6 Februari 2015

Hidup Dalam Iman

“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6)
Pada ayat bacaan di atas telah menyatakan dengan jelas bahwa orang yang tidak memiliki iman maka tidak akan berkenan kepada Allah. Namun berapa banyak orang Kristen yang kurang memahami mengenai iman termasuk unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Lalu, bagaimana kita dapat memahami dengan benar tentang iman termasuk unsur-unsurnya? Dalam Ibrani 11:1 telah memberikan suatu pemahaman tentang iman, yaitu :

1. Percaya walaupun belum melihat

Sebagai contoh adalah kisah daripada kehidupan Nuh. Dimana ketika Tuhan berfirman kepada Nuh supaya membuat suatu bahtera yang besar, sebab bumi akan dilanda air bah. Sedangkan bahtera yang dibuat Nuh ada di atas gunung. Sehingga hal ini menjadi bahan tertawaan orang banyak, tetapi Nuh meyakini bahwa apa yang telah difirmankan Tuhan akan digenapi walaupun sementara itu Nuh tidak melihat tanda-tanda adanya air bah. Dari kisah ini dapat kita lihat bahwa Nuh percaya terlebih dahulu, baru kemudian ia melihat. Namun kenyataannya seringkali iman kita berorientasi pada logika kita, yaitu melihat terlebih dahulu, baru mulai percaya.
Saudara, kita percaya kepada Tuhan jangan sampai kita ukur dengan akal. Iman itu bukanlah perasaan, namun suatu tindakan untuk berani mempercayai. Sebagai contoh, apabila seseorang pergi ke dokter untuk periksa kesehatannya, dan dokter memberi saran atau resep, maka tersebut segera mengambil tindakan untuk mematuhi apa yang telah disarankan; baik itu hal mengkonsumsi makanan atau minum obat, tanpa kita bertanya-tanya, “apakah obat atau makanan itu bisa menyembuhkan.” Tapi yang jelas bahwa kita percaya bahwa obat itu dapat menyembuhkan. Demikian halnya kita terhadap Tuhan, justru kita semakin percaya, sebab Allah berkuasa atas segalanya.

2. Tetap taat walaupun belum mengerti atau memahami

Sebagai contoh adalah kisah Abraham. Pada waktu kehidupan Abraham bersama keluarganya sudah mapan, tiba-tiba Tuhan berfirman kepada Abraham supaya Ia keluar dari lingkungan keluarganya dan pergi ke tempat yang telah ditunjukkan Tuhan. Sementara dia keluar dari rumahnya ia masih belum mengerti kemana ia harus pergi, tetapi yang jelas bahwa Abraham taat terlebih dahulu apa yang dikatakan Tuhan, baru dia melihat buktinya. Inilah yang disebut dengan iman yang sejati. Oleh sebab itu Tuhan rindu supaya kita dari kekristenan teori atau pengetahuan menuju pada kekristenan yang sejati.

3. Rela menabur walaupun dalam kekurangan

Sebagai contoh adalah kisah hidup janda Sarfat. Suatu saat dia mengalami kekeringan dan tidak ada hujan. Sedangkan ia hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak, yang hanya cukup untuk makan satu kali saja, selanjutnya mereka akan mati sebab tidak ada lagi yang dapat dimakannya. Namun tiba-tiba seorang hamba Tuhan, Elia, datang untuk dibuatkan roti. Elia mengatakan bahwa roti yang dibuatnya untuk Elia dulu. Perempuan itu berkata, “Aku tahu engkau hamba Allah.” Lalu perempuan ini membuat roti dan memberikannya kepada Elia walaupun dia dalam kesesakan. Ini dilakukannya bukan karena alasan yang lain tetapi oleh karena imannya kepada Allah. Sebenarnya wanita ini memiliki banyak alasan untuk marah. Tetapi karena imannya, ia memberi walaupun tidak mempunyai. Karena imannya, janda Sarfat ini diselamatkan. Perlu kita pahami bahwa orang yang percaya kepada Allah tidak akan dipermalukan. Yang membedakan seseorang dengan yang lainnya adalah iman. Maksudnya adalah seorang anak Tuhan ada yang memiliki iman dan ada yang tidak. Yang memiliki iman akan tetap hidup dalam Tuhan, tetapi yang tidak memiliki iman maka hidupnya biasa-biasa saja. Memang Allah memiliki berkat secara umum, misalnya matahari, hujan dan lainnya untuk semua orang. Orang yang memiliki iman yang sejati, ia tidak hanya mendapat berkat umum saja, tetapi ia akan mendapatkan berkat yang khusus juga, yaitu hidup yang penuh dengan mukjizat.
Jadi, dari beberapa penjelasan di atas dapat simpulkan bahwa Tuhan sangat rindu apabila anak-anakNya senantiasa percaya walaupun belum melihat, taat walaupun belum mengerti, berkorban walaupun dalam kesesakan. Dan firman Tuhan mengingatkan : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” (Efesus 2:8). Saudara apabila kita memiliki iman yang demikian ini maka kita akan mendapatkan keselamatan. Bahkan bukan hanya kita selamat, tetapi kita juga akan mendapatkan perisai iman, seperti yang tertulis dalam Efesus 6:16, “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.” Bukankah iblis seringkali melepaskan panah apinya untuk menyerang kita, yaitu berupa kekuatiran, kecemasan, ketakutan dan lain sebagainya, namun kita memiliki perisai iman maka kita sanggup untuk mematahkan segala serangan iblis. Oleh sebab itu kita perlu memiliki iman yang sejati, supaya kita menjadi priadi yang tangguh dan kokoh, sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan dengan rupa-rupa pengajaran yang justru menyesatkan kita.
Kadang-kadang iman seseorang digerogoti oleh berbagai macam penderitaan, baik itu masalah keluarga, ekonomi, kesehatan dan lain-lain. Tetapi percayalah bahwa apabila Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita; pemeliharaanNya senantiasa dinyatakan dalam kehidupan kita supaya iman kita tetap utuh. Dan apabila iman kita tetap terpelihara dengan baik maka Tuhan akan membuat segala sesuatu dalam kehidupan kita indah pada waktunya. Karena dengan imanlah mujizat itu akan terjadi, seperti yang tertulis dalam Matius 17:20, “Ia berkata kepada mereka : Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification