Tabut Allah
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
(1 Korintus 3:16)
Saudara, tabut Allah adalah lambang kehadiran
Allah, sehingga di dalam Perjanjian Lama tabut Allah identik dengan
hadirat Allah. Beberapa kali tabut Allah membawa dampak yang hebat:
membelah sungai Yordan, sehingga orang Israel dapat melewati di
tengah-tengahnya; menyertai umat Israel meruntuhkan tembok Yerikho;
menjatuhkan berhala Dagon dan menulahi bangsa Filistin. Namun saat ini
Allah tidak lagi berdiam pada benda-benda buatan manusia. Allah sudah
memilih umat-Nya sebagai tempat tinggal-Nya, seperti yang tertulis
dalam 1 Korintus 3:16. Apabila kita mengingat kisah Obed-Edom yang
diberkati karena kehadiran tabut Allah, tentunya karena Obed-Edom
menghormati akan kehadiran Tuhan. Apalagi kita yang hidup pada
perjanjian yang sudah disempurnakan ini.
Firman Tuhan berkata bahwa segala berkat rohani di surga
sudah diberikan kepada kita (Efesus 1:3). Tetapi sayangnya, banyak orang
Kristen yang tidak menghadirkan "tabut Allah" dalam hidup mereka.
Mereka menganggap bahwa selama ini segalanya berjalan dengan baik tanpa
adanya doa-doa, mezbah keluarga, maupun persekutuan dengan Allah. Lalu,
apakah hidup kita benar-benar akan terbebas dari persoalan ketika kita
menghadirkan hadirat Allah ? tentu saja tidak, karena itu merupakan
bagian dalam kehidupan Kristen. Sebab dengan adanya pergumulan atau
tantangan justru akan mendewasakan iman kita, tetapi dengan menghadirkan
hadirat Allah, kita akan menjadi kuat karena orang yang
menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru, seperti burung
rajawali yang terbang dengan kekuatan sayapnya, sehingga kita
menyelesaikan pergumulan dan tantangan tersebut dengan tanggung jawab.
Tetapi jangan sampai persoalan hidup datang silih berganti
disebabkan oleh dosa, seperti yang dalam kisah 1 Samuel 4:1-11.
Meskipun “tabut Allah” hadir ditengah bangsa Israel ternyata tidak
membawa dampak bagi mereka, justru menyebabkan kekalahan yang besar pada
pihak Israel. Bukan karena tabut Allah kehilangan "kesaktiannya",
tetapi karena tabut Allah didampingi oleh anak-anak imam Eli yang
dursila, Hofni dan Pinehas (1 Samuel 2:12). Oleh sebab itu hormatilah
kehadiran Allah ditengah-tengah kehidupan kita. Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org