblis tawarkan (Lukas 4:1-13). Jangan mau tergoda dengan apa yang iblis tawarkan. Allah akan membuka jalan pada waktu tidak ada jalan.
4. Merendahkan hati (1 Raja-raja 17:9)
Elia datang meminta kepada seorang janda yang miskin. Kalau kita masuk dalam sungai Kerit yang kering jangan ada gengsi atau kesombongan dalam diri kita. Lukas 14:11 berkata, “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Kalau kita merunduk, ketahuilah jalan orang itu pasti naik. Kalau orang kaya sombong pasti akan mengalami jalan yang menurun.5. Tetap melayani Tuhan (1 Raja-raja 17:13)
Saat sungai Kerit kering, Elia tetap melayani Tuhan. Elia menghibur dengan perkataan-perkataan yang dari Tuhan. 1 Raja-raja 17:14 berkata, “Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."Elia melayani bukan dari kelimpahannya. Elia sendiri pada waktu itu tidak memiliki banyak keberanian, tetapi ia berkata, “jangan takut.” Ia juga saat itu tidak memiliki banyak pengharapan, tetapi ia berkata kepada janda Sarfat untuk tetap percaya kepada Tuhan. Janda tersebut juga memberi bukan dari kelimpahan. Tetapi mereka sama-sama melayani Tuhan dan akhirnya menerima hasil yang luar biasa. Amin.
Posted in: All,Firman Tuhan
3 Desember 2014
Teladan Kristus
22.21
Vincent utomo
No comments
Teladan Kristus
Written by Multimedia Bethany Graha
” ..yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, . . .
. . ”
Filipi 2:6-11
Setelah kita membaca ayat bacaan diatas tentunya kita menemukan
karakteristik dari pikiran Kristus, khususnya yang tertulis dalam ayat
ke 6, yaitu bahwa Tuhan Yesus tidak mempertahankan apa yang Dia miliki
demi keselamatan umat manusia di muka bumi, khususnya bagi mereka yang
percaya kepadaNya. Pada waktu Yesus datang ke dalam dunia, segala
kemuliaanNya yang ada di surga telah ditinggalkannya, sedangkan Dia
harus lahir sebagai bayi yang hina dan lemah. Semua ini dilakukan untuk
mentaati kehendak Bapa. Ketika Yesus mulai bertumbuh dewasa Dia tidak
pernah komplin atas keadaanNya, salah satunya adalah fasilitas sebagai
pribadi yang mulia, tetapi Dia bertumbuh dalam kesederhanaan, seperti
yang dikatakan dalam Yesaya 53:2 : “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan
TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan
semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak,
sehingga kita menginginkannya.”Filipi 2:6-11
Pada saat berada di Golgota untuk disalibkan Dia tidak pernah komplin terhadap segala apa yang sedang Dia alami, karena Dia sedang menjalani tahta kemuliaan dan keagungan yang akan diperoleh dari Bapa. Kalau kita memiliki pikiran Kristus maka kita tidak akan mempertahankan apa yang ada pada kita. Seandainya kita mendapatkan buah, maka janganlah kita makan beserta bijinya tetapi bijinya itu kita berikan untuk ditabur. Tetapi kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari kita telah temukan banyak orang hanya mempunyai satu pikiran namun bukan pikiran Kristus, sehingga apa yang seharusnya diberikan kepada Bapa justru dimakan juga. Ada beberapa hal lain yang diminta oleh Bapa, diantaranya : talenta, waktu, tenaga, bahkan anak kita (seperti kisah daripada Abraham). Tetapi apabila kita memiliki pikiran Kristus, maka kita akan memberikan dengan hati yang tulus. Memang, untuk dapat melakukan hal tersebut tidak semudah apa yang kita katakan.
Kadang-kadang, keberhasilan, kekayaan maupun orang yang kita kasihi tiba-tiba diambil oleh Bapa, sedangkan kita belum siap akan hal tersebut. Untuk itu perlu ditanamkan dalam hati kita bahwa Allah tidak punya maksud jahat atas hidup kita, sebab firmanNya berkata : ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11). Dan untuk memahami akan hal ini kita perlu banyak belajar dan mengalaminya. Karena tanpa kita mengalami secara pribadi maka firman yang kita terima hanya sebuah pengetahuan saja. Tetapi apabila firman itu kita terima dan kita alami (lakukan), maka kita dapat melihat bahwa firman Tuhan itu adalah hidup dan bukan sekedar kata-kata mati.
Bukankah hidup ini adalah perjuangan dan keberhasilan adalah suatu proses yang harus kita jalani. Tanpa adanya proses maka gol itu tidak akan kita peroleh. Demikian halnya dengan Yesus; sebelum dia ditinggikan dan dimuliakan, terlebih dahulu Dia harus mengalami proses yang begitu berat, dan tidak ada seorangpun dapat menanggungnya. Begitu pula dengan tokoh-tokoh Akitab yang lain, sebelum mereka mencapai pada puncak kejayaannya mereka mengalami proses yang begitu panjang dan menyakitkan, tetapi oleh karena mereka tetap fokus terhadap apa yang hendak mereka peroleh maka mereka tetap bertahan. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang dapat kita ambil adalah kisah mengenai Yusuf, dimana Yusuf tahu bahwa nantinya ia akan menjadi seorang penguasa (di Mesir), tetapi pada saat ia dimasukkan ke dalam sumur maka ia tidak dapat berbuat apa-apa, dan seolah-olah visi yang hendak dicapai “putus di tengah jalan,” oleh sebab itu ia sungguh-sungguh bergumul untuk tidak kuatir terhadap apa yang sedang ia alami, dan pada saat dia keluar dari sumur ia dijual oleh saudara-saudaranya untuk menjadi seorang budak, lalu setelah dijual ia difitnah oleh istri potifar selaku majikannya, kemudian ia harus masuk ke dalam penjara, dan pada akhirnya ia menjadi penguasa di Mesir.
Meskipun pada akhirnya ia menjadi penguasa di Mesir, tetapi ia harus melalui perjalanan yang cukup panjang dan penuh pergumulan. Mungkin saat ini kita tidak melihat apa-apa, dan seolah-olah kita menghadapi jalan buntu, namun percayalah bahwa Tuhan adalah sutradara kita yang akan membawa kita pada kebahagiaan. Apabila saat ini kita sedang menghadapi pergumulan yang begitu berat menurut ukuran kita maka percayalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan dan Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Dan yakinlah bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kekuatan kita, sehingga kita dapat menanggungnya asalkan kita tidak tawar hati, sebab firman Tuhan menasehatkan, “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Amsal 24:10). Jadi yang menjadi ukuran besar atau kecilnya suatu permasalahan tergantung sikap hati kita. Apabila kita tawar hati maka kita merasakan bahwa persoalan itu sangat berat tetapi jikalau kita tidak tawar hati maka kita sanggup menghadapi segala persoalan.
Selanjutnya kita belajar lagi mengenai pikiran Kristus seperti yang tertulis pada ayat 7, ”melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Disini kita dapat menemukan bahwa pikiran Kristus itu bukan hanya tidak mempertahankan apa yang diminta oleh Bapa tetapi memiliki pikiran atau hati seorang hamba. Kalau kita memiliki pikiran Kristus maka kita harus memiliki sikap seorang hamba dihadapan Allah. Orang yang mengenakan pikiran Kristus pasti akan melayani, tetapi orang yang melayani belum tentu mengenakan pikiran Kristus. Karena berapa banyak orang yang terlibat dalam pelayanan memiliki karakter seperti boss, segala sesuatu “main perintah” dan merasa dibutuhkan. Menganggap orang lain lebih rendah dibanding dengan dirinya. Bukankah firman Tuhan menasehatkan, ”Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Matius 23:11).
Saudara, selain kita memiliki hati seorang hamba kita harus memiliki pikiran yang merendah, seperti yang tertulis dalam Filipi 2:8, “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Pikiran Kristus adalah pikiran yang merendah. Orang yang mengenakan pikiran Kristus akan merendah tetapi bukan memiliki pikiran yang rendah. Sebab firman Tuhan menasehatkan, ”Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan” Pikiran yang merendah itu mengakui bahwa tanpa turut campur tangan Tuhan maka kita tidak dapat berbuat apa-apa, karena segala sesuatu itu karena anugerah. Selain itu kita harus taat sampai mati seperti Tuhan Yesus. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org
Posted in: All,Firman Tuhan