Kuduskan Bait Allah!
“Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah BAIT ALLAH dan bahwa Roh Allah diam di
dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan BAIT ALLAH ITU
IALAH KAMU” (1 Korintus 3:16, 17).
Di dalam Injil Matius telah menceritakan bahwa
Yesus sangat marah terhadap para pedagang di halaman Bait Allah (Matius
21:12, 13). Tetapi mengapa waktu diolok, diejek, dipukul, bahkan
disalibkan Ia tidak marah?
Kitab Injil tidak banyak mencatat Yesus marah. Ia pernah
marah kepada kedegilan hati bangsa Israel (Markus 3:5); Ia marah kepada
murid-murid-Nya karena mereka menghalang-halangi anak-anak datang kepada
Tuhan; dan Ia marah kepada para pedagang di halaman Bait Allah.
Tetapi kemarahan-Nya di halaman Bait Allah merupakan
ekspresi kemarahan-Nya yang meluap-luap Ia sampai mengambil cambuk dan
mengusir para pedagang di sana. Mengapa Yesus marah? Alasannya
sederhana, karena Bait Allah adalah kudus dan tempat itu adalah rumah
doa, tetapi orang Israel menjadikannya sebagai sarang penyamun. Artinya,
orang Israel melanggar kekudusan Allah!
Setelah Kristus mati di kayu salib, Allah tidak berdiam
lagi dalam Bait Allah secara fisik, tetapi Ia berdiam dalam Bait Allah
secara rohani, yaitu gereja-Nya. Alkitab berkata, “Tidak tahukah
kamu, bahwa kamu adalah BAIT ALLAH dan bahwa Roh Allah diam di dalam
kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan BAIT ALLAH ITU IALAH
KAMU” (1 Korintus 3:16, 17).
Jadi, kita lihat bahwa gereja merupakan tempat kediaman
Allah. Sebagaimana Ia menghendaki kekudusan dan kesakralan dalam Bait
Allah secara fisik, demikian juga Ia menghendaki gereja Allah secara
rohani juga kudus dan suci. Pengertian ini hendaklah dianggap sebagai
kekudusan secara utuh (seluruh jemaat Tuhan sebagai satu kesatuan) dan
secara individu (tiap-tiap pribadi).
Firman Tuhan menyatakan, “Hiduplah sebagai anak-anak
yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu
kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi KUDUS di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab
ada tertulis: KUDUSLAH KAMU, SEBAB AKU KUDUS” (1 Petrus 1:14-16), amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org