27 November 2014

Tanpa Ada Kepalsuan

Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Yohanes 1:47
Di dunia ini terdapat dua bagian yang berbeda, yaitu ada yang asli dan ada yang palsu. Bahkan dalam dunia roh pun ada yang asli dan juga ada yang palsu. Misalnya ada Tuhan, ada hantu, ada Kristus maka ada antikris. Demikian juga dengan barang, ada barang yang asli, tetapi ada barang yang palsu. Ayub memiliki teman bahkan lebih karib dari seorang saudara. Tetapi dia juga memiliki teman yang palsu.

Dalam Yudas 1:4 telah dikatakan : “Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.” Ayat ini mengingatkan bahwa di antara kita ada yang menelusup, yaitu yang palsu. Apakah ada di antara orang percaya ini ada yang palsu?
Dalam Yudas 1:10-11 disebutkan 3 nama yang termasuk palsu: yaitu Kain, Bileam, dan Korah. Kain telah membunuh adiknya karena benci. Kekristenan yang diwarnai kebencian adalah Kekristenan yang palsu. Bileam merupakan figur dari orang yang dalam pelayanannya berorientasi kepada uang.
Korah (termasuk Datan dan Abiram) memberontak kepada pemimpinnya yaitu Musa. Kalau orang Kristen memberontak kepada pemimpin maka ia adalah orang Kristen palsu.
Sama halnya dengan uang palsu, demikian anak Tuhan yang palsu juga dapat dalam melayani pekerjaan Tuhan, tetapi suatu saat, pasti ketahuan yang mana palsu dan yang mana asli. Ini akan terjadi pada saat kita menghadap Tuhan. Untuk itu mari kita tanggalkan kepalsuan yang masih ada dalam diri kita agar kita dapat masuk dalam Kerajaan Sorga.
Tuhan menginginkan agar kita menguji diri kita sendiri. II Korintus 13:5 berkata : “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” Ini merupakan perintah untuk menguji diri. Supaya jangan sampai di hadapan Tuhan kita justru ditolak. Untuk itu, kita harus tahu apa yang harus diuji.
Ada tiga hal yang harus kita uji dalam kehidupan kita, diantaranya :

1. Pertobatan/Keselamatan

Apakah pertobatan kita ini asli atau palsu? Kita berpikir kita sudah selamat dan memiliki iman, tetapi ternyata itu hanya dugaan kita semata. Tentu ada tanda-tanda jika kita memiliki keselamatan yang sejati atau palsu. Orang yang memiliki keselamatan asli tentunya ada usaha untuk taat kepada-Nya (1 Yohanes 2:3-4), tidak suka berbuat dosa (1 Yohanes 3:6), mengasihi sesama (1 Yohanes 3:14), mendengar kepada pemimpin rohaninya (1 Yohanes 4:6).
Yesus mati di kayu salib untuk mengampuni dosa kita, sehingga kita diselamatkan. Kalau seseorang, karena sesuatu hal jatuh dalam dosa, maka kita berpendapat bahwa orang ini tidak selamat. Yesus tentu tidak mau pengorbanan-Nya sia-sia begitu saja. Memang dalam hal keselamatan ini ada dua pandangan, yaitu paham Calvinisme, yaitu sekali selamat, tetap selamat. Sedangkan Armenian memiliki paham keselamatan itu bisa hilang. Dalam hal ini kita tidak perlu ekstrim pada dua paham ini, tetapi hendaklah pandangan kita tertuju kepada Yesus. Kalau Yesus sudah menyelamatkan kita, maka Dia memiliki kepentingan yang kuat untuk mempertahankan kita. Kalau kita salah maka Dia akan mengingatkan dengan berbagai cara. Oleh karena itu apabila kita diingatkan dengan berbagai macam cara, maka janganlah putus asa, sebab segala sesuatu yang Dia lakukan untuk kebaikan kita. Dia akan terus berusaha menyelamatkan kita.

2. Komitmen

1 Tesalonika 5:17 berkata : “Tetaplah berdoa.” Ini bukan usulan ataupun himbauan, tetapi ini merupakan perintah. Terkadang kita berkutat dengan kekuatiran dan ketakutan kita. Untuk itu berdoalah, serahkanlah semua kepada Tuhan, karena sampai hari ini, Tuhan tetap menjawab doa kita, seperti yang tertulis dalam Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” Demikian orang yang berdoa dengan tekun akan mendapatkan jawaban sebab Yesuslah jawaban hidup kita.
Tuhan mau supaya kita memiliki komitmen ini, yaitu berdoa. Kalau kita berdoa hanya pada waktu ibadah, itu dapat dikatakan palsu. Doa merupakan nafas kehidupan kita sehari-hari. Komitmen juga harus kita lakukan dalam hal memberi korban persembahan dan mengejar Firman. Yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat seperti yang tertulis dalam  Pengkhotbah 10:10 dan Amsal 13:10. Kalau kita mengejar Firman, maka akan mendapatkan hikmat dan yang terpenting untuk berhasil adalah memiliki hikmat Tuhan. Mendengar Firman ibarat kita sedang menabung, dan pada saat diperlukan maka maka hikmat itu akan keluar. Kalau seseorang tidak memiliki hikmat, maka hidupnya akan susah. Dan ayat lain juga dikatakan : “tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil” (Mazmur 1:2-3).

3. Perkataan

Seringkali kita salah dalam berbicara. Firman Tuhan berkata : “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan” (Amsal 15:1-2). Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam perkatakan kita sebab apa yang kita katakan itulah yang akan terjadi seperti yang tertulis dalam Amsal 18:21, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”  Selain itu dalam ayat lain dikatan, “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia” (Mazmur 24:4-5). Kalau kita berjanji kepada Tuhan maka harus ditepati. Biarlah lidah kita bukan lidah yang bersumpah palsu. AminSumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification