Yesus Pengharapanku
Efesus 2 : 12
bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
Pengharapan bukanlah iman, bukan kasih, bukan
pula percaya. Pengharapan mempunyai kedudukan sendiri dalam kehidupan
kekristenan kita. Dan pengharapan ini hanya dimiliki oleh mereka yang
percaya kepada Kristus. Firman Tuhan berkata, “…. waktu itu kamu
tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa PENGHARAPAN dan tanpa
Allah di dalam dunia” (Efesus 2:12). Anda lihat, dulu sebelum kita
mengenal Kristus, kita hidup tanpa Allah dan tanpa pengharapan. Kita
tidak mempunyai tujuan hidup. Kita hanya mengarahkan hidup ini untuk
kepuasan diri sendiri. Kita tidak pernah berpikir tentang surga, hidup
kekal, kemuliaan, dsb. Tetapi ketika kita dilahirkan kembali,
pengharapan-pengharapan itu menggairahkan kita untuk menjalani kehidupan
yang berat ini.
Paulus pernah menegur jemaat Tesalonika karena mereka melupakan pengharapan mereka di dalam Kristus, “Selanjutnya
kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang
mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti
orang-orang lain yang tidak mempunyai PENGHARAPAN” (1 Tesalonika
4:13). Beberapa orang di Tesalonika menjadi patah semangat, seperti
manusia tak berpengharapan, ketika ditinggal mati oleh orang-orang yang
dikasihinya.
Saudara, apakah Anda kehilangan gairah untuk hidup karena
persoalan hidup yang tak kunjung reda? Atau Anda kehilangan semangat
karena takut dengan situasi yang tak menentu di negeri ini? Kalau
begitu, Anda perlu memahami dan mengerti kebenaran. Anda mengabaikan
janji-janji Tuhan. Lihatlah janji-Nya bahwa kemuliaan Allah akan
dinyatakan kepada kita kelak, “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”
(Roma 8:18). Sadarlah bahwa Anda ini hanyalah seorang musafir yang
sedang melancong ke “negeri seberang”. Tempat anak-anak Tuhan sebenarnya
di surga. Di situlah kita akan tinggal selama-lamanya bersama Kristus.
Haleluya!
Sumber: http://www.bethanygraha.org
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.