Rindu Suara Allah Yang Sejati
"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Matius 7 : 15)
Di jaman modern seperti saat ini, berapa
banyak umat umat Tuhan merindukan suara dan kehendak Allah yang sejati ?
Pada umumnya mereka memilih untuk mendengar hal-hal yang menyenangkan
bagi diri dan telinga mereka sendiri, bukan hal yang asli dari Tuhan.
Hal ini juga terjadi pada jaman raja Israel yaitu Ahab dan nabi-nabinya
dimana mereka hanya mau menerima hal-hal yang bisa memuaskan hati dan
telinga mereka. Berbeda dengan raja Yehuda yaitu Yosafat dan nabi Mikha
mewakili umat Allah yang masih murni hatinya di hadapan Allah. Mereka
senantiasa menginginkan suara Allah yang sejati. Mereka menguji
nubuatan-nubuatan untuk menemukan kehendak Allah yang sejati. Untuk itu
mereka tidak memilih apa yang menyenangkan hati dan telinga mereka
sendiri melainkan sesuatu yang benar. Sekalipun suara Tuhan keras dan
berita-Nya terdengar buruk, namun Raja Yosafat dan Mikha memilih untuk
mendengarkannya daripada berita baik yang palsu.
Suara dan jawaban Tuhan tidak selalu enak didengar, namun
berisi kebenaran. Raja Ahab bukan saja hanya ingin mendengarkan
berita-berita baik, tetapi menghukum Mikha yang selalu menyampaikan
kebenaran dari Tuhan. Karena mengabaikan peringatan Tuhan yang keras,
Ahab benar-benar tewas dalam pertempuran dengan bangsa Aram. Raja
Yosafat yang dijadikan umpan musuh diluputkan Allah karena hatinya
melekat kepada Allah.
Di dalam Injil Matius 7:15-23 mengingatkan dengan keras
hamba-hamba Tuhan palsu yang mengajarkan kepalsuan. Pelayanan mereka
bukanlah seturut perintah Allah melainkan menarik perhatian orang untuk
diri sendiri. Mereka tidak membawa kita semakin mengenal Allah melainkan
menjauh. Mereka sendiri adalah golongan tersesat seperti Raja Ahab dan
nabi-nabinya.
Sebagai umat Kristen kita harus mencari suara dan kehendak
Allah yang benar. Kita harus belajar untuk menerima dan menghadapi
kenyataan dengan menyelesaikan secara tanggungjawab, dan dari sana kita
akan menemukan pertolongan dan mujizat Tuhan. Di dalam menerima Firman
Tuhan, adakalanya Tuhan berbicara keras kepada kita. Namun, terimalah
peringatan tersebut jika firman itu berbicara kepada kita, sebab Tuhan
menghendaki kebaikan bagi anak-anakNya. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org