15 November 2014

Relevansi Kasih Dalam Kehidupan

Ayat Bacaan: 1 Yohanes 4:7-21

Dunia telah mengalami kekeringan akan kasih; sehingga pada waktu dimunculkan hari kasih sayang, maka ditangkaplah “kasih” itu. Walaupun demikian Iblis menungganginya lagi dengan berbagai cara, sehingga “kasih” yang sebenarnya merupakan kebutuhan bagi dunia ini menjadi salah. Bahkan ada beberapa atribut-atribut tentang kasih seperti cupid, merupakan lambang-lambang dari dewa-dewa, yaitu penyembahan berhala. Oleh sebab itu, kita sebagai anak-anak Allah biarlah kita menyatakan “kasih yang murni” yaitu kasih yang dari Tuhan. Alkitab menyatakan bahwa kita mengasihi karena Allah terlebih dahulu mengasihi kita. Kalau kita tidak dapat mengasihi yang kelihatan, apa lagi yang tidak kelihatan; dalam arti kata bahwa kita tidak dapat mengasihi Allah, jikalau kita mengasihi sesama manusia saja tidak bisa.

Ada seorang filosofi dunia yang berkata bahwa “seseorang tidak dapat mengasihi saudaranya dikarenakan mereka tidak dapat mengasihi diri sendiri.” Ini merupakan pendapat yang tidak tepat, karena orang sangat mengasihi dirinya sendiri, tentunya dia akan membenci orang lain. Jadi yang benar adalah “Orang tidak bisa mengasihi saudara atau sesamanya, karena mereka tidak mengasihi Allah.” Dan perlu diketahui bahwa kasih Allah memotifasi seseorang untuk dapat mengasihi orang lain.

Ada beberapa hal penting mengenai kasih yang harus kita pahami, tentunya ditinjau dari sisi iman Kristen :

1.    Kasih itu adalah perintah yang harus ditaati.

Lukas 10:27 berkata, “Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Pada ayat diatas terdapat kata ‘kasihilah’, yang intinya menunjuk pada suatu perintah. Dan perintah ini tidak dapat dilanggar, sebab apabila dilanggar maka sama dengan kita berbuat dosa. Namun dalam kenyataannya kita sering melakukan tindakan kasih yang disertai dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, kita mengasihi seseorang apabila orang tersebut juga mengasihi kita atau memberi keuntungan kepada kita. Tetapi sebaliknya bagi orang yang tidak mengasihi atau memberi keuntungan kita dianggap sebagai lawan atau kompetiter.

2.    Kasih adalah pilihan yang harus kita ambil.

Wahyu 2:4 berkata, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Bukan kasih yang meninggalkan mereka, tetapi merekalah yang meninggalkan kasih itu. Kasih itu tidak akan pernah hilang, dan jikalau kasih itu tidak ada dalam kehidupan kita, itu berarti kita telah meninggalkan kasih itu. Bukti dari pernyataan kasih dalam kehidupan kita adalah kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Sebagai gambaran yang sederhana yaitu bahwa kereta tidak dapat ditaruh di depan kuda, karena pasti sulit untuk berjalan. Jadi mana yang harus dikedepankan, itu yang harus dilakukan. Jadi, kasih kepada Allah dahulu kemudian kita akan dapat mengasihi orang lain dengan mudah.

Bagian yang sukar tentang kasih adalah kasih kepada Allah. Kalau kita berkata bisa mengasihi Allah, tetapi bukti mengasihi saudara tidak ada, sebetulnya kita belum sampai kepada “kasih kepada Allah.” Sebab aplikasi dari mengasihi Allah adalah jika kita mengasihi sesama kita. Sebetulnya lebih mudah untuk mengasihi Tuhan dengan kasih yang luar biasa, karena kesempatan untuk mengasihi Allah lebih besar karena sewaktu-waktu kita bisa bertemu dengan Tuhan. Kita memiliki banyak “cara” untuk mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan secara khusus. Untuk itu jadilah orang yang mengasihi Tuhan secara “khusus” bukan seperti “pada umumnya.” Orang-orang khusus adalah orang-orang yang  sangat mencintai Tuhan. Kalau Dia sewaktu-waktu bisa ditemui, maka dengan berbagai “cara” kita dapat menyatakan kasih kita kepada Tuhan.

Selanjutnya, berkat apa yang Tuhan berikan jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Ulangan 11:13-15 berkata, “Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.” Kalau kita mengasihi Tuhan secara khusus, maka Ia memberikan hujan awal dan hujan akhir secara bersama-sama. Tuhan akan memberikan kepada kita, berkat (gandum), sukacita (anggur), dan urapan (minyak) kepada kita.

Hujan awal tidak seberapa, tetapi hujan akhirlah yang lebat. Kalau hujan awal dan hujan akhir diturunkan bersama-sama, maka akan sangat luar biasa lebatnya. Tuhan sanggup mencurahkan berkat luar biasa dalam hidup kita. Bila hujan awal dan hujan akhir dicurahkan bersama-sama, maka akan terjadi seperti yang tertulis dalam dalam Yoel 2:23-24, “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu. Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.”

Kalau kita termotivasi untuk mengasihi Tuhan secara khusus, intim dengan Dia, senantiasa bercakap-cakap dengan Dia, berkorban, dan hal yang khusus lainnya, maka berkat Allah tercurah secara luar biasa dalam hidup kita. Selain itu, Tuhan akan memberikan pemulihan kepada kita seperti dalam Yoel 2:25, “Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu.” Ini diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Tuhan secara khusus dan bukan untuk orang-orang pada umumnya. Selain itu kita akan diperlakukan Tuhan secara ajaib seperti dalam Yoel 2:26 “Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.”  Amin.
Sumber: http://www.bethanygraha.org

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification