Ayat Bacaan: 1 Samuel 17
Dalam 1 Samuel 17 ada suatu peristiwa di mana anak Tuhan menghadapi
peperangan yang sebenarnya tidak bisa dimenangkan. Seringkali kita
menghadapi suatu persoalan yang sebenarnya tidak bisa dimenangkan.
Tetapi dengan Tuhan bisa dimenangkan (1 Samuel 17:4-7). Anak Tuhan itu
adalah Daud yang melawan Goliat. Goliat memiliki kelebihan
segala-galanya yang sangat jauh dari Daud. Daud adalah seorang muda yang
sederhana sekali. Sebenarnya Daud tidak bisa memenangkan peperangan
melawan Goliat ini. Tetapi oleh karena Tuhan, Daud bisa mengalahkan
Goliat.
Untuk itu mari kita mencontoh sikap Daud. 1 Samuel 17:26 berkata,
“Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya:
"Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin
itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin
yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada
Allah yang hidup?" Saat Daud menghadapi musuh yang baginya tidak mungkin
ini, dia mengaitkan musuh ini dengan Tuhan. Waktu Daud maju, tidak atas
nama dirinya sendiri tetapi atas nama Tuhan. Tuhan dilibatkan dalam
mengatasi persoalannya. Untuk itu, libatkan Tuhan Yesus dalam persoalan
hidup kita. Pada waktu itu Daud mengambil keputusan untuk memerangi
Goliat.
Tetapi Saul berkata bahwa Daud tidak mungkin bisa mengalahkan Goliat
(1 Samuel 17:33). Orang yang berkata seperti Saul ini sudah biasa
diucapkan oleh orang-orang yang tidak percaya sepenuhnya akan Allah.
Tetapi Daud tetap memiliki keyakinan yang kokoh untuk dapat mengalahkan
Goliat (1 Samuel 17:37). Untuk itu, milikilah keyakinan seperti yang
dimiliki Daud. Kalau kita saat ini menghadapi “kegelapan malam”
percayalah bahwa “fajar” itu ada. Dan bertahanlah dalam kegelapan malam
yang pada akhirnya dapat menemukan fajar menyingsing. Kalau orang
berkata “tidak mungkin” tetaplah percaya dengan berkata, “Aku yakin
karena Tuhan menolong.” 1 Samuel 17:45-46 merupakan perkataan iman yang
diucapkan Daud dengan penuh keyakinan dan bukan merupakan kesombongan.
Kesombongan ditandai dengan kata “aku dapat,” dan bukan Tuhan. Tetapi
kalau orang itu memiliki keyakinan iman yang kokoh, maka yang ada dalam
perkataannya adalah, “Tuhanlah yang menolong.” Akhrinya Daud dapat
membunuh Goliat dengan cara yang ajaib (1 Samuel 17:48-50). Melalui
peristiwa ini, ada tiga hal yang perlu diingat pada waktu Daud
menghadapi Goliat, yaitu:
Pertama, Ingatlah bagaimana Tuhan sudah menolong kita dahulu (1 Samuel 17:34-37)
Kalau menghadapi perkara yang sulit di depan kita, maka ingatlah
bagaimana dahulu kita ditolong Tuhan. Daud tidak terpaku kepada musuhnya
saat itu. Dengan demikian, seperti halnya Daud, kita akan dibawa keluar
dari rasa kuatir dan takut. Orang yang takut dan kuatir adalah orang
yang sudah terhukum. Ketakutan ini yang membuat kita menderita. Untuk
itu, tidak ada gunanya kita kuatir yang membawa kita pada penderitaan. 1
Yohanes 4:18 berkata, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang
sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan
barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” Serahkanlah
kekuatiranmu kepada Tuhan. (Baca:Mazmur 138:7-8). Kalau kita percaya
Tuhan, maka orang yang berniat buruk kepada kita bisa dipakai untuk
mendatangkan kebaikan bagi kita (Mazmur 46:2)
Kedua, Daud hanya mengandalkan Tuhan (1 Samuel 17:38-39)
Jangan menyangka apa yang pernah orang lain lakukan berhasil lalu
kita jadikan contoh. Saul mengajari Daud cara berperang, tetapi Daud
menanggalkan semua alat perang yang diberikan Saul. Ini berarti, jangan
mengandalkan manusia atau hal-hal lain selain dari pada Tuhan. Jangan
terjebak kepada cara, alat, atau manusia yang kita andalkan. Waktu kita
mengahadapi persoalan yang berat sekalipun kita harus tetap mengandalkan
Tuhan. (Yesaya 31:1: mengandalkan alat; Yehezkiel 16:15: mengandalkan
paras; Mikha 7:5: mengandalkan manusia) Mari kita andalkan Tuhan, dan
Tuhan akan menunjukkan alatnya apa, caranya bagaimana dan seterusnya.
Tuhan juga akan memakai manusia untuk menggenapi rencana-Nya. Bahkan
yang memusuhi kitapun Tuhan akan ubah untuk mendatangkan kebaikan kepada
kita.
Ketiga, Daud tidak pasif, tetapi aktif bergerak maju (1 Samuel 17:48)
Daud memiliki inisiatif untuk merebut kemenangan. Orang yang tidak
memiliki inisiatif untuk merebut kemenangan, maka tidak akan memperoleh
kemenangan. Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan. Daud berlari ke
barisan musuh. Kalau orang pasif akan berkata, “Baik Tuhan, Engkau yang
akan melakukannya, saya akan tinggal tidur saja.” Ini merupakan orang
yang pasif. Tuhan ingin agar kita memiliki inisiatif untuk merebut
kemenangan. Amsal 12:27 berkata, “Orang malas tidak akan menangkap
buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.”
Demikian juga Amsal 18:9 berkata, “Orang malas tidak akan menangkap
buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” Daud
tidak bermalas-malasan untuk memperoleh kemenangannya. Matius 7:7
berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu
akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Amin.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.