1 November 2014

Tiga Kebenaran Yang Perlu Anda Ketahui

“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil.”
(Mamur 112:1-14.)
Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang sangat suka terhadap perintah Tuhan adalah orang yang berbahagia. Keluarga yang cinta akan Tuhan pasti berbahagia. Orang tua yang suka akan firman Tuhan akan berbahagia, dimana anak cucunya akan perkasa di bumi. Demikian juga, orang yang suka firman Tuhan, Tuhan akan memberikan harta kekayaan/berkat kepada orang itu. Dan firman ini tidak pernah berdusta, sebab firmanNya adalah ya dan amin.

Bukan hanya itu saja,  bagi keluarga yang suka firman Tuhan akan terbit seperti terang di dalam kegelapan.. Memang, setiap manusia pasti mengalami apa yang disebut dengan persoalan, tetapi firman Tuhan berkata : ”tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mazmur 1:2-3). Jadi berbahagialah orang yang kesukaannya terhadap firman Tuhan, karena walaupun mereka berada dalam kesesakan mereka tetap mengalami keberhasilan.

 Dalam II Raja-raja 11:1-20 menceritakan kisah tentang Atalya. Nama Atalya memiliki arti yang baik yaitu Tuhan itu Kuat. Tetapi nama tersebut tidak sesuai dengan keberadaannya. Bukankah hal ini juga terjadi pada banyak orang.  Atalya adalah anak dari Ahab dan Isebel. Atalya memiliki karakter seperti ayah dan ibunya. Lalu Atalya menikah dengan Yoram yang adalah anak raja juga, raja Yosafat. Saat mereka menikah mereka memerintah menjadi raja dan ratu. Lalu Yoram mati dan Atalya seorang diri. Dari perkawinan mereka lahir Ahasia. Lalu Ahasia menggantikan Yoram ayahnya menjadi raja. Hanya setahun memerintah, Ahasia mati.

Seharusnya yang meneruskan adalah anak dari Ahasia, tetapi Atalya mengambil kesempatan itu menjadikan peluang untuk melaksanakan ambisinya. Atalya memiliki pemikiran yang sangat jahat (Baca ayat 1). Semua orang yang berkesempatan menjadi raja dibantainya. Ia pun memerintah sebagai penguasa negeri. Tetapi ada satu cucu yang terluput, yaitu Yoas bin Ahasia (ayat 2). Setelah Atalya memerintah selama 6 tahun, Yoas berumur 7 tahun. Pada waktu itu terbuka kedok dari Atalya. Akhirnya para tua-tua membawa Yoas yang berumur 7 tahun itu dan diangkat menjadi raja. Saat Atalya melihat hal tersebut, ia berkata: khianat, khianat! Dan ia pun dibunuh oleh orang-orang yang sudah mengetahui kejahatannya.

Melalui kisah yang telah dipaparkan diatas, kita akan mendapat beberapa kebenaran yang dapat memberikan tuntunan bagi keluarga, diantaranya :

1. Pengaruh Orang Tua Terhadap Masa Depan Anak-anaknya.

Kita akui atau sadari bahwa peranan orang tua dalam menentukan perjalanan hidup anak adalah sangat besar. Seperti halnya Atalya yang memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan Isebel (2 Tawarikh 22:3, “Iapun hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat.”). Seperti pepatah berkata, ”buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” demikianlah anak tidak jauh dari orang tuanya, baik karakter maupun keberadaannya.
Lingkungan Atalya adalah di tengah-tengah orang yang menyembah berhala. Sehingga selama hidupnya juga menyembah berhala. Kalau kita sebagai orang tua tidak memberikan teladan yang baik kepada anak-anak kita, maka anak-anak akan melakukan hal yang sama dengan orang tuanya. Apa yang orang tua lakukan sudah direkam oleh anak-anak, sehingga ia akan melakukan hal yang tidak jauh dari orang tua lakukan. Kalau anak bertumbuh dari nuansa yang tidak rohani, maka ia akan bertumbuh dengan buruk, tetapi sebaliknya, jika anak itu bertumbuh dalam suasana rohani maka ia akan menjadi orang yang bertumbuh dengan baik. Amsal 22:6 berkata, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

2. Memilih Teman Hidup Yang Sepadan.

Yoram adalah pemuda yang baik-baik, dan ia anak dari Yosafat yang memiliki pribadi yang sangat berkenan kepada Tuhan. (Baca 2 Tawarikh 20:31-32). Tetapi Yosafat mengambil keputusan yang sangat fatal. Ia memiliki hubungan dengan Ahab, lalu mereka menikahkan anak-anak mereka. Saat Atalya masuk dalam keluarga Yosafat, maka seperti ular berbisa dalam keluarga Yosafat, yaitu menjadi kengerian bagi keluarganya.
Seringkali orang tua yang memiliki anak muda yang mau mengambil pasangan hidup memiliki kriteria yang jasmani saja, misalnya : cantik, tampan, sarjana, kaya dan lain sebagainya. Ini bukan kriteria Alkitabiah. Lihat Abraham, pada waktu mencari pasangan hidup bagi Ishak, memiliki kriteria yang sangat baik (Baca Kejadian 24:2-3). Orang Kanaan adalah orang Enak yaitu keturunan orang yang tidak percaya kepada Allah. Inilah kriteria utama yang orang percaya lakukan. (Baca: 2 Korintus 6:14; Ulangan 22:10) Oleh karena itu, perlu kita pergumulkan pada Tuhan mengenai hal memilih pasangan hidup, supaya hidup kita sesuai dengan rencana Tuhan.

3. Akibat Memiliki Ambisi Pribadi

Atalya memiliki Ambisi pribadi yang sangat besar dan berkobar-kobar. Ia menabur kebencian, bahkan pembunuhan agar ambisi pribadinya tercapai. Tetapi perlu kita ingat bahwa apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai bahkan lebih besar; seperti yang tertulis dalam Firman Tuhan, “yang menabur angin akan menuai badai” (Hosea 8:7). Tuhan ingin agar kita mengerti tentang kebenaran ini. Jangan sampai kita masuk dalam ambisi yang menghancurkan. Kolose 3:17 berkata, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” 1 Korintus 10:31 berkata, “Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”  Amin. Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification